Chapter 1

XOXO Class

Author: RyeoKaisoo / Park EunRim.

Cast: Member Exo.

Rated: T

Pairing: Chankai.

Genre: Romance, School, comedy, friendship, etc.

Disclaimer: EXO punya Tuhan Yang Maha Esa, SM Ent, EXO L, orangtua dll. Tapi cerita ini punyaku ^_^! Jadi aku pinjam EXOnya ya? Inspired by Korean Drama Sassy go go go and She Was Pretty.

Summary: Park Chanyeol murid tampan, kalem, pintar, dan popular di sekolahnya terutama di kelasnya, sedangkan Kim Jongin atau yang lebih dikenal Kai murid yang lumayang manis, tapi sangat badung, bodoh selalu di peringkat bawah, popular karena membuat masalah, dan namanya selalu menghiasi buku siswa. Apa jadinya jika mereka satu kelas di tahun ajaran akhir dan terjebak perasaan yang tidak seharusnya? (ChanKai lagi)

Warning: Yaoi, typo, tidak sesuai EYD, cerita pasaran, alur kecepetan dll.

"Kalau begitu… cium aku"

"Geure!"

"Aku… aku terlambat mengatakan kalau aku mencintaimu… aku sangat terlambat… hiks"

"Hiks…"

"Aku sangat mencintaimu, tapi aku terlambat…"

NO FLAME! NO BASH! NO PLAGIAT!

HAPPY READING ^_^

.

.

.

.

SM High School…

Sekolah terbaik nomor dua di Korea dan masuk SMA favorite murid-murid di Korea, sekolah ini memang sangat mewah, mempunyai fasilitas yang sempurna, dan menyimpan murid-murid jenius. Semua sekolah pasti mempunyai kekurangan, ada satu kekurangan SM High School, hanya satu. Kelas yang mempunyai nama sendiri yaitu, XOXO Class adalah kekurangan SM High School. XOXO Class adalah kelas yang menyimpan-secara kasar-menyembunyikan murid-murid yang tidak berprestasi dalam bidang akademik, seperti hari ini. Hari ini adalah hari kenaikkan kelas dan anggota utama kelas XOXO Class sedang berkumpul bersama membicarakan peringkat.

Byun Baekhyun,

Tidak seperti penampilannya yang imut sifatnya sangat bertolak belakang. Baekhyun merupakan murid yang sering membuat keributan dengan berdandan seperti seorang gadis untuk menarik perhatian lalu mulai bernyanyi dan menari tidak jelas, meskipun suaranya bagus. Selain itu, Baekhyun pernah mengerjai gurunya sendiri dengan cara menempelakan kaki kursi ke lantai lalu menaruh lem di atas kursi, selain itu Baekhyun pernah menyembunyikan sepatu gurunya sendiri di atap sekolah. Terakhir, prestasi akademik, dihari kenaikkan kelas Baekhyun mendapat peringkat…

"Peringkat 310" gumamnya pelan lalu setelahnya ia tertawa.

Kim JongDae (Chen),

Pemuda berwajah kotak ini memang tidak berprestasi dalam akademik tapi kalau bersangkutan dengan computer dan hal berbau internet dia jagonya. Kenakalan yang tidak akan pernah bisa dilakukan murid lain adalah membobol website sekolah lalu mengganti nilai teman-temannya tanpa ketahuan. Tapi sayang kenakalan ini terbongkar karena seorang murid yang mirip vampire dan karena dia juga Chen dilarang keras memegang laptop tapi ia murid XOXO Class mana mungkin murid XOXO Class menaati peraturan.

"Peringkat 300 dari 312 murid" ucap Chen menunjukkan kertas bertuliskan nama dan peringkatnya.

Huang ZiTao

Baby Panda adalah julukannya yang sangat cocok dengannya, meskipun tidak pintas tapi Tao mempunyai prestasi di bidang bela diri terutama wushu. Karena keahliannya itu, Tao pernah membuat masalah dengan anak kelas lain yang ternyata anak dari penyumbang sekolah. Hasilnya, Tao diliburkan secara tidak hormat selama satu tahun tapi setelahnya Tao diperbolehkan kembali berlatih dan bertanding. Dan Tao tidak akan pernah melupakan wajah murid kelas lain itu.

