Call Me Daddy
.
Story by, PaoLu42090
.
Original story :
www . asianfanfics story/view/906636/call-me-daddy-luhan-sehun-hunhan-selu
.
Translate by me, CandySugar / DeathSugar
.
WARNING :
Contains The Usage Of Toys. Extreme Infantilism. Diaper Usage. Extreme Punishment.
.
Happy reading~
.
.
- Training Begins -
Ketakutan melingkupi Luhan, setelah apa yang dia lihat di kamar anak, dia tahu laki-laki ini tidak bercanda. Dia tidak memiliki petunjuk pria itu mampu dan apa yang akan dia lakukan padanya. Dia—Luhan mencoba melepaskan borgol ditangannya tapi itu sia-sia.
Sehun berjalan kebelakang dengan memegang beberapa item anak kecil untuk Luhan. Sehun memiliki satu onesie dewasa—baju bayi seperti jumpsuit—dengan popok dan dot bayi.
"Jangan mendekat dengan barang jahanam itu!" teriak Luhan saat dia mencoba untuk mendendangkan kakinya keatas untuk membuat Sehun pergi. Sehun hanya tersenyum kearahnya dan meraih kakinya. Dia mengangkat jarum suntik kecil dan kemudian menyuntikannya kedalam tumit kaki milik Luhan.
"Aw! Brengsek! Apa yang kau lakukan?!" teriak Luhan.
"Kau lupa, baby? Daddy adalah seorang dokter. Aku memiliki semua jenis obat di rumah ini. Termasuk beberapa yang mampu membuatmu tidak berdaya." Kata Sehun.
Luhan kemudian mulai merasa lemah saat kakinya mulai turun.
"Kau membiusku?" Tanyanya.
"Ya. Ini obat kecil yang menakjubkan juga. Ini tidak membuatmu jatuh tertidur, hanya benar-benar merilekskan semua ototmu. Kau tidak akan mampu melawan walaupun kau ingin." Sehun berkata sambil mengeluarkan kunci dan membuka ikatan pada pergelangan tangan Luhan. tubuhnya sepenuhnya merosot pada kursi dan ia tidak bisa melawan. Sehun mengambil Luhan yang lemas itu dan tersenyum bagaimana bersinarnya dia, benar-benar seperti seorang bayi yang sebenarnya—yang dia inginkan.
"Turunkan aku!" Protes Luhan berbisik.
"Seperti yang kau ingin Sweet Baby." Kata Sehun sambil meletakkan Luhan diatas meja ganti yang telah dia siapkan dikamar mandi. Luhan tidak bisa duduk, jadi dia langsung berbaring.
Sehun melihat lemarinya dan ia melihat gunting yang tajam. Dan Sehun mulai untuk memotong pakaian tidak berguna yang Luhan kenakan.
"Kau tidak perlu ini." Kata Sehun sambil meninggalkan Luhan yang benar-benar telanjang penuh setelah dia selesai memotong potongan terakhir boxer milik Luhan.
"Kau punya kulit yang jelas indah, sempurna untuk ditandai." Sehun menarikan jemarinya diatas perut Luhan dan tersenyum ketika melihat Luhan yang mengerang.
"Ini juga halus seperti bayi. Aku tahu aku membuat pilihan yang tepat." Kata Sehun sambil berjalan ke bak mandi dan menyalakannya. Ia memastikan airnya hangat dan setengah penuh sebelum akhirnya ia kembali pada Luhan.
"Sekarang, aku harus membersihkanmu dulu. Tuhan tahu jenis kuman apa dan penyakit yang menyusup di kulitmu ketika kau pergi ke bar yang menjijikan." Kata Sehun saat dia mengangkat Luhan lagi. Luhan tersentak saat dinginnya angin bertiup dibagian belakang tubuhnya yang telanjang, tapi dia diletakkan dengan lembut di bak mandi dan dengan air hangat. Ia merasa lebih baik.
Sehun memegang Luhan begitu sampai di air, karena jika sampai dia melepaskannya, Luhan akan tenggelam karena ia tidak punya kontrol atas ototnya—Luhan tidak berdaya karena efek obat tadi.
"Nah, pelajaran pertama, baby. panggil namaku." Sehun mengatakannya dengan nada ramah.
"Tidak! Aku tidak akan memberikannya bahkan sampai di imajinasi gilamu!" Luhan mengatakan dengan nada aneh. Sehun mengerutkan kening.
