.

.

.

LOVE BUTTON

.

Chapter 6

.

KTH + JJK

.

T

.

.

Storyline by Usami Maki

Remake by Stepstephiie

.

PRESENT

.

.

Jungkook's POV

"Yakin nggak perlu diantar?" Tanya Taehyung.

"Iya. Kan rumahku dekat." Balasku.

"Baiklah, hati-hati ya." Taehyung mengusap kepalaku sambil tersenyum.

Kemudian ia masuk ke dalam stasiun. Wajahku memerah, padahal ini bukan kali pertamanya dia mengusap kepalaku tapi tetap saja aku deg-degan terus. Aku pulang dengan berlompat-lompat senang disepanjang jalan sambil terus menyenandugkan nama Kim Taehyung. Kyaaa~~~~

"Aku pulaang!~~~" aku melepas sepatuku dan menggantinya dengan sandal rumah. Ketika itulah aku melihat sepatu orang lain."Eoh? ada tamu?"

Aku melongokkan kepala sebelum masuk ke ruang tamu. "aku pulang." Ucapku pelan sambil mengintip. "ah, Jungkook-ah! Kau kemana saja? Ada tamu untukmu." Ucap ibu.

Tamu? Tamu siapa? Aku berjinjit untuk melihat lebih jauh ke belakang ibu dan melihat Mingyu Hyung tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya.

"ada Kim Mingyu, lho." Ucap ibu. Aku langsung bersembunyi di balik tembok. EH! Aduh! Dia sudang datang, Hatiku belum siap nih….

"Lama nggak bertemu, kau malu ya?" aku menoleh dan ternyata Mingyu Hyung sudah berjongkok di sebelahku.

"waktu kecil, Jungkook juga pemalu, kan?" Mingyu Hyung tertawa kecil. Tawanya tidak berubah. "Mingyu Hyung."

"nih." Mingyu Hyung menyodorkan permen susu kesukaanku. "ini, oleh-oleh." Ujarnya, aku

Tertawa. "aku bukan anak-anak lagi Hyung!" seruku gemas.

"dulu kau doyan sekali, kan?" Tanya Mingyu Hyung dengan tawa khasnya. Mingyu Hyung berdiri. "kau sehat-sehat saja?" tanyanya. Aku mengangguk."Eung."

Mingyu Hyung…. Waktu aku kecil Mingyu Hyung selalu baik padaku yang pemalu dan nggak berani bertemu orang. Ternyata… dia masih sama seperti dulu. "Mingyu-ah, makan malam disini, kan?" tanya tanya Ibu dari arah ruang makan.

"Nggak , aku cuma mampir saja." ujarnya. Aku menoleh dengan tampang kecewa. "Yaah! Sudah mau pulang? Kok, cepat!" Aku memegang lengan kiri Mingyu Hyung bermaksud untuk menyuruhnya jangan pulang dulu.

"Hei, Jungiie. Jangan semudah itu melakukannya pada cowok, ya." ucapnya. Aku langsung melepas cengkramanku. " Mi-mianhae !" seruku.

Mingyu Hyung tersenyum lalu mengacak-acak rambutku. "Daah! Minggu depan kita mulai belajar, ya." Mingyu Hyung memasang sepatunya.

"Akan kusiapkan semuanya." lanjutnya. Aku mengangguk. "I-Iya." Ketika Mingyu Hyung sudah pergi aku baru tersadar kalau ternyata ada yang sedikit beda dibandingkan waktu kecil dan hal tersebut cukup membuat ku terkejut.

.

.
"Wah, jadi dia bisa segera jadi guru lesmu?" tanya Taehyung.

Kami kebetulan pas-pasan saat istirahat pergantian pelajaran. "Iya, katanya belajar buat akhir semester." jelasku. Taehyung menyenderkan badannya pada jendela. "Benar. Jadi nggak
khawatir bakal ikut pelajaran tambahan saat liburan."

Libur musim panas... Aku ingin bertemu dengan Tae-Hyung di liburan musim panas.

"Tae-Hyung, liburan nanti.. ki-kita bisa bertemu nggak ?" tanyaku sambil memain-mainkan jari telunjuk. Taehyung tersenyum. "Maksudmu kencan?" tanyanya.

