Our Dilemma Kiss

Park Jimin

Min Yoongi

Terinspirasi atau remake dari manga 17sai kiss to Dilemma.

.

,,,

.

"Eumh..."

Yoongi merasa terusik oleh sinar matahari pagi yang seperti memaksa kedua mata cantik nya terbuka. Ia mengerjap ngerjap pelan dan melihat sekeliling untuk mengumpulkan kesadarannya.

"Ini bukan kamarku..." gumamnya pelan. Ia mencoba bergerak namun ada sesuatu yang menahan tubuhnya.

"Jimin?"

Yoongi ingin menjerit ketika melihat tubuh Jimin yang topless itu sedang memeluknya erat. Tapi sedetik kemudian ia mulai mengingat kejadian semalam dimana ia menangis dan Jimin memeluknya. Yoongi pun segera menyingkirkan lengan Jimin yang masih setia memeluk pinggang rampingnya.

Tunggu...

Kenapa badan bocah ini terasa panas sekali? Yoongi langsung menempelkan telapak tangannya pada kening Jimin.

"Astaga dia demam! Ini pasti karena dia hujan hujanan kemarin! Dasar." Yoongi mengomel dan bangkit dari pangkuan Jimin. Ia mencari jaket dan kemeja seragam bocah itu.

"Jaket nya masih sangat basah... tapi seragam nya sudah lumayan kering..." gumam Yoongi. Ia kembali ke Jimin berniat untuk membangunkan dan memakaikan seragam itu.

"Jimin..." Yoongi menepuk pelan pipi Jimin yang sukses membuat pemuda itu membuka matanya. Pandangannya terlihat sayu dan wajahnya pucat. Yoongi menggigit bibirnya. Gara gara dia, orang yang dia sayangi jadi sakit seperti ini..

Apa? Orang yang dia sayangi?

Yoongi tertegun dengan pemikirannya sendiri. Orang yang aku sayangi? Batin nya lagi. Namun jika mengingat bagaimana refleksnya memeluk Jimin bahkan menggumamkan nama itu saat dia ketakutan, Yoongi rasa kata 'sayang' memang cocok.

"Yoongi hyung..."

Suara Jimin membuyarkan semua lamunan Yoongi. "Pakai seragam mu. Ayo kita pulang.."

Jimin mengangguk tanpa banyak bicara. Ia memakai seragamnya dan berdiri. Yoongi membantunya berjalan karena Jimin terlihat sangat pucat dan seolah bisa ambruk kapan saja.

"Boleh aku pinjam ponsel mu? Aku akan memanggil taksi saja..."

Jimin mengangguk dan menyerahkan ponsel nya pada Yoongi. Kepalanya sangat sakit dan berdenyut denyut saat ini.

Tak berapa lama kemudian taksi yang Yoongi pesan pun tiba. Ia membantu Jimin masuk dan duduk di sebelah Jimin. Sepanjang perjalanan, yang Jimin lakukan hanya memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di bahu sempit Yoongi.

"Sabarlah Jimin... kita akan segera sampai rumah..." Yoongi mengusap lengan Jimin yang ternyata memang penuh dengan otot. Yoongi sampai heran. Bagaimana ia bisa tidak mengetahui sosok asli Jimin?

"Aku mencintaimu..."

Yoongi tersentak. "Apa?"

Jimin tersenyum lemah dan berbisik lagi. "Aku sangat mencintaimu..."

Yoongi terdiam di tempatnya. Pipinya memerah dan hatinya menghangat saat mendengar Jimin mengucapkan kalimatnya.

"Aku... aku juga mencintaimu..."

.

,,,

.

Jimin mengerjapkan matanya. Ia berusaha duduk tapi kepalanya masih terasa berat meski tidak separah tadi. Jimin melihat keadaan sekeliling. Ini kamarnya.

"Jimin?"

Jimin menoleh ke arah pintu dan menemukan Yoongi dengan wajah khawatir dan membawa nampan di tangannya. "Apa kau sudah lebih baik?" Yoongi berjalan ke arah Jimin dan meletak kan nampan berisi bubur, segelas susu dan obat obatan di meja sebelah tempat tidur Jimin.

"Aku sudah lebih baik hyung.. Terima kasih..." Jimin menatap Yoongi.

"Ayo sarapan dulu. Aku susah payah membuatnya." Yoongi membantu Jimin duduk dan menyuapinya.

Hati Jimin mendadak berdebar. Yoongi memang sangat manis. Tapi melihat Yoongi benar benar mengurusnya seperti ini membuat jimin melupakan rasa pusing di kepalanya.

"Yoongi, Jimin, bisa kalian ke ruang makan?" Ibu Jimin tiba tiba masuk ke kamar itu tepat saat Jimin menghabiskan susunya.

Jimin mengangguk dan berdiri. Mereka bertiga berjalan menuju ruang makan. Jimin dan Yoongi terkejut saat ruangan itu penuh orang. Ah tidak penuh juga. Hanya ibu Jimin dan orang tua Yoongi. Tapi tetap saja itu mengundang tanya untuk Jimin dan Yoongi.

"Eomma, appa, aku sudah bilang kan akan menginap disini, kenapa kalian menyusul?" Yoongi bertanya bingung dan membantu Jimin duduk di sebelahnya.