"Aku akan memintamu sekali lagi, Luhan. bagaimana kau memanggilku?" tanya Sehun. dia memiliki banyak kesabaran sehingga ia tahu bagaimana untuk melatih anak laki-laki ini.
"Kiss. My Ass." Luhan protes. Sehun hanya menyeringai dan menggelengkan kepalanya saat ia melepaskan Luhan. Luhan panik saat dia mulai tenggelam kedalam bak mandi yang penuh air. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, ia tidak punya cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia akan tenggelam.
Ia menatap Sehun yang tersenyum kearahnya saat ia tenggelam ke dalam air. Dia tidak bisa melawan atau bergerak, jadi dia hanya tergeletak ke dasar bak mandi, berteriak sekeras yang dia mampu untuk keadaan yang melemah. Dia menelan air dengan jumlah tak terbatas dan dia tersedak. Suplai oksigennya memudar dengan segera.
Untungnya, Sehun meraihnya dan menarik Luhan keluar. Luhan terbatuk dan terengah-engah.
"Ada apa dengan dirimu?" Luhan bertanya sambil terbatuk air.
"Baby perlu belajar bahwa ketika ia tidak mendengarkan daddy, akan ada hukuman. Sekarang ini adalah terakhir kalinya aku memintamu, Luhan.. panggil namaku atau aku akan menjatuhkanmu kembali kedalam bak mandi ini dan satu-satunya cara untukmu keluar adalah jika pengaruh obatnya habis." Ucap Sehun padanya. Luhan menggertakkan gigi. Hidupnya lebih berharga daripada harga dirinya, sehinga ia akhirnya mengatakan apa yang Sehun inginkan.
"Daddy."
"Anak baik. Sekarang katakan sekali lagi. Lebih keras." Kata Sehun.
"Daddy..." Ulang Luhan. Sehun tersenyum puas.
"Kau belajar dengan cepat. Sekarang, sebagai hadiah untuk melakukan apa yang dikatakan Daddy, aku akan membersihkanmu." Sehun berkata sambil memiringkan tubuh Luhan di sandaran bak mandi dan mengangkatnya, Sehun tidak perlu untuk menahannya. Sehun mengambil sampo Huggies yang biasa digunakan untuk bayi dan menuangkannya ke telapak tangannya dan dia mulai menggosok perlahan-lahan ke rambut Luhan.
Luhan membenci ini. Dia benci diperlakukan seperti anak kecil. Dia sudah cukup untuk itu di rumah sakit jiwa. Tapi, ia merasa aneh, itu seperti bagian kecil dari dirinya menyukai untuk diurus. Tapi Luhan membuang pikiran itu jauh-jauh, tidak untuk sentuhan dari seorang penculik psikotik. Namun, perasaan mendapati rambutnya di basuh membuatnya merasa benar-benar nyaman dan itu membuat Luhan ingin menutup matanya dan jatuh tidur, tapi obatnya mencegahnya untuk melakukan itu. Setelah Sehun selesai membersihkan rambut luhan, dia dengan hati-hati mengangkat Luhan dan mulai membersihkan tubuhnya. Dia membelai setiap inci dari tubuhnya dengan hati-hati dan tidak untuk melewatkan satu bagian pun. Dia bisa melihat bahwa Luhan lelah, dia tidak menyalahkan Luhan. itu efek dari obat. Sehun mulai kasihan pada anak yang tidak bisa tidur, jadi selesai ia mandi dan membungkus Luhan dengan handuk dan membawanya ke kamar tidur. Sehun bisa merasakan Luhan yang mencoba untuk menendang dan melarikan diri dari genggamanya tetapi dia tidak bisa. Sehun dengan cepat mengeringkan rambut dan tubuhnya lalu meletakkan Luhan lagi. Sehun mengeluarkan popok dan meletakkan dibawah Luhan.
"Ti-Tidak. Apapun asal bukan ini." Luhan merintih.
"Oh.. tapi bayi harus memakai popok mereka, atau mereka akan memiliki kecelakaan." Kata Sehun.
Luhan harus menemukan cara untuk menyakinkan Sehun untuk membawa keluar dari popok. Jadi dia menggunakan kemampuan sandiwaranya sekali lagi.
"Please, daddy.. Lulu adalah anak yan sudah besar. Dia bisa mengurus dirinya sendiri." Luhan mulai bermain dan Sehun menyeringai.
