Hybrid Akuma


Disclaimer : DxD and Naruto not mine.

Warning : You know? OOC, and many mistakes.

.

.

''Fraksi Malaikat tengah membuat sebuah alat yang berguna untuk membuat manusia berhati murni untuk menjadi Malaikat. Aku tidak tahu dimana dibuatnya, tapi pemberitahuan ini aku dapatkan beberapa waktu kemarin ketika semua Fraksi berkumpul.'' Kushina sedikit menjeda ucapannya, dia menunggu reaksi apa yang didapatkan oleh pemuda didepannya ini. Namun tidak ada reaksi apapun kecuali pemuda itu menutup matanya dan berdiam diri pada dahan pohon yang menjadi sandarannya.

''Aku yakin, kerja alat itu untuk menambah populasi Malaikat. Seperti halnya Evil Piece yang digunakan Fraksi Iblis untuk menambah koloninya. Dan bulan kedepannya kami para Fraksi akan berusaha untuk memberantas teroris yang mengganggu kedamaian, yaitu Chaos Brigade.'' Naruto membuka kelopak matanya ketika mendengar itu. Meregangkan sedikit badannya, lalu dia mulai menatap Kushina dengan serius.

''Apakah kau memberitahukan bahwa ada orang lebih berbahaya lagi selain organisasi itu.''

''Y-ya'' Naruto menutup matanya ketika mendengar itu. Tekanan gravitasi seketika menghilang. Membawa tubuh mereka berdua mengambang dalam udara, dan hal itu membuat Kushina terkejut. Dan sejak kapan ada kubah biru yang menutupi daerah ini, Kushina yakin bahwa Naruto sedang marah.

Naruto menatapnya dengan amarah yang tinggi, dia mengangkat telapak tangannya dan detik berikutnya terjadi teriakan kecil dari arah pohon yang lebat. Dan dari situ muncul seorang gadis kecil yang tubuhnya kini sedang terombang-ambing oleh tekanan gravitasi nol. Kushina seketika membulatkan matanya.

''Kyuu!''

''Nee-Chan!"

''Oh jadi dia adikmu ya Kushina. Kenapa kau membawanya kepada kematian heh?'' Kushina terlihat panik akan keadaannya sekarang. Adiknya, kenapa bisa berada disini. Bukannya tadi dia melihat sendiri bahwa Kyuu masih berada pada kamarnya dan sudah terlelap dalam tidurnya. Dia berani bersumpah, akan hal itu.

''Kumohon, jangan bunuh adikku. Mungkin dia mengikutiku kesini. Kumohon Naruto.'' Sebisa mungkin Kushina mencoba membujuk Naruto agar membebaskan adiknya dari kematian. Sedangkan Naruto menatap Kushina dengan dingin, sangat dingin. Naruto benci, ketika ada eksistensi lain yang mengetahuinya. Cukup hanya beberapa mahluk saja yang mengetahui keberadaannya, namun betapa salahnya gadis kecil ini karena telah melihat dirinya.

Dia mengaktifkan mata sihirnya. Retina biru berubah menjadi lambang sihir merah yang rumit dan menyalurkan kekuatan itu pada adik dari pemimpin Yokai ini. Dan kemudian mata merah milik adik Kushina telah berubah menjadi sama sepertinya, dan tak lama dari 6 detik semuanya telah kembali seperti semula. Meninggalkan tubuh itu kehilangan kesadarannya dan melayang dalam udara.

''Kyuu! Apa yang telah kau lakukan pada adikku'' Kushina berteriak marah beserta dengan air matanya. Dia mencoba untuk memeluk adiknya, namun tubuhnya tidak bisa bergerak. Ada sesuatu yang menghalanginya. Namun apa itu? Naruto yang melihat romansa kakak-beradik ini hanya diam.

Naruto mengangkat satu jarinya, dan sesuai dengan apa yang dikehendakinya tubuh gadis kecil itu melayang mendekat kearah dirinya. Kushina yang melihat itu semakin memberontak dan berteriak tidak terkendali, adiknya. Tidak akan biarkan seorangpun menyakiti adiknya, walaupun itu seorang pemuda yang kekuatannya bahkan melampaui sang Great Red sekalipun. Kushina akan menghajarnya.

''Hentikan! Hentikan perbuatanmu Naruto!''