"Eh Eng.. I-iya." Uh, ketawan deh!

"Iya, boleh saja. Ayo kita kencan!"

YEEEYYY BERHASIL

"Syaratnya, Jungkook harus bisa dapat nilai minimal 70 untuk tiap mata pelajaran." potong Taehyung yang seketika memupuskan kesenanganku.

"Lagi pula, aku juga pasti cemas kalau nilaimu jelek. Kalau bisa dapat nilai bagus, Jungkook juga tenang kan?" ujar Taehyung sambil tersenyum usil.

Uuuh. Kok gitu... kejam. Supaya nggak ikut pelajaran tambahan saja, aku mesti berusaha keras. Dapat nilai 70? Mustahil.

"Mau pergi ke mana?" aku menoleh pada Taehyung. "Eoh ?"

"Enaknya ke mana, ya? Aku pernah baca, di sepanjang sungai dekat rumahmu, akan ada pesta kembang api. Musim panas di laut atau di pantai pasti seru, kan!" ujar Taehyung semangat.

Tae-Hyung ...

Aku tersenyum dengan semburat-semburat merah di pipiku. "Rasanya aku jadi semangat." ujarku pelan. "Eoh ?" Aku menggeleng. "Pesta kembang api saja!" seruku.

Taehyung tersenyum. "Ok, pesta kembang api ya!"

.

.

.

.

Author's POV

"Assa! Hwaiting !" seru Jungkook sambil menatap bangga kertas yang baru saja ia pajang di dinding kamarnya.

TARGET SELURUH MATA PELAJARAN DI ATAS 70!

Mingyu muncul dari belakang Jungkook dengan decak kagum. "Wah, Kau semangat sekali, Jungkook." ujar Mingyu.

Jungkook tertawa cekikikan karena merasa bahagia dengan semangatnya sendiri. Mingyu mengambil selembar kertas dan memberikannya kepada Jungkook. "Pertama, yang nggak kau suka, kerjakan ujian percobaan bahasa Inggris ini." Jungkook mengangguk semangat.

"Okay !"

Jungkook mulai mengerjakan soal bahasa Inggris tersebut dengan sabar. Setelah beberapa menit kemudian, Mingyu menilai hasilnya dan menyerahkannya pada Jungkook. "Nilai 39." ucap Mingyu.

Jungkook menghela napas lalu meletakkan kepalanya pada meja belajar dengan pasrah. "Harus dapat nilai 10 lagi untuk mengkatrol nilai." ujar Mingyu sambil menepuk-nepuk kepala Jungkook.

"Ujiannya tinggal seminggu lagi. Kita kerjakan yang pasti saja." lanjut Mingyu menenangkan Jungkook. Jungkook menatap kosong ke depan sambil memain-mainkan penghapusnya.

"Nilai 70... bisa dapat nggak ya?" tanya Jungkook kepada dirinya sendiri. Mingyu yang melihat itu bingung. "Kenapa khawatir sekali dengan nilai 70?" tanyanya.

"Eoh ?" Jungkook langsung duduk tegak dengan wajah memerah. "A-Aku janji dengan seseorang." ucapnya jujur. Mingyu diam beberapa detik dan membalas. "Dia, cowok yang bersamamu di stasiun di hari aku mampir ke sini, ya?" tebak Mingyu.

"Eh! Kok tahu?!" tanya Jungkook kaget sekaligus malu. "Kebetulan lihat. Kupikir orang itu mirip Jungkook, ternyata benar kau. Pacarmu?" tanya Mingyu sambil tersenyum jahil. "Pacar, kan!"

Jungkook memainkan jari telunjuknya dengan gugup. "Dibilang pacar... ya, semoga saja, sih." Jungkook menundukkan kepalanya dengan wajah yang sangat memerah. Mingyu yang melihat itu terdiam. "Kau tidak berubah ya, Jungkook." ujar Mingyu sambil tersenyum.

