MY REPLACEMENT WIFE
.
.
Jung Yunho – Kim Jaejoong
Author : Na U-Young
Genre : Yaoi, Romance, Mpreg, Drama, A Lil Comedy.
Rate : M - NC17
Lenght : Multichapter
Warning: Yaoi, Not for children/Underage Not Allow, Adult Content, DLDR/Dont Like Dont Read, No Bash, Typo, OOC, no edit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
CHAPTER 05
.
.
.
Yunho tengah mengendarai mobil pribadinya dengan kecepatan sedang menuju perusahaannya. Sesekali ia lirikan mata sipitnya pada jam mahal berwarna hitam di tangan kirinya. Sepertinya Yunho sangat tergesa-gesa untuk menghadiri rapat internal dengan beberapa staff perusahan periklan yang ia miliki. Namun bukan hanya memikirkan tentang pekerjaannya juga. Disisi lain Yunho merasa khawatir dengan demam yang di alami oleh anak sulungnya Jung Daehan. Andai ini bukan rapat yang begitu penting, ia memilih untuk cuti dan merawat Daehan.
Drrt... Drrtt...
Terdengar suara ponsel Yunho yang bergetar disaku celananya. Dengan perlahan Yunho memelankan laju mobilnya dan segera mengambil ponselnya, menatap layar touchscreen untuk melihat siapakah nama pengirim pesan itu. Yunho seketika menyunggingkan senyuman tipisnya kala melihat beberapa deret kata yang mampu membuat hatinya menghangat.
From : My Boo
Bear... Kau tenang saja tidak usah terlalu khawatir, Daehan akan aku bawa ke Rumah Sakit hari ini. Sekarang ia sedang aku suapi dengan sup bubur kesukaannya dan beruntung ia lahap sekali. Hihiii... Kau bekerjalah... jangan lupa untuk memakan bekal yang sudah aku taruh dikursi penumpang. Aku dan anak-anak mencintaimu...
Yunho terus menyunggingkan senyumannya dan segera memfokuskan kembali pada jalanan yang mulai terlihat ramai. Saat hendak menaruh ponselnya kedalam saku celana, Yunho dikejutkan dengan aksi seorang wanita yang tiba-tiba berlari dan berdiri tepat dari arah depan mobilnya. Saking terkejutnya Yunho segera menginjak rem dengan tiba-tiba, hingga mengakibatkan kepalanya terbentur cukup keras pada stir mobil.
"Aakkh... dasar wanita gila..." Yunho melenguh kesakitan pada kepalanya, kemudian ia segera menatap kearah wanita yang kini dengan brutal menggedor-gedor kaca mobilnya.
"Yunho! Buka pintunya! Buka aku bilang!" Teriak wanita itu.
Dengan malas Yunho menekan tombol untuk membukakan pintu mobil yang terkunci. Wanita cantik bertubuh seksi itu langsung masuk kedalam mobil dengan seenaknya.
"Jalankan mobilnya..." Perintah wanita itu lancang.
"Apa? Mengapa kau menyuruhku? Aku bukan supirmu! Keluar kau!" Kesal Yunho dengan sikap wanita sok memerintah yang sudah duduk disebelahnya.
"Yak! Kalau kau tidak jalan, kita akan berurusan dengan pihak kepolisian..." Dengan malas Yunho melajukan kecepatan mobilnya.
"Aku tidak punya waktu lagi, aku akan mengantarmu pulang."
"Tidak! Aku tidak mau pulang! Aku mau kita bercinta sekarang juga!" Mendengar kata-kata yang keluar dari bibir wanita itu seketika membuat Yunho segera menghentikan laju mobilnya dan menatap wanita itu dengan garang.
"Mwo?"
"Iya bukankah kau yang selalu menginginkanku eoh?"
Yunho berdecak kesal dan menatap wajah wanita itu dengan penuh keseriusan "Sudah aku katakan hubungan kita sudah tidak ada lagi. Hanya sebatas partner one night stand tidak harus membuatmu begitu lancang. Dan kau..." Yunho mengarahkan jari telunjuk tepat diwajah wanita bernama Kwon Boa. "Kau tidak seharusnya menganggap ini serius. Dan aku sudah mendapatkan kepuasaanku tersendiri yaitu dengan kekasihku. Maaf jika aku harus berkata kasar tapi kumohon kau segera turun dari mobilku sekarang!" Wanita itu terperangah saat mendengar nama kekasih seperti yang di ucapkan oleh Yunho. Dengan wajah yang terkejut ia segera keluar dari mobil dan berdiri tidak percaya akan kenyataan jika Yunho memutuskan untuk kembali berkomitmen dengan memiliki seorang kekasih yang nyatanya bukanlah dirinya.
"Mustahil! Tidak akan aku biarkan! Shit kau Jung Yunho!" Wanita itu mengumpat saat Yunho mulai melajukan mobil mewahnya meninggalkan wanita tersebut dengan segala sumpah serapahnya.