''Sekarang pilih, nyawa adikmu atau nyawa rasmu. Kushina.'' Kushina membeku, tidak ada teriakan yang tadi menghias suasana disini. Dia terdiam membeku akibat ucapan yang terdengar sebuah pilihan yang sangat sulit untuk dia pilih. Dia mengeratkan genggaman tangannya, energi Senjutsu mengalir deras dalam tubuhnya, dan detik berikutnya energi Senjutsu itu telah merusak segala sesuatu yang mengunci pergerakannya.

Bergerak menembus angin, dan tangan kecil namun bertenaga itu sukses mendarat di pipi kanan Naruto. Membawa dampak ledakan angin yang begitu besar. Gelombang shockwave terus bergemuruh, membawa dampak pada daerah sekitarnya hingga beberapa pohon terbang karena akarnya tidak kuat lagi untuk menahan gelombang itu.

Wajah cantiknya mengeras katika pukulan terkuatnya tidak mempan apapun pada wajah dingin Naruto. Dan Kushina menambah satu tangannya lagi untuk meninju muka ini. Pukulan bertubi-bertubi Kushina lancarkan pada wajah pemuda dingin didepannya. Dan gelombang udara pun tidak terelakan telah memberantas seluruh pohon dalam kubah biru ini.

Tidak bergeser, tidak bereaksi, dan tidak membalas adalah posisi Naruto sekarang. Dia membiarkan Kushina untuk terus meninju wajahnya, karena pada dasarnya tubuhnya adalah Senjutsu itu sendiri, berterima kasih karena ada sel Bael di tubuhnya. Kekuatan Senjutsu yang melebihi klan Bael telah ada dalam tubuhnya hingga membuat pukulan yang dilancarkan Kushina hanyalah sebuah sia-sia saja. Dia hanya merasakan gelitikan geli di wajahnya.

''Sudah puas heh? Nona Kushina.'' Kushina berhenti ketika dirasanya kedua tangannya begitu berat untuk digerakan. Dia menatap Naruto dengan geram, dia tidak akan biarkan seorangpun hidup setelah menyakiti adiknya. Kushina berusaha sekuat mungkin untuk mengangkat kedua tangannya, sedikit demi sedikit.

''Menjadi berani untuk sang adik. Sungguh menakjubkan ne~'' Naruto memegang pucuk kepala Kushina, tapi Kushina dengan amarahnya mengibaskan tangan itu dengan kepalanya. Tidak sudi dia dipegang oleh orang yang telah mencelakai adiknya. Dia menatap Naruto penuh benci, walaupun dia tahu bahwa dia hanyalah semut bagi Naruto.

''Cukup Kushina. Aku telah terhibur akan kekuatanmu ini. Lagipula adikmu tidak aku apa-apakan. Hanya aku hilangkan saja ingatannya pada malam ini. Aku bercanda atas perkataanku tadi.'' Kushina merasakan bahwa tubuhnya terbang menjauh dari Naruto, dan dia tidak tahu apa itu. Mungkin ini adalah kekuatan Naruto, sungguh pemuda itu. Seberapa kuat pemuda itu, bahkan dia yang sudah berlatih dengan keras tidak bisa menandinginya.

''Apakah aku bisa percaya pada omonganmu!'' Naruto hanya membalikkan badannya dan detik berikutnya tubuh adik dari Kushina telah terjatuh tepat di dekapan hangat kakaknya, yaitu Kushina.

''Terserah mau percaya atau tidak. Bawa dia pulang dan berikan dia air putih ketika sadar nanti. Air itu akan menemalisir dampak sakit kepalanya karena aku telah menghapus paksa ingatan tadi.'' Jeda sejenak. Kemudian Naruto meneruskan ucapannya sambil dirinya menatap bulan sabit yang menyala indah di langit malam ini.

''Aku tidak ingin ada mahluk lain yang mengetahui keberadaanku. Itulah mengapa aku menghapus ingatan adikmu itu. Cukup hanya beberapa orang saja yang tahu mengenaiku. Kembalilah pulang, dan bulan depan kita bertemu lagi disini. Laporkan segala sesuatu yang terjadi. Dan selalu ingatlah, aku tidak menerima laporan kosongmu.''

