Uke Sehun Lovers

presents

A KaiHun Fanfiction

"Kisah Kasih di Sekolah"

EXO ©SM Entertainment

Genre: drama, romance, school-life

WARNING:

OOC, misstypo, BL/SLASH/Sho-ai, Alternative Universe (AU), dll.

.

.

Chapter 6

by tinkeurbxlle k.a suyanq

.

.

Gugup

Rasanya baru kemarin Sehun menerima map berisi nilai akhir ujian nasional SMP nya dan jejeritan karena nilainya yang cukup memuaskan. Rasanya baru kemarin Sehun ribut soal pendaftaran SMA nya yang kelewat ribet, belum lagi urusan KK dan ijazah. Dan, Rasanya baru kemarin ia naik ketingkat SMA dan melalui masa-masa kesialan MOS dimana rambut jatuhnya harus dikuncir dan menggunakan kostum idiot layaknya badut.

Tapi kenyataannya, pemuda jangkung berkulit pucat ini telah melewati masa kesialan sekolah dan berada di ujung perjuangan- Ujian Kenaikan Kelas. Sehun gugup bukan main.

Ia pelan-pelan berjalan kearah papan pengumuman, dimana tertempel daftar ruangan dimana ia akan melaksanakan ujiannya. Yah, benar, setiap ruangan berisi 15 anak kelas 11 dan 15 anak kelas 10. Sehun meniti setiap list nama yang terpampang, dan mendapati nama "Oh Sehun" berada diruangan 4, nomor urut ke 9.

Sehun dengan segera menuju keruang kelas yang dilabeli ruang 4 dan melihat denah tempat duduk. Ketika ia masuk dan berjalan kearah meja nomor 9, langkahnya memelan kala melihat rambut yang tak asing lagi baginya duduk disebelah tempat seharusnya ia duduk.

Sehun meletakkan tas dan tempat minumnya di atas meja dan duduk secara perlahan. Namun, Sehun tetaplah Sehun. Si ceroboh tingkat 1. Kakinya justru menyelengkat kaki meja sehingga meja bergeser dan menimbulkan suara decitan.

Sunbae disebelahnya bergerak. Kepalanya terangkat dan menoleh kearah Sehun. Ketika Sehun melihat wajah sunbaenya, Sehun rasanya ingin mengumpat 24/7 nonstop.

"Oh, Sehun-ah, kau sudah datang." Lirihnya khas orang tidur kemudian menguap. Sehun memutar bola matanya jengah. Ia membuka suara setelah menelan air mineralnya. "Jongin sunbae, kau betulan duduk disini?"

"Tentu saja." Jawabnya. "Kau tak suka, duduk disebelah sunbae paling pintar seangkatan?"

Sehun mengangkat alisnya. "Sejak kapan kau jadi self-confident, pula jadi banyak bicara."

Jongin, si sunbae yang duduk disebelahnya terkekeh ringan. Kepalanya ia letakkan dimeja dengan lengannya berperan sebagai bantal dan matanya menatap Sehun dengan lembut. Sehun salah tingkah, tentu saja. Akhirnya Sehun mengambil alas ujiannya dan menutup wajah Jongin dengan tak sopan. "Lebih baik kau belajar daripada melihatku seperti itu."

Jongin terkekeh kemudian duduk dengan normal. "Pelajaran kalian hari ini apa?"

"Matematika dan Biologi. Astaga, ingin menangis saja!"

Tepat setelah Sehun menjawab itu, bel tanda ujian dimulai berdering. Tingkat kegugupan Sehun mencapai level maksimum. Tangannya jadi dingin, terlebih ketika dua pengawasnya masuk dan duduk didepan dengan wajah yang teramat menyeramkan. Sehun ingin pipis.

"Jangan gugup."

"Ya?"

Jongin menoleh pada Sehun, dan tersenyum simpul. "Jangan gugup. Kau sudah belajar, kan?"

Sehun hanya menghela nafas pelan. Tangannya menjadi basah. Astaga, ia sudah berkali-kali mengikuti ujian namun rasa gugup berlebih terus saja datang.