.
.
.
Jaejoong sedikit kesusahan saat menyetir mobil milik kekasihnya. Pasalnya Jung Daehan tidak ingin lepas dari pelukan hangat Jaejoong yang ia anggap sebagai ibunya. Daehan menyandarkan kepalanya dengan tenang tepat didada Jaejoong dengan kedua tangan mungilnya memeluk erat tubuh sang eomma.
Jaejoong berusaha tetap fokus pada jalan raya dan sesekali mata doenya melirik pada Minguk dan Manse yang sibuk menatap kaca jendela sambil menggumamkan beberapa lagu yang tidak terlalu jelas didengar. Jaejoong hanya tersenyum tipis lalu mencium puncak kepala Daehan dengan sayang.
.
.
Sesampainya dirumah sakit Jaejoong segera turun dari mobilnya sambil menggendong Daehan yang berwajah pucat. Kemudian ia mencoba membantu Minguk dan Manse untuk melepaskan seat belt walau hanya dengan sebelah tangan. Karena tangan kirinya tengah menggendong Daehan.
"Minguk-ah tolong bawakan tas Daehan hyung ya... dan segera turun, Eomma akan menutup pintu mobil." Perintah Jaejoong lembut dan di patuhi oleh Minguk dan Manse.
"Kalian bergandengan tangan ya dan ikuti Eomma. Jangan sampai terpisah okay?"
"Ne..." Ujar Manse dan Minguk bersamaan dengan suara imutnya.
.
.
Jaejoong berusaha untuk menenangkan Daehan yang mulai gelisah saat dibaringkan diatas ranjang pasien di ruangan dokter spesialis anak. Berkali-kali Jaejoong mengecup kening Daehan dan mengusap-usap tangan mungil Daehan yang meremat jemarinya.
"Gwenchana sayang..." Ujar Jaejoong dan di angguki pelan oleh Daehan yang mulai sesegukkan saat dokter hendak memeriksa tubuhnya dengan menggunakan stetoskop.
"Suhu tubuh Daehan cukup tinggi 38,5 derjat celcius. Jika ingin meredakan demamnya dengan cepat bisa dilakukan dengan penyuntikan." Ujar Dokter bernama Nam Soomi. "Baik Dokter silahkan." Kemudian seorang suster segera menyiapkan suntikan dan sebuah vial berisi obat cair untuk diinjeksikan dilengan Daehan. Namun saat melihat benda yang menurut Daehan sangat mengerikan lantas ia segera duduk dan merangkak dengan cepat, memeluk leher Jaejoong ketakutan.
Daehan mulai merengek "Eommaa... Daehan tidak mau... hiks..."
"Sssh... tidak apa sayang. Jangan takut, Daehan peluk Eomma saja ya. Setelah ini Eomma akan belikan Daehan Es krim kesukaan Daehan."
"Uungg..." Daehan segera menyandarkan kepalanya didada Jaejoong yang sudah mendudukan dirinya diatas ranjang pasien. Hingga dirasa cukup tenang, kemudian pria cantik itu menganggukan kepalanya pertanda Daehan sudah bisa disuntik sekarang.
Tubuh Daehan mengejang saat kapas dingin berisi alkohol di usapkan di tangan kanannya, dengan sangat hati-hati Dokter menusukkan jarum suntik dan menekan cairan itu agar masuk kedalam pembuluh darah Daehan. Tangisan Daehan langsung mengencang dan meronta begitu liar, membuat Jaejoong sedikit kesusahan namun dengan sabar ia terus memeluk erat Daehan agar tidak terlalu banyak bergerak. Sambil membisikan kata-kata yang akan menenangkan putra sulung dari kekasihnya Jung Yunho untuk mengurangi rasa takut yang berlebihan.
"Nah... sudah selesai... Daehan anak yang hebat bukan?" Tanya Dokter muda itu dengan senyuman ramahnya. Daehan masih menangis sesegukan hingga membuat Minguk dan Manse memandang horor saat melihat kakaknya yang baru saja disuntik.
"Minguk-ah... Kasihan Daehanie hyung pasti tangannya sakit sepelti digigit lebah yang jahat..." Ujar Manse yang merasa sedikit ketakutan membayangkan rasa sakit saat disuntik. Minguk hanya mengangguk-anggukan kepalanya hampir dengan mata yang berkaca-kaca karena iapun takut melihat Daehan yang menangis meronta.
"Minguk-ah, Manse-ah kemari popo hyung kalian yang sudah pintar hari ini." Jaejoong menyuruh duo jung junior yang sedang berdiri dipintu untuk mendekat dan mencium pelan bibir Daehan secara bergantian. Hal itu membuat Dokter yang melihatnya tersenyum kagum sekaligus gemas.
"Anak-anak anda benar-benar menggemaskan dan sangat tampan." Jaejoong ikut tersenyum dan mengusap satu persatu puncak kepala Minguk dan Manse sayang. Sedangkan Daehan terus meminta Jaejoong untuk digendong.
"Ini resep obatnya nyonya, silahkan diambil dibagian apotek. Semoga Daehan cepat sembuh. Kalau Daehan diberikan Es krim boleh saja tapi harus dengan komposisi gizi yang lengkap dan kaya akan susu." Ujar Dokter muda itu ramah dengan senyuman khasnya.
"Terima kasih Dokter Nam." Jaejoong segera keluar dari ruangan dokter sambil menggendong Daehan, diikuti dengan Minguk dan Manse yang menguntit di belakang.
.
.
Yunho terlihat sangat bad mood dari mulai masuk ke perusahaannya hingga jam istirahat seperti sekarang ini. Sesekali ia melenguh nyeri pada bagian jidatnya yang agak memar.
"Astagaa... gara-gara wanita itu ketampananku berkurang." Ujar Yunho saat melihat memar yang sedikit membiru pada jidatnya melalui kaca besar didalam toilet pria.
"Eh... hyung... ada apa dengan jidatmu? Apa kau ingin bersaing dengan Yoochun hyung? Hahaha..." Ledek Changmin yang baru saja masuk ke dalam toilet.
"Kalau saja kau berkata seperti itu dihadapan orang banyak sudah aku bakar hidup-hidup kau food monster."
"Hahahaa... aku bercanda kok hyung... cepat obati memarmu, nanti calon istrimu semakin khawatir jika tidak kau obati." Yunho tersenyum penuh arti saat Changmin mengatakan bahwa Jaejoong adalah calon istrinya. Ia berharap seperti itu dan semoga.
Namun beberapa detik kemudian Yunho mendengus kesal karena Changmin yang malah menertawakannya.
"Kali ini kau selamat... next time kau tidak akan aku biarkan menyicipi masakan terlezat dan ternikmat buatan Joongie. Hahahaa..."
"Hyung! Kau tegaaaa!" Changmin berteriak kekalahan karena impiannya selama beberapa minggu ini adalah menyicipi makanan buatan kekasih cantik sang sahabat. Yunho hanya tertawa melihat wajah frustasi Changmin kemudian ia kembali pada sosok karismatiknya.
Well, Yunho adalah sosok yang sedikit angkuh namun ramah jika berada dilingkungan kerja dan bisnis, ia menjunjung tinggi harga diri, sikap karismatik dan berkuasa. Ia tidak ingin terlihat lemah, karena itu telah menjadi tameng bagi dirinya agar disegani banyak orang. Bukan bersikap sombong tapi ini karena ia menjaga attitude sebagai salah satu pengusaha terkaya di Korea. Otomatis ia harus bersikap profesional akan jabatan yang telah dipercayakan sang ayah Mr. Jung Hangeng sebagai President di Red Ocean Hotel dan Jung's Advertising company namun Jung Corp masih dipegang ayahnya.
Namun jika sedang bersama sang terkasih Yunho tak segan-segan mengeluarkan sikap manja dan posesifnya. Ia benar-benar tak bisa menjaga mannernya lagi, begitu luluh dan tergoda untuk sekedar menatap dan menjamah tubuh porselin kekasihnya dan selalu ingin membuat Jaejoong terus berada disisinya walau dirinya harus beberapa kali saling berebut dengan ketiga anaknya yang tidak kalah posesifnya. Ck... bisa dibayangkan begitu manis dan menggemaskan seorang ayah dan para jung junior yang sangat ketergantungan pada sosok cantik seperti Kim Jaejoong yang mempesona. Entah sudah berapa kali Yunho mengucap syukur akan rasa bahagia yang seperti ini.
.
.
Setelah menempelkan plester luka pada jidatnya, pria tampan itu segera memakan bekal yang sudah disiapkan oleh sang terkasih Kim Jaejoong. Mulutnya begitu penuh dan dimanjakan dengan cita rasa yang begitu lezat di indera pengecapannya. Setelah menghabiskan bekalnya, Yunho segera menghubungi kekasihnya untuk mengetahui keadaan putra sulungnya Jung Daehan.
Beberapa detik kemudian Jaejoong mengangkat sambungan teleponnya, hal itu membuat Yunho tak berhenti mengulas senyum kerinduan.
"Boo..."
"Ne Bear... kau sedang beristirahat? Bagaimana pekerjaanmu?"
"Fiuh... Sangat melelahkan... aku butuh chargerku sayang..." Jaejoong mengernyitkan alisnya bingung dengan kata-kata ambigu Yunho.
"Charger apanya Yun? Kau lupa mengisi baterai ponselmu eoh?"
"Bukaaaan...! Aku butuh charger agar staminaku bangkit lagi..." Jelas Yunho dengan nada sedikit manja, namun tetap Jaejoong masih belum mengerti.
"Maksudmu apa sih Yun..."
"Aishhh... Aku ingin mencharger juniorku melesak jauuuh kedalam surgaku hangat dilubang mu yang ketat berwarna pink. Ahhh... begitu nikmat dan... emm.. aku benar-benar horny sekarang Booh..."
Blush...
Wajah Jaejoong langsung memerah malu saat mendengar kata-kata Yunho yang begitu vulgar.
"Ya! Bisa-bisanya kau horny di saat jam kerja eoh? Tidak ada chargeran..." Sangar Jaejoong sambil berusaha menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan telapak tanganya.
"Boo... ayolah..."
"Anakmu sedang sakit... urungkan saja niatmu itu sampai Daehan sembuh. Setelah itu kau bisa menikmatinya."
Yunho mendengus pasrah sambil menatap miliknya yang lesu tidak bersemangat. Kemudian ia teringat jika anaknya Daehan sedang sakit "Boo... Bagaimana keadaan anak kita?"
"Demam Daehanie sudah turun Bear... sekarang ia sedang tidur, begitu pula dengan Minguk dan Manse. Mereka tidak terlalu menyusahkan hari ini, malah membantuku merawat Daehan." Yunho tersenyum simpul mendengar kabar yang cukup melegakan hatinya.
"Kau beristirahatlah Boo... aku akan pulang dua jam lagi."
"Uhm... ne... Kau sudah memakan bekal mu?"
"Sudah Boo... tapi kepala ku pening sekali..."
"Kau sakit Yun? Apa perlu aku ke kantormu membawakan obat?" Tanya Jaejoong yang mulai khawatir.
"Iya sakit... jidatku memar kejeduk stir mobil. Wajahku tidak tampan lagi, aku takut kau akan berpaling pada laki-laki lain. Hiks..." Yunho berusaha menahan tawanya karena ia mengeluarkan dramanya lagi.
"Ya! Untuk apa aku berpaling pada laki-laki lain eoh? Aku kan sudah diperawani oleh mu. Aishh..."
"Hahahaa... iyaa Boo... nanti setelah aku pulang aku minta jatah ya... ya..." Jaejoong memutar matanya malas.
"Anakmu sedang sakit. Tidak... tidak ada jatah untukmu. Cepatlah pulang... biar aku cium jidatmu biar sembuh." Ujar Jaejoong sambil menahan rona dikedua pipinya.
"Tehehee... Love you Boo..."
"Nado Bear..."
Yunho mematikan sambungan teleponnya dan terkekeh kecil saat mengingat jika sikapnya benar-benar berubah 360 derajat jika bersama dengan Jaejoong. Ia cukup bahagia dan lega selama Jaejoong dan ketiga anaknya selalu berada dalam jangkauannya. Ia merasa hidupnya semakin lengkap dan menyenangkan.
.
.
.
Choi Corp.
Seorang pria tampan berkulit putih maskulin itu terlihat sibuk dengan beberapa dokumen yang baru saja ia terima dari sekretaris kepercayaannya. Mata elangnya begitu jeli dan fokus mengamati setiap deret kalimat yang tertera. Ia adalah pekerja yang keras dan ia sangat membenci ketidak profesionalan karyawannya. Mungkin ia tidak ingin rugi dan tidak suka setengah-setengah dalam masalah pekerjaan.
Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan dari pintu ruang kerja tuan muda Choi, hingga ia mengalihkan perhatiannya pada asisten sekaligus sekretaris kepercayaannya Kim Junsu.
"Maaf menganggu tuan, saya ingin menyampaikan jika Mr. Jung telah menyetujui proposal kerja sama kita dalam mengiklankan mobil terbaru kita. Ini dokumen yang sudah beliau tanda tangani, silahkan diperiksa." Pria tampan cenderung manis itu menyerahkan beberapa lembar dokumen kepada atasannya.
Pria bermata elang itu hanya menganggukkan kepalanya saat melihat tanda tangan persetujuan untuk melakukan kerja sama. Lalu pria tampan itu tersenyum dan menaruh dokumen tersebut diatas meja kerjanya.
"Tolong kau atur pertemuanku dengan Mr. Jung, Aku ingin menjamunya dengan makan di restoran berkelas." Perintah Mr. Choi ramah pada sang sekretaris, lalu pria manis itu membungkukan badannya mengerti dan meminta izin untuk pamit namun langkahnya terhenti saat sang atasan memanggilnya.
"Iya ada yang bisa saya bantu lagi tuan?" Tanya Junsu yang sudah berbalik menghadap tuan muda Choi. Lalu pria tampan itu tersenyum ramah dan memberikan dua buah tiket bioskop kepada sekretaris kesayangannya.
"Terimalah tiket ini Junsu-ah, kau perlu refreshing karena kau sudah bekerja dengan sangat baik. Ajaklah kekasihmu hani, aku yakin dia tidak akan marah lagi karena akhirnya kau mau meluangkan waktu untuknya." Junsu menatap dua buah tiket yang dipegang tuan muda Choi dengan sedikit keraguan. Ia tahu jika tuan muda Choi adalah sosok yang baik padanya dan mengerti akan kehidupannya sebelum ia diangkat menjadi sekretaris tuan muda Choi, hingga ia dikenalkan dengan seorang gadis bernama Hani.
"Ambilah Junsu-ah... kau berhak mendapatkan waktu bersantai." Ujar tuan muda Choi ramah. Namun Junsu menantap wajah sang atasan dengan sedikit muram namun ia masih mencoba untuk tersenyum.
"Maaf tuan muda, bukannya saya ingin bersikap lancang. Tapi saya tidak berhak menerima kebaikan tuan lagi karena saya akan kesusahan untuk membalas budi. Lagipula... saya dan hani..." Sejenak Junsu menghentikan ucapannya dan malah memilih untuk menatap lantai. Kemudian ia segera menatap kembali atasannya "Saya dan Hani sudah tidak ada hubungan lagi tuan. Kami putus hubungan." Mendengar ucapan dari Junsu malah membuat tuan muda Choi ikut merasakan kegalauan Junsu.
"Maafkan aku karena tidak tahu jika kalian telah berhenti berhubungan. Tapi setidaknya kau mau menerima tiket ini dan mengajak seorang teman." Dengan ragu-ragu Junsu mengambil tiket tersebut dan membungkukkan badannya mengucapkan rasa terimakasihnya lalu segera berjalan keluar dari ruangan Mr. Choi.
Setelah Junsu keluar dari ruangannya Mr. Choi memangku dagunya dengan tangan kanannya teringat akan sesuatu. "Hm... rumornya Mr. Jung adalah seorang duda. Sebaiknya aku mencarikan beberapa gadis cantik dan seksi untuk memuaskan hasratnya." Kekeh Mr. Choi dengan seringaian evil saat ia menemukan ide cemerlang agar partner kerjanya merasa senang dan terpuaskan. Ia pikir dengan cara seperti ini malah akan menambah keakraban dirinya dan Mr. Jung.
.
.
.
Jung Mansion
Yunho baru saja memarkirkan mobilnya pada garasi yang berada di bagian sisi samping mansionya. Pria bermata musang itu mulai berjalan menuju pintu dan menekan bel dengan sedikit tergesa-gesa. Mendengar suara bel berbunyi membuat Jaejoong segera bangun dari tidurnya dan bergegas menuruni tangga dengan sedikit berlari hendak membuka pintu.
Saat pintu itu terbuka, Yunho dengan cekatan menumbruk tubuh Jaejoong hingga membentur dinding, membuat Jaejoong sedikit meringis. Bibir tipis Yunho kini bergerak liar menyerang bibir Cherry Jaejoong yang begitu merah menggoda untuk dilumat. Pria gagah itu sibuk menyesap, mengisap dan mengigiti dengan sedikit brutal bibir yang menjadi candunya membuat Jaejoong melenguh mendesah dalam ciumannya.
Jaejoong yang masih dalam keadaan terkejut akan spontanitas kekasihnya berusaha menahan dada Yunho agar segera menghentikan ciuman ganasnya pada bibirnya. Hal itu malah membuat Yunho sedikit kesal dan ia segera menatap intens wajah Jaejoong yang merah padam sambil meraup oksigen yang hampir habis didalam paru-parunya.
"Hahh... hahh... Yun kau mau membunuhku eoh?" Protes Jaejoong sambil mengusap bibir dan dagunya yang basah akibat air liur Yunho. Namun Yunho hanya menyeringai tidak peduli, malah ia segera menyerang leher putih Jaejoong yang terekspos bebas karena saat ini Jaejoong sedang mengenakan kaos v neck yang cukup lebar. Memudahkannya untuk mengeksplor wilayah favoritnya.
"Hmpp... nghhh... Yunho... nnghhh..."
Jaejoong menggeliat kegelian sambil mencengkram kemeja biru malam Yunho hingga kusut. Pria cantik itu melenguh, sambil memejamkan matanya membiarkan sang kekasih yang sedang asik mengisap-isap lehernya hingga menimbulkan tanda kemerahan yang sangat kentara.
"Aku lapar Boo... aku menginginkanmu... nghh..." Yunho segera mengangkat tubuh ramping Jaejoong seperti anak koala dan berjalan cepat menaiki tangga hendak menuju kamar mereka. Pria tampan berkulit eksotik itu sudah tidak sanggup lagi menahan nafsunya yang memuncak sampai keubun-ubun. Ia sungguh horny saat ini. Ia butuh pelepasan nafsunya.
Masih dengan mencumbu leher Jaejoong, Yunho segera mendorong pintu kamarnya dengan menggunakan kaki kanannya.
BRUK...
Yunho menjatuhkan tubuh ringan Jaejoong keatas king's bednya dengan sedikit kasar karena sikap tidak sabaran pria tampan itu. Dengan tergesa-gesa Yunho segera melempar dasi dan membuka kancing kemejanya dengan cepat lalu merangak merangkap tubuh Jaejoong yang masih menatap Yunho yang begitu horny.
Seringaian evil tercetak jelas dari wajah mesum Yunho, lalu ia segera mencium gemas bibir Jaejoong yang sudah membengkak. Saat hendak mengendus leher kiri Jaejoong, Yunho terkejut dengan suara terikan nyaring yang menggema disebelah kamarnya.
"Eomaaaaaa... Eommaaaaa... huaaaa..." Dengan hembusan nafas pasrah Yunho memutar tubuhnya, dan langsung menggendong tubuh Jaejoong menuju kamar anak-anaknya.
"Eommaaaa... hiks... Eommaaaaa..." Teriak Daehan saat tidak mendapati Jaejoong disampingnya.
Yunho menatap cemberut pada sang anak yang mulai menangis diatas kasurnya. Beruntung Manse dan Minguk masih tertidur pulas kalau tidak bisa hancur mansion ujar Yunho dalam hati. Kemudian kilatan nafsu Yunho meluap dan berubah menjadi tatapan memelas kearah sang kekasih yang hanya menertawakan nasibnya.
"Ya... jangan menatapku dengan wajah jelek mu Bear... kajja turunkan aku." Perintah Jaejoong, kemudian Yunho menurunkan tubuh Jaejoong tepat disisi Daehan. Setelah melihat orang yang dicarinya, Jung Daehan segera menghentikan tangisannya dan segera mendudukan tubuhnya diatas pangkuan Jaejoong. Pria berwajah cantik itu tersenyum manis dan mengusap-usap kepala Daehan dengan sayang.
"Eomma... Daehan mau es klim... es klim yang besal eomma..." Pinta Daehan walau suaranya masih terdengar lemah. Mendengar permintaan Daehan lantas membuat Jaejoong mendongakan wajahnya menatap wajah Yunho yang masih cemberut.
"Yun... bolehkah aku keluar sebentar untuk membeli es krim dan buah-buahan untuk Daehan?"
"Jangan es krim Boo... Daehan sedang sakit."
"Kata Dokter Nam aku boleh memberikan Es krim untuk Daehan, namun harus dengan gizi dan kaya akan susu. Itu malah akan menunjang imunnya. Sebentar saja please..." Jaejoong mengeluarkan puppy eyesnya dengan sedikit mengerucutkan bibirnya. Yunho yang tidak tahan segera mengecup singkat bibir Jaejoong dan mengizinkan Jaejoong untuk berbelanja.
"Gumawo bear..." Setelah mendapat izin, Jaejoong segera bangkit dari duduknya dan menyerahkan Daehan kedalam gendongan Yunho.
"Daehan tunggu sebentar ya... Eomma belikan es krim buat Daehan, Minguk dan Manse. Daehan sama Appa dulu ya." Ujar Jaejoong memberi pengertian pada Daehan. Lalu Daehan mengangguk imut kemudian menatap punggung Jaejoong yang perlahan menghilang dari pintu kamarnya.
.
.
.
Kini Kim Jaejoong sudah berada didalam sebuah super market yang cukup besar di daerah perkotaan Seoul. Tangannya sibuk memilih es krim mana yang akan diberikannya pada Jung Triplet. Pria cantik itu memutuskan untuk membeli se-cup besar es krim rasa vanila dan banana. Kemudian ia berjalan menuju rak buah-buahan. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara yang begitu familiar di indera pendengarannya.
"Aku lelah hyung... aku ingin membeli minuman terlebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalananku mencari tunanganku Jaejoongie." Seorang pria berjas hitam terlihat sedang sibuk berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Pria itu berjalan santai menuju lemari minuman dingin melewati Jaejoong yang berdiri membeku saat mendengar namanya disebut.
DEG... DEG...
Jantungnya tiba-tiba berdegub sangat kencang, jari-jari tangannya mulai terasa dingin dan otot sendinya mulai lemas. Ia ketakutan. Benar-benar ketakutan.
"Ya Tuhan... aku harus segera keluar dari sini. Jangan sampai mereka menangkapku, aku tidak ingin bertemu dengan pria iblis itu" Batin Jaejoong meringis kemudian ia segera berjalan sedikit tergesa-gesa menuju kasir tanpa sempat membeli buah.
Dengan takut-takut Jaejoong menolehkan kepalanya kearah belakang untuk memastikan apa pria itu masih berdiri didepan lemari minuman dingin. Namun mata doe Jaejoong semakin terbelalak kaget saat Pria itu memiringkan kepalanya dan melepaskan kacamata hitamnya karena ia melihat sosok yang begitu familiar, sosok yang dicarinya selama beberapa minggu ini.
Melihat akan hal itu Jaejoong segera memberikan keranjang berisikan es krim untuk anak-anaknya kepada penjaga kasir. Ia memohon agar penjaga kasir itu bisa bergerak cepat menghitung jumlah pembeliannya. Dengan deguban jantung yang semakin kencang, Jaejoong terus berdoa agar pria itu tidak menghampirinya. Diketuk-ketukan jarinya pada meja kasir gugup, menyuruh agar segera memasukannya barang kedalam kantong plastik.
Drap... Drap...
Jaejoong meneguk air liurnya dengan kesusahan karena saat ini pria tersebut malah mulai berjalan mendekatinya. Perlahan tapi pasti, semakin lama semakin mendekat hingga pria itu benar-benar ada dibelakangnya.
DEG...
Setelah melihat Jumlah yang tertera pada mesin kasir Jaejoong segera mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya pada penjaga kasir yang terliihat bingung dengan sikap konsumennya yang terlihat gelisah.
"Ayoo cepat aku mohon... jangan menatapku seperti itu..." Ujar Jaejoong memelas dan sedikit memaksa.
Puk...
Tubuh Jaejoong tiba-tiba menegang saat dirasa sebuah tangan menepuk-nepuk bahu kanannya.
"Kau siapa? Sepertinya aku pernah mengenalmu?" Ujar pria yang sedang berdiri dibelakang Jaejoong. Dengan helaan nafas berat Jaejoong segera memasang kacamata coklatnya berusaha agar tidak terlalu dikenali orang yang menanyakan siapa dirinya. Lalu Jaejoong mencoba menjawab pertanyaan pria itu dengan sedikit santai.
"Tidak. Anda pasti salah orang. Saya tidak mengenal tuan." Jawab Jaejoong tanpa mau menoleh kebelakang. Namun pria itu malah tidak percaya dan mulai mendekatkan wajahnya ingin memastikan kalau didepannya ini adalah orang yang ia cintai.
"Tunggu..."
"Kau... kau... Kim Jaejoong?"
DEG...
Nafas Jaejoong seolah-olah terhenti dan matanya terbelalak kaget saat namanya dengan fasih disebut.
"Ini kembaliannya, terimakasih sudah berkunjung." Ujar si penjaga kasir ramah, namun dengan kesempatan sempit yang Jaejoong punya ia segera berlari sambil membawa plastik belanjaannya menuju parkiran mobil.
Dengan tergesa-gesa Jaejoong lari seperti orang kesetanan mencari letak mobilnya yang cukup jauh.
"Tuhan... tolong aku... aku mohon... Tuhan... tolong aku...!" Akhirnya Jaejoong menemukan mobilnya dan segera mengambil kunci mobil yang ada disaku celananya.
Disisi lain...
"Aku menemukan Kim Jaejoong, temui aku di Q Supermarket sekarang. Halangi jalannya!" Teriak pria tampan itu saat menelpon bawahannya kemudian melempar minuman kaleng keatas meja kasir tanpa mau membayarnya. Pria itu segera berlari sambil meneriaki nama Jaejoong dengan sangat nyaring. Hal itu malah membuat Jaejoong semakin gugup, tangannya gemetar hingga mengakibatkan kunci mobilnya jatuh berulang kali.
"Kim Jaejoong! Sayang... jangan pergi!" Otak Jaejoong seakan-akan blank namun dengan cepat ia langsung mengambil kuncinya dan segera masuk kedalam mobil. Belum sempat ia mengunci pintu pria itu segera menarik pintu mobil Jaejoong agar terbuka.
Aksi saling tarik menarik pintu mobilpun terjadi, hingga mengakibatkan Jaejoong menangis semakin frustasi dan ketakutan.
"Kumohon... jangan mengganggu kehidupanku lagi...!" Teriak Jaejoong sambil berusaha sekuat tenaga menarik pintu mobilnya.
"Tidak! Kau tunanganku! Aku mencintaimu Jae...!"
"Omong kosong! Aku bilang lepas! Choi Siwon!"
Brak...
Beruntung akhirnya Jaejoong dapat menarik pintu mobil kemudian menguncinya dengan gerakan cepat.
Pria tampan itu terlihat sangat marah dan gusar hingga iapun segera berlari menuju mobilnya yang sedikit jauh dari mobil Jaejoong. Melihat akan kesempatan itu Jaejoong segera melesatkan mobilnya keluar menuju jalan raya.
Jaejoong menginjak gasnya tak terkendali. Mata doenya menatap tak percaya saat ia melihat dua buah mobil sedan hitam mengejarnya dari arah belakang.