"Aku tahu apa yang kau lakukan Luhan, itu tidak akan berhasil. Kepribadanmu manipulatif. Bayi tidak manipulatif. Kau bisa memiliki waktu yang panjang untuk berhenti. Plus, dengan benda-benda yang aku punya untukmu, kau tidak akan bisa pergi ke kamar mandi," Sehun mengatakan setelah selesai menggenakan popok untuk Luhan. Luhan benci bagaimana rasanya it; aneh dan tidak nyaman.
Selanjutnya, Sehun memegang baby onesie berwarna biru dan mulai menarik kaki Luhan melewati itu.
"Hentikan ini. Aku laki-laki dewasa. Kau tidak bisa melakukan ini!" ujar Luhan.
"Aku bisa dan aku akan melakukannya." Kata Sehun sambil mengangkatnya untuk menarik onesie diatas punggungnya dan dia menarik lengan Luhan melewati lubang-lubang pada onesie. Dia kembali ke bagian kaki dan menarik resleting sampai ke leher Luhan hingga terikat di tombol kecil disekitar kerah.
"Ini berlengan panjang dan hangat, tidakkah merasa nyaman?" Sehun bertanya padanya. Luhan pun harus mengakui, onesie ini menakjubkan dan tidak tahu jenis kain apa yang digunakan tetapi ketika membelai kulitnya, itu terasa begitu baik.
"Persetan!" gumam Luhan. Sehun hanya menggeleng.
"Aku lelah dengan mulutmu." Kata Sehun sambil mengambil dot bayi berwarna hijau dan meletakkannya ke mulut Luhan. Luhan dengan cepat mengatupkan bibirnya dan tidak membiarkan Sehun memasukkan benda itu kedalam mulutnya. Sehun hanya tersenyum saat meraih salah satu tangan kecil dan rapuh milik Luhan lalu mencubitnya dengan keras.
"OOWW!" Luhan menjerit dan Sehun mengisi mulutnya dengan dot.
Sebelum Luhan bisa meludahkannya, Sehun mengikatkan tali dibelakang kepala Luhan bersamaan dengan kencang. Luhan mencoba menggunakan lidahnya untuk mendorong itu keluar, tapi dia tidak bisa dan itu berakhir diwajahnya. Dan setiap suara yang dia buat hanya terdengar erangan dan tidak jelas.
"Ini lebih baik. Dan sekarang sudah saatnya untuk tidur." Kata Sehun sambil mengangkat Luhan kembali kedalam pelukannya dan membawanya kedalam kamar anak-anak yang Luhan benci. Dia letakkan Luhan di dalam ranjang bayi dengan pinggiran seperti jeruji itu dan mengikatnya dengan kencang. Itu tidaklah terlalu kencang untuk bisa menyumbat sirkulasi darahnya, namun cukup mampu untuk mencegah Luhan melarikan diri. Dan mengulanginya di bagian kaki hingga Luhan benar-benar tidak bisa bergerak.
"Aku tahu, kau mungkin lapar karena setahuku bayi selalu lapar selama dua jam sekali. So, disini aku ada untuk merawatmu." Kata Sehun sambil mengeluarkan kantung penuh dengan susu.
Sehun mengambil sebagian dari kantung itu dan menuangkannya di dot milik Luhan.
"Kau mengunakan dot khusus. Hisap dari situ." Ujar Sehun menuntut, dan Luhan lemah untuk berdebat, jadi dia menurut untuk menghisap susu dari dot itu. Susu itu mulai menuju mulutnya dengan perlahan.
"Kau baru saja menyalakan timer di kantung susu itu, selama kau menghisap dari sana, susunya akan terus tertuang. Namun, jika kau berhenti sebelum timer itu berakhir itu akan terus mengalir. Di dalam susu itu ada obat penawar untuk obat yang aku berikan untukmu tadi. Itu akan memberikan kemampuan anggota tubuhmu yang benar-benar tidak berguna sekarang, dan kau akan mampu untuk tertidur." Sehun memberitahunya. Luhan menatapnya dengan tatapan tidak percaya, namun Sehun memilih mengabaikan itu dan tidak perduli. Sehun mengeluarkan selimut kecil dari lemari dan meletakkanya dengan lembut pada Luhan sehingga dia tidak tidak akan kedinginan.
