Hallo…. Perkenalkan, Namaku Ochi… Sudah bikin beberapa fic GJ. Kini bikin lagi yang baru…

Padahal fic yang lama belum di tamat. Sebentar... Ochi pakai helem dulu.* Takut digetok pakai palu.

Kali ini karena Ochi lagi boring bin stres sama genre cinta-cintaan yang Ochi lagi tulis. Ochi bikin genre Action Bunuh-bunuhan. Sedikit kasar memang. Jadi yang gak kuat sama genre ini silakan klik 'BACK' saja. Tapi tenang, akan ada drama cinta-cintanya nanti. Tapi fokusnya tetap Action Drama.

Aku pakai pairing SasuFemNaru sebagai tokoh utama, jadi bukan Yaoi/ BL. Juga SasuSaku sebagai konflik.

Ya silahkan saja….

O iya. Rate M gak pakek Lemon ya…


Summary: Naruto dipaksa menikahi Sasuke yang merupakan calon pemimpin Yakuza untuk melindungi Sakura, Istri pertama Sasuke yang diincar Clan Hyuga. Neji yang ingin membalas dendam dengan membunuh Istri Sasuke. Bagaimanakah nasib Naruto yang dijadikan Istri Tameng?/ SasuFemNaru, SasuSaku. Action, Pertarungan, Romance, NoFlame, RnR, NoLemon.


Naruto hanya milik Masashi Kisimoto-san dake.

Cerita ini hanya imajinasiku belaka,!...

kesamaan nama, alamat, dll, umumnya DISENGAJA.

.

Warning: OCC, OC, Bahasa kasar, Tipo, Darah, Action abal-abal, No Lemon (for ever), No Flaming (yang udah merasakan Kimochi warui silahkan menyingkir), Ide pasaran.

RnR

DILARANG MENGCOPY SEBAGIAN APALAGI SELURUH FIC INI.

Suka, silahkan baca n Review. Benci, siahkan pergi (Gak pakek Flame).


Kata-kata asing:

Hakama Kimono: Tahu pakaian khas Jepang yang biasa digunakan latihan beladiri samurai.

Bushido: Sikap dan cara hidup Samurai.

Kobun: Anak buah.

Oyabun: Pimpinan/ pemimpin dalam organisasi.

Waka-Dono: Tuan muda.


目的はここから走る。

あなたはずっとそばにいても、満足じゃない。

一つになったら、いい。

.

PUTRA YAKUZA

.


Bab 1: Mainan Baru.

14 tahun yang lalu

Masuk dalam kawasan daerah elit penuh rumah adat tradisional Jepang. Pada suatu kediaman dalam area yang di anggap tabu dan angker. Bangunan dengan dominasi kayu dan tembok kertas campuran kertas dan kain bergaya lama. Walau telah ditata dengan gaya tatanan rapi dan terkesan hangat, tak dapat menghilangkan kesan kaku dan horror yang menakutkan. Bukan masalah Dewa penjaga tanah atau setan yang menguasai wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan tempat itu adalah lingkup kawasan salah satu pengusa tanah, yang terdiri atas clan-clan unggul dengan banyak pengikut. Salah satu daerah kekuasaan clan terbesar dalam naungan nama perkumpulan samurai moderen. Yakuza. (8,9,3)

"Hya!"

Syuud…..

Ayunan pedang kayu mengayuh di udara. Mendesing pelan. Menggores tajam.

"Hya! Hya!"

Syud—syud…

Dua kali ayunan mantap menuju kiri dan kanan dengan kecepatan penuh dan posisi kuda-kuda mantap antara kedua kaki yang saling melebar. Udara pagi menghembus pelan, membelai surai hitam reven seorang anak berumur 10 tahun yang tengah berlatih pedang dengan mengenakan hakama kimono* dengan atasan biru dongker dan bawahan berwarna hitam. Keringat hangat meluncur dari keningnya. Menyisakan garis halus jejak air pada kulit putih khas Clan Uciha. Mata hitam onyx menatap arah depan dengan pandangan tajam, seakan menantang udara dingin di sekitarnya, untuk membara seperti suhu tubuhnya.

