Blindness

Don't like? Don't read!

.

.

.

Chapter 5

Cklek!

Suara pintu yang terbuka membuat Sakura terkejut. Ia tidak tahu siapakah

yang masuk kedalam kamarnya. Sementara itu, Sasori telah datang sambil membawa sebuah kantong plastik yang isinya adalah bubur untuk Sakura. Sasori lantas menghampiri Sakura.

"S-siapa?" Tanya Sakura kepada orang yang telah membuka pintu kamarnya. Ia tidak tahu bahwa kakaknyalah yang telah datang.

"Ini Nii-san, Sakura." Jawab Sasori.

"Nii-san! Jadi sudah datang?" Balas Sakura.

"Hm, Nii-san membelikanmu bubur, Sakura. Ayo makan. Nii-san suapin ya?" Ucap Sasori. Sakura hanya mengganguk. Sasori lalu menyuapi Sakura bubur.

"Nii-san." Panggil Sakura ditengah-tengah acara makannya.

"Ada apa?" Tanya Sasori.

"Apa benar? kita akan pindah ke Suna?" Tanya Sakura. Sasori langsung terdiam. Ia lalu menjawab

"Iya, kita akan pindah. Setelah kesehatanmu membaik." Jawab Sasori.

"Jadi aku akan meninggalkan Konoha?" Tanya Sakura.

"Tentu saja, Sakura." Jawab Sasori.

Sakura terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia sejak kecil memang sudah berada di Konoha. Pantas saja jika Sakura sangat betah tinggal di Konoha dan enggan meninggalkan desa kelahirannya.

"Teruskan makanmu, Sakura." Ucap Sasori menyadarkan Sakura kembali ke alam sadarnya.

"Umm.." Sakura mengganguk. Sasori lalu kembali menyuapi Sakura hingga bubur itu habis.

.

.

.

"Sasuke." Panggil seorang pria kepada Sasuke.

"Tou-san?" Ucap Sasuke.

"Hn. Bersiaplah, kau akan menjalani operasi malam ini." Jawab Fugaku. Sasuke hanya mengganguk senang. Sebentar lagi ia akan dapat melihat kembali.

"Dimana Kaa-san?" Tanya Sasuke.

"Kaa-san disini, Sasuke." Jawab Mikoto sambil mendekati Sasuke lalu mengenggam kedua tangan Sasuke.

"Semoga operasimu berjalan lancar." Ucap Mikoto.

"Hn. Terima kasih, Kaa-san, Tou-san, Aniki." Jawab Sasuke. Mikoto dan Itachi hanya tersenyum. Tak lama kemudian Tsunade datang dan menyuruh Mikoto dan lainnya untuk segera menunggu Sasuke yang akan melakukan operasi sekarang.

.

.

.

"Hm.. Nii-san?" Panggil Sakura.

"Ada apa, Sakura?" Tanya Sasori.

"B-Bagaimana.. keadaan Sasuke-kun, Nii-san?" Tanya Sakura.

"Sasuke sedang menjalani operasi sekarang." Jawab Sasori.

"J-jadi sekarang Sasuke-kun.." Ucapan Sakura terpotong oleh Sasori.

"Iya, Sasuke sedang dioperasi sekarang." Jawab Sasori. Sakura hanya terdiam mendengarnya.

'S-semoga operasi Sasuke-kun berjalan lancar.' Batin Sakura dalam hati.

"Sakura kita akan pindah besok." Ucap Sasori mengejutkan Sakura.

"A-apa pindah? b-besok?" Kaget Sakura.

"Hm.. besok kau boleh pulang, dan kita akan segera pergi menuju Suna." Jawab Sasori.

"B-baiklah kalau begitu." Balas Sakura.

Lalu keadaan pun menjadi hening kembali. Sakura memilih untuk kembali merebahkan diri dan kembali tertidur. Sedangkan Sasori hanya terdiam sambil sesekali memainkan ponselnya.

.

.

.

Esoknya…

"Sasuke? Bagaimana keadaanmu?" Tanya Mikoto ketika Sasuke sudah menjalani operasi. Semetara Tsunade sedang sibuk melepaskan kain perban yang melilit dikedua mata Sasuke.

