"Hai, Toneri. Aku datang ke sini lagi."
RINTIH PADA JAGAT BUANA
Disclaimer : I do not own Naruto. Naruto © Masashi Kishimoto
I don't gain any commercial advantage by publishing this fanfic. This exactly is just for fun.
Story © Sukie 'Suu' foxie.
For 16InoFicsChallenge2016 #11
Prompt: Night/Stargazing/Galaxy (from LastMelodya)
Warning: Poetry. AU.
"Nah, apa kabarmu?"
Langit tertawa dalam gelap,
gemintang tertawa dalam kelam.
Haha-hihi.
Kelap-kelip, mewarna mewarni.
Gelap menguapkan sendu selepas senja.
Kekelaman tak selamanya jahat, Wahai Dara.
"Aku tahu, aku tak seharusnya meratap, tapi …"
Permata biru-hijau mengilap.
Memantul-mantul, cahaya berloncatan.
Tawa lagi, satu.
Menoleh untuk mendapatkan semu.
Pahit.
Tak ada tawa untuk yang tak utama.
"… aku rindu."
Tersisa satu mata besar mengarah ke langit.
Mencoba mengurai rahasia galaksi nan rumit.
Di satu masa,
tangan-tangan lain membentang berbagi hangat yang sekelumit.
Kini hanya kisah lampau yang mengedip-ngedip genit.
"Matamu, senyummu, sentuhanmu, ciumanmu … semua tentangmu. Aku belum lupa."
Pirangnya adalah lintasan sutra.
Berkibar sementara angin tak kasatmata berkunjung sesaat,
lalu pergi.
Tertinggal, meninggal, ditinggal.
Kenangan-kenangan mengalir dalam bulir-bulir.
"Aku belum bisa lupa."
Langit masih tertawa,
gemintang bahkan bernyanyi dalam bekunya hawa.
Lala-lili.
Kelap-kelip, mengerat, mengerit.
Gelap menyelimuti, ringkihnya Tuan Putri.
Kepedihan merusaki sayap bidadari.
"Bagaimana denganmu? Hei, apa kabarmu? Sedihkah? Sepikah? Rindukah? … Senangkah?"
Sebatas janji tak tertepati,
lebih luas karena mimpi retak lantas diemban sendiri.
Langit hitam bersaksi,
berdiamlah debu-debu ilusi.
Tak bisa dipercaya!
"Aku tak percaya …."
Dalam planet, dalam bintang,
dalam bulan, dalam matahari,
dalam jalur lembut mengalir putih,
dalam masa depan dan harapan,
dalam semesta tak berujung.
Awal cerita mereka,
dan akhir perjalanan cinta.
"… Secepat ini. Secepat ini … kau menghancurkan mimpi kita. Mengembalikannya pada ketiadaan dan aku … pada kesendirian."
Semua kembali ke langit.
Dalam diam, diam-diam perit.
Tenggelam dalam satu rit;
dari bumi ke angkasa,
dari kenyataan pada kenangan.
"Toneri … aku merindukanmu."
Terus berputar,
membentuk cahaya-cahaya dalam jalur kegelapan.
Mendesak, melesak.
Sesak. Sesaknya.
Kapan kembali tenang?
Kapan malam menjadi penenang?
Saat semua kembali ke ribaan,
bahkan yang terindah tak mampu menggandeng
kelam yang bernyanyi tanpa henti.
Jika ada suara.
"Jawablah, bagaimana kabarmu?"
Jika ada suara,
selain rintih pada jagat buana.
.
.
.
***THE END***
#11. RINTIH PADA JAGAT BUANA
Thank you very much for reading! Your reviews are very much welcomed and appreciated.
Regards,
Sukie 'Suu' Foxie
~Thanks for reading~
PS: Are you Ino-centric/Ino-lover? Join our group in FB: Innocently INOcent ~ Yamanaka Ino FC