"Peringkat 305, naik 1" ucap Tao.

Oh Sehun

Pria albino ini sebenarnya pintar tapi ia tidak pernah menunjukkannya dan hanya diam bersembunyi di kelas ini. Alasannya seperti kisah klise lain, dia bosan hidup menjadi orang kaya dan dia ingin bebas seperti orang lain, dan Sehun menemukan tempatnya di sini. Dia bisa menjadi dirinya yang sebenarnya saat di kelas ini dan saat bersama sahabat-sahabatnya. Selain itu, Sehun pandai melakuka Rapp dan olahraga lumayan.

"Peringkat 280, tetap sama" lirih Sehun.

"Dia pasti selalu di atas kita" cibir Tao dan dibalas anggukan oleh Baekhyun.

Terakhir dan yang paling ganas adalah, Kim Jongin.

Kim Jongin, seorang anak yang lahir dari keluarga sederhana berbeda dengan teman-temannya yang rata-rata orang kaya, Ayahnya membuka usaha percetakan kecil-kecillan, sementara Ibunya membuka usaha mie didekat rumah mereka. Jongin memiliki seorang adik laki-laki yang pintar dan berbakat, tidak seperti dirinya .Kenakalan yang paling ekstrem adalah berkelahi dengan sekolah lain dan hasilnya dia di skor selama satu bulan. Jongin mempunyai nama lain di kelasnya yaitu, Kai. Kai juga mempunyai kelebihan yaitu, menari, bisa dibilang menari adalah belahan jiwanya.

"Peringkat 311" ucap Kai lalu tersenyum gembira pada teman-temannya. Mereka tersenyum seperti orang gila lalu membuang kertas-kertas yang menurut mereka sangat laknat.

"HAHAHA! Yang penting kita naik kelas dan tidak akan terpisahkan" ucap Baekhyun lalu memeluk sahabat-sahabatnya dengan erat.

.

.

.

VVIP Class

Lima orang pria tampan tapi salah satunya manis Nampak lesu mendengar penuturan guru mereka yang mengatakan jika mereka berlima akan dipindahkan ke kelas XOXO Class, kelas yang paling mereka benci. Bahkan kalau bisa jangan sampai mereka menginjakkan kaki di sana, tapi keputusan kepala sekolah membuat mereka harus mengalah dan rela masuk ke kelas itu. Tujuan kepala sekolah adalah agar murid-murid nol itu bisa berubah dengan kehadiran mereka berlima.

"Kalau anak bodoh tetap saja bodoh. Mereka tidak akan berubah meskipun mereka nanti melihat kita" ucap seorang pria keturunan China-Kanada, mata hitam kelamnya menatap tajam setiap objek yang melintas di koridor kelas.

"Aku juga malas" sahut pria bertubuh mungil, bermata besar dan bulat, serta lumayan manis.

"Tapi kita tidak bisa membangkang perintah kepala sekolah, cucunya ada di sini" sahut pria lain berkulit putih pucat, berambut blonde dan terlihat sangat kalem bahkan tidaka ada yang menyangka kalau dia sedang menyindir seseorang.

"Aku juga tidak mau, meskipun dia kakekku. Berhentilah menyindir" ucap seorang pria yang membalas ucapan pria berambut blonde tadi. Mereka hampir berkelahi jika saja sebuah suara yang terkesan menusuk dan dingin mulai terdengar.

"Berhentilah protes Kris dan D.O dan berhentilah saling menyindir Lay dan Suho" ucapan itu membuat empat pria tadi terdiam. Pria yang berbicara tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun dari buku tebal yang sangat membosankan, pria itu-Park Chanyeol.

"Kajja, kita pulang" ajak D.O seraya bangkit dan berjalan pergi, urusannya sudah selesai dan untuk apa dia berada lama-lama di sini. Satu persatu mulau pergi menyisakan Chanyeol yang masih asik membaca.

Chanyeol bangun dari duduknya lalu berjalan tanpa melepaskan pandangannya dari buku tebal yang isinya pasti menarik untuknya. Tanpa dirinya ketahui, seorang pemuda juga berjalan berlawanan arah dengannya dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Tabrakan klise yang sering terjadi di film-film terjadi.