Badan Sehun meremang kala tangan kanan Jongin mengenggam tangan kirinya. Jari-jari Jongin memaksa masuk ke kepalan tangan Sehun dan menautkan tangan mereka berdua. Ibu jari Jongin mengusap-usap punggung tangan Sehun dengan lembut. "Jangan gugup, Sehun. Semua akan baik-baik saja. Percaya padaku, okay?"

Sehun menarik tangannya dari genggaman tangan Jongin dengan panik. Ia mengangguk. "Okay, aku takkan gugup."

Padahal kenyataannya, Sehun malah jadi gugup kuadrat karena soal matematika dan perlakuan Kim Jongin barusan.

'Jongin sialan.'


Hukuman

Sehun mengacak rambutnya random karena kesulitan pada pelajaran Biologi. Ekspetasinya berbanding jauh dengan apa yang ia fikirkan kemarin. Ia fikir Matematika akan lebih sulit daripada Biologi sehingga ia belajar Matematika lebih fokus. Namun ternyata Biologi teramat sulit sementara Matematika hanya tinggal bermain rumus.

Ia begitu panik. Beberapa temannya sudah ada yang mengumpulkan sementara lembar jawabannya masih kosong 8 bulatan. Ia melirik Jongin disebelah kirinya yang sedang tertidur. Tepat sedetik setelah ia melirik, Jongin membuka matanya dan melihat Sehun.

Sehun gelagapan kemudian kembali fokus pada soalnya. Jongin mengangkat kepapanya dari meja dan menarik pergelangan tangan kiri Sehun, membawa soal yang dipegang Sehun turun didepan mejanya.

"Nomor 17 jawabannya D." kata Jongin.

Sehun mengernyit. Namun tak ada waktu untuk bertanya lagi sehingga Sehun langsung membulatkan jawaban pada lembar jawabannya.

"24 A, 30 C"

"Oh Sehun, Kim Jongin, sudah selesai belum?"

"Dikit lagi, Bu-" Jongin langsung berakting seperti ia menghapus dan menebalkan pensil. Sehun mendengus lengah. "Kak, 32 apa ini?"

"B"

"kalo ini?'

"D itu"

"KIM JONGIN DAN OH SEHUN!"

"I-IYA BU!" Sehun semakin kalut. Ia langsung membulatkan dengan cekatan di lembar jawabannya seraya meminta tolong, "Jongin sunbaenim 42 43 44 please!"

"C D A"

Seselesainya Sehun membulatkan jawabannya, ia pula Jongin langsung berdiri dan berjalan kedepan, membawa kertas soal dan lembar jawabannya kepada pengawas. Kemudian, keduanya mendapat tarikan ditelinga karena obviously mencontek.

"KALIAN INI BERANI-BERANINYA KERJA SAMA!" Sang pengawas sudah membentak kasar. Sehun dan Jongin merintih kesakitan. "Bersihkan taman belakang! SEKARANG!"

Mereka berakhir di taman belakang. Sehun jadi teringat dirinya ketika bermimpi dikasih bekal oleh Jongin disini. Halah, kenapa jadi berfikir begini, coba! Mendingan ia cepat-cepat menyelesaikan hukuman dan segera pulang, jauh-jauh dari Jongin sunbae.

Sehun segera memunguti daun kering yang ia dapat lihat, sementara Jongin mengambil sapu lidi dan menyapu bagian kanan- banyak sampah plastik disana. Sehun maupun Jongin bekerja dengan cepat- karena besok Sehun bertemu dengan Sejarah dan Ekonomi. Rasanya ingin menangis saja.

"Sehun!"

"Apa?" Sehun berbalik, tapi langsung mendapati kejutan lemparan sapu lidi oleh Jongin. Sehun mendelik kesal, "Apa-apaan ngelemparin sapu lidi?!"

"Kau cuma mungutin sampah, nyapu kek! Gantian!"

"Apaan sih ini udah mau kelar apa yang harus disapu!"

Jongin mengambil sampah dari karung disebelahnya dan melemparkannya pada bagian kiri- tempat Sehun bersih-bersih. Sehun menggeram. "Kau ini apa-apaan!" Lalu melempar sapu lidi kepada Jongin.

Tapi Jongin malah mendorong sapu lidi itu, hingga jatuh kearah Sehun dan sialnya, ujung sapu lidinya membentur dada Sehun. Astaga, Sakit!

