Jingle Bubble

YOUR VOICE

.

.

Chapter 1


.

.

.

.

I believe in you gudae barabonun i shison gadur
Naega gago inun gudae hyanghan maum modu dama bonaeri
Nomu swibge durgigo shipji anhun nae maum argo inayo
Gutae narur hurjjok ttonaborir goman gathun turyourggaji
I can't let you go
You are the only one in my life

" Okay Cassie listener… "

"Lagu dari DBSK yang baru saja kalian dengarkan mengakhiri jumpa kita di Cassie Good Morning. Tidak terasa Joongie sudah menemani kalian selama dua jam penuh dan sekarang waktunya kita berpisah. Tapi jangan khawatir karena besok kita akan berjumpa lagi di jam yang sama. Have a nice day chingu-ah and stay tune at 99.1 FM Cassiopea radio. Anyeoooooong!"

Klik

Fiuuh..

Namja cantik itu akhirnya menyelesaikan siaran paginya dengan lancar. Ahh dia harus cepat pergi dari tempat itu untuk mengejar kelasnya yang akan dimulai sekitar 15 menit lagi.

Jaejoong menyambar tas selempangnya dan segera keluar dari ruang siaran menuju parkiran sepeda. Di tengah perjalanan Jaejoong sesekali melempar senyum ketika berpapasan dengan rekan penyiar radio lainnya dan beberapa staff di Cassiopea radio.

"Yah Joongie! Kau sudah selesai ? Sini makan dulu" tegur Yoo Jaesuk, seorang satpam yang ada di sana.

"Ne ahjussi aku sudah selesai dan terima kasih tapi aku terburu-buru sekarang. Lain kali saja ne?!" Jaejoong tersenyum lebar.

"Ya sudah hati-hati di jalan!" teriak satpam lucu itu.

"Neee" Jaejoong masih tersenyum lebar sembari melambaikan tanganya.

Setelah sampai di parkiran Jaejoong mengambil sepeda gunungnya kemudian mengeluarkan earphone dan langsung memakainya. Dikayuhnya sepedanya menuju Toho University, salah satu

Universitas terbaik yang ada di Seoul.

.

.

.

Di tempat lain…..

Tepatnya di dalam sebuah mobil mewah Mercedes Benz G-Class berwarna hitam, seorang namja tampan dengan mata musang yang tajam terlihat tengah menerima telepon dari seseorang. Bibir hatinya melengkungkan senyuman ketika melihat id seseorang yang menghubunginya.

"Yeoboseyo?"

"Baby I miss you !" seru seseorang dari seberang telepon.

"Kita baru saja bertemu beberapa jam yang lalu Karam-ah" jawab si pria tampan sambil tersenyum.

"But I already miss you babe" manja yang lainya.

"Cheesy eoh? Apa yang sedang kau lakukan sayang?"

"Umm aku sedang melihat-lihat jas yang akan kita pakai di pernikahan kita nanti. Kau pasti akan terlihat tampan menggunakan tuxedo hitam ini Yunho-ah" Karam tersenyum sembari memandang tuxedo hitam di tanganya.

"Tentu saja. Tidak ada yang bisa mengalahkan ketampanan seorang Jung. Kau sangat beruntung mendapatkan tunangan yang tampan sepertiku ho ho ho" sahut Yunho menggoda kekasihnya. Sesekali mata musangnya memperhatikan jalanan yang ramai. Maklum karena sekarang merupakan jam orang berangkat kerja atau sekolah.

"Huh dasar sombong. Oh ya aku lupa meninggalkan tasku di mobilmu semalam. Bisakah kau mengantarkannya ke sini? Aku ada di butik Jessica noona"

Yunho melirik tempat duduk di sampingnya dan menemukan sebuah tas kecil berwarna merah.

"Siap tuan putri "

"Yah jangan memanggilku begitu! Dan jangan berani – berani kau membuka tasku" ancam Karam.

Dia sedikit terganggu dengan sifat jahil kekasihnya. Namja mungil itu mulai mengomeli kekasihnya sedangkan Yunho hanya tersenyum mendengarnya.

