ChanBaek

T

.

.

.

"Aduh eomma... p-perutku akhh"

"Yaampun sayang, tunggu sebentar lagi ne! S-sehun lebih cepat lagi, kasihan hyung-mu!"

"Iya eomma. Ck, kau sangat menyusahkan hyung!"

"Berisik kau salju!"

"Behenti memanggilku seperti itu atau aku akan melemparkanmu keluar sana agar kau dapat melihat salju yang sebenarnya nanti!"

"Mwo? A-apa katamu? Dasar kurang aj-akhh eomma...perutku!"

"Rasakan!"

"Chanyeol sabar sayang! Apa kita masih jauh Hun?"

"Ani, kita sudah sampai eomma"

Wanita paruh baya itu menghela nafasnya lega dan segera membantu putranya yang tinggi menjulang untuk berjalan. Ketiganya memasuki lorong rumah sakit dan berteriak-teriak mencari dokter.

"Siahkan baringkan pasien disini."

Eomma Park dan Sehun yang kewalahan akibat tinggi dan berat badan Chanyeol pun membaringkan Chanyeol yang masih meringis-meringis tidak jelas dengan tangan meremas perutnya keatas ranjang rumah sakit yang baru saja diantarkan oleh seorang perawat.

"Maaf, kalian berdua tidak bisa masuk kedalam."

Eomma Park mengangguk dan menatap Sehun yang melongok-longok mencoba mengintip hyung-nya dari balik celah-celah pintu didepannya.

"Sudahlah Hun, Semoga Chanyeol baik-baik saja."

"Ne eomma."

Keduanya terdiam, Sehun yang tadinya terus-terusan berusaha mengintip pun memilih duduk disebelah eomma-nya yang terlihat khawatir. Ia menarik wanita itu dan membiarkan eomma-nya bersandar didadanya.

"Sudahlah eomma, jangan sedih begitu. Chanyeol hyung akan baik-baik saja"

"Ne, eomma juga tahu itu Sehun."

"Lalu, kenapa eomma terlihat sangat bingung? Apa yang sedang eomma pikirkan?"

"Ah tidak penting, eomma hanya heran pada hyung-mu itu. Padahal belum lama ini ia masuk rumah sakit, dan sekarang ia masuk rumah sakit lagi. Betah sekali anak itu disini."

"Yah, mungkin dia ingin tinggal disini."

"YAAK!"

Sehun yang mendapat cubitan dari eommanya pun terlonjak kaget dan segera bangkit dari duduknya. Mengusap-usap lengannya yang sepertinya memerah karena eomma-nya benar-benar tidak sungkan mencubitnya dengan keras.

.

.

.

"Jadi dokter, bagaimana anakku?"

Dokter yang baru saja keluar dari ruangan dimana Chanyeol berada merasa sangat terkejut kala tangan seseorang menariknya dengan cepat hingga membuat lengannya merasa sedikit sakit.

"Ah, anda orang tuanya?"

Wanita itu mengangguk dan menatap serius pada lelaki berambut pirang dengan setelan putih dihadapannya.

"Anak anda tidak kenapa-kenapa hanya sakit perut biasa. Kutebak, dia teralu banyak makan sesuatu yang pedas?"

"Ne, sebenarnya dia baru saja bereksperimen dengan makanan yang ia buat."

"Ah, aku mengerti. Aku hanya ingin mengatakan ini pada anda. Sebaiknya jangan biarkan anak anda makan terlalu banyak sesuatu yang pedas, perutnya tidak cocok untuk itu. Dia akan mudah kesakitan jika memakan sesuatu dengan rasa pedas yang tidak dapat diterima oleh perutnya."

"Baiklah. Tapi...apa dia sudah diperbolehkan pulang?"

"Tentu saja, hari ini ia bisa pulang"

Eomma Park hanya tersenyum dan menggumamkan 'terimaksih' berkali-kali pada dokter didepannya dan dibalas dengan senyuman super ramah dari si dokter sebelum ia pamit dan meninggalkan Eomma Park dan Sehun yang dengan tergesa memasuki ruang tempat Chanyeol dirawat.

.

.

.

"Jadi hyung, bisa kita pulang sekarang?"

Lelaki tinggi itu -Chanyeol- menatap eomma-nya dan sehun bergantian, bibir bawahnya ia gigit dengan tangan yang saling bertautan. Ia duduk bersila diatas ranjangnya dengan pakaian putih khas seorang Chef dan juga celemek hitam yang sekarang ada diatas pahanya.

"Eomma"

"Apa yeol? Kenapa? Kau masih sakit? Berbaring saja lagi. Eomma akan memanggilkan dokter."

Eomma Park terlihat kalang kabut dan bolak-balik dihadapan Chanyeol dan Sehun, Chanyeol yang melihatnya menjadi dongkol dan ia pun langsung memegangi pergelangan tangan eomma-nya.

"Eomma?"

"Apa yeol? Katakan apa yang sakit?"

"Tidak ada, tapi…. Bolehkah kalau aku ingin dirawat dirumah sakit?"

Sehun membulatkan matanya terkejut hingga tak sadar ia baru saja menjatuhkan ponsel mahalnya keatas ranjang Chanyeol, tak berbeda jauh dengan eomma park yang masih mengedipkan matanya tak percaya.

"Chanyeol? Eomma pikir kau kerasukan sesuatu, apa kau mer-"

"Hai dokter Byun!"

"Oh, hai Chanyeollie."

TBC

Huwaaa, gimana? Tertarikkah?

Boleh minta pendapat kalian?^^

Review Juseyooooooo~