Menjadi pemandangan biasa bagi para penghuni kediaman tersebut. Menyaksikan tuan muda mereka berlatih pada pukul 05.00 bahkan sebelum ayam-ayam mulai mencari makan. Bushido* adalah paham Samurai dalam penerapan ilmu-ilmu beladiri dan sifat mereka dalam kehidupan. Begitu juga dengan apa yang dilakukan anak yang bernama Uchia Sasuke yang tengah berlatih saat ini.

Hampir satu jam lamanya ia melakukan berbagai posisi, jurus, maupun gerakan-gerakan sulit yang bahkan untuk orang dewasa sekali pun.

Seoarang laki-laki 30-40 tahunan memakai pakaian kimono dengan lambang kipas di punggungnya, melangkah mendekati Sasuke dengan senyum kecil menghias wajahnya. Membuat semua Kobun-kobun* yang saat ini sedang bersama Sasuke menunduk 90 derajat untuk menghormati kedatangan laki-laki itu.

Sasuke yang masih berfokus pada latihanya tidak menyadari kedatangan orang tersebut. Hingga terdapat suara yang menyadarkanya.

"Tidak akan seru bila hanya melawan angin." Kata laki-laki tersebut dengan suara berat miliknya.

"Oyaji." Kata Sasuke sambil oujigi atau membukukan badan sesaat setelah membalikan badanya.

Sang pria yang rupanya merupakan Ayah Sasuke tersebut melakukan gerakan menadahkan satu tangannya ke kiri. Seolah-olah tengah memita sesuatu pada Kobun di sampingnya. Memahami perintah tidak langsung tuanya, Sang bawahan memberikan katana miliknya sambil menunduk hormat, tak berani memandang mata majikanya.

"Berikan juga padanya!" Kata Fugaku.

Sasuke juga menerima sebuah katana dari bawahannya yang lain.

Srrrriiiang….

Desingan tatapan antara sarung pedang dan pedang tajam ketika ditarik dari pelindungnya. Membuat bulukudu merinding, seoalah takut merasakan tebasan pedang tajam pada kulit.

Penghormatan pertama sebelum pertarungan pedang dengan cara Oujigi secara bersamaan telah mereka lakukan. Masing-masing kini tengah menggenggam mantap katana mereka, kuda-kuda siap menyerang, dan dengan pandangan siap menyakiti pada lawan masing-masing. Sang Ayah dan anak yang kini telah melepas identitasnya. Dan menggantikannya dengan kata 'lawan'.

Syut..

Tang….

Trang….

Suara gesekan besi tajam bertempur. Mempertahankan kepadatan masing-masing. Sasuke menyerang Ayahnya dengan gerakan lincah. Mulai dengan mencoba menyerang pertahanan di kiri tubuh Ayahnya. Sayangnya berhasil di tangkis denggan mudah menggunakan pedangnya.

Trang…

Sryuuuuuut….

Lagi-lagi pedang saling bertubrukan. Tapi kali ini, Fugaku berhasil mendorng pedangnya hingga ujung pedangnya hampir mengenai leher Sasuke.

"Kau perlu memperkuat lenganmu. Kau masih terlalu lembek."

Kata Fugaku di tengah-tengan duel.

Sasuke mundur beberapa langkah untuk menghindari tebasan Ayahnya.

"Hyaaaaa!"

Sasuke berlari kencang menuju Ayahya dengan pedang teracung langsung menuju jantung Sang Ayah. Tanpa ragu, bahkan terkesan liar. Seakan orang yang ada di hadapanya bukan siapa-siapa baginya.

Fugaku tidak bergerak dalam posisinya. Setelah pada jarak yang dikehendaki, barulah tubuhnya menyamping dengan gerakan sangat cepat. Sasuke yang tidak mengantisipasi gerakan tiba-tiba Sang Ayah, tidak siap menghentikan larinya dan melewati posisi awal Ayahnya berdiri. Dan tiba-tiba dari belakang.