"Lihat? Sudah ku bilang Jimin itu tampan tanpa kacamata dan hoodie nya!" Ibu Yoongi bertepuk tangan heboh melihat Jimin yang 'asli'

"Aku tau yeobo. Mereka manis sekali. Ku rasa mereka sebaiknya pacaran atau menikah saja." Ayah Yoongi mengangguk setuju yang di ikuti gumaman gembira dari ibu Yoongi dan ibu Jimin.

"Kami memang berpacaran." Jimin menjawab sambil mengusap rambut Yoongi.

Orang tua Yoongi dan Jimin terlihat sngat kaget. Tapi kemudian mereka bertepuk tangan dengan meriah. "Aah! Uri Yoongi dan Jimin! Waaah ini daebak! Lihat wajah memerah Yoongi. Aigoo aigoo manisnya!" Ibu Jimin mencubit pipi Yoongi.

Semua orang di meja itu sibuk menggoda Yoongi. Dan jimin yang awalnya malu itu pun akhirnya ikut tertawa. Siapa yang tidak senang ketika bertahun tahun melakukan pendekatan dan akhirnya bisa memiliki?

"Aku selesai makan." Yoongi tiba tiba bangkit dari duduknya dan berjalan keluar rumah dengan menghentak kan kakinya kesal.

"Eh, Yoongi hyung?" Jimin yang kaget melihat reaksi Yoongi itu langsung berdiri dan mengejarnya.

Ibu Yoongi menyesap teh di depannya. "Yoongi memang memiliki gengsi yang tinggi. Tapi tenang saja hahahaha"

.

,,,

.

"Hyung tunggu dulu..." Jimin meraih lengan Yoongi ketika pemuda itu hendak mengunci pintu rumahnya. Yoongi mendelik kesal.

"Apa?"

Jimin menghela nafas. "Ada apa?"

Yoongi mendengus dan berjalan melewati Jimin menuju kamarnya.

"Apa kau marah karena aku mengatakan kita berpacaran?" Jimin mengikuti Yoongi yang masih mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kita kan memang tidak berpacaran!" Tanpa sadar Yoongi membalik kan badannya dan membentak tepat di wajah Jimin.

Jimin terpaku seketika. "Tapi.. ku pikir.. saat di taksi tadi.."

Yoongi jadi serba salah. Ia sama sekali tisak berniat membentak Jimin. Ia hanya kesal dengan ledekan orang tua mereka yang seperti anak kecil. Sekarang Yoongi hanya mampu menunduk dan menatap lantai.

"Maaf... ku pikir... yah kupikir setidaknya kau merasakan yang ku rasakan. Haha tapi tidak mungkin Min Yoongi menyukai Park Jimin yang culun ini hahaha" Jimin tertawa hambar.

"Jimin... aku..."

"Hahahaha lupakan saja. Aku akan meluruskan hal ini pada orang tua mu. Kau santai saja hyung." Jimin menepuk pelan kepala yoongi.

"Tidak. Tunggu, kau salah... Maksudku itu..." Yoongi berusaha menahan lengan Jimin yang sudah berbalik dan menjauh.

"Sudahlah Min Yoongi." Jimin menoleh dan tersenyum pada Yoongi. Dengan lembut, ia melepaskan tangan Yoongi dari lengannya.

"Tapi..." Yoongi berusaha berbicara dengan Jimin. Tapi pemuda itu sudah berlalu pergi. Meninggalkannya dengan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan.

.

,,,

.

Jimin menatap danau di depannya dengan pandangan kosong. Di sore yang dingin ini ia bahkan hanya mengenakan kaus tipis tanpa lengan dan celana pendek. Menampilkan otot otot lengannya.

"Min Yoongi..." gumamnya pelan.

Sudah berjam jam sejak sarapan bersama keluarga tadi, dan Yoongi menolaknya, Jimin hanya berdiam diri disini. Melamun sambil sesekali melempari danau itu dengan kerikil di sekitarnya.

"Ku pikir dia mencintaiku... perjuanganku bertahun tahun ini... ah Min Yoongi..." gumamnya.

Tak terasa, matahari semakin menghilang dan hari mulai gelap. Tapi Jimin tidak bergeming. Ia tidak berniat sama sekali untuk bangkit dari sana meski ia yakin ibunya akan mengomel karena dia menghilang tiba tiba sejak pagi.

"Park Jimin!"

Jimin menoleh ketika mendengar seseorang meneriaki namanya dan menemukan Yoongi dengan wajah memerah dan keringat mengucur di pelipisnya.

"Hyung?"

Jimin segera berdiri dan berniat melangkahkan kakinya mendekati Yoongi. Tapi belum sempat ia melangkah, Yoongi sudah terlebih dulu berlari dan menubruknya. Tangan mungil Yoongi memeluk Jimin dengan erat.

"Kau bodoh!" Yoongi membenamkan wajahnya pada dada Jimin.

"Wae hyung?" Jimin mengusap kepala Yoongi dengan sayang. "Kenapa kau mengumpatiku?"

Yoongi tidak menjawab. Tapi Jimin merasakan baju nya mulai basah di bagian dada.

"Aku tidak menangis! Jadi diamlah!"

Jimin terkekeh pelan. Ia masih mengusap rambut Yoongi dengan lembut. "Aku mencintaimu..."

.

,,,

.

TBC

.

Ffn error ya? Kok aku apdet there's no tomorrow for us ngga keluar '^' jangan jangan apdetan ini ngga keluar juga? Hiks T.T

Btw maaf jadinya fluff banget -.- pingin berusaha bikin potek tapi jadinya malah fluff... maafkaaaaannnn /kubur diri sama Yoongi.

Last but not least, review please ^^