Tidak tahu, apakah ini bisa disebut anugerah atau malah bencana bagi kehidupan Yixing. Segalanya berubah tepat ketika ia bertemu dengan seorang bocah labil yang sialnya meskipun bocah tapi sudah berhasil 'membobolnya' itu. Sebenarnya tidak hanya lubangnya, namun hatinya juga telah dibobol meski Yixing enggan mengakuinya secara terang-terangan.

Segala sesuatu yang begitu mendadak memaksanya untuk terus berjalan kedepan, tidak boleh berlari apalagi menghindar. Dia hanya perlu terus melangkah menuju kearah titik yang sudah menantinya. Tidak ada yang berat jika hanya dilalui dengan ketenangan. Namun, perasaan tidak nyaman itu malah muncul dari hatinya, hati seorang Zhang Yixing. Karena bagaimanapun, ia merasa tidak pantas bersanding dengan anak dari keluarga terhormat seperti Yifan. Karena dia..

Hanya seorang pria 'bayaran'…

YAOI

KRAY/FanXing/KrisLay

M

A/N : Yang masih DIBAWAH UMUR tolong menghindar sejauh-jauhnya! Ini area orang DEWASA! Ingat, dosa nakk~ /plakk/

Happy reading For..

Love Sometimes Strange

Present..

Yixing melepas jaketnya kemudian membanting diri keatas ranjang. Ia tidak peduli akan mukanya yang terbenam secara keseluruhan kedalam bantal yang empuk, tidak peduli ketika dirasa ia mulai kehabisan nafas, oh_jangan, jangan! Dia bisa mati kehabisan oksigen nanti. Dan kebahagiaan yang baru saja ia raih akan tersia-siakan begitu saja. Oke! Yixing akan duduk. Tapi tunggu, biarkan dia mengatakan sesuatu ketika bangkit_

"OH MY GOD!_" Teriak Yixing dengan ekspresi aneh. Seperti orang tidak percaya akan sesuatu. Sedetik kemudian ia meraih bantal dan menggigitnya gemas. "…Aku tidak percaya ini! Aku_aku_OH MY!" Dan membanting dirinya lagi kepermukaan ranjang. Terakhir, sebuah rengekan manja lolos dari mulutnya.

Sebenarnya…

Yixing sedang bahagia!

Dia tidak bisa menggambarkan seperti apa perasaannya sekarang. Sebab, ia baru saja pulang dari rumah Yifan. Iya, Yifan! Bocah tolol yang benar-benar sudah berhasil menjeratnya kedalam pesona lelaki itu. Dengan sikap lugu-tampan- yang ia miliki, dengan kharismanya yang tak terbantahkan, dengan kepolosannya yang kadang menjengkelkan, juga dengan penis besarnya yang begitu memanjakan lubangnya semalam!

Ah! Bahkan rasanya masih tertinggal sampai saat ini. Tiba-tiba Yixing meraba pantatnya. Setelah itu ia tersenyum aneh.

Huh.. Demi tuhan..

Bahkan sekarang, Yixing juga berakhir dengan terseret ketengah-tengah keluarganya. Bukankah itu ajaib?

Terlebih lagi-ini bagian pentingnya!- Yixing..

…Juga telah diterima dengan hangat oleh keluarga Yifan.

.

.

.

Yixing pulang ke flat kecilnya ketika sore mulai menjelang. Ia menjinjing beberapa bahan makanan berbungkus kantong kresek hitam. Belum sampai tangannya menyentuh gagang pintu, tiba-tiba_

"Aaaaaakkhhhhhh~ Fuck me yeah! More, Ugh!"

"Sialan!"

…Yixing dikejutkan oleh suara ponselnya yang berdering nyaring dibalik saku celana. Masih sempat Yixing mengumpat sebelum mematikan nada dering tolol itu dan mengangkat telfon.

Oh, ingatkan dia untuk menukar bunyi ponselnya ke mode bergetar nanti. Dia bisa jantungan kalau begini terus. Jangan tanya lagi siapa yang menyetel nada memalukan ini kalau bukan Byun Bitch Baekhyun, salah satu rekan kerjanya di Bar. Lihat, tidakkah menjengkelkan ketika suara lengkingan panjang bernada nikmat muncul diponselmu secara tiba-tiba?

.

.

.

Ponsel tipis milik Yixing kini sudah berada diantara bahu dan telinga. Ia menutup pintu menggunakan kaki sementara kedua tangannya masih bertanggung jawab menjinjing kantong kresek untuk dibawa kedapur.

"Hallo.."

"H_hai.."

"O?_" Langkah Yixing berhenti sebentar. Tak lama setelahnya ia tersenyum lebar tanpa disadari. Tadi ia tak sempat mengecek ID sipenelfon karena saking kesalnya. Ternyata..

"..Yifan?"

"Iya, Hyung.. Hehe.."

Kresek sudah Yixing letakkan dimeja dapur. "Ada apa?"

"Aku akan kerumahmu. Aku sudah siap. Beritahu aku alamatnya!"

"Ye?"

.

.

.

Saat itu Yixing sedang memasak. Tiba-tiba bel berbunyi..

Ting

Tong..

Ting

Tong..

Tidak perlu menyahut-nyahut lagi sebab kedua kaki Yixing sudah lebih dulu bertindak. Ia dengan semangat berlari kearah pintu.

Pintu dibuka dengan tidak sabar..

"Yi_Boss?" Kening Yixing seketika bertaut heran.

Lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan itu mendengus jengkel. Ia kemudian melangkah masuk kedalam flat milik Yixing dengan gerakan malas. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kau kerjakan, Xing. Tapi aku paling benci jika seseorang mengabaikan telfonku." Cerocos Siwon-nama boss Yixing- dengan nada kesal.

"Uh? Benarkah? Sebentar.." Dengan gerakan tergesa Yixing segera berlari menuju dapur, meraih ponsel miliknya dan segera mengecek panggilan tak terjawab. Sial, ada sekitar 12 panggilan tak terjawab disana, dan kesemuanya dari si Boss, Siwon.

"..Boss, maafkan aku. Aku benar-benar tidak mendengarnya. Aku lupa mengaktifkan nada deringnya." 'Ini berawal karena ulah Baekhyun yang memasang nada menjijikkan diponselku' Keluh Yixing didalam hati.

Siwon memijit pelipisnya. "Ya, ya, ya.. Kau dan segala alasanmu itu.."

"Aku tidak bohong_"

"Sudahlah, ambilkan aku minum. Kufikir kau benar-benar tidak pandai menerima tamu."

"Oh? Baik. Sebentar Boss. Hehe.."

.

.

.

Yixing sudah mematikan kompornya. Ia dengan sedikit enggan memilih melayani Bossnya ngobrol sebentar. Entahlah, Yixing hanya merasa ini sesuatu yang penting. Jika tidak, untuk apa lelaki itu mau repot-repot kerumahnya.

"Kau, apa kegiatanmu hari ini?"

"Uh? Aku.. Ada janji dengan seorang teman."

"Teman? Tidak biasanya.."

Yixing tersenyum kecil. "Apa Boss fikir aku tidak punya teman?" Tukas Yixing pura-pura tak terima.

"Aku curiga dia salah satu pelangganmu." Tebak Siwon sembari mengetik pesan untuk seseorang beberapa kali.

"Hm..Iya. Eh, bukan_maksudku.. Tidak juga."

Siwon mendecih kecil sembari tertawa. "Jawaban macam apa itu?"

Yixing hanya tertawa pelan menanggapinya.

Percakapan ringan itu sudah terjadi sekitar sepuluh menit sampai akhirnya Siwon mengatakan apa tujuannya kesini. Sebenarnya Yixing sudah penasaran sejak tadi, namun ia hanya memilih meladeni perkataan-perkataan Siwon tanpa mau bertanya sama sekali.

"Nah, Xing. Sebenarnya aku tidak suka mengganggu acara orang. Namun kali ini kau harus membatalkan janjimu itu."

Yixing yang sedang tertawa menghentikan tawanya. "Apa? Kenapa?"

"Ini.." Siwon menunjukkan sebuah pesan diponselnya kearah Yixing. Dengan kening berkerut, Yixing membaca isi pesan itu.

(Aku jadi memesannya malam ini. Aku tidak terima alasan apapun lagi! Atau kau akan menerima ganjarannya!)

_Sebuah perasaan tidak nyaman memasuki relung hati Yixing. Ia kemudian menatap Siwon dengan tatapan khawatir.

"B_Boss. Siapa dia?"

"Aku mohon padamu untuk datang hari ini. Jika tidak, dia akan melakukan sesuatu yang buruk pada Bar kita. Dia bukan orang sembarangan, Xing. Aku sudah berkali-kali memberi alasan kepada pria ini agar ia tidak jadi datang ketempat kita. Tapi kurasa kali ini dia tidak ingin menundanya lagi. Karena sudah lama sekali dia mengincarmu. Hanya pesanku, kau harus hati-hati dengannya. Karena dia…"

Menunggu lanjutan kalimat Siwon, jantung Yixing berdegup dengan kencang.

"…Sedikit kasar.."

Sedikit berarti banyak. Jangan Tanya mengapa Yixing berfikir seperti ini.

"Dia siapa?" Tanya Yixing sekali lagi. Dengan ekspresi yang sulit dibaca.

"Orang yang akan menyewamu. Malam ini."

Yixing bungkam dengan hati yang perlahan berkecamuk.

Sementara itu, Yifan yang sebenarnya sudah sampai dirumah Yixing sekitar satu menit yang lalu, reflek menjatuhkan buket bunga dari genggamannya. Tidak sampai hati mendengar Yixing akan 'disewa' oleh seorang pria 'kasar'..

_Malam ini...

.

.

.

Yifan tahu Yixing tengah mencoba bersikap biasa-biasa saja. Lelaki itu malah asyik bersiul-siul sembari melanjutkan acara masaknya yang tertunda. Sementara Yifan, jangan ditanya lagi. Dia adalah satu-satunya orang yang terus merengek sejak tadi, meminta Yixing berhenti dari pekerjaannya. Segera!

"Hyung~ Oh tuhan bagaimana harus mengatakannya agar kau mendengarkanku?!"

"Cha! Duduklah, masakan sudah siap." Yixing malah tersenyum manis. Lagi-lagi tidak menghiraukan ucapan Yifan.

"Aku tidak akan makan!"

"Ya sudah, kalau begitu aku saja yang makan. Aku sudah lapar.." Dengan begitu, Yixing segera menarik kursi dan duduk disana. Tak lupa pura-pura mengirup aroma sedap dari sup rumput laut yang ia buat. "…Hmmm.. Baunya enak sekali~"

"Aaa~ Hyung!_" Kali ini sifat asli Yifan keluar. Ia menghentak-hentakkan kakinya kesal kelantai sembari berjalan menghampiri Yixing. "…Mengapa kau begitu keras kepala?"