''Satu lagi.'' Naruto menatap kearah Kushina yang sekarang ini tengah memeluk sayang adiknya yang tidak sadarkan diri. Melindunginya, seperti.. Kushina tidak mau melibatkan adiknya dari dirinya. Karena Kushina tahu dan Naruto pun tahu, bahwa dia sangat berbahaya. Kasih sayang itulah, kasih sayang yang telah lama hilang dari kehidupannya.

''Aku tidak mau kau membocorkan eksistensiku. Apalagi kau sudah tahu namaku, mungkin kau tahu namaku ketika teriakan Akayu waktu itu.'' Kushina hanya mendengarkan saja apa yang dikatakan oleh pemuda didepannya ini. Bagaimanapun juga, dia tidak akan bisa membantah segala perintah dari pemuda ini. Karena pada dasarnya, dia sudah terjerat jaring dari pemuda ini.

''Baik, aku mengerti.'' Naruto mulai mendekat kearah Kushina berada. Dia memandang wajah Kushina yang kini terlihat seakan takut kepadanya. Naruto memaklumi itu— wajar memang jika seorang akan berekspresi seperti itu jika sudah berada pada jeratannya.

Naruto mengangkat tangannya sedikit mendekat, dia menyentuh rambut merah Kushina. Membelainya, menyusuri dengan jari-jemarinya helaian merah darah itu yang sangat halus. Dia memejamkan matanya, sungguh sensasi ini mengingatkannya pada ibunda tercinta.

''A-apa yang kau lakukan?'' Naruto membuka kelopak matanya, dan menarik kembali tangannya dari rambut merah milik Kushina. Naruto berjalan mundur, dan detik berikutnya dia menghilang tanpa menimbulkan suatu suara sedikitpun. Meninggalkan Kushina yang menatap heran akan tingkah laku Naruto tadi.

Buat apa untuk dipikiri, lebih baik dirinya cepat-cepat pulang dan merawat adiknya ini. Bagaimanapun juga, besok dia harus bekerja lagi menjadi sebuah pemimpin yang mempimpin semua rakyat Yokai, hah~ ternyata menjadi pemimpin tidak semudah yang dia pikirkan.

.

.

Di suatu planet

.

''Hmm..'' Bergumam halus, sambil sesekali gadis itu membersihkan beberapa tempat yang sedikit kotor. Rambut merah alaminya kini terkuncir rapih, mungkin agar tidak mempersulit pekerjaannya. Menjadi seorang pelayan bagi seorang pemusnah bukanlah yang dia inginkan. Dan dialah satu-satunya yang ada disini!

Apalagi Dewa itu kerjaannya hanya tidur saja, membuat gadis itu sedikit merasa kesal. Membersihkan tempat tidur saja harus menunggu hingga Dewa itu mengubah posisi tidurnya, menyebalkan sekali. Baju ala maid itu terlihat sedikit basah pada bagian tertentu, hah sedikit capek juga membersihkan istana yang luasnya sangat gila ini.

''Uh?'' Direksinya berpindah ketika sesosok kucing ungu jadi-jadian datang dari kamar tidurnya dan dengan seenaknya berjalan di lantai yang baru saja dia pel. Sungguh menyebalkan sekali, diakan baru membersihkannya. Kucing jadi-jadian yang merupakan sang Dewa penghancur itu kini terduduk di meja makannya dengan mata yang masih mengantuk.

''Hoy Gou, cepat siapkan makanannya! Aku sangat lapar, Huaaa~'' Katanya sambil menyuap. Sungguh tidak mencerminkan Dewa sama sekali. Namun, dialah Dewa yang yang terkuat, Dewa yang bertugas untuk menghancurkan beberapa bagian di alam semesta demi keseimbangan dunia ini. Dewa yang agung sekaligus dibenci, sang Dewa penghancur, Beerus.

''Baiklah Beerus-sama. Harap menunggu, hamba dari tadi masih membersihkan tempat ini.'' Pelayan sang Dewa penghancur yang bernama Gou itu, meletakkan beberapa alat kebersihannya disamping dinding, dan akan dilanjutkannya lagi nanti selepas menjamu sang tuannya ini.

''Huuaahh~ Cepatlah Gou! Aku lapar sekali!'' Dan Gou pun hanya bisa menggerutu sambil sesekali menyumpah serapahi tuannya itu. Dia secepat mungkin bergegas memasak, dengan kekuatannya. Dia akan membuat masakan dengan cepat. Dan dapurpun menjadi gaib dengan bergeraknya benda mati seperti pisau yang memotong bawang dengan sendirinya, dan lainnya. Dan Gou, hanya tersenyum sambil sesekali dia memerankan perannya disini.