"Ne ne ne. Arasseo…I love you Karam-ah" bisik Yunho memutus omelan calon istrinya itu.

"Umm….I-I love y-you too Yunho-ah" jawab Karam sedikit ragu.

"Bye baby" Yunho tersenyum senang kemudian memutus sambungan mereka.

"Bye"

.

.

.

.

Do you believe in destiny?

"Aish aku benar – benar sial. Mr Lee akan membunuhku jika aku telat lagi kali ini" gumam Jaejoong sambil mengayuh sepedanya dengan kencang.

You will never know where it brings you

Traffic jam! satu hal yang tidak Yunho sukai.

"Hahh lama sekali…"

Namja tampan itu mulai tidak sabar. Saat itulah mata musangnya menemukan tas Karam yang tergeletak di jok belakang. Yunho beringsut untuk mengambilnya kemudian membuka resleting tas tunangannya.

Sometimes it brings you to sorrow

"Oh tidak, jangan berubah merah. Sedikit lagi" ucap Jaejoong sambil terus menatap lampu lalu lintas yang berkedip-kedip kuning.

But sometimes..

Tiiin tiiin!

'Kenapa macet sekali' batin Yunho.

Namja berkulit tan tersebut berusaha untuk memutar mobilnya ketika melihat celah di bahu jalan. Akhirnya dia memilih untuk mengambil jalan pintas tersebut.

"Seharusnya aku mengambil jalan ini jadi aku tidak akan terlalu lama menunggu" Yunho menambah kecepatan laju mobilnya.

"Hm amplop apa ini?" namja musang itu menemukan sebuah amplop dengan isi yang cukup tebal di dalam tas kekasihnya.

Karena rasa penasaran yang tinggi, Yunho membuka amplop itu tanpa pikir panjang.

"Ini…"

It also brings you happiness

"Ayo kau pasti bisa Kim Jaejoong!" Jaejoong semakin cepat mengayuh pedal sepedanya.

Its always brings you surprise

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri Yunho tidak melihat seseorang tiba-tiba lewat di depannya. "Yah hati-hati kalau- Oh shit!" Yunho membanting stir ke kiri namun naas, sebuah mobil container sedang melaju cepat ke arahnya.

Ckiiiiittttttttt

BRUUAAAAAK!

Mobil Yunho bertubrukan dengan mobil besar tersebut bahkan sempat terseret beberapa meter dan kemudian terguling di tengah jalan. Darah segar mulai mengalir dari tubuh Yunho membasahi mobil mewah miliknya. Orang-orang di sekitarnya mulai datang dan berkerumun sambil berteriak histeris. Seseorang namja yang tanggap langsung memanggil ambulance.

Just like this two person

"Yosh kau memang hebat Kim Jaejoong" ucap namja cantik itu sambil mengayuh sepeda gunungnya dengan riang.

Their destiny just begin…

.

.

.

.

Nguing nguuing nguuing

Bunyi sirine ambulance memecah keheningan pagi hari yang damai. Telah terjadi kecelakaan beberapa menit yang lalu. Jung Yunho seorang direktur muda tengah terbaring lemah setelah mengalami kecelakaan mobil yang cukup berat. Nafasnya berhembus lemah, darah masih terlihat merembes dari beberapa bagian tubuhnya, sedangkan alat bantu pernafasan menempel di sekitar hidung dan mulutnya.

Braak

"Ayo cepat, cepat!" beberapa perawat tergopoh-gopoh mengeluarkan Yunho dari mobil ambulance.

"Bagaimana keadaan pasien?" Tanya seorang dokter muda dengan tag bertuliskan Lee Kwangsoo di dada sebelah kirinya.

"Pasien kehilangan banyak darah uisanim, denyut jantungnya lemah dan pernafasannya sedikit terganggu. Ada kemungkinan pasien mengalami pendarahan dalam terlihat dari beberapa bagian tubuhnya yang membiru".

"Baiklah cepat bawa ke ruang UGD kita akan melakukan operasi. Dan coba kau hubungi keluarganya"

"Baik uisanim"

.

