Genre:

Romance, Action, OOC, OC, Adventure, Abal, Gaje.

Pair:

Naruto x Mini Harem?

Summary:

Seorang bocah tanpa keluarga, sebatangkara menjalani hidup yang berat, harus menjadi bahan uji coba manusia sempurna. Dengan kemampuannya dia akan mengguncang ketiga fraksi dan dunia supranatural.

Disclaimer:

Saya tidak memiliki kewenangan atas karakter naruto dan highschool dxd.

Balasan review:

Guest 1: B-W-H itu singkatan dari Bust-Waist-Hip, kalo ukurannya di google ada kok.

A : bandinganya 8 : 3 biar beda aja.

Tenshisha : makasih, akan saya rubah nama jurusnya ke bahasa jepang.

Senju-nara shira :

1. Kalo masalah rilis chap, saya gak tau bisa 2 atau 3 hari tergantung kesibukan, jadi maaf kalo lama.

2. Masalah klan apa dan iblis apa nanti akan terungkap seiring update chap.

3. Masalah peerage juga akan terjawab sesuai chap.

4. Naruto akan bertemu Mei di chap depan.

Kagure 31: saya juga maunya gitu hehe...

Iwan tazakka: maaf saya salah ketik, harusnya Rias dan Akeno tingginya 172 sekali lagi saya minta maaf hehe...

Maaf kalo ga semua review saya bales, tapi yang pasti saya menghargai dukungan kalian, baik itu komentar atau pujian. Sekali lagi terima kasih dan selamat membaca.

.

.

.

Terang sinar matahari menerangi sebuah kamar bernuansa feminim, terdapat seseorang yang sedang tiduran dikasur queen size berwarna biru "Naruto-kun... kau ada dimana... aku sangat rindu padamu... apa kau juga rindu padaku?" ucap parau seorang gadis berusia 17 tahun yang sedang mengusap foto dirinya bersama bocah berambut kuning saat berusia 6 tahun. Terlihat difoto itu sang bocah perempuan yang sedang berdiri disamping kiri bocah berambut pirang, menarik pipi kanan sang bocah laki laki yang membuat bocah yang dijewer mendelik kesal, Dan sang pelaku yang cengengesan.

ciri gadis itu memiliki rambut merah marun sepinggul dengan model jambang yang menutupi mata sebelah kanannya yang berwarna hijau terang, berkulit putih mulus, memiliki tinggi 172 cm dan ukuran dada 40 DD. Pakaiannya saat ini menggunakan piyama biru laut dan celana pendek selutut yang tidak menutupi paha mulusnya.

Gadis itu bernama Mei Terumi, gadis yang saat ini sedang merindukan teman kecilnya sekaligus cinta rahasianya.

ya dia telah mencintai Naruto sejak kecil dan jika ia bertemu nanti, Mei akan menyatakan perasaanya itu, karena Naruto begitu baik dan tulus padanya, bukan hanya itu, Naruto juga selalu melindunginya saat dia dalam bahaya, masih dia ingat saat dimana dia akan diculik oleh dua orang preman.

Flashback:

Di sebuah taman tidak jauh dari panti, dua anak berumur 6 tahun berbeda warna rambut dan berlainan jenis sedang asik bermain kejar kejaran, sang bocah lelaki meniliki ciri - ciri berambut pirang dengan gaya mencuat acak, memakai kaos biru, celana putih pendek selutut dan sandal jepit, sedang mengejar bocah perempuan bersurai merah marun sepunggung, dengan salah satu poni menutup mata kanannya, memakai gaun putih dan rok selutut.

"aha ha uweee... kau tidak akan bisa mengejarku naruto-kun, kau itu lambat! hahaha..." teriak Mei yang berlari, kepalanya menoleh kebelakang sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejek Naruto dan tertawa.

Naruto yang sedikit lelah dan kesal, karena mereka telah berlari 17 menit tanpa henti, dan tidak bisa menangkap Mei, mengepalkan tangan kanannya dan menjulurkan keatas sambil berlari.

"heeeh.. awas kau Mei-chan! Jika kau berhasil kutangkap, akanku buat kau tertawa sampai menangis. . Lihat saja!"

"Haha weee!... coba saja rambut nanas!.."ejek Mei yang menjulurkan lidah

"Awas kau tomat!"

Terlalu fokus dengan Mei didepannya, hingga membuat Naruto tersandung dan jatuh " adaww... sial... kenapa harus jatuh sih! ahh.. kemana Mei-chan yah? Sial!" Naruto bangun dan clingak clinguk mencari Mei "ah lebih baik aku cari disitu". Narutopun berjalan kearah taman untuk mencari Mei.

