.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
This story is mine
Rate: T
Genre: Friendship; Humor; (maybe) lil bit Romance
Warning: (miss)typo, gaje, dan pasaran
.
Gaara x Sakura
.
.
Don't Like, Don't Read, Don't Judge and Happy Reading
.
"Senpai, Daisuki!"
Sakura menatap dirinya depan cermin. Setelah mengucapkan hal tersebut, hatinya memang terasa sedikit lega, namun tetap saja dia tak dapat mengucapkannya langsung kepada senpainya tersebut. Rasa malu Sakura lebih besar daripada rasa beraninya.
"Uuugh~ senpai, kau begitu menggemaskan. Ingin sekali aku menendang nendoroidmu seperti kemarin," kekeh Sakura saat mengingat kejadian dimana ia menendang nendoroid unyu kesayangan senpainya tersebut dan berujung pada kemarahan senpainya tersebut.
Sakura merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya. Menggulingkan dirinya kesana-kemari dan akhirnya berhenti untuk menenggelamkan wajahnya di balik perut empuk boneka panda miliknya. Memeluk gemas boneka kesayangannya tersebut dan setelah puas, ia melemparkan bonekanya ke arah tumpukan boneka yang lain. Wajahnya, memerah dan terasa memanas. Sakura yakin, kini wajahnya sudah sewarna dengan rambutnya.
Sakura bangkit dan terduduk secara tiba-tiba. Mengambil boneka yang sebelumnya ia lempar dan kembali memeluknya gemas.
"Tapi, apa senpai itu juga menyukaiku?" ucap Sakura, kemudian ia menyejajarkan wajahnya dengan wajah bonekanya, "Sebenarnya aku juga bingung, perasaanku ini perasaan seperti apa? Suka atau penasaran dengan karakternya sih?" ucap Sakura yang bertanya pada bonekanya.
Sakura menghela nafas berat, menaruh kembali boneka panda miliknya, dan berjalan ke arah cermin.
"Yosh, Saki! Kau menyukainya dan senpai pasti punya perasaan yang sama! Ganba-moe!" ucap Sakura penuh rasa optimis (walau hanya di depan cermin).
.
.
.
"Ne, Gaara-senpai. Lagi-lagi kau menyendiri dan asik bersama nendoroidmu−eh, tumben kau tidak bersama nendoroidmu," tanya Sakura yang menghampiri senpainya yang sedang menyendiri di pojok ruangan.
"Hanya tak ingin, kasihan anak-anakku harus ikut denganku seharian penuh, jadi kubiarkan mereka beristirahat di dalam lemari kacaku yang hangat, dan lagipula itu bukan urusanmukan?" ucapnya panjang lebar.
Sakura memandang senpainya dengan alis terpaut. Rupanya senpainya ini sudah gila, menganggap benda mati seperti anaknya sendiri. Mungkin sesekali senpainya ini harus dibawa paksa menuju psikiater dan memeriksakan kejiwaannya.
"Oiya, bocah nakal. Nendoroid yang kau tendang tempo hari itu, sampai sekarang ia masih tetap menangis. Kau harus bertanggung jawab, aku sebagai ayahnya tidak terima," ucapan senpainya ini membuyarkan lamunan Sakura.
Yang benar saja. Benda mati seperti itu bisa menangis? Senpainya ini memang benar-benar sudah gila. Mungkin karena faktor coretbelumcoret mempunyai kekasih, ia membutuhkan kasih sayang dari benda mati seperti nendoroid.
"Hoi, bocah nakal. Kau mendengarku?" ucapan senpainya lagi-lagi membuyarkan lamunan Sakura.
"Iya ... iya ... aku mendengarnya. Aku tidak tuli kok. Lagi pula senpai, mana mungkin benda mati seperti itu bisa menangis seperti makhluk hidup lain. Aa~ makanya senpai cari kekasih, mungkin karena efek tak mempunyai kekasih, senpai jadi gila seperti ini," ucap Sakura menghina senpainya tanpa rasa bersalah.
Dan yang terjadi selanjutnya hanyalah acara tatap menatap antara Sakura dengan senpainya tersebut. Sakura yang dengan pandangan mengejek dan Gaara dengan pandangan datar seperti biasa.
"Terserah kau saja, dasar cerewet," dan Gaara pun meninggalkan Sakura sendirian.
Sakura menepuk kedua pipinya yang terasa memanas. Ia tak menyangka dapat menatap senpainya dengan jarak yang tak lebih dari 20 cm tersebut.
"Gaara-senpai terlihat imut sekali jika dilihat dari dekat ternyata," ucap Sakura seraya menggelengkan kepalanya−mengenyahkan pikirannya yang sudah melalang buana kemana-mana, dan nampaknya Sakura akan tidur dengan nyenyak dan memimpikan senpainya itu kembali nanti malam.
.
.
.
To Be Continue~ ºᴥº)/
A/N:
Bellooo~ ºᴥº)/ saya datang lagi setelah sekian lama hiatus hohohoo ... nggak ada waktu buat nulis fanfic semenjak masuk kuliah huhu ;;A;; tugas gambaran numpuk dimana-mana, dan masih banyak utang fanfic belum kebayar dan malah nulis fanfic gaje hmmm =_= #maapkeun
Saya tau pasti ff ini hancur dan pendek banget. Silahkan salahkan tugaas;;^;; /lho
Tanpa banyak bacot, mind to review?