Srat….

Crat….

Sayatan garis miring merobek kimono dan punggug Sasuke. Menyebabkan darah segar keluar dari tubuh anak kecil berusia 10 tahun itu. Sasuke berlutut dengan satu lututnya, dan bertumpu pada pedang yang kini menancap pada tanah. Bernafas pelan dan menyeimbangakan ritmenya. Mencegah dirinya kehilangan diri. Perih dan sakit. Ia sudah menerima hal seperti ini berkali-kali, hingga rasa sakit itu kini telah menjadi salah satu bagian hidupnya.

Sasuke berdiri perlahan dari posisinya. Berusaha menyeimbangakan posisi dan melambatkan detak jantungnya, hingga mencegah pendarahan yang parah pada punggunganya.

"Kau belum sempurna dalam menguasai jurus pemulihan rupanya. Kalau kau ingin menjadi Oyabun*. Kau harus segera menguasainya." Fugaku menyarungkan kembali pedanganya, dan bersiap-siap pergi.

"Aku tidak ingin menjadi Oyabun Oyaji," Kata Sasuke lantang.

"Kau tidak punya pilihan lain." Fugaku menaggapi kata anaknya tanpa berbalik.

"Kalau begitu aku akan menghancurkan clan ini." Kata Sasuke keras.

Fungaku langsung berbalik dan menatap anaknya dengan amarah.

"Kalau kau berfikir seperti itu, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri,"

Sasuke yang mendengar kata-kata terakhir Ayahnya. Mengangkat pedangnya, dan mengarahkan ke depan dengan mantap.

"Ya Oyaji. Angkat pedangmu lagi. Kita akhiri sekarang." Kata Sasuke, lagi-lagi tatapan yang sama sekali tidak menunjukan kesopanannya sebagai anak pada Ayahnya.

"Sasuke!" Bentak Fugaku marah. Ia menghela nafasnya berat dan mencoba menurunkan emosinya. "Bawa dia ke kamar, obati lukanya." Kemudian meninggalkan Sasuke yang masih memegang pedanganya.

Sasuke memandang kepergian Ayahnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Bahkan oleh para pengikutnya yang mungkin selama sepuluh tahun hidupnya selalu bersamanya.

Setidaknya sedetik pun tidak pernah terlewat tanpa kehadiran para penjaganya. Karena Sasuke adalah anak laki-laki satu-satunya, dan penerus satu-satunya Clan Uchiha.

Kenapa disebut Clan?

Yakuza, bukan hanya terdiri atas satu kekuasaan mutlak seperti kerajaan. Yakuza terdiri atas Clan-clan besar yang menaungi klan-klan kecil yang berada di bawahnya. Clan Uchiha adalah salah satu clan besar yang menaungi clan-clan kecil, yang apabila dihitung anggotanya, mungkin akan mencapai jumlah 1000 orang yang kini berada dalam kekuasaanya.

Sedangkan contoh Clan-clan besar lain adalah Clan Nara, Clan Hyuga, Clan Orochi, dan Clan Haruno yang berasahabat dengan Clan Uchiha.

Untuk beratahan dalam dunia ini. Mereka setidaknya tidak mencoba berurusan dengan clan-clan tersebut. Karena setiap satu helai rambut saja melintas pada wilayah mereka, maka nasib mereka selanjutnya hanya akan menjadi taruhannya.


Cup Chocochip


"Apa agenda hari ini?" Tanya Sasuke pada Kakashi-san yang merupakan pengasuh sekaligus asistenya.

"Kami akan menunjukan kegiatan eksekusi pada tingkatan clan paling kecil pada Waka-Dono." Kata Kata Kakashi.

"Apa yang akan mereka lakukan." Sasuke memakai kembali bajunya setelah Kakashi membalut lukanya dengan perban.

"Mereka akan menyita sebuah rumah di kawasan Prefektur Saitama. Dari seorang pasutri dengan satu anak perempuan. Sang Suami tidak sengaja menjamin hutang seorang temannya yang kini kabur dengan hutang sebesar 500 ribu yen. Mungkin akan berakhir dengan penyitaan rumah dan perdagangan anak." Penjelasan Kakashi.