Sementara Mei yang merasa Naruto sudah tak mengejarnya berhenti "Naruto-kun?... Naruto-kun! Kau dimana!?..." Mei mulai panik karena tempat dia berada saat ini adalah tempat yang dilarang ibu panti, karena banyak orang jahat berkeliaran, apalagi diwaktu sore seperti ini.

"He.. he.. he.. he.. lihat zao, kita punya mangsa baru..." tiba tiba didepan Mei muncul 2 orang bertubuh besar dan berkulit hitam.

"Kau benar werbo, pasti harganya akan mahal, apalagi dia kelihatan manis, pasti harganya akan tinggi.." jawab salah satu pria bertato tengkorak di lengan sambil membenturkan golok pada tiang disebelahnya.

"Ting... ting... ting... ting..."

Naruto yang sedang berjalan mencari Mei, mendengar suara pentungan 'suara apa itu?' naruto segera berlari keasal suara, hatinya entah kenapa merasa khawatir 'Mei-chan aku harap tidak terjadi suatu yang buruk padamu'.

Suara tersebut membawa Naruto pada sebuah tempat yang tidak asing baginya, sebuah tempat dimana banyak pembunuh dan preman berkeliaran, Naruto juga pernah dengar dari ibu panti jika di tempat ini sering terjadi penculikan, dan korbannya biasanya anak dibawah umur yang dijual untuk dijadikan budak.

Saat Naruto sampai ditempat, tiba tiba amarahnya memuncak saat melihat Mei terluka, terlihat di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka sayatan.

"Mei-chan!... " Naruto berlari kearah Mei yang tergeletak stengah sadar.

"Apa yang kau lakukan Zao! Kau melukai barang kita..."

"Kau tenang saja, tinggal kita perban sedikit kan beres, lagian bocah itu licik juga, ingin menendang kemaluanku"

Na-ru-to... ohok.. kun... ka-u da.. ri ma..na saj..ja" perkataan Mei terpatah karena tubuhnya sudah lelah, ditambah banyaknya luka ditubuhnya membuatnya sedikit memuntahkan darah.

"Mei-chan! Mei-chan.! Kau jangan tertidur Mei -chan..." Naruto memangku kepala Mei dipangkuannya.

"Hoi.. werbo, lihat ada pangeran kodok datang ingin menyelamatkan sang putri hehehe..."

"Dasar bocah, sekali bocah tetap bocah, mau melawan kita?" memang tadi Mei sempat melawan dengan barang yang ada, tapi tetap saja tubuhnya yang kecil dan tidak punya pengalaman bertarung, membuatnya harus babak belur oleh kedua penculik sekaligus preman itu.

"Hei bocah jika ingin selamat, serahkan gadis itu, atau kau akan kami bunuh dan kami jadikan makanan anjing... hahhaha" ucap zao sembari memainkan goloknya.

"Sudahlah Zao kita habisi saja dia, dan buang mayatnya.. cepat sebelum kita ketahuan polisi" werbo berbisik sedikit panik.

"Kau tenang saja, aku sudah membunuh beberapa polisi yang berpatroli di sekitar sini, jadi kita bisa leluasa"

"Hei werbo, werbo.." tidak ada jawaban dari rekannya, Zao yang penasaran memutar badannya dan melihat rekannya.

"Aaarghh..." Zao berteriak dan mundur kebelakang sampai jatuh, saat melihat rekannya yang sudah mati dengan kedua matanya hangus.

"Kau tidak akan bisa lari, aku tidak akan mengampuni orang sepertimu, sekarang susulah temanmu di NERAKA DOMETSU" Naruto berucap seraya mengangkat tangan kanannya keatas, diikuti dengan terangkatnya Zao, lalu mengepalkan tanganya, seketika tubuh Zaopun hancur menyisakan darah yang menyiprat.

Dengan mata setengah terbuka Mei sempat melihat apa yang Naruto lakukan dan hanya diam, dia tau jika Naruto memiliki sesuatu yang unik, tapi dia tidak menyangka jika Naruto memiliki kekuatan yang mengerikan, ditambah ekspresi Naruto yang sangat dingin membuatnya sedikit takut.

Hal yang terakhir dilihat Mei adalah mata sebelah kanan Naruto yang pupilnya menghilang, sehingga hanya skleranya saja yang terlihat sebelum akhirnya pingsan.

Mei tersadar disebuah ruangan bernuansa putih yaitu rumah sakit 'Naruto-kun'. Mei melihat Naruto yang tertidur dengan posisi duduk dan kepala diatas pahanya.

"Enghh.." membuka mata Naruto lalu melihat Mei "Mei-chan kau tidak apa - apa? Apa ada yang masih sakit?" Naruto dengan tergesa - gesa memberi pertanyaan yang membuat Mei terkikik.

"Tenang saja Naruto-kun... aku tidak apa - apa dan te- terima k-kasih..."ucap Mei lemah diakhir.

"Apa yang kau katakan Mei, aku tidak dengar yang terakhir..." ucap Naruto pura - pura tidak dengar.