"Good Night, My Baby.." Sehun membungkuk dan berbisik di telinga Luhan saat ia menempatkan ciuman di pipinya. Luhan merasa jijik. Dia tidak bisa percaya ini benar-benar terjadi padanya. Dia menyaksikan dengan ngeri saat Sehun mengangkat jeruji boks bayi dan Luhan benar-benar terjebak dalam sebuah boks bayi besar.
Dia adalah seorang tahanan.
- Suffer -
Luhan merasa sangat tidak nyaman di tempat tidurnya. Dia ingin bergerak tapi tidak bisa, ia dipaksa dalam posisi yang sama. Dan yang terburuk adalah kamar itu sangat panas dan dia memiliki onesie lengan panjang dan selimut yang menutupi dirinya.
"MMMHHHH!" Dia mencoba berteriak dengan segala yang dia bisa, tapi itu tidak cukup keras untuk mendapatkan perhatian Sehun. dia butuh Sehun untuk datang dan mengambil selimut itu, tapi itu tidak bisa terdengar berkat dot sialan itu. entah Luhan butuh atau tidak, susu itu tetap mengalir menuju mulutnya dan dia menemukan dirinya minum dan menghisap itu dari dot. Itu tidaklah membutuhkan waktu yang lama sebelum susu itu memberikan efek untuknya dan dia mulai menutup matanya dan tidur di tempat tidur bayi.
Tidur tidaklah berlangsung lama untuk Luhan, kantung susu hampir setengah kosong dan ia merasa dirinya perlu untuk buang air kecil. Tidak ada cara selain dia kencing di popoknya, tapi itu terlalu memalukan. Jadi, dia mulai membuat kebisingan sebanyak yang dia bisa untuk membangunkan Sehun.
Dia memukul tangannya pada jeruji dimana mereka terikat juga dan menendang kakinya, sementara dirinya masih mengemut dot (dia tidak bisa berteriak). Bersyukur, itu cukup bising untuk membuat Sehun terbangun dan masuk ke kamar anaknya.
"Apa yang kau butuhkan, Baby? apa kau kepanasan?" Sehun bertanya ketika dia menyadari bagaimana Luhan berkeringat dan Luhan mengangguk cepat, tapi bukannya mengambil selimut itu, Sehun jutru hanya menurunkan suhu ruangan.
"Nah, sekarang tidur dengan baik.." kata Sehun sambil berbalik kembali.
"MMMPPP!" Luhan berteriak lagi dan Sehun berbalik padanya.
"Apa ada yang salah pada sesuatu yang lain?" Sehun bertanya dan Luhan mengangguk sebagai jawaban.
"Apa rasa susunya menggelikan?" Sehun bertanya dan Luhan menggelengkan kepala.
"Um, apa obatnya tidak bekerja, jadi kau tidak bisa tidur?" Sehun bertanya. Luhan menggelengkan kepala lagi dan mengumamkan kata-kata. Sehun mengecek kantung susu dan itu setengah kosong, maka Sehun tahu apa yang Luhan inginkan.
"Kau ingin ke toilet?" Tanya Sehun lagi dan Luhan mengangguk panik. "Lakukan, Baby. itu gunanya popok yang ada padamu." Kata Sehun dan Luhan menggeleng.
"Baik, jangan pakai popoknya tapi aku tidak akan melepaskanmu dari dari ranjang. So, kecuali kau ingin terus menahannya sampai kau menyerah." Jelas Sehun, Luhan berada di ambang air mata, tapi ia menolak menangis untuknya. Itu hanya akan menambah fantasi gila Sehun. Kemudian Luhan melihat Sehun berjalan ke kantung susu dan menekan tombol. Selanjutnya, susu mengalir ke Luhan dengan lebih deras dan cepat dan Luhan harus menelan itu, yang mana meningkatkan kebutuhannya untuk buang air kecil. Luhan tidak bisa menahan lagi, kandung kemihnya rasanya ingin meledak, dan sebelum dia tahu itu dia merasa dirinya kencing di popok.
Sehun tersenyum puas saat melihat ekspresi malu di wajah Luhan. kemudian Sehun kembali menurunkan kecepatan susu dalam dot itu dan mendaratkan ciuman untuk Luhan lagi.
"Good job, Baby. mimpi indah." Ucap Sehun dan kemudian dia pergi. luhan mengerutkan kening dan berteriak frustasi dalam hati. Sekarang, dia bahkan menjadi lebih tidak nyaman dengan popok yang basah.
Ini tidak bisa dipercaya.
...