.

.

Tap tap tap

Seorang namja yang masih terlihat cantik di usianya yang menginjak kepala empat, berjalan dengan tergopoh menelusuri lorong rumah sakit. Ekspresi cemas tercetak jelas di wajahnya yang rupawan. Disampingnya terdapat sang anak bungsu yang memiliki tinggi di atas rata-rata dengan setia menemani sang umma. Mereka langsung menuju bagian informasi rumah sakit terbesar di Seoul itu, Bolero hospital.

"Permisi di manakah pasien yang baru saja mengalami kecelakaan beberapa jam yang lalu?" Jung Heechul bertanya kepada seorang suster yang sedang berjaga.

"Boleh kami tahu nama pasien?"

"Yunho, Jung Yunho"

"Oh Jung Yunho-ssi masih ada di ruang UGD dan masih menjalani operasi. Anda bisa langsung menuju ke sana, letaknya tepat di sebelah bagian penyakit dalam"

"Ne gamsahamnida"

Mereka berdua langsung menuju ruang UGD yang disebutkan. Sesampainya di sana ruangan tersebut masih tertutup dengan lampu di atas pintu menyala merah yang menunjukkan bahwa operasi masih berlangsung.

"Minnie bagaimana jika terjadi sesuatu dengan hyungmu ? Kenapa semua ini bisa terjadi? Padahal pernikahannya tinggal seminggu lagi hiks…otteoke? Hiks.. hiks.." isakan itu lolos dari bibir seorang Jung Heechul yang terkenal angkuh. Jung Changmin mendekati ummanya dan memeluknya erat.

"Sssh uljima umma….Yunho hyung adalah pria yang kuat, dia akan baik-baik saja" ucap Changmin sembari membelai punggung ummanya agar ummanya tenang.

Namun suara Changmin terdengar sedikit bergetar tanda bahwa dia juga sedang menahan tangis. Dia sendiri tidak yakin dengan apa yang diucapkannya mengingat sebelumnya mereka sempat melewati tempat kejadian. Changmin melihat mobil Yunho yang remuk terbalik dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Dia tidak sanggup membayangkan bagaimana hyungnya mengalami peristiwa tersebut.

'Semoga semuanya baik-baik saja….'

.

.

.

Cklek

Lampu operasi menyala hijau, keluar seorang dokter dan beberapa perawat dari ruangan tersebut.

"Dokter bagaimana dengan anak saya? Dia baik-baik saja kan? Apakah keadaannya parah?" berondong Heechul saat melihat dokter yang menangani anak sulungnya.

"Kami sudah mengusahakan yang terbaik Nyonya. Anak anda adalah pria yang kuat, dia sudah melewati fase kritisnya. Keadaannya sekarang sudah stabil sehingga kami akan memindahkannya ke ruang rawat inap. Anda dapat mengunjunginya besok karena sekarang pasien masih dalam pengaruh obat bius dan mungkin akan terbangun sekitar 24 jam dari sekarang"

"Terima kasih Tuhan…. dan juga terima kasih dokter telah menyelamatkan putra saya" ucap Heechul tulus.

"Anieyo ini memang sudah tugas kami sebagai seorang dokter"

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu. Sekali lagi terima kasih banyak dokter Kwangsoo"

Dokter muda itu tersenyum dan mengangguk. Namun beberapa detik setelahnya dia teringat akan sesuatu.

"Mrs Jung !"

Merasa namanya dipanggil, Heechul menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Ada apa dokter?"

"Sesungguhnya ada sesuatu yang perlu saya sampaikan tentang keadaan anak anda. Tetapi ini masih belum pasti karena putra anda belum sadar. Masih perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut agar semuanya menjadi lebih jelas. Saya hanya dapat menyimpulkan dari pengalaman saya sebagai seorang dokter"

"Tolong jelaskan apa maksud Anda dokter?" ucap Heechul tidak sabar.

Kwangsoo mengambil nafas dalam dan menghembuskannya kemudian berucap,

"Anak anda…."

.

.