"T-rima ka-si..."

"Apa.." "TRIMA KASIH, apa kau puas huh..." muka Mei merah kesal.

"Ahahhha... iya iya, aku dengar Mei, tidak perlu teriak seperti itu jizz" Naruto mengoda yang dihadiahkan sebuah ekspresi cemberut yang imut.

"Huh Naruto-kun, itu tidak lucu tau" ketus Mei sambil membuang muka kesamping.

Naruto berhenti tertawa dan membawa tangan kanannya memegang pergelangan tangan kiri Mei.

"Tenanglah Mei, kau adalah teman pertamaku, sekaligus sahabatku yang aku percaya, tentunya sebagai seorang teman kita harus saling tolong nenolong bukan? Ucap Naruto dan tersenyum hangat.

Naruto yang memang belum peka terhadap perasaan perempuan, tidak ambil pusing dengan perkataanya, walaupun efeknya sangat jelas dengan wajah Mei yang merona padam.

Dan disitulah muncul benih benih cinta dari Mei untuk Naruto 'terima kasih Naruto-kun, aku harap kelak kita akan bersama dan hidup bahagia'.

Flashback off:

Setitik air bening muncul di pelupuk mata indahnya, rasa rindu yang amat sangat sudah tidak bisa dibendung lagi, hatinya sakit sekali mengingat Naruto-lah yang membuatnya seperti ini.

Pertanyaan terngiang dikepala gadis itu, kenapa Naruto pergi dan tidak mengajaknya? Apakah dia tidak tau jika dirinya sangat mencintai Naruto, dan tidak ingin berpisah?

Memikirkanya membuat hatinya perih, ingin sekali dirinya menghajar pemuda kuning yang membuatnya seperti ini.

Namun tidak bisa, karena dia mencintai Naruto, sangat mencintainya.

Sungguh sebuah dilema.

Dibawanya foto itu kedadanya, Mei memejamkan mata dan berdoa 'Naruto, dimanapun kau berada aku harap kau bahagia dan kuharap, kita dapat bertemu kembali...' dan Meipun kembali terlelap dengan memeluk foto didadanya.

Tanpa disadari oleh Mei, takdir telah menuliskan jalan mereka dan akan mempertemukan mereka kembali.

.

.

.

Naruto berjalan santai menuju kantin dengan ekspresi tenang, diringi duo srikandi kuoh akademi yaitu Rias dan Akeno. Walaupun menjadi bahan tatapan dan obrolan siswa dan siswi, mereka tidak menghiraukannya karena mereka telah terbiasa dan Naruto yang tidak perduli, apalagi trio mesum yang berteriak gaje dan akhirnya dipukuli oleh para siswi karena omongan mesumnya.

Rias berjalan disebelah kanan Naruto dan merangkul sebelah tangan Naruto yang dimasukan kedalam saku celananya kebelahan dadanya, sedangkan Akeno yang berada disebelah kiri Naruto hanya diam, dengan mata memincing dan ekspresi datar kepada Rias, berbanding terbalik dengan rias yang wajahnya berseri - seri.

"Rias" ucap Naruto dengan tenang tanpa menoleh.

"Ada apa Naruto-kun?" tanya Rias memandang Naruto dengan tetap tersenyum Manis.

"Sebaiknya kau lepas dulu tanganku, kau terlalu menarik perhatian"

"Biar saja Naruto-kun, ini sudah biasa bagiku dan Akeno, karena kami memang idola disini, bukan begitu Akeno?" Rias memandang Akeno meminta persetujuan.

"Fufufu... itu benar Naruto-kun, kami memang selalu menjadi bahan tatapan disini, apalagi oleh para siswanya" jelas Akeno dengan tawa khasnya dan sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya, mata violetnya kadang melirik dada berotot Naruto yang terlihat menonjol dibalik seragamnya dan tiba tiba merasa gerah. 'ara ara... meilhat tubuhnya saja aku sudah gerah begini, tapi tidak bisa dipungkiri, aku ingin sekali merabanya'.

Wajah berseri Rias mendadak hilang, saat melihat Akeno yang dengan terang terangan memandang tubuh Naruto bagian atas, sambil menjilat lidahnya bagaikan seekor srigala yang lapar dan telah menemukan mangsanya.

Sementara yang dipandangi hanya memasang wajah datar, padahal dalam batinnya dia menyeringai 'heh, aku bisa memanfaatkan ini' beberapa rencana mulai tersusun di otaknya.

Naruto Duduk disebuah dibangku paling pojok, dengan Rias dan Akeno disebelah kanan dan kirinya.

Tidak menyia - nyiakan kesempatan, Rias langsung melihat buku menu dan menawarkannya pada Naruto "Naruto-kun mau makan apa? Burger? Steak? Teriyaki atau mau ketiganya?" Rias bertanya antusias sambil menyodorkan menu dan mendekat pada Naruto hingga pipi mereka saling bersentuhan.