Beerus yang tadi terlihat masih mengantuk, kini terlihat tidak mengantuk lagi. Dia memandang kedepannya tepatnya sosok yang duduk di meja makannya dengan tenang, lalu sedetik kemudian dia tersenyum meremehkan kepada sosok didepannya.

''Cih, kau kesini lagi rupanya. Naruto si bocah tidak tahu terima kasih!''

''Hn, itulah aku. Beerus sang Dewa pemalas.''

''Apa kau bilang!''

''Aku kesini bukan untuk berdebat, Beerus-sensei'' Beerus hanya bisa mengepalkan tangan kanannya sambil kepalanya mengeluarkan asap karena menahan amarahnya kepada satu-satunya murid yang dia punya, yaitu Naruto. Dia memutuskan Naruto untuk menjadi muridnya karena suatu hal, yaitu di tubuh Naruto tersembunyi sebuah kekuatan yang membuat dia sedikit tertarik.

Bagaimana mungkin tidak tertarik, jika saja di tubuh kecil kala itu tersimpan kekuatan 72 iblis yang berbeda. Sungguh, menarik bukan. Suatu saat nanti, mungkin anak ini akan menggantikannya menjadi sang Dewa penghancur yang selanjutnya.

''Lalu apa maumu kesini lagi?'' Beerus mengetuk-ngetuk jarinya pada meja panjang yang menjadi tempat makannya. Dia memandang Naruto dengan tersenyum penuh arti. Beerus rasa, Naruto sudah semakin kuat. Apalagi Naruto datang dengan tidak ada hawa keberadaan apapun tadi. Sungguh, Beerus ingin sekali mencicipi kekuatan yang ada di tubuh anak ini.

''Berhentilah tersenyum seperti itu kepadaku, kau seakan-akan mau memperkosaku.''

''Uhuk! Sialan kau!''

''Sensei, aku tidak menahannya lagi. Aku akan tetap membalaskan dendam ayahku kepada semua Fraksi yang ada di bumi. Aku tetap muak akan keberadaan mereka.'' Beerus hanya bisa menghela nafasnya.

''Terserah padamulah, aku hanya akan melihat saja kelakuanmu yang kekanakan itu saja. Itu sedikit menghiburku dari kebosanan hidup ini.'' Naruto menyipitkan matanya ketika mendengar itu dari Beerus.

''Terserah. Aku adalah aku, dendam sudah melekat padaku. Kalau kau berpikir bahwa itu adalah kelakuan kekanakan, maka terus berpikirlah. Aku tidak akan berhenti di jalanku, aku akan tetap berjalan. Akan aku singkirkan segala sesuatu yang menghalangi jalanku.''

''Bagaimana kalau ada batu yang menghalangi jalanmu''

''Akan aku singkirkan.''

''Bagaimana jika batu itu adalah gurumu sendiri.'' Naruto terdiam, dia memandang sang gurunya dengan aura hitam pekat yang menguar dari tubuhnya. Beerus hanya tersenyum sambil tubuhnya juga mengeluarkan aura yang sama Naruto lakukan, namun berbeda warna. Beerus berwarna ungu, sesuai dengan kondisi kulitnya.

''Akan aku lawan, dengan kekuatan penuhku.'' Beerus tertawa keras, dan detik berikutnya mereka berdua saling adu tonjok hingga istana yang megah ini hancur seketika. Gelombang yang dahsyat itu telah menghancurkan sedikit dari tempat tinggal dari Beerus. Gou yang sedang memasak hanya terdiam terbengong akan kondisinya sekarang, dan tak lama kemudian.

''BEERUS-SAMA! KENAPA KAU MENGHANCURKAN ISTANA INI LA— Eh?'' Segala teriakan yang keluar dari mulut Gou terhenti ketika pandangannya melihat sosok asing yang kini sedang meninju wajah tuannya begitu juga tuannya yang sama-sama meninju wajah dari sosok asing itu. Dia kemudian berlari, Gou tahu bahwa keadaannya sedang gawat.

''Kekuatanmu sungguh bertambah drastis ne~ Naruto.''

