KLISE
Disclaimer : Masashi Kishimoto
AU. OOC. Ficlet.
Sakura Haruno & Sasuke Uchiha
#
"Bagaimana?" sudut bibirnya melengkung dengan cara yang paling menyebalkan ketika melontarkan pertanyaan tersebut.
"Klise," sahutku judes sambil melotot tak sabar ke arah halaman sekolah yang telah basah akibat terguyur hujan. Para senior sialan yang menjadi operator UKG dan Pak Pengawas, yang seharusnya masih terjebak hujan bersamaku di sekolah, telah lebih dulu pulang dengan berbagai alasan. Meninggalkanku bersama beberapa guru peserta ujian yang tersisa, seorang mantan kampret yang juga ikut ujian, dan juga banyak peralatan komputer yang harus kubereskan.
"Hn. Kamu benar, ini klise." Tanggapannya menarikku keluar dari lamunan.
Ini orang kenapa nggak pulang aja sih? Punya motor kan? Aku memelototi satu-satunya motor matik hitam yang berdiri manis di tempat parkir. Motor yang sama dengan motor yang dua tahun lalu sering kutumpangi saat ke kampus dan juga pulang kuliah. Aku tahu betul kebiasaannya membawa jas hujan di sadel motor. Kalau dia bisa pulang, kenapa dia malah menunggu hujan berhenti bersamaku disini?
"Sepasang mantan kekasih yang terjebak di sekolah, tak dapat pulang karena hujan deras." Aku bisa mendengar senyum dalam suaranya.
"Aku nggak minta kamu duduk bareng aku, buat nunggu hujan berhenti. Pulang gih!" usirku judes.
"Dan akan menjadi lebih klise lagi kalau sepasang mantan itu saling bercerita tentang kenangan manis mereka di masa lalu."
"Bisa diem nggak?!"
Dia terkekeh. "Sabar Sak, sabar. Kamu masih marah sama aku?"
Hujan yang makin deras disertai suara angin kencang benar-benar cocok dengan suasana hatiku saat ini. Kalau ditanya, apa aku masih marah pada mantanku karena hubungan kami yang tidak berjalan baik di masa lalu? Jawabannya ya tentu saja aku masih marah. Siapa yang tidak marah saat pacar menjalin kembali hubungan baik dengan mantan kekasihnya, mulai mengabaikan pacar tercinta demi kebersamaan dengan sang mantan. Dan malah mengatai pacarnya 'bodoh' ketika dia protes! Siapa yang nggak marah dan minta putus coba? Yah. Walau untuk urusan move on susahnya minta ampun.
"In," aku menatap tajam tangannya yang perlahan mendekati tanganku. Cari kesempatan dalam kesempitan. Singkirin nggak nih tangan sebelum gue gigit! Sayangnya dia tidak mengerti ancaman tersirat dari pelototan mata marahku. "Aku minta maaf soal Karin waktu itu. Aku nggak ada niat buat nyakitin kamu," katanya lembut.
Cuih. Bulshit.
"Aku sama Karin Cuma sekedar temenan. Nggak lebih." Aku menoleh, mata gelapnya menatapku sok tulus, "sampai sekarang aku masih sayang sama kamu."
Aku terdiam sejenak. Saling bertatap mata dengannya selama beberapa saat, lalu mendengus dan menepis tangannya kasar.
"Alasan klise. Ngomong aja sama tembok," judesku.
Aku pikir dia akan marah atau terluka karena perkataanku, tapi dia malah tertawa pelan. "Nggak apa-apa deh, hari ini ditolak dan nggak dimaafkan. Bisa dicoba lagi nanti. Aku percaya pelangi akan muncul setelah hujan."
Pelangi ndasmu! Ini hampir maghrib, mana mungkin pelangi nongol di hari gelap.
Aku mendengus gusar, meratapi nasibku yang harus terjebak dengan Uchiha Sasuke sampai hari gelap.
#
FIN