Di sebuah apartemen mewah, Gangnam

Sepasang kekasih tengah bergelung nyaman di bawah selimut tipis yang membungkus tubuh naked mereka.

"Siwon-ah apakah kau mencintaiku?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu hm? Tentu saja aku mencintaimu sayang. Bukankah kau yang tidak lagi cinta padaku? Kau bahkan akan menikah dengan namja Jung itu seminggu lagi"

"Tidak Siwon-ah, aku hanya mencintaimu kau tahu sendiri aku dijodohkan dengannya. Keluargaku berhutang budi pada keluarganya lagipula kita bisa hidup mewah seperti ini juga karena uang dari Jung Yunho. So please jangan katakan bahwa aku tidak mencintaimu. I love you this fucking much and I'll do anything for you baby. Jangan pernah tinggalkan aku…" Karam membaringkan kepalanya di dada bidang kekasihnya.

"Hah… kau ini sangat egois Park Karam. Kau ingin aku tetap di sisimu tapi kau menikah dengan orang lain. Apakah kau begitu haus akan perhatian?" Karam tersenyum tipis mendengar sindiran kekasihnya.

"Tapi tidak apa-apa selama kau mampu memenuhi segala kebutuhanku. I'll stay with you" ucap Siwon sambil mengecup kening Karam.

"Hihihi tentu saja baby! Harta Jung Yunho sangat melimpah dan tidak akan habis jika kita gunakan untuk bersenang-senang. Aku akan selalu memenuhi kebutuhanmu, baik kebutuhan materi juga kebutuhan yang di bawah ini" Karam mulai mengelus kejantanan Siwon di balik selimut.

"Ahh kau membuatku panas baby" Siwon mulai menindih tubuh Karam. Tapi Karam mendorong bahu Siwon sehingga dia jatuh terlentang kemudian naik ke atas perut Siwon. Namja itu mulai menggesekan bongkahan pantatnya pada kejantanan Siwon yang mulai menegang.

"Biarkan aku yang melayanimu tuan Choi" ucap Karam seduktif

Siwon langsung menarik tengkuk Karam dan melumat bibirnya. Selanjutnya hanya terdengar desahan-desahan nikmat dari dua orang yang dipenuhi nafsu di apartement mewah tersebut.

.

.

.

Bolero Hospital

Jung Heeechul dengan telaten membersikan wajah serta tubuh anaknya yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Yunho masih tertidur karena obat bius. Terhitung sudah 20 jam namja tampan itu tidur.

Setelah selesai dengan pekerjaannya Heechul menuju ke meja yang terletak di tengah ruangan. Terdapat sebuah kotak kardus berisi barang-barang Yunho yang tertinggal di mobil pada saat kecelakaan.

'Tas siapa ini? Aku yakin bukan milik Yunho' batin Heechul curiga.

Tas tersebut memiliki desain yang feminim dan Heechul tidak dapat membayangkan jika anaknya yang terlampau maskulin itu mau memakainya. 'Ah mungkin milik Karam' Heechul meraih tas tersebut dan membukanya, ada buku, parfum, bb cream, kacamata…

"Eh amplop apa ini?"

Heechul mengambil amplop tersebut namun sebelum dia sempat membukanya terdengar bunyi handphone Yunho berdering. Heechul meraihnya dan terlihat nama Karam berkedip-kedip di layar handphone tersebut.

"Yeobo-"

"Yunho-ah kau kemana saja! Aku menunggumu selama tiga jam! Kau benar-benar membuatku marah kemarin. Jadi tidak akan ada jatah untukmu selama sebulan. Huh!" teriak namja itu merajuk.

"Maaf Karam-ah ini Heechul ahjumma"

"Oh ahjumma mianhe" seru Karam kaget. "Aku kira Yunho yang mengangkat telponnya. Umm….dimana Yunho ahjumma?" cicit Karam gugup.