"Baiklah. Kita berangkat." Kata Sasuke tanpa ekspresi.


Cup Chocochip


BRAK

Tendangan pada sebuah pintu rumah kecil nan asri. Sang pemilik rumah rupanya sudah menunggu di depan pintu bersama Sang Istri. Dengan ekspresi ketakutan yang kini jelas-jelas ia tunjukan.

"A-apa yang kalian inginkan?" Kata laki-laki berwajah tegas, berramambut kuning, dan bermata biru cerah namun menghangatkan itu. Sedangkan Istrinya yang berambut merah darah, dengan kulit putih dan mata biru gelap, mengamit tangan suaminya. Mencegah tubuhnya gemetar ketakutan oleh kedatangan para penagih yang berjumlah empat orang itu. Yang terdiri atas tiga orang laki-laki dan seorang anak laki-laki kecil berusia sekitar 10 tahun.

"Kami sudah memperingatkan kalian. Ini akan aman apabila kalian menyerahkan rumah ini dan anak peremuan kalian." Kata salah pemimpin pelaksanan oprasi kali ini yang bernama Hayato. Sambil menunjukan gaya yang terlalau kampungan dan sok berkuasa. Mungkin juga pengaruh keberadaan putra penerus yang ikut dalam oprasi kali ini. Hingga berpendapat mungin akan mendapat promosi ke esokan hari.

"Jangan coba-coba kalian meginjakan kaki pada rumah kami atau—"

"Atau apa?" Kata Hayato sambil menodongkan senjata api pada kepala Sang Suami.

"TIDAAAAAAK, Tolong jangan tembak Minato," Kata sang istri ketika mendapati Sang Suami yang mendapat todongan senjata api.

Sementara semua pandangan beralih pada Sang Istri, Sang Suami yang bernama Minato memangfaatkan situasi dengan langsung menggeret seorang anak kecil berumur 10 tahun yang datang bersama para Yakuza. Sang Suami mengeluarkan pisau dapur yang selama ini ia simpan dalam celananya dan mengarahkanya pada leher anak laki-laki tersebut, dan menjadikanya sandera.

"Kalau kalian sampai mendekat. Akan aku bunuh anak ini." Kata Minato lantang. Menantang para Yakuza di depannya.

Minato salah dalam perhitunganya. Yang ia anggap adalah anak 10 tahun adalah yang paling lemah dalam kelompok. Tapi kenyataanya adalah seseorang yang paling berpengaruh untuk memicu pertumpahan darah dalam rumah itu.

DORR

Peluru tajam menembus kepala Minato. Membasahi Sasuke yang menjadi sandranya dengan darah segar. Sasuke yang menyaksikan hal tersebut, hanya menyeringai kecil dan menyingkirkan tubuh tak bernyawa Minato dari tubuhnya.

Sang Istri masih terpaku pada apa yang baru saja ia saksikan. Belum dapat mencerna informasi yang tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya kini telah bersetatus 'janda'.

"Ibu…. Apa yang terjadi?" Sebuah suara kecil nan halus terdengar dari lantai atas rumah mereka.

Seorang anak perempuan berusia 4-5 tahun turun dari lantai atas dan mengahampiri ibunya. Anak perempuan berkulit putih, bermata biru cerah, dan berambut kuning. Sama persis dengan Ayahnya yang kini tergeletak di lantai dengan bersimbah darah.

"Serahkan anak itu, dan nasibmu tidak akan sama dengan suamimu." Kata Hayato lagi-lagi dengan gaya konyolnya.

"Jangan pernah kalian menyentuh anakku. Atau kalian harus membunuhku terlebih dahulu!"

Sang Istri langsung memeluk anaknya, dengan erat.

"Kalau itu keinginanmu,"

DORR

Tembakan kedua terjadi.