"Coba buka matamu, Sasuke." Perintah Tsunade pada Sasuke. Lalu Sasuke pun mencoba membuka kedua matanya dengan pelan-pelan.

"Ayo.. pelan-pelan, Sasuke." Ucap Mikoto menyemangati Sasuke.

Setelah beberapa lama, akhirnya Sasuke dapat membuka kedua matanya. Ia lalu mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar, dan matanya lalu menatap beberapa orang yang ternyata adalah kedua orang tuanya dan juga kakaknya beserta dokter yang sudah membantunya untuk menjalani operasi.

"Sasuke? kau sudah bisa melihat?" Tanya Mikoto.

"Kaa-san! aku bisa melihatmu!" Jawab Sasuke membuat Mikoto dan lainnya terkejut sekaligus senang.

"Akhirnya kau bisa melihat lagi, Sasuke!" Ucap Mikoto lalu segera berhambur kepelukan anak bungsunya. Sasuke juga balas memeluk ibunya lalu yang lainnya segera menyusul untuk memeluk Sasuke. Semuanya terlihat sangat bahagia hari ini.

.

.

.

"Sakura, kau sudah siap?" Tanya Sasori kepada adiknya.

"Sudah, Nii-san." Jawab Sakura.

"Kalau begitu sebaiknya kita segera pulang sekarang, Kaa-san dan Tou-san sudah menunggu kita di Suna." Ucap Sasori.

"Baik, Nii-san." Balas Sakura. Sasori lalu segera menuntun tangan Sakura agar dapat memudahkan Sakura yang kini sudah tidak bisa lagi melihat. Lalu kedua kakak beradik itu pun segera keluar dari ruang rawat yang asalnya ditempati oleh Sakura. Tetapi ditengahtengah jalan, Sasori beserta adiknya itu berpapasan dengan Mikoto.

"Sakura, Sasori!" Panggil Mikoto.

"Baa-san?" Tanya Sasori. Mikoto lalu segera mendekati Sasori dan Sakura.

"Apakah kalian akan segera pindah sekarang?" Tanya Mikoto.

"Hm, ya." Jawab Sasori. Mikoto lalu menghela nafasnya pelan, ia langsung menolehkan kepala nya kearah Sakura.

"Sakura.." Ucap Mikoto terdengar sendu.

"Iya, Baa-san?" Tanya Sakura.

"Semoga kau baik-baik saja, Sakura. Baasan pasti akan selalu merindukanmu." Ucap Mikoto sambil memeluk tubuh Sakura.

"Sakura juga akan selalu merindukan Baa-san." Jawab gadis tersebut sambil membalas pelukan Mikoto.

"Sasuke sudah dapat melihat lagi." Ucap Mikoto membuat Sakura terkejut.

"Apa? syukurlah kalau begitu, Baa-san." Jawab Sakura. Mikoto lalu melepaskan pelukannya terhadap Sakura.

"Kalian hati-hati ya?" Ucap Mikoto kepada Sasori beserta Sakura.

"Pasti, Baa-san!" Jawab Sasori.

"Baiklah, kalau begitu kita pamit dulu, Baa-san." Ucap Sasori. Mikoto hanya mengganguk. Lalu kedua saudara kandung itu pun segera pergi. Sedangkan Mikoto hanya terdiam, wanita itu hanya bisa menatap kedua punggung mereka yang lama kelamaan hilang dari pandangannya.

"Sakura.."

.

.

.

Cklek !

Mikoto masuk kedalam kamar ruangan dimana anaknya dirawat. Sekarang Sasuke sedang bersama Itachi. Sasuke sedang tertidur pulas, sedangkan kakaknya terlihat sedang memainkan ponsel miliknya. Itachi menoleh ketika mendengar ada yang membuka pintu kamarnya, dan ia melihat ibunya yang sedari tadi keluar. Mikoto lantas menghampiri putra sulungnya.

"Itachi." Panggil Mikoto pada Itachi. Ia lalu menghampirinya.

"Ada apa, Kaa-san?" Tanya Itachi heran ketika melihat wajah ibunya yang begitu terlihat menyembunyikan raut kesedihannya. Sasuke sudah bisa melihat kembali, lantas apa yang membuat ibunya ini sedih? begitulah pikir Itachi.