"Kau belum mendengarnya? Yunho kecelakaan Karam-ah sekarang dia dirawat di rumah sakit Bolero"

"MWO? Aku tidak tahu ahjumma padahal kemarin kami baru saja berbicara di telepon dan Yunho berjanji menjemputku di butik Jessica noona"

"Ne Karam, ahjumma juga minta maaf karena tidak memberikan kabar. Ahjumma terlalu shock menghadapi semua ini…." suara Heechul terdengar sedih.

"Gwenchana ahjumma, aku akan kesana sekarang juga" Karam berusaha menenangkan calon mertuanya.

"Baiklah. Kami ada di ruang VIP nomor delapan belas" ucap Heechul kemudian menutup sambungan mereka.

Klik

.

.

.

Satu jam kemudian

"Engghh.." Yunho mulai terbangun dari tidurnya.

"Ommo Yunho-ah kau bangun. Apa yang kau rasakan sayang? Ingin minum?" Heechul segera mengambil air putih dan meminumkannya pada putranya.

"Apalagi yang kau butuhkan sayang? Mana yang sakit? Katakan pada umma"

Yunho tetap terdiam, ekspresinya seperti orang linglung.

"U-umma"

"Ya sayang" Heechul mulai berkeringat dingin melihat raut muka anaknya.

"U-Umma kenapa semuanya gelap? Dan ke-kenapa aku tidak dapat merasakan kakiku?"

DEG

"U-Umma?"

.

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah mendengarkan percakapan mereka di balik pintu. Karam baru saja datang ketika dirinya mendengar percakapan kedua Jung tersebut. Karam berdiri kaku di depan pintu saat kakinya tiba-tiba lemas dan sulit digerakkan.

"Umma kenapa tidak menyalakan lampu? Di sini gelap sekali" namja musang itu berucap gusar.

"Sssh…tenanglah Yunho-ah umma akan memanggil dokter ne?" ucap Heechul sambil menekan tombol darurat.

"Dan kenapa kakiku mati rasa umma aku tidak dapat merasakannya" Yunho mulai bergerak-gerak gelisah tanpa memperdulikan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya.

"Umma mohon tenanglah dulu Yunho-ah, dokter akan segera datang" Mrs Jung mendekati anaknya dan memeluknya.

Hatinya perih mendengar semua pertanyaan yang dilontarkan anaknya. Yunho tetap meronta-ronta dari pelukan ummanya. Tangannya yang masih diperban tidak sengaja menyenggol gelas yang terletak di meja dekat tempat tidur. Gelas tersebut pecah berkeping-keping dan menimbulkan suara gaduh.

"A-Apakah aku buta?" Yunho mencoba meraba matanya dengan tangan bergetar.

"A-Aku juga lumpuh…"

"Umma…."

"Benar kan umma?! CEPAT KATAKAN PADAKU!" Yunho berteriak- teriak dan semakin tak terkendali. Mrs Jung semakin mengeratkan pelukannya dan menangis tersedu.

"MENGAPA INI TERJADI PADAKU UMMA? AKU MENJADI NAMJA TIDAK BERGUNA YANG CACAT. MENGAPA AKU TIDAK MATI SAJA!"

"Aniya Yunho-ah hiks...hiks…kau adalah anak umma yang paling hebat. Kau akan tetap menjadi kebanggaan umma, appa, juga Changmin! Jadi jangan pernah mengatakan kau tidak berguna. Tuhan sedang mengujimu sayang, tapi umma yakin kau akan melewatinya. Jaebbal….hati umma sakit jika melihatmu seperti ini huhuhu"

Yunho berhenti meronta dicengkeramnya baju ummanya dengan erat dan menangis meraung-raung seperti anak kecil. Menumpahkan kesedihannya akan takdirnya yang menyedihkan.

Di sisi lain tempat itu Karam masih berdiri mematung dan shock. Namun kedatangan para dokter dan perawat membuatnya tersadar dan segera menyingkir dari tempat itu. Dibuangnya buah-buahan yang telah dibelinya ke tempat sampah. Dalam perjalanan ke tempat parkir otaknya terus berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang.

Yunho lumpuh dan buta.