BRUK

Chanyeol menatap jengah pemuda yang masih terduduk dan megelus bokong dan pinggangnya yang sakit. Pemuda itu-Kai balas menatap Chanyeol jengah.

"Kau punya mata tidak?" marah Kai sambil menunjuk-nunjuk kening Chanyeol. Chanyeol yang tidak suka diperlakukan seperti itu menahan tangan Kai lalu mendorong pemuda itu.

"Aku punya. Lagipula, kita sama-sama salah, kau menabrakku karena sedang fokus mendengarkan lagu dan aku menabrakmu karena sedang fokus membaca buku tebal ini. Jadi, aku minta maaf" ucap Chanyeol lalu segera pergi, ia tidak mau berlama-lama berurusan dengan murid asing meskipun mereka satu sekolah. Sementara Kai, ia hanya bengong melihat kekolotan pemuda dengan telinga lebar itu.

"Dia itu hidup tahun berapa? Sangat kolot dan tanpa ekspresi bahkan dia lebih kurang saraf ekspresi daripada Sehun" oceh Kai lalu segera bergegas pergi.

Tabrakan yang cukup klise tapi akan membahkan sebuah kisah manis akhirnya…

.

.

.

Kai memasuki rumahnya yang sangat berisik pasti adiknya sedang mendengarkan music lalu menari tidak jelas di kamar, sedangkan Ibunya sudah menyumpal kapas di telinganya.

"Eomma! Kenapa Eomma tidak hentikan anak kecil itu!" omel Kai yang melihat Ibunya-Leeteuk yang masih asik memasak meskipun kaca jendela bergetar karena music yang di setel adiknya.

"Biarkan saja namdeongsaeng mu itu" ucap Leeteuk yang mneghiraukan protesen Kai. Kai naik ke lantai atas lebih tepatnya kamar adiknya. Betul dugaan Kai, adiknya-Taemin sedang menari tidak jelas di atas Kasur.

"Ck! Anak ini!" Kai berjalan ke pemutar music milik Taemin lalu mematikan music yang sangat memekakan telinga itu. Taemin mengernyit lalu menatap Kai jengah, ia segera turun dari Kasur lalu berdiri di hadapan kakaknya ini.

"YA! Apa yang kau lakukan?!" marah Taemin lalu menoyor-noyorkan kepala Kai, persisi seperti Kai yang menoyor-noyorkan kepala Chanyeol tadi, adik dan kakak sama persis entah darimana kebiasaan jelek itu.

"Jangan menyalakan music kencang-kencang, tetangga akan membicarakanmu!" balas Kai sambil menoyor-noyorkan kepala Taemin lalu mencubit kedua pipi Taemin. "Adikku, jadi hentikan kebiasaanmu, mengerti?" omel Kai sambil mendelikkan matanya.

"Lepaskan sebelum aku marah!" Kai tertawa puas lalu beranjak pergi meninggalkan Taemin yang menggerutu marah.

"Dasar Kim Jongin jelek! HITAM! PESEK! MURID PALING BODOH! KAU TIDAK PANTAS DISEBUT MURID!"

"YA! KIM TAEMIN!" balas Kai berteriak juga. Kai kembali menghampiri Taemin lalu menjitak kepala Taemin dan mencubiti Taemin karena mengejek kulit eksotisnya dan hidung mungilnya.

"Appo! Appo! EOMMA!" teriak Taemin, Kai tetap menyiksa adiknya meskipun Taemin terus berteriak dan berusaha melepaskan dirinya, Taemin menginjak kaki Kai dan kesempatan emas itu Taemin gunakan untuk kabur.

"YA! KIM TAEMIN!" teriak Kai sambil mengelus kakinya yang diinjak cukup kuat oleh adiknya itu. "Dia dongsaengku atau musuhku! Appo, dasar!"

.

.

Chanyeol memasuki rumah-bukan- tapi mansion keluarga Park yang sangat mewah. Chanyeol duduk di sofa panjang yang berada di ruang keluarga, tidak lama setelah Chanyeol duduk beberapa maid mengrubungi Chanyeol. Dua orang pelayang melepas sepatu dan kaus kaki Chanyeol setelah itu mencucikannya, satu lagi melepas blazer sekolah Chanyeol serta membawa tasnya ke kamar Chanyeol, dan pelayan terakhir membawakan makan malam.