''Hn. Aku sudah menyerap semua kutukan tuhan yang ada di dunia ini. Sesuai dengan perkataanmu, aku sekarang menjadi bertambah kuat.''

''Jadi seperti itu ya. Humm, ini akan sedikit menarik.'' Satu tangan terangkat, dan satu tangan lagi bergerak dan berbenturan satu sama lainnya. Otot yang kuat menonjol dari kedua tangan mereka, gelombang ultra yang teramat besar kini mengguncang tempat ini. Satu berwajah datar, dan satunya berwajah ala maniak bertarung. Murid dan guru, mereka akan menyelesaikan urusan mereka sekarang.

Kaki dibalas dengan kaki, dan gelombang kembali melanda. Menghilang dan muncul lagi dengan beberapa pukulan yang selalu di tangkis oleh lawan. Hilang dan bertubrukan lagi. Semua itu membuat suasana tempat ini sedikit demi sedikit kian hancur. Beberapa bunga layu dan retakan tanah kini tercipta.

Beerus mengeluarkan energinya, mengguncang seluruh dimensi ini. Naruto yang berusaha memukul Beerus harus terpental karena Beerus sudah memukulnya terlebih dahulu dengan kecepatan yang sangat luar biasa. Terbang dengan saling memukul, seakan-akan mereka terbiasa melakukan itu dalam udara bebas.

Bola hitam bagaikan matahari menerjang Beerus, dan Naruto hanya memandang datar ketika Beerus menahan bola hitam itu dan melemparkannya ke angkasa. Semua itu berdampak pada Gou yang kini sedang berlindung di perlindungan sihirnya, wajah yang cantik itu tengah menatap pertarungan mereka berdua.

''Hebat sekali, siapa pemuda itu ya? Hebat juga dia bisa menandingi Dewa penghancur.''

Naruto berdiri dalam naungan udara, dia mengeluarkan segala sesuatu yang berhubungan iblis semuanya. Sayap hitam kelelawar itu kini menunjukkan eksistensinya, besar dan jumlah yang banyak itu membuat penglihatan Beerus sedikit terkejut, lalu kemudian tersenyum kecil.

''Bravo, bravo. Jumlah yang bertambah, dengan besar yang sedikit gila. Naruto aku bangga memiliki murid sepertimu.'' Beerus bertepuk tangan sambil matanya tertutup. Berhenti, dan detik berikutnya Beerus memiringkan tubuhnya demi menghindari hujaman tombak perak yang meluncur deras kearahnya, ratusan— sepertinya ribuan tombak perak kini telah melayang di atas Naruto.

Beerus yang melihat itu tersenyum, lalu dia menyatukan kedua telapak tangannya. Membukanya secara perlahan dan munculah sebuah bola energi yang terdapat puluhan cincin yang mengitarinya. Jurus dewa bukanlah sesuatu yang diremehkan, kekuatan dan tekanan yang kuat kini melanda dimensi ini ketika terciptanya jurus itu.

Naruto menambah elemen petir dalam tombaknya, dan beberapa Power of Destruction untuk menambah dampak serangan yang kuat. Petir yang tercampur dengan kekuatan yang mempunyai sifat menghancurkan itu berubah warna menjadi merah hitam. Percikan tercipta dan detik berikutnya semua tombak dengan daya hancur itu melesat menuju kesatu titik, dimana Beerus berada.

''Akan aku tunjukan..'' Tepat beberapa meter dari tubuh sang Dewa penghancur, bola energi itu dia tekan dengan kuat dan mengakibatkan ledakan kuat. Ribuan tombak itu berhenti dalam udara dan kemudian ribuan tombak itu hancur tanpa tersisa sedikitpun. Meninggalkan kepulan asap yang melambung tinggi, mengganggu segala pemandangan yang ada.

Namun itu berbeda jika mengenai pandangan dari dua orang ini. ''Kekuatan dari sang penghancur!'' Pukulan dengan daya hancur itu mencoba untuk menghancurkan wajah Naruto. Menghindar, dan membalasnya dengan pukulan Senjutsu yang sudah mengalir dengan deras. Pukulan itu sukses membuat Beerus terpental, dia menghentikan paksa udara yang ada, hingga tubuhnya kembali tegak.