"Sakura dan Sasori sudah pindah." Jawab Mikoto. Itachi menghela nafas pelan. Ternyata itulah penyebab ibunya terlihat sedih, ternyata karena Sakura. Gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Huft.. mungkin itu untuk kebaikan Sakura, Kaa-san." Balas Itachi. Ibunya hanya terdiam menanggapi, ia lalu menghampiri tubuh putra bungsunya yang terlihat sedang terlelap pulas. Setelah menghampiri Sasuke, ia lalu duduk disamping anaknya dan tangannya mulai mengelus lembut rambut hitam milik Sasuke. Sedangkan Itachi hanya tersenyum tipis, sudah lama ia tidak memandang kejadian seperti ini setelah sekian lamanya.

.

.

.

Esoknya

Di Suna, kedua orang tua Sasori dan Sakura terlihat sedang menanti kedatangan kedua anaknya yang mungkin beberapa lama lagi akan segera sampai. Sasori dan Sakura pindah ke Suna menggunakan pesawat terbang agar dapat memudahkan perjalanannya menuju Suna. Dan kini, Haruno Kizashi dan juga istrinya Haruno Mebuki terlihat sudah sampai dibandara, menunggu kedatangan kedua anaknya.

Tak lama kemudian, pengumuman tentang pesawat terbang dari Konoha menuju Suna sudah terdengar, pesawat terbang yang ditumpangi oleh Sasori dan Sakura ternyata sudah sampai dibandara. Dan setelah sampai, Sasori segera menunutun Sakura untuk segera turun dari pesawat tersebut. Setelah turun dari pesawat, Sasori segera menelpon ayahnya, memberi kabar bahwa dirinya sudah sampai di Suna. Mendengar itu, ayahnya segera mencari keberadaan Sasori dan Sakura yang kini sedang menunggu kedua orang tuanya menjemput.

"Sakura, kita tunggu Kaa-san dan Tou-san disini." Ucap Sasori.

"Baik, Nii-san." Jawab Sakura.

Setelah beberapa menit, akhirnya kedua orangtua Sakura sudah menjemputnya. Kini mereka sedang menghampiri kedua anaknya tersebut.

"Sasori, Sakura!" Panggil Mebuki, ibunya.

"Kaasan!" Sasori balas memanggil ibunya itu. Langsung saja Mebuki segera menghampirinya lalu memeluknya.

"Sasori! Bagaimana kabarmu?" Tanyanya. Sasori melepaskan pelukannya.

"Sasori baik-baik saja, Kaa-san." Jawab Sasori. Mebuki tersenyum lalu ia mengalihkan pandangannya kepada gadis cantik yang berada disamping Sasori.

"Sakura!" Ucap Mebuki lalu segera berhambur kepelukan Sakura. Sakura balas memeluk ibunya, sedangkan Sasori dan ayahnya hanya terdiam sambil tersenyum tipis melihatnya.

"Kaa-san rindu sekali padamu, Sakura." Ucap Mebuki sambil melepaskan pelukannya.

"Sakura juga, Kaa-san." Jawab Sakura. Mebuki tersenyum sambil mengelus rambut Sakura pelan.

"Kita harus segera pulang sekarang. Ada hal yang perlu Kaa-san sampaikan padamu, Sakura." Ucap Mebuki. Sakura hanya mengganguk. Kemudian keluarga Haruno tersebut segera meninggalkan bandara itu.

.

.

.

"Sasuke? kau sudah siap?" Tanya Mikoto pada putranya. Sekarang Sasuke sudah dapat pulang kerumahnya kembali, ia terlihat senang sekarang.

"Sudah, Kaa-san." Jawab Sasuke.

"Kalau begitu, ayo. Itachi sudah menunggumu dimobil." Ucap Mikoto. Sasuke mengganguk, ia dan ibunya langsung bergegas pulang ke kediamannya.

.

.

.

Setelah sampai dikediamannya, Sasuke beserta yang lainnya segera turun dari mobil. Setelah turun dari dalam mobil, Sasuke merasa ada yang aneh. