MY REPLACEMENT WIFE
Jung Yunho – Kim Jaejoong
Author : Na U-Young
Genre : Yaoi, Romance, Mpreg, Drama, a lil Comedy.
Rate : M / NC for 17+
Warning: Dont Like Dont Read, No Bash, Typo.
Summary : Jaejoong kehilangan arah tujuan setelah ibu tirinya mengusir pria cantik ini dari kediaman mendiang ayah kandungnya. Saking frustasinya Jaejoongpun menerima sebuah pekerjaan dengan upah yang fantastis yang mempertemukan dirinya dengan seorang pria dewasa dan mapan Jung Yunho yang merupakan seorang duda memiliki tiga anak kembar.
.
.
.
.
.
.
Chapter ONE
Malam ini sangatlah dingin, terlihat jelas kepulan uap keluar dari tiap hembusan nafas yang keluar melalui mulut sang pria cantik. Ia nampak menggigil kecil sembari menarik sebuah koper berukuran besar. Ia tolehkan pandangannya ke arah kiri dan kanan serta tak luput pandangannya di arah belakang. Terdapat rasa takut dan waspada. Pasalnya pria cantik bernama Kim Jaejoong ini berada disebuah jalanan yang tak lagi ramai. Kalau boleh jujur dia benar-benar ketakutan saat ini. Begitu seram, gelap dan mencekam hingga bulu kuduknya meremang.
Tap
Tap
Tap
Tubuh Jaejoong menegang saat ia mendengar derap langkah kaki yang terdengar keras dan tergesa-gesa bergesekan dengan aspal dan pasir.
Deg
Deg
Suara langkah itu semakin cepat dan dekat.
Semakin lama terdengar sangat dekat. Degub jantung Jaejoong semakin tidak karuan, lalu ia berusaha mempercepat langkah kakinya sambil terus menyeret kopernya yang berat.
Dalam hatinya ia terus berdoa dan berharap ia menemukan hotel untuk menginap malam ini. Sungguh ia tidak ingin bertemu dengan segala bentuk makhluk halus ataupun penjahat. Ia bukanlah pria yang kuat untuk bela diri yang hanya ia bisa berlari secepat mungkin dan berdoa agar dirinya terhindar dari kesialan.
Namun sayang do'anya terlalu lambat untuk dikabulkan. Karna seorang pria bertubuh gemuk menahan pergelangan tangan kanannya dengan sangat kuat.
Grep...
Srak...
Mata doe Jaejoong terbelalak saat seseorang menodongkannya sebuah pisau berukuran sedang dileher putihnya. Lalu pria itu berkata... "Jangan bergerak, serahkan hartamu jika kau masih ingin hidup nona..."
"Lepaskan akuuu... hiks"
.
.
.
.
.
.
Jung Mansion
Seorang pria tampan dan dewasa terlihat begitu frustasi saat menghadapi tingkah nakal dari ketiga anak kembarnya Jung Daehan, Jung Minguk dan Jung Mansae. Triplet Jung yang manis masih betah dengan mobil-mobilan serta patung dinosaurus yang berserakan di ruang keluarga. Yunho terus saja melirik jam tangan yang bertengger dilengan kirinya sembari membujuk ketiga anaknya untuk tidur. Namun sekali lagi, ketiga anak kembarnya tidak menghiraukan bujukan bahkan rayuan sang Ayah yang menyuruh mereka untuk tidur.
"Aaakh... bagaimana ini, aku sudah janji dengan Boa untuk bertemu malam ini... aiiishh... Yak Minguk-ah jangan mengambil kacamata daehan kembalikan." Yunho mengejar Minguk yang cekikan saat appa-nya berusaha mengejarnya.
"Appa... appa... kacamata Daehan dicuri kukuuk... kukuk kembalikan juceyoo..." Daehan mengadu pada Ayahnya sambil menahan isak tangis yang hendak keluar dari mulut kecilnya.
"Hahahaa... ini kacamata minguk..." Mingguk terus berlarian dan bersembunyi dibawah meja makan.
"Yak... hup..." Akhirnya dengan paksaan Yunho berhasil menangkap tubuh mungil Minguk yang bersembunyi di kolong meja makan. Merebut kacamata yang dipegang Minguk, lalu diberikan kepada Daehan.