Sehun mengambil sapu lidi tersebut dan berjalan menghentak kearah Jongin. "Selesaikan saja bagianmu! Jangan membuatku kesal."

Jongin menyerahkan sapu lidinya kembali kepada Sehun. "Kau yang menyapu."

"Tidak mau!"

"Kau!"

"Aku tidak mau Kim Jongin babo!"

"Harus mau!"

"Kau saja!"

"Kau!"

"Kau sialan!"

Bruk!

O-ow. Berkat dorongan sapu lidi Sehun yang terlalu bersemangat dan keadaan tubuh Sehun yang kurang seimbang, badan Sehun jadi limbung dan menubruk Jongin hingga mundur dan jatuh terduduk.

Sehun menerjap didepan wajah Jongin yang... err- terlalu dekat. Jongin justru menyeringai sarat menantang. Sehun yang sadarpun langsung berusaha bangkit, namun tangan Jongin justru menahan punggung Sehun dan Jongin jatuh tertidur- dengan Sehun berada diatasnya.

Wajah Sehun memerah, terlebih ketika seringaian Jongin melebar. "Kalau dilihat lebih rinci lagi, kau itu manis sekali."

"A-apa-apaan! Lepasin!"

Jongin menggeleng dengan wajah menggoda, sementara Sehun mendengus kesal dengan wajah yang semakin memerah seperti tomat. Sehun membuang pandangannya, namun tangan Jongin dengan kurang ajarnya menarik dagu Sehun, membuatnya menatap wajahnya.

Sehun kesal dan takut setengah mati kala Jongin malah menukar posisi mereka- tidak juga sih, karena Jongin hanya memiringkan tubuhnya, hingga Sehun berbaring disebelahnya, berhadapan dengannya.

Sehun melihat kemanapun asal jangan kearah mata Jongin. Tangan Jongin mengelus pipi Sehun dengan lembut, kemudian Jongin dengan kurang ajarnya mendekatkan wajahnya ketika Sehun melihat tepat pada matanya.

Sehun terkunci. wajah Jongin semakin mendekat dan jantungnya pun semakin berdentum-dentum tak karuan. Matanya melebar kala Jongin menempelkan bibirnya sudut bibir Sehun, mengecupnya lama sebelum ia memundurkan wajahnya.

Jongin tersenyum tipis yang membuat jantung Sehun semakin berdetak cepat. "Ayo, selesaikan ini sebelum pulang."

Sehun sadar dan segera mendorong tubuh Jongin menjauh. "KAU SAJA YANG SELESAIKAN INI SEMUA DASAR MESUM!"

Sehun pun bangkit dan segera pergi dari taman belakang.

Meski pada akhirnya Sehun harus tetap menunggu di pintu gerbang depan karena SMS Jongin yang berisi;

'padahal mau kutraktir bubble tea, lho.'

Jongin memang sialan.


Kuaci

Sehun dan Jongin duduk bersebelahan dibangku taman kota dengan satu cup bubble tea dimasing-masing tangan mereka. Jongin tersenyum sangat tipis melihat Sehun yang terlihat bahagia meminum bubble teanya.

"Jongin sunbae."

"Hm."

Sehun memutus kontak matanya dengan bubble tea dan menoleh kepada Jongin. "Maafkan aku, ya."

"Untuk?"

"Hukuman tadi itu." Ujar Sehun gugup. seketika ia mengingat insiden ciumannya di taman belakang. Oh sial. Ini sudah kedua kalinya ia berciuman dengan Jongin- salah! ini sudah kedua kalinya ia dicium oleh Jongin!

Jongin terkekeh. "Rupanya kau masih mau meminta maaf.." Kata Jongin yang berhasil membuat Sehun menarik alis. "Apa maksudmu!?"

Jongin mengangkat bahu. "Permintaan maafmu akan ku kabulkan kalau kau memberikanku hadiah yang anti-mainstream."

"Jongin sunbae."

"Ya?"

"Kau tau apa hal yang paling aku sesali didunia ini?"

"Apa itu?"

"Meminta maaf padamu!" Sehun mengambil tasnya dan berjalan menjauh dari tempat duduknya semula. "Aku pulang!" Ketusnya.