Akeno yang melihat Rias mendekati Naruto tidak mau kalah. "Naruto-kun... coba lihat ini, ada udon dan seafood, kelihatannya enak, pesan yang ini saja..." akeno menawarkan menu dan membawanya ke depan wajah Naruto hingga dadanya menyentuh lengan Naruto.

Sedangkan Naruto yang melihat situasi akan merepotkan, segera ambil tindakan "Rias, akeno sebenarnya aku membawa bekal, jadi kalian tidak usah repot repot" entah darimana asalnya, tiba tiba Naruto mengeluarkan sebuah bento yang lumayan besar dari sakunya.

Rias dan Akeno yang melihatnya menatap Naruto tidak percaya, karena ukuran bento itu yang terbilang besar, bisa keluar dari saku kecil Naruto

Naruto membuka bentonya dan melahap isinya, yaitu tempura dan dadar gulung. "Kalian mau terus menatapku atau ingin ikut makan?, jika kalian mau tinggal ambil saja"

Rias dan Akeno tersadar dari lamunanya "me-memang boleh Naruto-kun? Itukan jatah makan siangmu?"

"Iya lagipula Naruto-kun itu pria, jadi pasti porsi makannya lebih banyak dari kami" Akeno menambahkan padahal dia juga tergiur oleh bento yang Naruto bawa.

"Sudahlah jika kalian ingin, kalian tinggal ambil, aku tidak apa - apa, mana mungkin aku membiarkan dua nona manis ini untuk kelaparan" sanggah Naruto sambil melirik Rias dan Akeno bergantian.

Rias dan Akeno yang mendapat pujian merona merah dan menunduk.

'Naruto-kun sangat baik, aku jadi makin suka' Rias berkata dalam hati sambil menunduk.

'ara.. dia begitu perhatian, sepertinya aku tidak salah menilainya' Akeno menatap Naruto dengan pandangan jauh.

"Hei, ayo cepat makan, kalian kan berjanji akan menemani aku untuk keliling sekolah"

Rias tersadar dari lamunanya, begitupun Akeno. "Ahh iya, kalo begitu selamat makan"

"Selamat makan"

Akeno langsung mengambil tempura dan Rias mengambil dadar gulung.

Ketiganya terlihat asik makan, tidak menghiraukan pandangan cemburu dari para siswa, dan pandangan kagun dari para siswi, yang melihat sang 'anee-sama' dan siswa baru yang populer sedang makan bersama.

Setelah makan, Rias dan Akeno mengantar Naruto untuk memfamiliarkan tempat tempat disekolah, mulai dari kelas musik, seni rupa, ruang osis dan ruang olahraga. Tidak lama bel pulang sekolah berbunyi, sekarang Rias dan Naruto sedang berada di Ruang ORC.

Rias dan Naruto saling berhadapan, sementara Akeno menyiapkan teh untuk Naruto.

"Jadi Naruto-kun sebenarnya aku mengajakmu kemari ingin menawarkan sesuatu padamu"

"Kau ingin menjadikanku pelayanmu, begitu?" ujar Naruto santai.

"Iya Naruto-kun, dan asal Naruto-kun tau, kami dari keluarga gremory memperlakukan pelayan kami seperti keluarga sendiri."

Akeno datang dan memeberi tehnya pada Rias "terima kasih"

"Ini Naruto-kun silakan diminum" Akeno menaruh tah dimeja lalu berdiri dibelakang Rias sambil tersenyum pada Naruto.

"Terima kasih Akeno"

"Jadi bagaimana Naruto-kun?" Rias menatap Naruto penuh harap.

Naruto menyesap sedikit teh buatan Akeno, lalu menatap Rias.

'seperti yang kuduga'

"Apa keuntungan yang dapat kuperoleh jika aku menjadi pelayanmu? Naruto melipat kakinya dan menyidekapkan tanganya.

"Jika Naruto-kun bersedia menjadi pelayanku, apapun yang Naruto-kun inginkan akan aku beri, atau ji-jika N-Naruto-kun m-mau a-aku akan memberikan i-itu" ujar Rias malu - malu dan memainkan jarinya.

"Ara ara buchou, apa kau serius?" Akeno heran kenapa Rias mau melakukan itu, hanya agar Naruto mau menjadi pelayannya, memang Naruto gagah dan tampan, ditambah dia juga memiliki aura misterius yang myimpan berbagai misteri didalamnya, tapi Akeno tidak menyangka jika Rias akan senekat itu.

Memejamkan mata sekejap, lalu menatap Rias yang sudah berani mentapnya, walaupun dengan rona merah dipipinya.

"Jawabanku adalah... "

.

.

.

Bersambung...