"Minguk kau nakal malam ini eoh... ayo minta maaf pada Daehan." Minguk hanya mengerucutkan bibirnya pertanda ia sebal pada sang Ayah.
"Daehan-ah... Mianhae..." Ucap Minguk sambil berjalan mendekati Daehan yang hanya menganggukan kepala imut sambil memperhatikan kacamatanya tanpa mau bertatapan muka dengan Minguk.
"Jjaa... sekarang berpelukan." Ujar Yunho menyuruh Minguk dan Daehan berpelukan.
"Sekarang saatnya kalian tidur. Mansae, Daehan, Minguk jja kita tidur." Ketiga anak kembarnya akhirnya menuruti perintah Yunho dan menguntit appanya yang mulai merebahkan tubuh mereka diatas kasur.
Setelah menidurkan ketiga anaknya, Yunho mengendap berjalan sangat pelan menuju ruang kerjanya mengambil ponselnya diatas sofa. Yunho terkejut saat mendapat puluhan notifikasi miscall maupun pesan singkat dari orang yang akan menjadi partner one night standnya malam ini. Pasalnya ia sudah berjanji dengan seorang wanita bernama Kwon Boa untuk menemuinya disebuah club jam 22.00 malam ini. Dan oh god... sekarang jam sudah menunjukan pukul 00.14 malam. Yunho mengerang frustasi mengingat penyaluran hasrat dan nafsunya kembali gagal. Sial...
"Aaaargggh... siaaalll... juniorku..." Yunho mengusak rambutnya kasar kemudian menatap juniornya yang malang. Dengan kasar Yunho menjatuhkan tubuh kekarnya pada Sofa berwarna putih. Memejamkan matanya untuk mengurangi rasa kekeasaln pada kesialannya.
Sebuah nama terlintas dalam benak Yunho. Park Yoochun, ah... sahabatnya pasti akan membantunya. Dengan sebuah ancaman.
Bibir Yunho membentuk sebuah seringaian jahat ketika ia mulai mendekatkan ponsel touchsreennya pada kuping kanannya.
"Yoboseyo..."
"Chun... ini aku Yunho."
"Ah ne, wae kau menelponku malam-malam begini eoh. Aku mengantuk sekali Yunho-ah."
"Yak kau! Dengarkan baik-baik, malam ini juga kau harus mencarikan seorang partner sex yang sehat. Ingat harus sesuai dengan seleraku."
"Kau gilaa... ini sudah lewat dari tengah malam. Mana ada penjaja sex yang sesuai dengan seleramu jika aku harus mencarinya malam ini."
"Aku tidak mau tau... carikan sekarang atau posisimu akan aku gantikan dengan Shim Changmin."
"Yak Jung Yunho..."
Pip
Pip
Yoochun menghempaskan kepalanya pada bantal empuknya tanpa berhenti mengumpat, meruntukin sifat Sahabat sekaligus atasannya Jung Yunho.
"Brengsek kau Jung. Awas saja... aarrghh..." Yoochun segera mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian yang lebih pantas untuk mencari partner one night stand Jung Yunho. Ia segera berlari mengambil kunci mobilnya dan memasuki mobilnya dengan tergesa-gesa.
.
.
.
.
.
Park Yoochun menelusuri jalan yang terlihat semakin sepi, menuju kesebuah klub malam. Mata sipitnya menelusuri setiap sisi jalan. Namun dirinya terkejut saat melihat seseorang yang terlihat berjalan tergesa-gesa sambil menarik sebuah koper berukuran besar. Dan ia sadar jika orang itu berlari menghindari seorang pria yang kini menodongkan sebuah pisau pada leher orang asing itu.
Melihat hal itu, Yoochun langsung menepikan mobilnya dan segera berlari hendak menyelamatkan orang tersebut. Sial korban itu adalah wanita, pantas saja ia lemah. Ujar Yoochun dalam hati.
"Hey, bung. Tolong lepaskan wanita itu. Kita bisa bicarakan ini baik-baik." Yoochun bernegosiasi.
"Ck... apa urusanmu eoh? Dia adalah mangsaku. Kalau kau tidak pergi dari sini. Akan ku pastikan wanita ini akan mati dihadapanmu." Tantang penjahat itu.
Mendengar kata mati, sontak membuat Jaejoong semakin ketakutan dan gelisah dalam kungkungan penjahat yang masih setia menodongkannya sebuah pisau tajam.