Brak…

Satu tubuh tumbang kembali. Meninggalkan Sang anak yang rupanya belum mengerti dengan kondisi yang tengah ia alami. Ia mengguncang-guncang tubuh ibunya. Seolah-olah ingin membangunkanya dari tidur.

"Ibu, kenapa ibu tiba-tiba tidur. Bangun Ibu!" Katanya hampir menagis.

"Ayah! Ibu tidak mau bangun. Ayah, bangunlah! Kenapa kalian tidak mau bangaun! Apa kalian membenci Nalu?" Anak tersebut masih berusaha membangunkan jasat orang tuanya.

Sasuke tiba-tiba teringat kenagan itu. Kenangan saat dirinya mendapati jasat ibu dan kakaknya yang telah terbujur kaku. Menatap dengan tatapan misterius pada Gadis yang di depannya, yang kini tengah mengalami hal yang sama.

"Ayo anak manis. Ikut paman ya… Nanti paman belikan permen." Kata Hayato, mencoba membujuk Naruto untuk ikut denganya.

"Tidak! Tidak mau. Ibu bilang, Nalu tidak boleh ikut olang asing," Kata gadis kecil yang Sasuke dengar bernama Nalu.

"Ayo ikut!" Hayato kini mulai menunjukan wajah srigalanya.

"Tidak!" Sang gadis cilik berlari-lari menghindari tangkapan Hayato yang kini mengejarnya.

DOOR

Tembakan ketiga terdengar. Sang gadis yang tadinya berlari-lari kini terdiam di tempatnya. Awalnya Sasuke mengira Gadis itu telah mati ditembak oleh Hayato. Rupanya hanya sebuah tembakan udara yang berupa peringatan.

Mata Si Gadis kecil mulai berkaca-kaca dan menandakan akan menagis.

"HWAAAAAAAA!" Si Gadis kecil langsung berlari. Sasuke pikir ia akan berlari menuju jasat ibunya. Tapi dia salah. Gadis kecil itu malah menabrakkan tubuhnya pada Sasuke, dan menangis dalam pelukannya.

"Tolong Nalu. Tolong Nalu. Nalu takut. Tolong Nalu!" Sambil memeluk Sasuke dengan erat.

Sasuke ingin melepaskan pelukan anak itu. Tapi entah kenapa ia merasa tidak rela melepasnya dalam waktu yang sama. Sudah 5 tahun ini, tidak ada yang memeluknya seperti ini. Semenjak Ibunya dan Kakaknya meninggal. Tidak ada yang memberikan pelukan hangat seperti yang dilakukan gadis dihadapanya.

Sasuke mengelus rambut kuning yang berada di bawah wajahnya.

Lembut dan hangat.

Si Gadis menoleh dan memperlihatkan wajanya yang penuh air mata. Sasuke mengusap pelan pipi Si Gadis. Dan mempererat pelukanya.

"Apa yang kau lakukan!" Tangan Hayato tiba-tiba mencapai surai kuning milik Si Gadis. Menarik rambutnya dengan kasar. Dan melemparkan tubuh kecilnya dengan keras pada tembok samping kiri Sasuke.

DUUAG

Bunyi tabrakan antara kepala dan tembok keras memecah udara. Si Gadis yang tadi menagis dalam pelukan Sasuke, kini terdiam, tergeletak di lantai, dan keluar darah segar dari pelipisnya.

Sasuke menyaksikan pemandangan tak berdaya Si Gadis dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Sakuke bergerak perlahan meningglakan Si Gadis, dan bergerak menuju Hayato yang masih menggenggam pistolnya. Sasuke menadahkan tangan kanannya pada Hayato. Meminta sesuatu padanya. Hayato langsung mengerti apa yang dimaksut dari gerakan kode Sasuke. Dan menyerahkan postolnya pada Sasuke.

"Dari pada membunuhnya, lebih baik kita menjualnya Waka-Dono." Hayato mencoba meyakinkan tuannya, yang ia kira bermaksut membunuh Si Gadis kecil.