"Pergilah" ucap Chanyeol setelah merasa puas, maid-maid itu segera pergi meninggalkan Chanyeol yang sekarang berkutat dengan ponsel pintarnya.

"Kau mendapat peringkat 1 lagi?" tanya seorang pria yang baru saja masuk, dia menggunakan setelan jas dan kemeja putih yang menandakan dirinya seorang kelas atas.

"Berhentilah bicara, aku lelah" ucap Chanyeol dingin pada Ayahnya, Chanyeol bangun dari duduknya lalu naik ke lantai atas ke kamarnya.

Chanyeol muak melihat pria yang berstatus Ayahnya, meskipun pintar, tampan, bisa dikatakan sempurna Chanyeol tidak memiliki satu hal di hidupnya yaitu, kasih sayang Ayahnya. Orangtuanya berpisah sejak ia berusia 12 tahun dan sekarang ia hidup berdua dengan Ayah yang lebih mementingkan uang dan jabatan.

"Hahh…" Chanyeol menghela nafas lalu merebahkan tubuhnya ke atas Kasur. Tiba-tiba saja ia teringat pria yang tidak sengaja ia tabrak lalu menoyor-noyorkan kepalanya, pria yang lumayan lucu. "Kau lucu" gumam Chanyeol tersenyum simpul.

.

Kai memakan makan malamnya dengan pandangan tajam ke arah Taemin yang duduk di hadapannya. Leeteuk dan Kangin yang melihat kedua putra mereka saling melempar pandangan tajam membuat mereka menghela nafas.

"Kita sedang makan, berhentilah melempar pandangan seperti itu" tegur Leeteuk yang bosan dan jengah melihat kedua putra mereka seperti itu terus.

"Aku tidak akan berhenti menatap Kim Jongin jika dia mau minta maaf" ucap Taemin yang masih bersikeras pada pendiriannya, Kai mengunyah nasi di dalam mulutnya dengan kasar melihat Taemin yang berlagak tidak merasa bersalah.

TAK

Kangin menjitak kepala Taemin lalu Kai secara bergantian menggunakan sendok.

"Kim Taemin, panggi dia 'Hyung'. Kau Kim Jongin juga hormati dia. Kalian berdua tidak ada yang benar dalam masalah ini kalian semua salah, Kim Jongin kau kelewatan memukul dan mencubiti Taemin, Kim Taemin kau memang sudah kelewatan karena menyetel music keras. Jadi, minta maaflah secara bersamaan" perintah Kangin tegas, dengan ogah-ogahan Kai menjulurkan tangannya lalu dijabat oleh Taemin.

"Mianhamnida" ucap mereka bersamaan, Kangin dan Leeteuk melempar senyum karena berhasil membuat kedua putra mereka berbaikkan.

"Eomma ada kabar bahagia" ucap Leeteuk membuat semua mata tertuju pada dirinya. "Wae?" tanya Kai.

"Besok kita kedatangan tetangga baru, dia putri dari Nyonya Kim. Jadi, Jongin tolong bawakan kue dan beberapa makanan lainnya ke rumah itu" Jongin (Kai) memuncratkan air yang baru ia minum, terkejut mendengar perintah Leeteuk.

"Anniyo! Taemin saja"

"Dia ada kerja kelompok" Jongin mencibir melihat wajah Taemin yang bersorak senang karena terbebas dari tugas menyebalkan itu.

"Baiklah, aku akan antarkan sebelum berangkat sekolah" ucap Jongin pasrah, menyebalkan, hanya itu kata yang terlintas di pikirannya.

.

.

.

Jongin menatap malas pintu yang berada di hadapannya, sudah lima belas menit Jongin berdiri seperti ini dan terus memencet bel. Jongin yang kesal memukul pintu itu sangat keras.

"Aku datang untuk memberikanmu sesuatu" teriak Jongin penuh emosi. Tetap tidak ada jawaban, Jongin yang kesal berusaha masuk ke rumah itu lewat jendela. Tidak mungkin ia menunggu seperti orang bodoh, bisa-bisa ia terlambat ke sekolah.