"Jangan... hiks... aku mohon lepaskan aku... selamatkanlah aku tuan... hiks..." Yoochun semakin panik dan tak tega melihat sang korban yang terlihat sangat pucat.
"Hey... to the point saja... kau ingin apa eoh? Uang? Jam mahalku? Perhiasaan yang sedang aku miliki ini? Aku bisa memberikan semuanya asal kau mau membebaskan wanita itu."
"Heh... semudah itukah aku harus mempercayaimu tuan? Baiklah... letakkan semua uang, perhiasan dan jam mahalmu kedalam tas ini." Penjahat itu melemparkan tasnya kehadapan Yoochun. Kemudian Yoochun mengeluarkan semua uang yang ada didalam dompetnya, melepaskan gelang dan cincinya serta jam tangan mahalnya lalu memasukannya kedalam tas milik si penjahat.
"Lemparkan barangmu kemari." Yoochun berdecih kesal karna penjahat ini terlalu cerewet kemudian ia melemparkan tas dan menjatuhkan tepat dimata kaki si penjahat.
"Kau sudah mendapatkan yang kau mau, sekarang lepaskan dia." Dengan perlahan si penjahat melepaskan kukungannya pada tubuh mungil korbannya dan segera membawa lari barang-barang yang Yoochun berikan.
"Aakk... uhukk... uhuuk... sakit... iisshhh" Jaejoong meringis perih saat masih merasakan bekas cengkraman lengan penjahat yang kuat.
"Ah... Nona... kau tidak apa-apa?" Tanya Yoochun khawatir sambil mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk mengelap lelehan cairan berwarna merah yang keluar dari sisi leher kanan Jaejoong.
"Aaah... pedih sekali..." Jaejoong meringis saat Yoochun mengusap pelan lehernya yang berdarah.
"Maafkan aku nona. Tapi kalau boleh tau, Nona hendak kemana malam-malam begini?"
"Aku... aku ingin mencari hotel untuk menginap. Namun sampai sejauh ini aku tidak menemukannya."
"Ah... begitukah, jja kalau begitu aku antarkan anda untuk mencari hotel."
"Ne... gumawo, tapi bisakah kau mencarikan sebuah hotel dengan harga yang murah? Aku tidak membawa uang banyak. Uhmm... aku baru saja diusir oleh ibuku."
"Mwo..." Yoochun terkejut mendengar penuturan orang yang ada dihadapannya, hingga terlintas satu ide yang akan membawanya menuju kebebasan dari ancaman atasannya.
"Hmm... arraseo, kalau kau membutuhkan uang aku bisa membantumu. Aku jamin kau akan mendapatkan uang dengan nominal yang besar. Kau akan mendapatkan jackpot. Kau cukup bekerja satu hari saja, maka kau akan mendapatkan uang itu. Dan menurutku kau juga harus mengembalikan sejumlah uang padaku karna hartaku sudah diberikan pada penjahat itu." Heh, Yoochun mulai licik eoh? Menolong orang dengan pamrih demi keselamatan jabatannya.
"Mwoya? Jadi anda menolongku dengan pamrih... issh... ternyata manusia tamak sepertimu semakin banyak saja selain keluargaku aiisshh..." Jaejoong menggerutu kesal saat menangkap tawa menjengkelkan dari pria berjidat lebar ini.
"Hahhaa... aku tidak memaksa, jika kau menerima penawaranku ini kau bisa mengembalikan setengah harga dari hartaku yang sudah habis barusan. Ya jika kau masih memiliki rasa terima kasih." Jaejooong menutar bola matanya jengah.
"Ne... arraseo. Aku menerimanya. Ck aku tidak punya pilihan lain."
"Aku akan menghubungimu besok. Sebelumnya perkenalkan aku Park Yoochun, siapa namamu cantik?" Yoochun mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan dan kemudian disambut Jaejoong dengan sedikit meremas tangan Yoochun kesal. "Kim Jaejoong, dan aku laki-laki!"
"Mwooo!"
.
.
.
.
Jaejoong segera mendial nomor ponsel yang tertera pada sebuah kartu nama kemudian mendekatkan ponselnya pada kuping kanannya. Tidak lama Yoochun menjawab telepon yang berasal dari Jaejoong.
"Yoboseyo?"
"Yoochun-ssi, ini aku Jaejoong. Uhmmm begini, kapan kau akan menjemputku? Aku sangat butuh pekerjaan untukku hidup."