"Kau memerintahku?" Akhirnya. Saat ini adalah pertama kali Hayato mendengar suara dari Tuan kecilnya. Yang rupanya adalah suara terahir yang ia dengar dalam hidupnya.

DORR

Tembakan keempat terdengar dari rumah kecil itu. Suasana mencekam dan sangar kini mulai menguar di antara mereka. Satu persatu nyawa melayang dengan mudahnya. Seakan tidak ada sekat antara kehidupan dan kematian itu sendiri.

Sasuke yang baru saja melubangi kepala salah satu pengikutnya yang bernama Hayato. Sama sekali tidak menunjukan ekspresi bahwa dirinya baru saja menghilangkan satu nyawa. Ia melangkahi mayat Hayato yang berada di depanya, dan memberikan pistol yang ia gunakan pada Kakashi.

"Urus mereka. Dan bawa Gadis itu. Aku menginginkannya." Kata Sasuke meninggalkan Kakashi dan asisten Hayato yang nantinya akan diangkat sebagai pimpinan yang baru menggantikan Hayato yang tewas di tangan tuan muda mereka.

Sasuke keluar dari rumah itu. Memandang pemandangan depan rumah kecil itu dengan ekspresi datarnya. Angin pertanda hujan membelai tubuh dan wajahnya. Awan gelap mulai datang mendekat. Mungkin hujan akan datang dalam rangka memberikan ucapan bela sungkawa pada tiga nyawa yang telah melayang pada tempat itu. Atau, Sang hujan ingin menghapus kekejaman yang baru terjadi pada keluarga tersebut. Meninggalkan satu gadis kecil yang terbaring lemah. Yang kini juga menyandang status sebatangkara.

Depan rumah kecil itu juga, terdapat Mobil hitam yang tengah menunggu tuanya dengan pintu terbuka dan pengawal yang mempersilahkan masuk. Sasuke beranjak dari posisinya berdiri dan meutuskan untuk pulang. Ia merasa risih dengan bercak darah yang ada di tubuh dan pakaianya.

"Apakah Waka-Dono baik-baik saja?" Kata pengawal yang berdiri disamping mobil. Menannyakan kondisi tuanya yang berlumuran darah. Sasuke tidak menjawab pertanyaan tersebut dan memilih langsung masuk dalam mobil.

Tetapi satu hal yang tidak dimengerti para bawahanya. Bahwa saat ini, sebuah ambisi terbesit dalam pikran Sasuke. Ia tersenyum singkat oleh idenya saat ini.

Sasuke ingin memiliki mainan baru. Dalam usianya saat ini, Sasuke telah meninggalkan mainan anak-anak miliknya. Bahkan setelah ditinggal oleh Ibunya, Sasuke sudah tidak tertarik dengan dunia anak-anaknya lagi. Ia lebih memilih melatih dirinya, dan menjadikan dirinya lebih hebat dari Ayahnya untuk membalas dendam kematian Ibu dan Kakaknya. Tapi ini adalah pertama kalianya ia benar-benar mengingikan sesuatu. Ia ingin membawanya pulang dan membuatnya menjadi miliknya. Si Gadis bersuarai kuning, bermata biru. Seperti boneka baru dalam etalase toko yang menjadi incaran Sasuke, untuk menjadi salah satu koleksi yang wajib dimiliki.

TBC


Ini pembuka. Jadi belum masuk cerita utama yang ada di summary.

Jangan memandangku seperti itu! Aku tahu ini kelihatan pasaran dan sadis. Tapi ini adalah benar-benar cerminan Yakuza pada era mereka masih berkuasa penuh.

Besok adalah hari Ulang Tahun Ochi (gak ada yang mau ngucapin?). Walau belum bisa Up Date Apapun Dirimu. Setidaknya aku ingin merayakanya dengan fic baru yang GJ. Apakah jelek?

Setidaknya jelek tidaknya kelihatan di Review. Kalau hanya dikit yang review, berarti jelek. Kalau lumayan, berarti masih ada yang suka.

Jadi apakah kalian ingin Ochi lanjut?

Silakan meReview.

Thaks for Read

Ochi.