Namun sosok yang kasat mata kini telah berhasil memukulnya lagi hingga dia terpental dan menabrak sebuah dinding batu yang entah ada disitu. Beerus mencoba bangun namun pukulan yang memang tidak terlihat itu kini berhasil menjatuhkannya ke tanah dengan keras. Beerus menggeram sedikit, sebagai seorang Dewa. Dia tidak menerima perlakuan ini.

Ketika tubuhnya sepenuhnya berdiri, tapi terpaksa harus terjatuh lagi karena hantaman meteor yang sangat besar kini menimpa tubuhnya. Meledak hingga menimbulkan beberapa retakan pada planet yang merupakan tempat tinggal sang Dewa penghancur.

Naruto hanya diam, dan meneruskan kembali serangannya dengan cepat. Kedua telapak tangannya disatukan, lalu membukanya dan terciptalah bola energi yang sama persis seperti bentuk matahari. Bentuk yang awalnya kecil itu kini semakin bertambah besar, panas yang hampir sama dengan matahari itu kini menyengat perlindungan milik sang pelayan dari Beerus.

Panas itu membakar semuanya, tanaman maupun pepohonan kini hangus terbakar. Tidak dengan Naruto yang malah dekat sekali dengan inti panas tersebut. Semakin besar, dan semakin besar. Hingga ukurannya sendiri melebihi planet yang menjadi tempat tinggal gurunya.

''Hmm, kekuatan yang menakjubkan muridku. Dunia Limbo, salah satu kutukan terkuat yang ada didunia ternyata sudah kau punyai ya?'' Tanah berguncang dengan hebat, batu meteor yang hancur tadi dan mengubur tubuh sang Dewa kini memudar karena kekuatan sang Dewa penghancur yang sepenuhnya telah dikeluarkan. Mata tajam dan sebuah senyuman yang sangat janggal itu menghias wajah kucingnya.

''Jurus yang aku ajarkan kepadamu, kini kau pakai juga ternyata.'' Beerus memandang Naruto yang kini sedang memfokuskan tingkatan energinya untuk membuat bola matahari itu semakin besar. Kekuatan dan kecepatan yang meningkat, jurus yang awalnya sulit kini bisa dengan mudah Naruto lakukan.

Beerus rasa, inilah saat yang tepat untuk melihat jalan dari muridnya ini. Sedikit meregangkan tubuhnya, dan inilah 70% kekuatannya. Beerus sedikit berjongkok dan kemudian menghilang menuju ke Naruto berada. Tepat ketika tangan berlapis aura mengerikan itu menyentuh wajah Naruto, replika matahari yang tercipta atas kekuatan Naruto meledak dengan besar.

Hembusan angin menerjang segalanya. Membuat beberapa bebatuan untuk terbang karena tidak kuatnya menahan tekanan angin yang terdorong kuat tersebut. Perlindungan yang dimiliki oleh Gou kini mulai retak akibat ledakan besar tadi.

''Oh tidak! Perlindunganku akan hancur! Beerus-sama tolong hentikan, aku bisa mati.'' Gou berteriak dengan keras, usaha untuk sang tuan mendengarnya dan mengerti akan keadaannya, namun detik berikutnya ada sebuah perlindungan mistis yang melindungi tubuhnya. Oh, mungkin ini perlindungan yang diberikan oleh tuannya.

Kepulan asap menghilang dengan cepat, memperlihatkan wajah syok Beerus karena pukulannya bisa tertahan. Melihat dirinya tadi sungguh sangat dekat untuk memukul, dan sangat mustahil jika Naruto menahan pukulannya. Tapi sekarang, tangannya sedang tertahan oleh telapak tangan Naruto.

Mata biru itu berubah warna menjadi pola lambang sihir. Dan detik berikutnya, puluhan replika Naruto sukses memukul segala bagian tubuh dari Beerus. Dan hal itu membuat Beerus semakin terkejut, sudah meningkat berapa besar kekuatan dari muridnya ini. Sungguh Beerus tidak bisa menyangka akan sekuat ini. 70% yang biasanya cukup untuk melawan orang yang tangguh seperti gurunya dulu— Wish. Tapi sekarang, Beerus rasa 70% kekuatannya tidak cukup untuk menahan kekuatan dari Naruto.