"Ahh... kau Jaejoong-ah. Aku akan segera menjemputmu setelah makan malam. Masalah pekerjaan seperti apa, kau akan mengetahuinya nanti. Kau bersiap-siaplah karna malam ini aku akan menjemputmu dan membawamu ketempat kau bekerja."
"Baiklah... gamshamnida Yoochun-sii" Ujar Jaejoong sebelum ia mematikan sambungan teleponnya. Dan bergegas membersihkan dirinya.
"Heh... mencari mangsa untuk Jung Yunho tidak begitu susah, hehhee..." Yoochun tertawa evil dan kembali melanjutkan pekerjaannya pada sederetan dokumen yang akan diberikan pada atasannya.
.
.
.
.
Red Ocean Hotel
Jaejoong terlihat gugup saat kali pertama berada di sebuah hotel megah berbintang lima. Jujur ia tak pernah memasuki hotel yang sebegitu mewahnya ini. Gedung yang menjulang tinggi dengan hiasan halaman yang indah.
"Jaejoong-ssi... pekerjaanmu sangatlah mudah kau hanya masuk kedalam kamar itu dan kau harus menuruti semua perintah yang diminta seseorang yang kini menunggumu didalam sana. Masalah gaji semua beres ada denganku. Kau dapat mengambilnya saat pekerjaanmu telah selesai." Ujar Yoochun ketika mereka hampir sampai pada sebuah kamar yang bertuliskan Jung's Room.
"Ah... hey Yoochun-ssi... apa kau tidak menjebakku eoh? Kau mau menjual diriku?" Tanya Jaejoong yang langsung menghentikan langkah kakinya saat mendengar penjelasan dari Yoochun.
"Ah... kau hanya menjadi baby sitter saja malam ini hingga besok. Di dalam sana ada seseorang yang sedang sakit keras. Ia tidak memiliki keluarga saat ini. Makanya aku minta kau menuruti keinginan orang sakit itu." Ujar Yoochun serius dan nampak menyakinkan. Melihat keseriusan Yoochun membuat Jaejoong terpaksa untuk mempercayainya.
"Jjaa... kau masuklah duluan, aku kebawah sebentar membeli makanan. Ingat kau harus bersikap baik dengan orang itu. Dia cukup keras kepala dan tempramen." Yoochun membukakan pintu yang ternyata tidak dikunci. Lalu Jaejoong masuk kedalam kamar itu dengan perasaan gugup.
"Waah... apakah orang sakit ini benar-benar orang yang kaya raya? Omoo... kamar seluas ini begitu mewah dan berkelas..." Jaejoong berdecak kagum saat ia melihat tatanan kamar hotel yang sangat mewah dan besar bagaikan apartemen. Dilangkahkan kakinya sambil mencari keberadaan orang yang sedang sakit seperti kata Yoovhun.
Hingga ia tidak sadar ada seseorang yang berjalan santai dibelakangnya. Mengunci pintu dengan sangat pelan namun sanggup membuat Jaejoong menolehkan kepalanya kearah suara.
Tak..
DEG...
Dirinya bingung saat dihadapkan dengan seorang pria tampan bertubuh kekar tersenyum menyeringai. Tubuh Jaejoong kembali menegang saat ia menyadari pria itu tidak mengenakan pakaian. Melainkan sebuah handuk berukuran sedang melilit indah dipinggang pria itu. Jaejoong mulai berjalan mundur ketika pria itu mendekatinya. Mata musangnya menatap lapar pada sosok indah yang terlihat ketakutan bagaikan mangsa.
'Ah shit... Park Yoochun berengsek!' Jaejoong mengumpat didalam hati.
"Aaa... kau stop disitu... jangan mendekat... andwae..." Jari telunjuk Jaejoong mengarah pada Yunho yang masih terus berjalan santai mendekatinya. Namun Yunho merespon Jaejoong dengan kekehan geli melihat tingkah Jaejoong bagai anak gadis. Semakin membuatnya tergoda, ingin segera menangkap mangsanya.
"Ternyata Yoochun tidak salah memilihkan seorang pekerja sex yang sesuai dengan seleraku. Kau terlihat sangat cantik dan sexy..."