Jungkook memasang tampang khawatir. "Maksud Hyung, aku nggak berkembang?" Mingyu tertawa kecil. "Tenang saja, Jungkook tetaplah begitu." Mingyu meletakkan tangannya di kepala Jungkook lalu mulai mengelus-elusnya. Jungkook diam sambil memegangi kepalanya.

PM 10:21

Akhir-akhir ini kepalaku sering dielus... aku jadi ingat anjing tetanggaku... huh?!

"Nggak bagus kalau tetap begini! Targetnya nilai 70! Fokuuus!" teriak Jungkook semangat. "Eh? Serius, tuh?"

.

.

Author's POV

Sudah banyak anak SMA Kirin yang sampai di sekolah pada jam 7 pagi. Termasuk Jungkook yang sedari tadi terus menguap karena baru tidur jam 1 pagi.

"Huwa, baru kali ini aku belajar seserius ini." ucap Jungkook sambil menguap untuk kesekian kalinya.

"Jungkook." sapaan dari belakangnya membuat Jungkook cepat-cepat menutup mulutnya yang sedang menguap dan tersenyum melihat Taehyung. "Eoh , Taetae Hyung." sapa Jungkook.

"Ngantuk, ya?" tanya Taehyung. Jungkook mengangguk. "Iya, habis belajar untuk tes." jawab Jungkook.

"Kau memaksakan diri ya?" tanya Taehyung khawatir. " Aniya ! Sama sekali nggak , kok! Mingyu Hyung mengajariku tiap hari, kemajuanku jadi pesat!" seru Jungkook.

"Eoh , tiap hari?" tanya Taehyung. "Eung . Pulang kuliah, langsung ke rumah. Ah, tapi dia pasti mengincar makan malam juga, tuh. Hahaha."

Jungkook terlihat sangat bahagia saat menceritakan Mingyu. "Setelah makan malam, dia mengawasiku belajar deh." Taehyung memalingkan wajahnya dengan rahang mengeras.

Jungkook menoleh ke arah Taehyung dan melihat perubahan wajah Taehyung, namun hanya sepersekian detik karena Taehyung langsung tersenyum. "Wah, kakak yang baik." ujarnya.

Jungkook tersenyum kecil dengan perasaan aneh di hatinya. Taetae Hyung, kenapa?

"Eung . Dia memang baik." jawab Jungkook. "Berkat dia, aku pasti dapat nilai 70!" seru Jungkook semangat. Taehyung sedikit terkejut mendengar penyataan Jungkook.

"Kau serius? Mau nilai 70?" tanya Taehyung tidak yakin.

"Eh? Apa?" tanya Jungkook, tidak mendengar pertanyaan Taehyung. "Ah, nggak ." jawab Taehyung memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu.

"Besok mulai tes! Jadi, hari ini aku harus berusaha keras!" seru Jungkook sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Taehyung tersenyum lembut dengan rona-rona merah di pipinya. " Geurae, hwaiting !" seru Taehyung. "Eoh ? Iya!"

.

.

Jungkook's POV

Aku membolak-balik buku catatanku dan mulai mencoba mengerjakan beberapa soal latihan untuk tes besok. Taetae-Hyung menyemangatiku...

Aku harus bisa... uh ngantuk sekali...

Tak terasa aku tertidur begitu Mingyu Hyung membangunkanku. "Jungkook, Jungkook!"

Aku menoleh pada Mingyu Hyung yang sudah siap dengan barang bawaannya. "Capek? Kalau hari ini nggak tidur, besok sia-sia saja." ujar Mingyu Hyung sambil mengelus kepalaku.

Aku mengusap-usap mataku. "Iya." jawabku setengah sadar. "Aku mau pulang, kau jangan memaksakan diri. Tidur yang nyenyak, ya." Mingyu Hyung kemudian hilang di balik pintu.

Aku melihat jam yang terpampang di dinding kamar. Jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Aku menatap soal-soal latihan dengan mata melotot. Uh! Sedikit lagi! Tetap semangat!

.

.

.

Author's POV

Jungkook memasang sepatunya dengan badan penuh dengan keringat. Ia memegang dahinya dan seketika merasakan panas yang seakan membakarnya. Suhu tubuhnya mendadak sangat panas sejak ia bangun tidur tadi.