"Yunho... Yunho... tolong aku... Yunho tolong aku... hiks..." Jaejoong mulai menangis ketakutan sambil menyebut nama kekasihnya. Pikirannya benar-benar kalut, kemudian sebuah mobil mulai mendekati mobilnya dan membenturkan bagian belakang mobil Jaejoong dengan cukup keras.
BRUK...
Jaejoong mulai kehilangan kendali namun ia tetap berusaha fokus pada jalan raya yang agak padat.
"Kumohon hentikan! Jangan mengejarku!" Teriak Jaejoong frustasi. Namun mata doenya sedikit berbinar saat melihat rambu lalu lintas yang sedikit lagi akan berganti menjadi warna merah.
"Ini kesempatanku..." Jaejoong mengencangkan genggaman tanganya pada stir mobil kemudian dengan gerak cepat ia menyelip mobil yang berada didepannya dengan sangat lincah.
Ting...
Warna rambu lalu lintas kini berubah menjadi warna merah hingga mengakibatkan beberapa pengendara segera memelankan kelajuan kendaraan mereka agar berhenti pada tempatnya. Karena kecepatan yang tinggi mobil yang dikendarai oleh pria tampan bernama Choi Siwon langsung menabrak dengan keras mobil yang telah menghalangi jalannya. Hingga mengakibatkan jalanan menjadi macet.
Jauh... pria itu telah jauh kehilangan jejak Jaejoong yang hampir tak terlihat.
"Sial!" Umpat Pria bernama Choi Siwon sambil memukul stir mobilnya marah.
.
.
Jaejoong menghela nafas sedikit lega saat ia sudah mulai memasuki pekarangan mansion Jung. Masih dengan air mata yang mengalir Jaejoong segera turun dari mobilnya dan berlari masuk kedalam mansion.
"Yunhooo... Yun... hiks... Yunhooo!" Jaejoong berteriak frustasi memanggil nama kekasihnya menuju kamar mereka. Mendengar namanya dipanggil Yunho segera keluar dari kamar mandinya sambil memasang bathrobe putihnya hendak menemui Jaejoong.
"Yunhooo..." Lirih Jaejoong langsung menghempaskan belanjaannya dilantai kamar mereka dan berlari memeluk tubuh topless Yunho.
"Ada apa Boo... katakan padaku..." Tanya Yunho sambil mengusap-usap punggung Jaejoong berusaha menenangkan. Jaejoong semakin melesakan kepalanya pada dada bidang Yunho sambil menangis sesegukan.
"Hamili aku..."
"..."
"Hamili aku Yun!" Ujar Jaejoong sedikit berteriak dan mencengkram kedua lengan atas Yunho cukup kuat. Pria tampan itu masih bingung dengan permintaan Jaejoong yang menurutnya tidak masuk akal.
"Maksudmu apa Jae?" Jaejoong yang frustasi langsung menatap pilu kearah Yunho yang kebingungan.
"Aku mohon jika kau mencintaiku... hamili aku sekarang juga! Rasuki aku Yun... keluarkan semua spermamu kedalam tubuhku! Aku mohon..." Jaejoong terus memohon sambil menangis menatap wajah Yunho. Namun, tiba-tiba ia merasakan pening pada kepalanya hingga telapak tangan dan kakinya mulai dingin.
Bruk...
Tubuh Jaejoong seketika ambruk dan jatuh cukup keras diatas lantai kamar mereka. Yunho seakan tersadar segera membawa tubuh Jaejoong kedalam pelukkannya. Mencoba membangunkan Jaejoong yang kini lemah tidak sadarkan diri.
"Boo...!"
"Boojaejongie... Bangunlah ku mohon...!" Yunho terlihat semakin panik saat melihat bibir Jaejoong yang memucat. Dengan cekatan Yunho menggendong tubuh Jaejoong keatas ranjang mereka dan segera menghubungi kerabatnya Yoochun untuk menemuinya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue...
Na U-Young comeback...!
Maaf baru up karena banyak masalah ini itu... :"(
Jeng... Jeng... sudah taukan siapa si Tuan Muda Choi? Yup Young memilih Choi Siwon sebagai rival Yunho dan sebagai tunangan Jaejoong. Alasannya... Aku memang berinisiatif membuat karakter 2 face Choi Siwon. Selain terlihat tampan dan baik-baik saja padahal Siwon memiliki sifat psikopat apalagi jika berkaitan dengan Kim Jaejoong. Maaf kalau ada yang kecewa karena aku memang pengen Siwon yang berperan di FF ini. Dan juga maaf kalo ada yang kurang karena sudah lama gak buat FF... plus part naena aka NC pesenan kalian pasti bakal ada timingnya. Triplet imut hobby ganggu sih... :"(
.
So... THANGYU buat Review, fav & Follow... See you next episode...^^
Follow Wattpad Young yah... : Na_Uyoung
=Na U-Young=