"Andwae... berhenti disitu... aaa..." Jaejoong segera berlari menuju pintu. Tangannya berusaha menekan knop pintu dengan penuh tenaga untuk membuka pintu. Namun sayang kunci pintu tersebut ada ditangan Yunho.
GREP...
Setelah Jaejoong menggapai handel pintu, pinggangnya kini sudah ditangkap oleh pria bertubuh kekar ini.
"Aakh... tuan aku mohon lepaskan aku..." Jaejoong meronta saat Yunho menyeretnya kedalam sebuah kamar.
"Heh... bagaimana bisa aku melepaskanmu setelah aku membelimu dengan harga yang sangat mahal. Jika kau ingin segera keluar dari sini, layani aku dulu malam ini sampai aku puas."
"Apaaa! Kau gilaaa... mesum... kau pria mesum yang kurang ajaar... lepaskan akuuu!" Jaejoong terus meronta dalam gendongan Yunho bagaikan menggendong karung beras.
"Tidak semudah itu..."
Plak
Yunho malah memukul pantat Jaejoong dengan sedikit keras sambil tertawa mendengar sumpah serapah Jaejoong. Merasa pantatnya berdenyut sakit akibat ulah Yunho, Jaejoongpun mulai memukul punggung Yunho dengan bringas dan menjambak rambut pria bertubuh kekar ini hingga rontok.
"Hey... kau suka main kasar yah? Well, aku juga akan bermain kasar denganmu... Kim Jaejoong."
DEG...
Pergerakan Jaejoong terhenti sejenak saat pria mesum ini mengetahui nama lengkapnya.
BRUK...
Kesadarannya pun kembali saat Yunho menghempaskan tubuh mungil Jaejoong diatas ranjang King size yang sangat empuk dan kemudian namja dewasa itu langsung menindihnya dan menciumi bibir cherry Jaejoong dengan penuh napsu.
"Heumpptt... nghhh... haah... aahh..." Jaejoong mengerang saat Yunho melumat bibirnya kasar hingga tautan bibir diantara kedua terlepas.
SRET...
Mata Jaejoong terbelalak kaget saat kemeja biru muda yang dikenakan Jaejoong robek tak berbentuk dan diikuti dengan celana jeans Jaejoong yang ikut terlepas karna Yunho menelanjanginya secara paksa hingga ia benar-benar naked.
"Ternyata si cantik ini adalah namja. Hehee.."
"Yak! Aku namja dan bukan pekerja sex. Sekarang lepaskan aku, aku ingin pulang." Jaejoong segera mendorong dada Yunho yang hendak menindihnya kembali.
Srak...
Yunho langsung menangkap pergelangan tangan Jaejoong dan mencengkramnya tepat diatas kepala Jaejoong.
"Ah.. aku tidak peduli kau namja atau yeoja, selagi kau terlihat begitu menggoda dimataku. Aku tidak akan menyia-nyiakan tubuhmu untukku gagahi." Yunho menyeringai mesum sambil menatap tubuh polos itu dengan seksama.
Yunho POV
'Pria? Geez... pantas saja aku sempat penasaran dengan sesuatu yang menggembung diantara selangkangannya. Ternyata si cantik adalah seorang pria. Memang wajahnya cantik, tubuhnya begitu putih dan mulus. Dadanya pun terlihat sintal dan montok. Ia lebih cocok menjadi yeoja. Benar-benar menggoda hingga aku hampir meneteskan air liur. Ah... aku tidak peduli jika aku akan menjadi gay setelah ini. Menjadi gay hanya dengan Kim Jaejoong."
Yunho POV end
Jaejoong berusaha turun dari ranjang King size saat Yunho sedikit lengah namun kembali gagal saat Yunho menangkap betisnya dengan cekatan dan menyeretnya kembali ke ranjang dengan kasar. Dengan tidak sabaran Yunho melempar handuknya dan kembali menindih tubuh mungil Jaejoong. Hingga junior Yunho yang berukuran besar itu bergesakan dengan junior Jaejoong hingga menghantarkan perasaan aneh bagi keduanya. Antara geli dan horny.
"Kau tidak bisa lari kemana-mana lagi cantik. Karna kita akan bersenang-senang sebentar lagi." Ujar Yunho sambil mengarahkan miliknya pada lubang virgin Jaejoong tanpa pemanasan.
JLEB...
"Aaaargghhhhhhh!"
.
.
.
.