"Ya Sehun. Hati-hati. Jangan lupa hadiahku besok."

Dan Jongin mendapat lemparan gelas bubble tea kosong setelahnya yang berasal dari Sehun. "Makan tuh hadiahmu!"

Tapi besoknya, Sehun betulan membawa paperbag super kecil bewarna cokelat dan memberikannya kepada Jongin. Jongin tersenyum miring, "Apa ini?"

"Buka saja sendiri. Itu hadiah sampingan, omong-omong."

"Hadiah sampingan?" Jongin mengernyit kala Sehun hanya mengangguk. Tangan Jongin pun bergerak, membuka staples paperbag cokelat itu dan mengeluarkan isinya.

Jongin terkekeh. "Kuaci." gumamnya saat melihat isi bungkusan itu. "Kenapa harus kuaci?"

"Nada panggilan kontakmu itu lagu Hamtaro."

"Wah, kontakku pasti spesial sekali." Jongin terkekeh dan Sehun memukul bahunya keras. Jongin tidak tahu sejak kapan ia menjadi seorang perayu- meski cuma didepan Sehun, sih.

Jongin mendesis karena pukulan Sehun di bahunya cukup keras. "Ya! Aku hanya bercanda." Desisnya. "Kalau ini hadiah sampingan, mana hadiah utamaku?"

"O-oh, itu." Sehun menjilat bibirnya gugup. Ia mengambil kain yang sudah ia siapkan dan memberikannya ke Jongin. "Tutup matamu dulu."

"Okay, lalu?"

"Jangan mengintip!"

Jongin mengangguk-angguk. Jantungnya sudah berdetak tak karuan. Apa Sehun akan menciumnya?

Deg.

Badannya meremang ketika sesuatu yang lembut dan basah menempel pada bibirnya. O-oh, Sehun betulan menciumnya?! Seriusan?!

Tiga detik berikutnya, benda lembut dan basah itu menjauh dari bibirnya. Jongin membuka ikatan matanya dan melihat Sehun yang menunduk malu-malu.

Jongin memegang bibirnya. "S-sehun?"

"Ya?" Sehun mengangkat wajahnya polos, bahkan senyum tipis menghiasi wajahnya.

"T-tidak. A-aku ada janji dengan Kyungsoo diatas. Aku pergi dulu."

Seperginya Jongin, Sehun tertawa terbahak-bahak. Bahkan ada beberapa siswa yang mengintip, sekedar melihat Sehun yang tertawa hingga berguling dilantai. Oh oh, Rencananya berhasil!

Sehun membuka sebuah tabung kecil dan meletakkan sesuatu lembek dan basah- yaitu slime ke dalam tabungnya dan tertawa lagi.

"Aku tidak menyangka Jongin akan mencium slime menjijikan ini."

Ya, intinya tadi itu Sehun cuma nempelin slime ke bibir Jongin. Ngapain juga Sehun mencium Jongin! Ntar ketularan dekil. Hehehehehe.

Sehun tersenyum puas dan kembali keruangannya selepas ia buang air kecil.


ㅡtbcㅡ


Annyeong haseyo! suyanq imnida! Ada yang mengingat saya? Ehehhehe.

Ini pertama kalinya saya ikut project Peci Usun asuhannya kak Nel, hehehe. Pertama-tama, kami minta maaf karena gak bisa update sesuai jadwal dan urutan author yang telah ditunjuk. Karena tentu saja, jadwal kesibukkan pribadi- dan belum lagi, masih bersangkut dengan mood mood akan kekasih kai itu. uHUhhuhu ㅠㅠ

Bagaimana fanfiksi diatas? Jujur, saya udah berusaha put effort indeed but- sepertinya gagal manis, ya? ㅠㅠ maaf, semoga kalian tetap menikmatinya.

Dan untuk chapter selanjutnya, yang akan maju (Inshaa Allah) adalah author...

byunpies

Dah, selamat meneror author selanjutnya! Kekekekekeke!

Ditunggu review dari para pembaca, biar tau masih berapa banyak yang berminat jadi kami tetap semangat huhehehehe

With love,

tinkeurbxlle k.a suyanq