Terpental dan kembali merasakan rasa sakit saat pedang perak yang tercipta dari ketiadaan menusuk tepat perutnya. Apalagi pedang itu ditambah dengan Power of Destruction, membuatnya merasakan sakit. Dan demi nama baiknya sebagai Dewa penghancur.

Beerus kini mengeluarkan seluruh kekuatannya— 100%. Hingga membuat alam semesta bergoncang dengan hebat. Beberapa planet kecil harus hancur karena tidak kuatnya menahan tekanan kekuatan yang Beerus keluarkan. Berjuta bintang hancur, dan matahari mengeluarkan reaksi apinya akibat kekuatan Beerus.

Naruto menutup matanya, dan detik berikutnya tubuhnya terlempar dengan darah yang memuncrat dari mulutnya, tubuh Naruto menimpa tanah dengan keras, dan harus rela kembali memuntahkan darahnya pada saat Beerus menginjak perutnya dengan sangat cepat dan kuat.

Akibatnya tubuhnya terjerembab di tanah yang sekarang ini amblas karena tidak kuatnya menahan tekanan kuatnya dari Beerus. Retakan seperti jaring laba-laba kini mulai tercipta dan terus merambat hingga membuat beberapa lava menyembur keluar dari dalam tanah. Planet bereaksi, akan segera hancur.

''Kuat sekali, aku bahkan tidak menyangka bisa seperti ini setelah lama berlatih.'' Kekuatan iblis Agares kini Naruto keluarkan, tubuhnya menghilang dan muncul kembali di hadapan gurunya. Mata merah dengan lambang sihir didalamnya mulai bercahaya. Tangan kanan terangkat dan detik berikutnya Naruto menghempaskan segala kekuatannya pada alam sekitar.

Dampak yang tidak kalah hebat dari sang Dewa kehancuran, membuat beberapa planet yang ada bergetar, membawa dampak kepanikan bagi yang bertempat tinggal di planet mana saja. Namun tidak dengan bumi, sesuatu seperti pelindung transparan kini melindungi bumi— menjaganya hingga menemalisir dari dampak pelepasan kekuatan kedua orang ini.

''Naruto.. Sepertinya kau sudah cukup untuk membuatku terpojok seperti ini. Kekuatan yang sangat besar. Aku bahkan cukup terkejut dengan perkembanganmu, aku akui mungkin aku akan kalah.'' Beerus tidak lagi mengeluarkan semua kekuatannya— percuma saja. Karena pada dasarnya pertarungan mereka bisa membahayakan seluruh alam semesta ke 7 ini.

''Kekuatan dari 72 iblis, di tambah dengan kutukan tuhan yang tak kalah hebat. Kau benar-benar menjadi orang yang terhebat di alam semesta ke 7 ini. Sekarang lakukanlah semaumu, hancurkan planet jika kau merasa bosan pada planet itu. Nikmatilah hidupmu, karena tak seorangpun bisa mengalahkanmu.'' Naruto hanya diam dan mendengarkan perkataan gurunya. Semua kekuatannya yang sempat dia lepas tadi kini hanya sia-sia. Dan pada akhirnya kekuatannya harus kembali ke normal lagi.

''Ada 12 alam semesta di dunia ini. Dan aku adalah Dewa kehancuran dari alam semesta ke 7. Jangan sombong dulu dengan kekuatanmu, ada orang yang lebih kuat lagi di alam semesta yang berbeda dari alam semesta milikku. Suatu hari nanti akan aku perkenalkan dirimu pada Dewa kehancuran di alam semesta yang berbeda.''

''Oh, jadi seperti itu. Lalu pertemukan aku dengan mereka semua. Aku sudah tidak sabar lagi untuk mencicipi kekuatan Dewa penghancur lainnya selain dirimu sensei!'' Beerus menghela nafasnya, yah inilah Naruto. Tapi tidak apa-apa. Suatu saat nanti dialah yang akan menjadi Dewa kehancuran di alam semesta ke 7 ini.

''Melawanku saja kau masih saja kesulitan, apalagi melawan para Dewa kehancuran yang ada di alam semesta lainnya. Kau belum cukup untuk bertemu dengan mereka semua.'' Naruto tersenyum menyeringai, menarik juga omongannya.

''Maka dari itu. Aku jadi tidak sabar lagi untuk bertemu dengan mereka semua!'' Beerus menghela nafasnya— Naruto tetaplah Naruto. Bahkan sebagai gurunya pun anak ini masih saja melawan. Dasar tidak menghormati sang Dewa saja.