Saat Jongin masuk ke dalam rumah, rumah itu sepi. Jongin berdecih lalu berjalan ke arah dapur (mungkin).

"Kemana orang-orangnya?" gumam Jongin lalu menaruh kotak berisi kue beras dan beberapa makanan itu di atas meja. Setelah menyelesaikan tugasnya, Jongin segera berjalan menjauhi ruangan itu tanpa sepengetahuan Jongin sepasang mata mengamatinya.

"Nuguseyo?" Jongin terperenjat kaget mendengar suara yang berasal dari arah belakang tubuhnya, ia menoleh ke belakang dan menemukan seorang pria bertelanjang dada menghampirinya.

"Aku tetanggamu, aku disuruh Eommaku mengantarkan beberapa makanan" ucap Jongin santai. Pria itu menghampirinya lalu menariknya keluar dari rumahnya.

"Ketuklah pintu dulu, dasar tidak sopan" Jongin melotot marah lalu menoyor-noyor kepala pria itu.

"Apa kau anak TK? Atau mentalmu terganggu? Apa kau tidak pernah di ajari sopan santun?"

"YA! Aku sudah mengetuk pintu berulang kali, tapi kau tidak dengar!" Pria itu-Chanyeol menahan tangan Jongin lalu menjauhkannya dari kepalanya. Chanyeol ingat pria di hadapannya ini, pria yang sama dengan pria yang kemarin tidak sengaja menabraknya. Jongin menarik tangannya lalu berjalan pergi, ia malas berurusan dengan orang seperti itu.

"Aku berharap tidak akan pernah bertemu dengan anak TK sepertimu!" teriak Chanyeol penuh emosi.

"Memang aku berharap? Tidak sama sekali, dasar telinga lebar gila!" balas Jongin tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

"Dia lagi, dia tetanggaku… mimpi apa aku? Aku ikut Eomma tapi malah mendapat tetangga seperti itu" gerutu Chanyeol kesal.

.

.

Jongin terus menggerutu selama di perjalanan menuju sekolahnya, tetangga barunya itu sangat tidak ramah lagipula salah dia kenapa tidak membukakannya pintu kalau saja dia mau membukakan pintunya pasti Jongin akan lewat pintu tidak lewat jendela seperti pencuri.

"Dasar! Pria telinga lebar!" maki Jongin terus menerus bahkan saat sampai di kelas Jongin tetap memaki tetangga barunya dirinya tidak menyadari empat orang asing yang memperhatikannya.

"Kai" Jongin diam, tidak menjawab panggilan Baekhyun, ia duduk di bangkunya dengan mulut masih tetap menggerutu. Sehun dan Baekhyun saling berpandangan heran ada apa dengan sahabatnya? Kalau Jongin sampai menggerutu seperti itu berarti Jongin habis membuat masalah, entah dengan siapa.

"Dia pasti habis bertengkar" tebak Tao yang menyadari wajah masam dan bibir Jongin seperti itu.

"Apa dengan Taemin?" tebak Sehun yang teringat adik Jongin tapi menyerupai mush besar Jongin.

"Sepertinya tidakm semarah apapun dia dengan dongsaengnya Kai tidak sampai menggerutu hingga tidak menyadari kita" sanggah Baekhyun.

"Kau benar Baek, kalau dia bertengkar dengan Taemin dia pasti akan langsung cerita dan biasanya Sehun yang menjadi sasaran" ucap Chen membuat Tao dan Baekhyun tertawa keras.

Suho yang menatap salah satu murid XOXO Class yang cukup menarik perhatiannya, murid dengan eyeliner tebal dan saat ini sedang tertawa bersama murid bermata panda.

"Kau tertarik padanya?" tanya Lay yang menangkap ekspresi berbeda dari wajah Suho saat menatap pemuda asing penghuni tetap kelas ini.

"Entah, aku rasa dia lucu. Aku pernah melihatnya sedang bernyanyi tidak jelas dengan riasan wanita dan seragam gadis SMA, saat itu aku tertawa keras dan hanya menonton saja" jawab Suho tertawa kecil mengingat wajah itu saat memakai riasan.