Keesokan harinya ketika Sehun terbangun, ia pergi ke basement dan mulai mengatur beberapa hal. Dia menyeringai setelah dia anggap siap dan kembali ke atas—ke kamar Luhan. Luhan tampak begitu indah saat tidur, begitu damai. Kaki dan tangannya masih terikat, sehingga posisinya tetap sama dengan semalam. Tapi napasnya tenang dan sehun melihat bahwa Luhan tidak sadar masih menghisap dot meskipun tidak ada lagi susu yang tersisa disana. Luhan benar-benar menghabiskannya. Sehun tahu bawa dengan jumlah obat penenang dalam susu yang dia berikan pada Luhan, dia tidak akan bangun untuk setidaknya satu jam kedepan. Sehun melepaskannya dan mengangkatnya dari tempat tdurnya. Dia mengambil Luhan ke meja ganti dan melepas onesie serta melepas popoknya. Itu terlihat basah, mungkin Luhan telah kencing setidaknya lebih dari dua kali. Hal ini membuat Sehun sangat senang. Dia harus membersihkan 'bayi'nya, tapi sebelum itu ia memakaikan popok untuk Luhan, dia mengambil sedikit mainan khusus dan kembali ke Luhan.
Sehun menuangkan pada jari-jarinya lube strawberry dan bermain dengan lubang kecil Luhan. itu begitu kecil dan berkerut. Sehun hanya ingin melahap itu. dengan cepat dia menyelipkan beberapa jari kedalam lubang panas dan ketat luar biasa milik Luhan dan mulai meregangkannya. Luhan mulai merengek dan mengerang dalam tidurnya dan Sehun melihat miliknya ikut keras. Sehun menarik jari-jarinya dan melumeri dildo besar dan bekerja ke bayi yang tertidur itu. setelah bergerak di sekitar untuk sementara waktu, Luhan berteriak disekitar dotnya, tapi tetap tertidur. Sehun tahu dia mendapatkan letak sweetspot Luhan. dia masih meninggalkan dildo itu di dalam dan meletakkan cock ring ke milik Luhan yang sudah mengeras, lalu menutup popoknya.
Sehun menggendong Luhan turun menuju basementdan mendudukkannya di kursi besar di tengah. Dia mulai mengikat Luhan di kursi, tepat ketika Luhan bangun. Sehun lupa jika dia melepas dot milik Luhan dan Luhan mulai berteriak.
"Apa yang kau lakukan?! Biarkan aku pergi!" dia berteriak frustasi karena sekali lagi dia terikat dengan kencang di kursi. Ada sesuatu yang berada di akses masuknya, memaksakan sesuatu didalam dirinya ketika dia mencoba bergerak. Dia tidak tahu apa yang Sehun lakukan padanya.
"Apa yang kau lakukan?!" Luhan bertanya dengan marah sambil meronta-ronta.
"Nah, ingat, kau mengatakan saudaramu mengikatmu di ruang bawah tanah. Dan kau mengatakan bahwa dia akan memperkosamu. Jadi sementara aku pergi bekerja.. kau akan mengalami kebohongan yang kau katakan. Seperti yang kakakmu lakukan, aku tidak akan datang dan memberimu makan. Aku pergi dan meninggalkanmu disini sampai aku datang dan mendapatkanmu. Sekarang apa yang kakakmu katakan sampai kau tetap diam?" Sehun menerangkan, "Oh yeah, aku percaya itu pasti sebuah ball gag."
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Mereka akan menemukanku! Kau akan pergi ke penja—mmpph!" Luhan mencoba protes tapi Sehun lebih dulu mendorong bola merah bundar keras itu ke dalam mulutnya.
"Tidak akan ada yang mencarimu, Baby." Sehun berbisik dan mencium pipi Luhan lalu berjalan keluar menuju pintu. Sehun dengan cepat bersiap berangkat kerja dan mendengar rintihan tertahan dari basement-nya. Luhan akan menderita, terutama ketika Sehun menarik remote kecil dari sakunya dan menekan pengaturan tertinggi sebelum berjalan keluar rumah.
.
Tbc
.
Long time no see~ sedikit kesulitan ketika translate chapter 7 (Training Begins) tapi tetap menyenangkan. Maaf untuk aku yang translitnya masih payah, aku akan terus memperbaikinya di chapter-chapter depan.
Terima kasih untuk meluangkan waktunya, sempatkan review juga, ya. ^^
Terima kasih..
16 Juni 2016
With Love,
DeathSugar