Jung Mansion
Seorang balita mungil terlihat begitu resah dalam tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisinya yang nyaman untuk kembali tidur. Namun, sepertinya kantuknya hilang begitu saja.
"Appa... appa eodii?" Minguk terkejut tidak mendapati ayahnya yang tidur bersamanya. Kemudian minguk berjalan keruang tengah untuk mencari ayahnya namun yang di temukan hanya seorang namja dewasa yang tertidur diatas sofa.
"Hiks... Chun Jussi... appa eodi?" Minguk mulai terisak sambil menarik-narik kemeja Yoochun bermaksud untuk membangunkannya.
"Chun Jussi... hikkss... uaaaa... appaaaaaa...!" Minguk berteriak kencang, hingga membuat Yoochun terkejut bukan main.
"Minguk-ah, sini... cup cup... jangan menangis. Appa sedang bekerja. Nanti appa akan membelikan Minguk jus banana buat minguk. Jangan menangis..." Yoochun menggendong tubuh mungil Minguk berusaha menenangkan.
"Anii... anii... appaaaa..." Minguk berteriak semakin kencang hingga membuat Daehan dan Mansae terbangun dan ikut menangis.
"Appa..."
"Hiks... uuee... Appaa..."
"Aiishh... Jung anakmu... aargghh..." Yoochun langsung mendial nomor ponsel Yunho, ingin memberitahukan bahwa anak kembarnya mengamuk.
.
.
.
.
.
RED OCEAN HOTEL
"Mmmnghh..." Yunho mengerang tertahan saat ia masih asik menggerakkan pinggulnya, melesakkan junior besarnya kedalam lubang surganya yang sangat memabukan. Ya Tuhan, Yunho seperti baru pertama kali merasakan kenikamatan yang luar biasa dari namja cantik yang sudah tidak berdaya dibawahnya ini. Selama hidupnya, sex yang seperti ini lah yang ingin ia rasakan. Walau ia pernah berhubungan badan dengan mendiang istrinya, namun tak bisa dipungkiri ini lah yang terbaik dan ternikmat. Benar-benar memabukan. Hingga ia kehilangan akal sehatnya.
Tak terasa 2 jam telah berlalu. Dengan tenaga bagai beruang, Yunho tidak berhenti menggagahi Jaejoong. Jaejoong yang sudah terlalu lelah memutuskan untuk menyerah sambil terus terisak karna keperawanannya telah direnggut paksa oleh pria yang berada diatasnya.
"Nghh... aahh... ahhh... hikss..." Yunho semakin liar melesakan juniornya kedalam anal Jaejoong, menghantam sweet spot Jaejoong hingga membuat namja cantik itu tidak sanggup menahan desahannya. Tubuhnya terlonjak begerak tak karuan tatkala Yunho masih bergerak liar menyodok lubangnya tanpa ampun.
"Jaejoongie... aku... aku akan keluar... emmhh... ahhkk..." Yunho semakin kuat, keras dan bringas menggenjot lubang Jaejoong saat dirasa ia akan kembali klimaks untuk yang ketiga kalinya.
"Aanddwaee... keluarkan brengssek... aahh... jangan mengeluarkan spermaa muuh dilubangkuuh..." Jaejoong kembali memberontak saat Yunho ingin menembakan spermanya dianalnya.
"Akku... akuu mau... keluar... nghh... aakhhh..." Yunho langsung menyemburkan spermanya kembali di hole Jaejoong. Setelah dirasa spermanya telah habis keluar memenuhi hole Jaejoong. Kemudian Yunho jatuh lemas menindih tubuh mungil Jaejoong sembari meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
"Kauu... luarbiasaa... Jae-ahh..." Yunho membawa tubuh mungil Jaejoong kepelukannya dan menyembunyikan wajah Jaejoong didada bidangnya yang penuh dengan keringat. Jaejoong hanya menuruti saja, karna ia merasakan tubuhnya yang kini mati rasa dan remuk.
"Aakkh... hikss..." Jaejoong meringis saat junior Yunho terlepas dari holenya sehingga sperma yang tertampung penuh dianalnya kini mulai berlomba-lomba untuk keluar hingga membasahi paha dalamnya. Yunho tidak peduli dengan ringisan Jaejoong, ia malah mengeratkan pelukannya pada Jaejoong sambil sesekali mencium kening Jaejoong berkali-kali dengan sayang.