Satu sendok kuah sup meluncur mulus kedalam tenggorokan Yixing. "Kau terlalu berisik."

"Itu karena aku peduli padamu! Mengapa tidak kau tolak saja?! Eoh?!"

"Bagaimana mungkin kau menyuruhku menolak pekerjaanku?" Balas Yixing.

"Oh! Jadi kau senang dengan pekerjaanmu itu?!" Kali ini nada suara Yifan terdengar marah dan kesal.

"Memang ada apa dengan pekerjaanku?" Yixing terus menjawab tanpa berniat membalas tatapan Yifan sedikitpun.

"Itu adalah pekerjaan paling menjijikkan didunia!"

Helaan nafas berat keluar dari mulut Yixing. "Berhentilah sebelum kutendang bokongmu itu keluar sana!" Ujar Yixing dengan nada sinis sembari menunjuk pintu melalui matanya.

"Aku curiga. Ucapanmu tempo hari tentang kau yang akan segera berhenti dari dunia gilamu ini hanya bualan! Sebenarnya kau menikmati pekerjaanmu ini kan? Menikmati setiap sentuhan pria-pria hidung belang diluar sana kan? Kau memang tidak berniat berhenti! Aku yakin!"

Brakk!

"Cukup!_" Tak puas dengan hanya menggebrak meja, Yixing juga lantas berdiri menghadap Yifan. Menatap kedua mata lelaki itu dengan tatapan tajam. "..Berhenti menghinaku!"

Hening..

Keduanya hanya berdiri disana bak patung. Yifan yang sebenarnya mulai merasa bersalah memilih untuk berpaling muka. Menghindari tatapan Yixing adalah hal yang tepat untuk dilakukan saat ini.

"…Lihat aku!" Yixing mencengkeram bahu Yifan.

"Tidak!"

"BRENGSEK TATAP AKU!"

Dengan kedua tangan bergetar yang saling menggenggam satu sama lain, dengan gerakan lambat yang sarat akan kegugupan, dengan keringat dingin yang mulai muncul dipelipisnya, Yifan menuruti perkataan Yixing. Perlahan menatap lelaki yang lebih pendek.

"Bagaimana bisa kau berkata selancang itu hah?!"

Yifan menunduk. Nafasnya dihela terburu-buru. "Aku_Aku_kelepasan!"

"Tatap aku sialan!"

Dengan sigap Yifan menggulirkan kedua bola matanya untuk kembali keatas. Kembali menatap lawan bicaranya.

"Itu kau sebut kelepasan?"

"…"

"Sumpah demi Tuhan kau telah menghinaku Wu Yifan! Kau telah menghinaku!"

"Aku tidak bermaksud!" Yifan ingin meralatnya, namun ucapannya keburu dipotong Yixing_

"Disini.." Yixing berkata setelah terlebih dahulu meraih sebelah tangan Yifan dan meletakkan didadanya. "…Rasanya seperti tertusuk atas perkataanmu!" Kecam Yixing dengan suara yang rendah. Terdengar kecewa.

Grepp!

"Maaf!"

Tidak sempat mengelak lagi ketika Yifan mendaratkan sebuah pelukan hangat ditubuh Yixing. Ia terus bergumam kata 'maaf' sebanyak yang ia bisa ditelinga lelaki yang lebih tua darinya itu. Tak lupa dengan kedua mata yang basah. Iya, si cengeng itu kembali menangis. Menangisi kebodohannya Karena telah menghina pria yang dicintainya.

.

.

.

Jujur, Yixing tidak benar-benar marah tadi. Dia hanya ingin memberi Yifan pelajaran agar anak itu terbiasa menggunakan kata-kata yang memiliki 'batas' kepada orang yang lebih tua. Meski sebenarnya, Yifan tidak salah mengatakan itu. Dia benar. Pekerjaan Yixing adalah pekerjaan yang paling tidak mulia didunia ini.

Namun anak itu salah mengartikan soal 'penerimaan' Yixing untuk 'panggilan' dia malam ini. Jika boleh dikata, Yixing juga sangat sangat sangat ingin menolaknya. Namun ketika mengingat lagi apa saja yang dikatakan Siwon tentang sosok pria 'berbahaya' itu, membuat Yixing harus berbesar hati untuk menerima tawaran tidak menggiurkan itu.

Karena bagaimanapun juga, alasan yang sebenarnya adalah..

…Karena Siwon sendiri yang memintanya langsung. Datang dan memohon padanya. Dan Siwon bukanlah orang lain lagi dikehidupan Yixing. Siwon sudah seperti ayah kandung baginya. Lelaki itu yang telah menyelamatkan hidupnya, memberinya makan, merawatnya, membesarkannya, meskipun dilingkungan yang salah.

Karena sebelumnya, Yixing adalah seorang yatim piatu..

.

.

.

Untuk hidup didunia ini, kita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang mulus-mulus saja. Dulu, saat pertama kalinya usia Yixing menginjak 13 tahun, ia sudah diberi angan-angan tentang pekerjaan yang mungkin akan dilaluinya kelak.