Rururu

Jungkook mengambil ponselnya yang berbunyi dan menemukan 'Mingyu Hyung' tertera pada layar. "Yeoboseyo ,eoh, Mingyu Hyung?"

"Kau baik-baik saja?" tanya Mingyu dari seberang telepon. Jungkook tersenyum pasrah dengan peluh yang terus-menerus mengalir dari dahinya, "Lumayan." jawabnya.

"Kau memaksakan diri, sih." Jungkook memajukan bibirnya. "Habis belum waktunya istirahat." Diam sejenak, sebelum akhirnya Mingyu kembali menjawab. "Aku antar, ya?"

Jungkook menggeleng-geleng walau tahu kalau Mingyu tidak melihatnya. "Nggak usah. Sudah mau pergi, kok."

"Tapi kau jalan kaki dari stasiun ke sekolah, kan? Jungkook tunggu di stasiun saja. Aku dekat sana, kok." balas Mingyu dengan nada khawatir yang samar. Jungkook tersenyum, merasakan hatinya seketika menghangat. "Gomawoyo, Mingyu Hyung."

"Ok, jam 8 di stasiun, ya."

Saat sudah sampai di stasiun dekat sekolah, Jungkook berdiri di depan menunggu Mingyu datang menjemputnya. Jungkook berdiri sambil memegang erat tasnya dengan napas yang mulai memburu.

Keringat semakin banyak dan rasa pusing mulai terasa menggerogoti kesadarannya.
Taehyung yang memang berniat menunggu Jungkook di stasiun, keluar dari stasiun dan melihat Jungkook sudah berdiri di depan stasiun.

"Eoh , Jungkook." sedetik setelah Taehyung menyapa Jungkook, Jungkook terjatuh, tak sanggup menahan rasa pusing dan lemah yang terus dirasa tubuhnya.

"Jungkook!" seru Taehyung panik. Ia segera berlari menghampiri Jungkook yang terduduk.

"Jungkook !Gwaenchanayo?" tanya Taehyung panik. "Tae-Hyung." sapa Jungkook dengan suara lemas.

Bruum

"Jungkook!" Mingyu yang baru datang segera memarkir motornya secara asal dan menghampiri Jungkook.

"Mingyu Hyung." ujar Jungkook lemas. Taehyung yang tidak tahu menahu tentang Mingyu yang akan mengantarkan Jungkook ke sekolah melihat kehadiran Mingyu dengan sedikir terkejut.

"Jungkook! Kau nggak apa-apa?!" tanya Mingyu. Seketika itulah Mingyu melihat Taehyung untuk kedua kali, atau pertama kali secara sungguhan.

"Kau... pacar Jungkook?" tanya Mingyu. Belum sempat menjawab, Mingyu kembali berbicara.

"Yang penting istirahat dulu di ruang pertolongan pertama. Jungkook, bisa berdiri?" tanya Mingyu.

"Jungkook." Taehyung hendak membantu Jungkook berdiri namun Mingyu menghalanginya dengan tangan kanannya, ia membatasi jarak Jungkook dan Taehyung dengan tangannya. Dalam hitungan detik, hal itu terasa janggal untuk keduanya, seakan seperti ada permusuhan yang tersirat, namun Mingyu segera tersenyum pada Taehyung.

"Tenang saja, aku yang akan mengantarnya. Hari ini kau tes, kan?" tanya Mingyu dengan senyum. Taehyung menatap Mingyu tanpa berkata-kata. Mingyu menundukkan wajahnya, melihat Jungkook yang terkulai lemas di lantai.

Mingyu mengeraskan rahangnya. "Dia belajar terlalu keras demi mendapat nilai 70." ujar Mingyu dengan nada dingin. "Tolong jangan terlalu mempermainkan Jungkook." Mingyu menatap Taehyung tepat di mata dengan pandangan serius lalu melanjutkan, "Anak ini selalu menganggapnya serius."

"Ayo, Jungkook. Pegangan, akan kupapah." ujar Mingyu sambil memegang lengan kanan Jungkook. Taehyung hanya berdiri di sana dengan pandangan kosong bercampur sedih menatap keduanya pergi.

.

.

.

T.B.C