Hell…

Meskipun dia tetap tampan dan kaya tapi siapa yang mau menikah dengan orang cacat. Dia tidak bisa membayangkan dirinya harus mengurus Yunho yang cacat seumur hidupnya.

Ewwh never!

'Aku harus kabur. Ya, aku harus pergi yang jauh agar mereka tidak bisa menemukanku. Aku akan kabur dengan Siwon saja dan hidup bahagia'

Karam membuka pintu mobilnya dan langsung mengemudikannya menjauhi rumah sakit elite tersebut. Namja bertubuh mungil itu meninggalkan sang tunangan yang sedang terpuruk tanpa menoleh lagi ke belakang.

.

.

.

"Bagaimana dokter?" Mrs Jung bertanya pada dokter yang tengah memeriksa keadaan putranya. Yunho sudah disuntik obat penenang sehingga dia tertidur kembali.

"Seperti dugaan saya kemarin… Yunho-ssi mengalami retak pada tulang kakinya dan ada beberapa tulangnya yang melenceng dari tempatnya. Otot-otot kakinya kaku sehingga susah untuk digerakkan serta mati rasa. Dan untuk penglihatannya syaraf mata yang berhubungan langsung dengan retina mata putus, menyebabkan Yunho-ssi tidak bisa melihat. Kami masih memerlukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui seberapa parah dan penanganan yang tepat untuk Yunho-ssi"

Mrs Jung berpegangan pada pinggiran tempat tidur. Seluruh tubuhnya tiba-tiba lemas mendengar penjelasan dari sang dokter.

"Lalu apakah tidak ada yang bisa kita lakukan untuk meringankan beban anak saya dok?"

"Tenang Nyonya Jung, kaki Yunho-ssi tidak lumpuh total. Kami telah melakukan operasi untuk membenarkan letak tulangnya dan menanamkan platina untuk menyangga tulangnya yang retak. Yunho-ssi hanya perlu melakukan terapi rutin untuk membiasakan otot kakinya yang kaku. Terapi ini harus dilakukan dengan sabar dan secepatnya karena jika terlalu lama akan membuat otot yang kaku menjadi mengeras sehingga menyebabkan kelumpuhan permanen. Untuk masalah penglihatan, maaf tapi syaraf yang telah putus tidak dapat disambung lagi…"

Dokter muda itu mengambil nafas dan menghembuskanya pelan sebelum melanjutkan.

"Namun selalu ada solusi di setiap masalah nyonya. Jika nanti ada donor mata yang cocok, Yunho-ssi dapat melakukan transplantasi sehingga memungkinkan baginya untuk melihat lagi"

Mrs Jung langsung tersenyum mendengarnya. Hatinya membuncah bahagia ketika mendengar masih ada harapan bagi anak sulungnya.

"Terima kasih dokter saya akan melakukan apapun untuk kesembuhan anak saya" ucapnya berbinar.

"Sama-sama Mrs Jung kalau begitu saya permisi dulu ada pasien yang harus saya tangani. Untuk selanjutnya anda perlu menghubungi senior saya pada bagian syaraf. Beliau adalah Dr. Ji Sukjin"

"Terima kasih dokter saya akan langsung menghubunginya"

Dokter Kwangsoo membungkukkan badannya sekilas dan keluar dari ruangan tersebut.

"Kau dengar Yunho-ah masih ada harapan untukmu nak… dan umma akan melakukan apapun untuk membuatmu menjadi Yunho yang dulu"

Mrs Jung membelai surai anaknya yang sebagian masih ditutup perban. Selang beberapa menit setelahnya pintu kamar tebuka menampakkan wajah tampan Jung Hankyung dan Jung Changmin.

Gurat lelah terlihat pada wajah Mr Jung karena dirinya langsung terbang dari Jepang setelah mendapatkan kabar bahwa putra kesayangannya mengalami musibah. Mrs Jung langsung menubruk suaminya dan menangis tersedu. Diceritakannya semua yang telah terjadi kepada anak sulungnya dan juga solusi yang ditawarkan dokter untuk membuat Yunho sembuh. Keluarga kecil itu saling berpelukan dan saling menguatkan. Bersyukur atas kesempatan yang diberikan Tuhan unruk salah satu anggota keluarga yang mereka sayangi.