Menurut Yixing, Siwon bukanlah seorang pria yang jahat. Dia hanya menjalani apa yang sudah tersurat untuk kehidupannya. Saat itu, Siwon terang-terangan menawari Yixing pekerjaan ini, menjadi pria sewaan, khusus untuk para Gay. Yixing tidak terkejut, dia hanya sedikit bingung karena baru mengetahui ada tempat semacam itu. Tempat perkumpulan para Gay. Terlebih Siwon adalah orang yang mendirikannya.

Namun secepat itu pula Yixing mencoba bersikap realistis. Fikirnya, mungkin dengan menerima tawaran Siwon ia bisa membalas segala jasa lelaki itu, meskipun Siwon tidaklah pernah memaksanya. Yixing hanya tahu dan sadar diri. Sangat manusiawi jika ada kalanya terlintas dipikiran Siwon tentang bagaimana cara mempergunakan Yixing, anak yang telah ia angkat dan besarkan. Memang cara berfikir yang sempit. Tapi tidak untuk Siwon. Karena bagaimanapun, itu semua adalah tentang dunianya. Dunia yang telah ia arungi sejak usia remaja. Dan bagi Siwon akan lebih baik jika Yixing tidak perlu jauh-jauh bekerja. Bekerja ditempatnya saja, akan lebih mudah. Agar Siwon bisa memantau setiap kegiatan Yixing.

Intinya. Tidak ada yang gratis didunia ini. Semuanya hanya tentang bagaimana cara kita menyikapi segala hal yang kita hadapi.

.

.

.

Malamnya..

Yixing sudah bersiap-siap untuk mengantarkan Yifan kedepan pintu. Namun belum sampai anak itu keluar dari rumahnya, ia berbalik.

"Biarkan aku ikut."

Yixing kaget atas perkataan Yifan. "Apa?"

"Aku akan menjagamu dari pria 'kasar' itu.."

Yixing tahu kalau sebenarnya Yifan masih belum rela ia pergi. Jadi dia hanya menjangkau kepala Yifan untuk diusap-usap dengan sebelah tangannya. "Aku akan hati-hati. Sekarang pulanglah.."

"Hyung~"

"Ayolah Fan, aku kan sudah berjanji ini yang terakhir."

"Aku masih belum rela.." Aku Yifan.

"Aku tahu_" Yixing meraih tengkuk Yifan. Ia mengecup bibir pemuda itu sejenak. Bermaksud menenangkan hati Yifan, sekalian, hatinya juga. "…Tapi aku lebih tidak rela jika kau melihatku dengan orang lain.." Lirih Yixing.

Dari nada bicaranya saja, Yifan yakin betul kalau Yixing juga terpaksa menerima tawaran ini. Jadi dengan kemantapan hati, Yifan memilih bertahan untuk ikut.

"Maka biarkan aku selalu berada disisimu. Hanya berada, bukan melihat."

Yixing menghela nafas lelah. Dia tidak melawan lagi. Karena sejujurnya, dia juga membutuhkan Yifan untuk selalu berada didekatnya. Meski disisi lain, ia ragu.

Tidak ingin Yifan melihat apa yang akan dilaluinya nanti, adalah keraguannya.

.

.

.

Black Bar

Yixing dan Yifan belum keluar dari mobil. Sebenarnya Yifan menunggu Yixing untuk turun duluan, begitu pula sebaliknya.

"Apa kau menunggu disini saja? Aku berjanji akan 'melayaninya' hanya sebentar.."

Melayaninya ya?

Yifan tertawa miris didalam hati.

Tidak ada waktu yang sebentar bagi orang yang dikejar nafsu. Hasrat tidak pernah terlepas dalam waktu yang sebentar. Kata-kata sebentar itu hanya bualan belaka.

"Mari masuk.." Ujar Yifan dengan nada suara datar.

Dengan begitu, Yifan segera keluar dari dalam mobil. Diikuti Yixing yang juga ikut keluar dari sisi yang lain. Selama kedua pasang kaki berbeda ukuran itu melangkah masuk kedalam Bar, Yixing tidak henti-hentinya mendesah lirih. Merasa amat bersalah ketika melihat sikap Yifan yang mendadak dingin.

.

.

.

Didalam Bar…

"Xing? Kau baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan itu, Yixing lantas menoleh kearah asal suara. Disampingnya ada Baekhyun, yang kini memegang pundaknya yang tegang.

"Aku…. Tidak tahu." Sebuah kejujuran yang keluar dari mulut seorang Zhang Yixing.

"Aku pernah mendengar bagaimana 'orangnya'.."

Dug..

Dug..

Dug..

Jantung Yixing berdetak sama kencangnya dengan debuman music disco yang memenuhi setiap penjuru Bar.

"…Kurasa, kau hanya perlu mengikuti segala keinginannya. Jangan banyak tingkah. Hingga semuanya selesai. Dan malam ini akan terlewati tanpa hambatan. Begitu saja. Bukankah….. itu kedengaran mudah? Ng_Hehe.." Baekhyun tersenyum dengan wajah kaku. Senyum yang dibuat-buat seceria mungkin. Guna menghibur teman sejawatnya yang bahkan terlihat tidak terhibur sama sekali.

"Hmm.." Yixing hanya bergumam sebagai jawaban.

.

.

.

Seumur hidupnya, tidak pernah sekalipun Yixing merasakan aura malam semenakutkan sekarang. Ini pekerjaannya, dan tidak seharusnya ia segelisah ini!

Yixing sudah duduk diatas ranjang sejak lima belas menit yang lalu. Duduk tanpa menggunakan sehelai benang pun ditubuhnya. Iya, dia sudah telanjang. Hanya sebuah selimut tebal yang dengan setia membalut tubuhnya.

Yixing bukan seorang maniak yang akan dengan mudah menarik kembali kata-katanya dan memilih untuk mengganti semua itu dengan kenikmatan 'bersetubuh'. Tidak! Alasannya, Yixing hanya ingin ini cepat selesai. Makanya dengan segenap hati Yixing menelanjangi dirinya terlebih dahulu.

"…Kurasa, kau hanya perlu mengikuti segala keinginannya. Jangan banyak tingkah. Hingga semuanya selesai. Dan malam ini akan terlewati tanpa hambatan..Begitu saja. Bukankah itu kedengaran mudah? Ng_Hehe.."

Tanpa sadar Yixing mengangguk kecil. Iya. Benar. Dia hanya perlu mengingat ucapan Baekhyun.

Namun belum sempat ketenangan menyapa sudut perasaan Yixing, suara 'klik' kecil yang berasal dari pintu membuat debaran dijantungnya semakin kencang. Sangat kencang seolah benda itu ingin keluar dari sarangnya.

Yixing membeku. Ia sangat shock setengah mati ketika kedua matanya bersirobok dengan tatapan tajam penuh hasrat 'orang itu'.

"Hai manis.. Apa aku lama?"

.

.

.

"Baek Hyung!"

"Ya?"

"Bagaimana ini? Aku tidak bisa tenang!" Adu Yifan yang sejak tadi sibuk mondar-mandir dikamar Baekhyun.

"Sebaiknya kau tidur. Maka hatimu akan tenang." Suruh Baekhyun dengan suara lembut.

"TIDAK BISA!"

"Astaga suaramu itu sungguh_Ah!_" Baekhyun mengusap-usap dadanya. "…Kalau saja kau bukan pacar Yixing sudah kutendang kau keluar dari kamarku!" Omel Baekhyun. Tidak tahan lagi mendengar segala ocehan itu-itu saja yang terus keluar dari mulut Yifan.

"Kau kejam. Sama kejamnya dengan si Yixing itu!" Tunjuk Yifan kearah dinding kamar.

"Apa? Kau ini sebenarnya kenapa hah?"

"Tega sekali dia mendesah keenakan sementara aku disini, disebelah kamarnya yang hanya berbatas dinding!"

"Kau yang ngotot ingin ikut! Ingat?!" Baekhyun menoyor kepala Yifan, meski dengan penuh perjuangan mengingat kening anak itu yang kelewat tinggi.

Yifan lagi-lagi merengek seperti bocah. "Baek Hyung!"

"Berisik!"

"Aku akan kesebelah!" Yifan hendak bersiap-siap keluar kamar sebelum kedua tangan kecil Baekhyun menahan lengannya_

"YA! Apa yang kau lakukan! Diam disini atau kupanggil security!"

"Baek Hyung aku tidak menyangka, kau tega sekali~"

"Oh My God.."

'Apa bocah ini benar-benar type Yixing?!' Seru Baekhyun didalam hati.

.

.

.

Sekitar dua jam kemudian..

Yifan masih mengarungi dunia mimpi ketika suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Sebelumnya, Baekhyun sudah memberi anak itu pil tidur agar mulutnya berhenti mengoceh. Sekalian dengan headset berisi lagu-lagu beat menyumbat kedua lubang telinga Yifan. Yang ini ide Baekhyun juga. Dia hanya kasihan melihat Yifan.

Akan lebih kasihan lagi andai saja Yifan tahu kalau telah terjadi sebuah 'kekacauan' diruangan Yixing.

.

.

.

Kedua bola mata Siwon membelalak kaget. "BDSM?"

Yixing terisak. Sebelah tangannya dicekal dengan kuat dan menyakitkan oleh pria yang menyewanya. Sementara seluruh tubuhnya yang berhiaskan bercak-bercak merah sudah berbalut sprei. Disudut bibirnya terdapat luka robek kecil.

"Iya, BDSM. Memang kenapa?!"

"Apa kau gila?! Apa telingamu tidak bisa mendengar teriakannya yang kesakitan?!"

Siwon yang entah sejak kapan berada dikamar Yixing berseru marah. Ia menggeram dengan segenap emosi yang sudah mencapai puncaknya. Tadi Siwon tidak sengaja lewat didepan kamar Yixing dan ia begitu terkejut mendengar pekikan Yixing yang menyayat hati.

Dan tidak disangka, ia telah disetubuhi dengan cara keji oleh pria bejat yang menyewanya. Memasukkan penis dan mulut botol secara bersamaan kedalam anus?! Bukankah itu kejam?!

Oh, Siwon tidak sekedar marah lagi. Ditengah perasaan bersalahnya, tadi ia bahkan juga telah berhasil menendang bokong pria laknat itu dari atas Yixing.

"Aku melakukan suatu hal yang kuinginkan! Tidak ada urusannya denganmu Tuan Choi Siwon! Aku telah membayar mahal untuk malam ini!"

"Dengar! Tidak ada peraturan untuk melakukan BDSM disini! Kau telah melangkahi aturan!"

Membuang muka sebentar. "Sialan!" Kemudian pria itu melepas cekalannya ditangan Yixing lalu berjalan mendekati Siwon dan_

Bugh!

_Sebuah bogeman keras mendarat dirahang Siwon. Tidak peduli dengan keadaannya yang sedang telanjang sekalipun.

Siwon tersungkur kebelakang.

"Hentikan! Apa yang anda lakukan?" Teriak Yixing. Dengan langkah terseok ia mendekati Siwon. Memapahnya bangun.

"Anak manis.. Menjauh dari sana. Naik keatas ranjang dan tunggu aku. Aku harus membereskan pria ini dulu. Berani-beraninya dia mengganggu kesenanganku!"

Yixing menoleh. Sementara Siwon tengah meringis memegang rahangnya yang seakan patah.

"Aku tidak mau lagi!" Tantang Yixing.

Sebuah decihan mengejek keluar dari mulut pria itu. "Apa kau bilang?!"

"Aku.. tidak mau melayanimu lagi!"

Kali ini Pria itu meludah dengan tidak sopan disamping Yixing. "Kuanggap itu sebuah pernyataan agar aku bermain lebih kasar denganmu!" Lalu Pria itu mendekati Yixing dan menjambak rambutnya dengan kasar. Tak lupa memberi tiga kali bogeman mentah lagi diwajah Siwon yang masih terlihat berjuang menolong Yixing.

"Akh! Sakit sekali!"

"Sakit? Eoh? Apa itu sakit sayang?~ Sebentar lagi seluruh tubuhmu akan kubuat lebih sakit dari ini!"

"TOLONG HENTIKAN JIKA TUAN MASIH INGIN SELAMAT!"

Dua orang security bertubuh kekar kini berdiri didepan pintu. Baekhyun masuk dan segera menghampiri Yixing. Memeluk sahabatnya itu dengan erat. Ia menatap was-was pria tinggi yang telah menyakiti Yixing.

Diantara lirihan Yixing, Baekhyun masih bisa mendengar anak itu menanyai Yifan. "Baek, dimana Yifan? Dia tidak mengetahui hal ini kan? Baek_"

"Kau! Masih sempat-sempatnya memikirkan orang lain." Padahal Baekhyun saja sudah hampir menangis melihat keadaan Yixing yang amat berantakan.

.

.

.

Keadaan sudah berhasil diamankan. Meski sebuah kata mutlak yang telah terucap kini tinggal difikiran Siwon.

"Tidak perlu menyeretku. Kalian hanya perlu berkemas. Karena tak lama lagi, tempat ini akan rata dengan tanah."

Setelahnya, pria itu pulang dengan sendirinya.

Meski sudah babak belur, Siwon tetep tidak bisa melaporkan kejadian itu ke pihak yang berwajib. Sebab, jika sedikit saja ia salah melangkah, maka bukan hanya 'rumah' keduanya ini yang akan hilang, namun juga anak-anaknya.

.

.

.

"Boss.."

"Baekhyun, bawa Yixing kekamarnya.."

"Apa kau baik-baik saja?"

Siwon menghela nafas. "Jangan khawatirkan aku. Urusi saja lukamu."

Yixing hanya diam setelahnya. Ia tak sampai hati melihat luka-luka diwajah Siwon. Namun apa yang diperintakan Siwon juga tak pernah bisa ia bantah. Tak berapa lama setelah itu, Baekhyun memapah Yixing menuju kekamarnya. Siwon yang menyuruh.

Sepeninggal Yixing dan Baekhyun, sorot kedua mata Siwon berubah sendu. Dia masih merasa bersalah akan keputusannya memberikan tubuh Yixing kepada pria bejat itu.

.

.

.

"Baek, ambilkan aku minuman.."

"Baik. Ayo kuantar dulu kau kedalam."

"Tidak usah, aku tidak separah itu. Aku masih bisa berjalan. Cepatlah Baek, aku sudah haus.."

"Baiklah, sekalian aku akan mencari obat untuk luka-lukamu. Terutama untuk bagian bibirmu ini.."

Yixing mengangguk.

"Oh Tuhan.. Aku tidak percaya kau mengalami ini. Aku do'akan semoga lelaki bajingan itu mendapat ganjarannya."

Yixing hanya tersenyum lemah menanggapinya.

Baekhyun menghela nafas seraya tersenyum khawatir. "Ya sudah. Tunggu aku. Segeralah masuk. Yifan ada didalam. Tadi aku memberinya obat tidur.."

Sebuah anggukan lengkap dengan senyuman manis penenang jiwa muncul didibir Yixing yang terluka.

.

.

.

Pintu kamar Baekhyun tertutup dengan pelan. Yixing berbalik, menatap siluet tubuh tinggi Yifan yang tengah tidur membelakanginya. Diam-diam kedua matanya mulai memanas. Mengingat bagaimana kerasnya Yifan melarangnya 'bekerja' malam ini sudah cukup memukul hati kecilnya.

Seharusnya, ia mendengarkan Yifan.

Seharusnya, ia menolak untuk melayani nafsu pria gila itu. Seharusnya_

"Fan?"

Langkah Yixing yang hendak mendekati Yifan berhenti sejenak ketika ia melihat tubuh tinggi itu bergetar. Dengan panik Yixing langsung menghampirinya. Memegang pundak Yifan. Hendak membuatnya terlentang sebelum suara Yifan terdengar_

"Jangan!"

"Yi_Yifan? Kau sudah bangun?"

"Aku tidak mau melihatmu!"

Deg!

Tubuh Yixing membeku mendengar kalimat Yifan. Berikut dengan isakan-isakan kecil yang turut keluar dari mulut anak itu. Yifan memang cengeng. Namun Yixing tidak pernah mendapati anak itu menangis dengan nada seperti saat ini.

"Fan_"

"Jangan bicara!"

Kali ini Yixing terdiam. Tidak melakukan apapun lagi. Ia menunduk dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia sampai menutup kedua matanya rapat-rapat guna menahan air matanya. Namun sungguh percuma karena liquid itu tetap merembes keluar dari kelopak matanya.

Diam-diam Yifan duduk karena merasa tidak ada pergerakan apapun lagi dari Yixing. Ia perlahan menoleh, menatap lelaki yang disayanginya itu dengan kedua mata yang basah. Hatinya berdenyut sakit ketika melihat bagaimana penampilan Yixing sekarang. Rambut hitam legamnya berantakan. Bahunya yang terekspos menampilkan beberapa bercak merah keunguan. Bahkan, ada bekas gigitan dicuping telinga kanannya.

"Jangan bicara lagi atau luka dibibirmu akan semakin parah.." Gumam Yifan dengan nada lembut.

Yixing terenyuh mendengar suara berat namun tersirat nada kekhawatiran itu. Perlahan Yixing mengangkat kepalanya. Ingin menatap wajah lelaki yang baru saja bersuara. Namun untuk Yifan, ia benar-benar belum siap untuk melihat wajah Yixing. Tidak ketika wajah itu menyiratkan kesedihan. Tidak, tidak. Hatinya tidak akan pernah kuat melihatnya. Jadi, dengan gerakan lembut Yifan segera meraih tubuh Yixing untuk ia dekap. Memeluknya dengan erat namun tak sampai menyesakkan.

Sementara Yixing, ia tak lagi mencegah air matanya untuk mengalir. Malahan dengan senang hati kedua belah bibirnya memunculkan isakan-isakan kecil. Sebagai pengaduan kepada Yifan. Sekali ini saja, dia ingin bermanja kepada orang yang menyayanginya.

"Istirahatlah disini, dipelukanku.. Hingga kau lupa semuanya.."

.

.

.

Seminggu setelahnya..

Yixing sudah berhenti dari pekerjaannya. Tepat seminggu yang lalu setelah kejadian 'itu'. Lagian, tempatnya bekerja sudah tak ada dan dia juga sudah berjanji untuk berhenti kepada Yifan, kekasih 'muda'nya. Masih untung karena pria kaya raya yang memiliki segalanya itu tidak ikut melenyapkan Yixing dari peradaban dunia.

Ugh.. Jangan sampai..

Yang masih Yixing fikirkan hingga sekarang itu Siwon. Dibeberapa kesempatan ia amat merindukan lelaki yang sudah ia anggap seperti ayah sendiri itu. Karena setelah penggusuran dilakukan, Yixing masih sempat bertemu dengan Siwon dan Baekhyun. Siwon pamit kepada Yixing, dia bilang akan menetap di China. Namun yang membuat air mata Yixing jatuh saat itu adalah Baekhyun. Iya, Baekhyun ikut dengan Siwon. Dengan artian, dia akan sangat jarang bertemu dengan sahabat karibnya itu.

"Kau tidak perlu ikut. Mulai sekarang, kau boleh meninggalkan pekerjaanmu.."

Antara senang dan tidak senang Yixing menjawab. "Tapi Boss_"

"Ini alamat baruku, dan ini alamat Baekhyun. Kau bisa mengunjungi kami kapanpun. Tapi jangan terlalu sering karena itu akan menguras tabungan. Mengerti?"

Setelah terdiam untuk sejenak, Yixing akhirnya hanya mengangguk. Karena tepat saat itu Yifan juga sudah datang untuk menjemputnya..

Begitulah kira-kira percakapan terakhir Yixing dan Siwon. Sementara Baekhyun, anak manis itu sudah lebih dulu berangkat ke China dengan jadwal penerbangan pagi bersama yang lain. Siwon hanya bilang, Baekhyun menitipkan salam sayang untuk Yixing, dan anak itu akan segera menghubungi Yixing ketika sampai di China.

.

.

.

Tringg..

Tringg..

"FAN! ANGKAT ROTINYA!"

"…."

"FAAAN!"

"…."

"YAK SIALAN DIMANA KAU?" Dengan langkah seribu Yixing mendekati mesin pembakar roti. Dan benar-benar sial ketika dilihat dua buah roti itu sudah menghitam.

Dengusan keras meluncur dari bibir Yixing. Dengan kesal ia melirik keseluruh penjuru dapur, dan ia tidak menemukan siapapun disana. Padahal sudah jelas-jelas tadi ia menitipkan roti ini kepada Yifan sementara ia membakar sampah dibelakang. Kemana sih anak itu?!

Tidak ingin membuang-buang suara berharganya lagi, Yixing memilih untuk mencari keberadaan Yifan. Tak lupa membawa sebuah spatula ditangannya.

Ketika sampai di kamar mandi…

"Disini kau rupanya." Geram Yixing sudah tidak tahan untuk mencekik anak itu.

"Ya!_" Ucapan Yixing berhenti ketika ia sadar kalau ternyata Yifan sedang terlelap. Iya, dia terlelap di kloset. Bukan, maksudnya diatas kloset. Dengan kepala tertunduk dan celana sekolah beserta dalaman yang menggantung dibetisnya.

"Ya Tuhan aku seperti sedang mengurus anak!" Masih sempat Yixing mengeluh. Ia meletakkan spatula yang semula ditangannya keatas westafel, lalu menghidupkan air kloset guna menghilangkan bau aneh yang menyebar dikamar mandi. Hendak membangunkan Yifan, namun lagi-lagi gerakannya berhenti.

Tunggu, tidak boleh semudah itu. Batinnya licik.

Maka dengan niat jahil bukan kepalang yang tiba-tiba muncul dibenaknya, Yixing menunduk. Meraih seragam sekolah bagian bawah Yifan untuk ia sikap keatas, kemudian_

Hap!

_Sebelah tangannya yang lain berhasil menggenggam penis Yifan. Dan tak sampai sedetik setelahnya_

_Yixing mengocok penis anak itu dengan gerakan secepat cahaya sambil meneriaki telinganya dengan suara tujuh oktaf.

"YA BOCAH SIALAN CEPAT BANGUN ATAU KUPOTONG PENIS YANG MUDAH TEGANG INI LALU KUBERIKAN KEPADA ANJING! YA BANGUUUUNNN!"

"Uh_Ya! Hyunghh~" Dan Yifan terbangun dengan tidak elitnya. Mata merah. Muka merah. Jangan lupakan desahannya yang parau dan tersendat-sendat.

.

.

.

Malamnya..

Popcorn berukuran jumbo dipangkuan Yixing sudah habis setengah. Kedua matanya berkilat-kilat penasaran dengan sebuah adegan film heroic yang tengah ia tonton.

"Serius sekali.."

Tanpa menoleh, Yixing juga tahu siapa yang berbicara. Jangan ditanya lagi, suaranya tentu sudah sangat Yixing hafal.

"Masih disini? Mengapa belum pulang? Nanti ibumu khawatir." Ujar Yixing cepat. Tidak ingin ucapannya sampai menyamarkan suara-suara di TV.

"Tidak bisa jalan.."

Karena itu termasuk ke jajaran kalimat aneh untuk ukuran manusia sebesar Yifan, Yixing akhirnya menoleh. "Lalu kau dari kamar kesini menggunakan apa?" Kesalnya.

"Ya dengan kaki. Tapi terseok-seok.." Cerocos Yifan.

Yixing memalingkan muka lagi. "Kau tersandung sesuatu?"

"Tidak."

"Lalu?"

Yifan meraih sebelah tangan Yixing lalu meletakkan keselangkangannya. "Sesuatu dibagian sini terasa perih." Adunya.

Yixing cengo. Kunyahannya berhenti. Dengan mulut yang penuh remah-remah popcorn ia melirik sebelah tangannya yang kini menapak tepat diatas selangkangan Yifan.

"Kenapa dengan 'adik' ini?" Tanya Yixing dengan suara yang sengaja di imut-imutkan.

"Ketika berjalan, 'adik' ini terjepit-jepit diantara kedua paha. Rasanya perih, karena ia baru saja terkena sengatan listrik.."

Yixing meringis seolah ikut merasakan perih itu. "Ouhhh, kasihan sekali 'adik' ini.." Sekarang tangannya malah mengelus-elus penis Yifan dari luar celananya.

"Ah.. Iya begitu Hyung.. Perihnya jadi berkurang.. Hehe.."

Yixing mengangguk-angguk sok faham. Ia kemudian menatap Yifan dengan pandangan menggoda. "Tapi aku penasaran~"

"Tentang?~"

Tiba-tiba dua buah tanduk imajiner keluar dikepala Yixing. "Rasa sengatan listris itu_" Wajahnya berubah menjadi licik. "_Apa rasanya begini!"

Syuut~!

Dan satu remasan kuat harus diterima oleh Yifan dibagian penisnya.

"KYAAAAAAAAA!"

.

.

.

Cinta memang tidak mudah ditebak. Setiap pasangan memiliki alurnya masing-masing. Entah Yixing akan selamat dunia-akhira_oke, ini terdengar terlalu muluk. Maksud Yixing, entah ia akan selalu bahagia sepenuhnya dengan adanya Yifan disisinya sepanjang waktu, atau malah sebaliknya. Karena, yeah.. meski labelnya sebagai seorang 'pria bayaran' sekarang sudah terlepas, tapi kisahnya tentu tidak akan menghilang begitu saja. Bekasnya pasti ada. Berjejak dan sulit untuk dihapus. Dan itu terkadang mendorong Yixing untuk kembali memikirkan ini...

…Sebenarnya…

…Dia dan Yifan itu… Pantas atau tidak?

Dan perasaan Yifan itu..

…Akan bertahan lama atu tidak?

Iya, perasaan yang bermula hanya dari sebuah 'foto' itu..

Adakah seseorang yang bisa menebaknya?

FIN~

(Untuk Part 2 nya..)

Oke, ini ff ibarat cerita yang disambung ga disambungpun ga bakalan membuat frustasehhh. Kalopun ini ga dilanjut rasanya ga papa lah. (Note copas yang kemaren) :D

Special Thank's To : Ineedtohateyou – viviyeer – LuHunHan – 0704minnie – wuazmixing – qwertyxing – Awkakim – asyanha – miss leeanna – iriszhang – sehuniebooty – Mery zhang – cuteunji

Yang udah rajin banget komen. Satu kosa kata aja yang kalian bubuhkan dikotak review sudah sangat sangat berguna untuk membantu membakar semangat KraYeol dalam menulis. Jadi, jangan malas-malas ngetik ya.. ;)

See u~ :* :* :*

^KraYeol^