''Baik-baik. Tapi selesaikan kerusakan ini dulu dengan kekuatan iblis Vassago milikmu.''

''Vassago : Espalda.'' Warna pandang dunia menjadi hitam putih, waktu berhenti dan dengan jentikan jari milik Naruto, semua kerusakan yang ada di planet tempat tinggal Beerus menjadi kembali seperti semula, tersusun dengan perlahan hingga selesai. Beerus hanya tersenyum akan kekuatan Naruto, walaupun Whis juga bisa melakukannya namun itu tidak seperti Naruto miliki. Kekuatan klan iblis yang sudah musnah— Vassago, memutar balikkan keadaan seperti semula adalah teknik yang dimiliki klan ini.

Terlalu berbahaya jika menuju tingkat yang selanjutnya. Yaitu memutar waktu dengan tanpa batas. Kekuatan yang melebihi Dewa waktu, itu adalah alasan kenapa klan ini harus dibasmi. Namun sepertinya, Naruto memiliki sel dari klan Vassago. Dan Beerus... Hanya bisa tersenyum senang ketika mengetahui itu.

Dan Beerus yakin, Naruto akan mengejutkan Dewa kehancuran yang ada diseluruh alam semesta ini jika Naruto sudah memasteri semua kekuatan klan iblis itu. Dan dia sudah tidak sabar lagi untuk mengunjungi para Dewa kehancuran dan menunjukan anak didiknya ini.

''Ara-ara, sepertinya tadi terjadi sesuatu disini'' Naruto terdiam, mata birunya menatap dingin pemuda berambut putih yang baru datang dari portalnya. Dan Beerus hanya menahan kekesalannya, karena orang ini datang terlambat sekali.

''Kemana saja kau Whis!''

.

.

.

Underworld.

''Sepertinya, Dewa yang ditakuti sudah bangun. Benar kan Sirzech.'' Wajah tenang dengan sebuah senyuman hangat adalah balasan atas apa yang dikatakan oleh Serafall tadi. Rambut merahnya sedikit berkilau karena terkena sinar lampu yang menerangi ruangan para pemimpin ini.

''Yah kau benar. Dan lihatlah, baru bangun saja dia sudah bertarung. Bahkan dengan perlindungan dari semua Fraksi, Bumi tetap berguncang dengan hebat akibat kekuatannya. Sungguh mengerikan.'' Serafall sedikit terkekeh pelan.

''Dan sebaiknya kita persiapkan diri kita untuk menyambutnya. Bagaimanapun juga, Beerus-sama pasti akan datang kesini demi menyantap makanan enak yang kita miliki.'' Ajuka bersuara hingga membuat seluruh orang melihatnya, Sirzech membalas dengan anggukan kepalanya.

''Beritahukan juga, agar seluruh Fraksi berkumpul demi menyambut kedatang beliau. Bagaimanapun juga, kita harus mengantisipasi agar kejadian waktu itu tidak terulang lagi.''

''Kau benar Sirzech. Hampir saja waktu itu Bumi akan dihancurkan kalau kita tidak sempat memberikannya makanan yang enak. Kali ini pastikan agar semua makanan yang tidak enak jangan dihidangkan untuk Beerus-sama. Bisa berbahaya nanti.'' Fallbium angkat bicara juga, semua orang yang ada disini mengangguk dengan pasti dan detik berikutnya Sirzech memberi perintah kepada Grayfia untuk memberitahu seluruh Fraksi agar berkumpul di tempat persatuan, yaitu Kuoh.

.

.

To be continued

A/N : Ara-ara, ada Beerus disini. Sudah jelaskan, ada beberapa Crossover di Fanfic ini. Alam semesta ke 7 dengan Anime DxD. Dan Alam semesta ke 1 sampai 12 dengan Anime apa ya? Hahahaa. Ikuti saja perkembangannya.

Dan ini akan berbeda dengan alur Canon dari DxD. Aku membuat alurku sendiri, sesuai dengan imajinasiku. Kira-kira nanti Champa akan ada di Anime apa ya? Tunggu lanjutannya ya.

Berikan komentar kalian semuanya. Saya tanggung dengan sepenuh hati, walaupun itu api sekalipun. Saya terima itu. Review ya.