.

.

.

1 month later Jung residence

Harapan tinggalah harapan….

Bagaimana kita mau sembuh jika dalam diri kita sendiri tidak ada niatan untuk sembuh? Hal ini dialami oleh Yunho.

Satu bulan setelah kecelakaan itu terjadi Yunho tetap terbaring lemah di kamarnya dengan pandangan mata yang kosong. Dirinya menolak untuk makan. Hanya infus bag yang menjadi satu-satunya sumber nutrisi bagi tubuhnya. Badannya yang semula kokoh tegap berisi sekarang terlihat kurus dan rapuh, wajahnya juga terlihat pucat tak bernyawa.

Cklek

Mrs Jung muncul dengan membawa nampan berisi makanan. Dia meletakkannya di meja dan mengambil mangkok berisi bubur. Kemudian dia berjalan menuju tempat tidur Yunho dan duduk di tepian ranjang. Tangannya mengambil sesendok bubur dan meniupnya pelan.

"Ayo buka mulutmu Yunho-ah"

Mrs Jung menyodorkan sesendok bubur tersebut ke depan mulut Yunho. Yunho menepis tangan ummanya lemah. Namun Mrs Jung tidak menyerah, didekatkannya lagi sendok bubur tersebut ke mulut anaknya namun lagi- lagi Yunho menepisnya.

Kejadian tersebut terulang beberapa kali sebelum Yunho merasa kesal dan mengayunkan tangannya membabi buta sehingga menyebabkan mangkok bubur yang dipegang Mrs Jung jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

"KENAPA UMMA TIDAK MENGERTI JUGA? AKU TIDAK MAU MAKAN. BIARKAN AKU MATI!" Yunho menggunakan seluruh kekuatannya untuk berteriak pada sang umma. Dirinya kesal dengan perlakuan ummanya yang selalu memaksanya untuk makan. Dimana dirinya sendiri mengharapkan untuk cepat meninggalkan dunia ini yang dirasanya tidak adil kepadanya.

Mrs Jung menghembuskan nafasnya lelah.

Hal ini terjadi setiap hari. Yunho yang dulu sabar dan penyayang sekarang berubah kasar dan pemarah. Seringkali dia membentak ummanya, hal yang dulu tidak pernah sekalipun dia lakukan. Mrs Jung memandang nanar anaknya yang terlihat rapuh dan menyedihkan. Berbanding terbalik dengan Yunho yang dulu yang terlihat sangat mempesona dan berkharisma. Aura pemimpin selalu menguar tajam dari tubuhnya, gayanya yang percaya diri dan angkuh membuatnya disegani oleh semua orang. Namun semuanya itu sirna seiring dengan diambilnya bagian-bagian yang penting dari dirinya.

"Umma mohon Yunho-ah kembalilah menjadi Yunho yang dulu. Ayo kita berjuang bersama-sama untuk kesembuhanmu. Umma akan terus menemanimu Yunho-ah"

"Hahaha umma juga akan meninggalkanku setelah bosan. Sama seperti apa yang Karam lakukan"

Ya.

Tunangan Yunho itu menghilang seperti ditelan bumi. Tepat setelah mendengar bahwa Yunho dinyatakan cacat, Karam menghilang tanpa jejak bahkan pernikahan mereka pun dibatalkan.

"Karam tidak meninggalkanmu Yunho-ah dia sedang berobat ke luar negeri kau tahu sendiri jika dia mempunyai jantung lemah. Bersabarlah sayang…dia akan kembali padamu jika sudah waktunya" Heechul berusaha membujuk anaknya.

"UMMA TIDAK USAH BERBOHONG. Umma pikir aku bodoh? Jika memang dia pergi berobat kenapa dia tidak pernah menghubungiku? Dia pasti pergi meninggalkanku dengan namja yang lain. Aku yang cacat ini hanya akan menjadi beban baginya"

"…"

"Aku sangat mencintainya umma kenapa dia tega meninggalkanku. Dulu kami pernah berjanji untuk selalu bersama apapun yang terjadi. Aku bahkan rela melakukan apapun untuknya"

Mrs Jung terdiam mendengar keluh kesah anaknya namun kemudian suatu ide muncul di otaknya.