"Namanya Byun Baekhyun" ucap Kris menjawab rasa penasaran Suho. Suho mengangguk lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Chanyeol belum datang?" tanya D.O, teman-temannya hanya menggeleng. D.O menghela nafas lalu melihat jam yang sebentar lagi menunjukkan pukul delapan, bisa-bisa Chanyeol terlambat.

"Kau mengkhawatirkannya?" tanya Kris yang menangkap wajah D.O yang sepertinya cemas, D.O hanya mengangguk. Bukan rahasia umum lagi kalau D.O memiliki perasaan lain terhadap Chanyeol tapi Chanyeol selalu bersikap acuh tak acuh, terkadang D.O berusaha melupakan perasannya ini tapi tetap saja rasa itu muncul lagi saat ia dan Chanyeol bertatapan. Akhirnya, D.O memutuskan untuk mencintai Chanyeol tanpa harus dicintai Chanyeol… menyedihkan.

Kembali ke penghuni tetap XOXO Class, Sehun mendekati Jongin lalu duduk di hadapan Jongin.

"Kai, ada apa? Kenapa datang-datang kau sudah menggerutu tidak jelas?" tanya Sehun pelan. Jongin membuang wajahnya kesal lalu mulai menarik rambut Sehun.

"Aku sedang kesal dengan tetangga baruku, kau tahu dia itu sangat menyebalkan" ucap Jongin dengan lantang dan keras, Sehun menjauhkan tangan Jongin lalu berdiri di belakang Tao.

"Maksudmu?" tanya Baekhyun, Jongin mengambil nafas dalam-dalam lalu mulai bercerita tentang tetangganya dan hinaan tetangganya itu padanya.

"Aku sangat kesal dengannya!" Jongin berjalan ke pojok kelas merasakan getar ponselnya. Jongin menatap malas nama yang tertera di ponselnya 'Eomma'. Dengan malas-malasan Jongin menekan tombol hijau karena ia masih punya otak dan perut yang nanti malam harus di isi.

"Yeoboseyo?"

'Apa kau sudah mengantar makanan itu?' tanya Leeteuk di seberang sana.

"Tentu saja, Eomma pikir aku akan memakannya? Aku sedang di sekolah Eomma…"

Dua orang pria masuk ke XOXO Class, salah satu pria berusia tiga puluhan dan satunya berusia remaja seperti penghuni XOXO Class. Semua murid wanita menahan nafas melihat ketampanan pria yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

"Baiklah, murid paling pandai di sekolah dan salah satu murid dari kelas VVIP yang di pindah ke sini, silahkan perkenalkan dirimu" perintah pria yang berusia tiga puluhan yang berstatus guru. Jongin menatap ke arah depan, matanya membulat sempurna melihat pemuda yang sedang berdiri memperkenalkan dirinya.

"Annyeonghaseyo, Park Chanyeol imnida. Semoga kita semua bisa bekerja sama dan berteman" ucap pria itu yang ternyata bernama Chanyeol.

Semua ingatan Jongin terkumpul, pria yang ia tabrak di koridor, tetangga barunya yang ia katai gila adalah salah satu penghuni kelasnya.

"HAH?!" Jongin menutup mulutnya tidak percaya. Sebuah tabrakan klise dan klasik akan membuahkan akhir yang manis pada akhirnya, sebelum mencapai akhir manis semua harus menjalaninya terlebih dulu dan perjalanan dari kisah klise dan klasik dimulai.

To Be Continue

(Next Chapter)

"Dia satu kelas denganku?! Pria yang aku maki-maki tadi pagi"

"Berhentilah berdandan seperti itu!"

"Aaa… aku ingat namja itu"

"Apa kau benar-benar tidak bisa belajar sedikit saja"

Annyeong! Aku bawa ff baru ini, hahaha… aku nggak banyak ngomong untuk ff ini, bagaimana menurut kalian? Aku lagi tergila-gila bikin ff, soalnya nggak ada kerjaan liburan kayak gini inspirasi dari drama yang aku sebutin di atas dan karakter Chanyeol itu kayak Ji SeongJoon-She was Pretty. Kalau reviewnya lumayan aku akan lanjut tapi kalau kurang akan gantung *ketawanista*… hahaha bercanda kok tetep akan lanjut kok.

Last… Please RnR.