Jaejoong yang tadinya sedikit gelisah dengan pelukan Yunho yang erat, perlahan mulai tenang karna ia merasakan sebuah kelembutan bagaikan kasih sayang yang tulus saat Yunho mengecup keningnya dengan lembut. Jaejoong mengangkat kepalanya menatap Yunho yang ternyata memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah mengapa senyuman manis yang ditunjukan Yunho padanya mampu membuat hatinya menghangat. Hingga tanpa sadar ia ikut tersenyum melihat wajah tampan Yunho yang menghanyutkan.
DRT...
DRRTT...
Namun senyuman manis Yunho memudar saat mendengar ponselnya bergetar diatas meja nakas. Ia membalikan tubuhnya hendak mengambil ponsel tanpa mau melepaskan Jaejoong yang masih berada dipelukannya. Setelah melihat nama yang tertera diponsel mahalnya, dahi Yunho mengkerut bingung karna Yoochun telah berani menghubunginya melalui video call. Sungguh ia sangat tidak suka jika momen romantisnya dengan Jaejoong terganggu. Dengan berat hati ia menyentuh tombol hijau pada layar ponselnya.
PIP...
"Yak! Jidat lebar... sudah kukatakan jangan menghubungi aku disaat seperti ini." Kesal Yunho.
"Aiishh Yun... aku meneleponmu karna anak-anakmu menangis." Ujar Yoochun sambil memperlihatkan wajah-wajah Jung triplet menangis meraung diatas sofa.
"Hikss... Appa... appaa... eodiee... uaaaa..." Minguk, Daehan dan Mansae berteriak histeris memanggil ayahnya.
"See... kau melihatkan kan anak-anakmu mencarimu?"
"Chun... arahkan ponselmu pada anak-anakku." Yoochun menuruti perintah Yunho dan mengarahkan layar video call pada Jung Triplet.
"Appa... dimana? Appa pulang... hiks..." Ujar Mansae
"Mansae-ah... jangan menangis... nanti pagi Appa akan pulang. Jangan menangis ya Daehan, Minguk, Mansae tunggu Appa ya..." Yunho membujuk.
"Aniii... appa... pulangg... uee..." Ujar Daehan ikut merengek.
"Appa... itu... itu siapa Appa? Itu eomma Mingguk ani?" Tanya Minguk penasaran saat dirinya menangkap sosok yang dikiranya adalah ibunya yang berada dipelukan sang Ayah.
Mendengar pertanyaan Minguk membuat Yunho tersadar bahwa ia masih memeluk tubuh mungil pria cantik yang ia yakini sudah terlelap.
"Appaaa... Mansae... ingiinn eomma... eommaa... Appaaaa... hiks..."
"Eommaaa... uuee..." Yunho semakin panik saat ketiga anaknya menangis dan berteriak memanggil orang yang mereka kira adalah ibu mereka. Setahu Yunho ia tidak pernah mengungkit-ungkit mendiang istrinya yang telah meninggal setelah melahirkan Jung Triplet ke dunia. Hal ini membuat Yunho terkejut karna ini kali pertama anak kembarnya menyebut nama ibu.
Yunho menundukan wajahnya menatap Jaejoong yang terlelap didada bidangnya. Hingga senyuman penuh makna terukir diwajah tampannya. Jika Jaejoong menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya, ia akan sangat bahagia sekali. Karna jujur ia sangat merindukan sosok istri yang senantiasa menemani hari-harinya. Terlebih anak-anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
Sambil memandangi layar ponsel yang menunjukan raut manis anak kembarnya. Yunho meneguhkan hatinya untuk menjadikan Jaejoong sebagai istrinya biarpun masalah akan bermunculan suatu saat nanti. Ia tidak akan pernah takut menghadapinya. Karna Jung Yunho akan mempertahankan apa yang harus ia pertahankan.
"Ne... ini eomma Daehan, Minguk dan Mansae. Appa akan membawa eomma pulang besok pagi. Kalian sekarang tidur ne" Yunho tersenyum, berharap bujukannya ini berhasil.
Namun...
"ANDWAEEEE! APPA-EOMMA PULAAANGG HIKSSS... CEKALANG... UUEEEE!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue/END
FF yang dibuat iseng-iseng aja untuk hilangin bosan. Mian jika kurang memuaskan. Kekeke...
-KALSEL-