"Apakah kau benar-benar akan melakukan apapun untuknya?"

"Tentu saja tapi itu dulu. Sekarang hatiku terlanjur sakit atas penghianatannya dan aku sangat membencinya"

"…"

"Bisakah umma pergi? Aku ingin sendiri…" ucap Yunho lelah. Namja tampan itu lebih senang menyendiri sekarang.

"Ah baiklah umma juga akan pergi ke kantor sebentar lagi. Istirahatlah sayang" ucap Mrs Jung lalu mengecup kening anaknya dan beranjak keluar kamar.

Mrs Jung melangkahkan kaki jenjangnya ke kamarnya sendiri setelah sebelumnya menyuruh seorang maid untuk membersihkan kamar Yunho yang kotor akibat tumpahan bubur.

Mrs Jung mengambil segala keperluan kantornya bersiap untuk berangkat ke perusahaan Jung yang ada di pusat kota. Setelah berada di dalam mobil Mrs Jung terlihat men-dial nomor seseorang.

"Yeoboseyo..."

"…."

"Apa kau sudah menemukannya?"

"….."

"Baiklah"

Hhhhh….

Lagi-lagi Heechul menghela nafasnya saat merasakan permasalahan seolah tidak ada habisnya. Setelah kecelakaan Yunho, tunangannya Park Karam tidak pernah menunjukkan batang hidungnya. Nomor teleponnya tidak bisa dihubungi dan dia juga tidak ada di kediamannya. Orang tua Karam juga tidak tahu kemana putra mereka pergi. Mereka hanya mengatakan jika anak mereka sedang berobat ke luar negeri.

Yunho memerlukan support dari orang terdekatnya. Selama ini Heechul, Hankyung dan Changmin telah memberikan yang terbaik, namun hal ini masih dirasakan kurang. Heechul memerlukan sosok Karam untuk membujuk Yunho agar mau melakukan terapi, sebelum Yunho menjadi benar-benar lumpuh total. Mrs Jung memijat pelipisnya yang penat mencoba meringankan tekanan yang mendera kepalanya.

"Pak Lee bisakah anda menyalakan radio?" Mrs Jung berkata pada supir pribadinya. Mungkin mendengarkan musik di pagi hari serta celotehan renyah dari penyiar dapat sedikit meringankan penat.

"Baik Nyonya" Pak Lee langsung menyalakan radio dan mulai mencari-cari saluran yang menarik. Mrs Jung memejamkan matanya sembari menunggu namun matanya langsung terbuka ketika telinganya menangkap suara seseorang yang sangat familiar.

"Pak Lee tolong ke saluran yang tadi" ucap Mrs Jung. Pak Lee memutar kembali dan mencari-cari saluran yang dimaksud.

"Bukan yang ini, setelahnya…"

Sopir tua itu kembali memutar frekuensi radio mobil itu dengan pelan.

"Stop"

"99.1 Fm Cassiopea radio~ Pagi hari yang cerah ini kita akan membahas tentang cinta. Yup tema kita untuk dua jam ke depan adalah tentang love love love! Apa sih yang yang terlintas di pikiran cassie listener ketika Joongie menyebutkan kata tersebut? Joongie yakin setiap orang memiliki pikiran yang berbeda. Jadi tunggu apa lagi kamu bisa gabungan dalam topik ini. Silahkan kirim opini kamu lewat line-line yang sudah disediakan. Ayo kirim komentar kamu! Joongie tunggu yaaa "

Terdengar lagu dari Justin Timberlake Mirror melantun indah setelah suara sang dj menghilang. Mrs Jung terpaku tidak percaya, meresapi apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa suara seseorang terdengar begitu mirip hingga nyaris sama? Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dagunya pelan kebiasaannya ketika sedang berpikir.

"Joongie…"

.

.

.

à suivre...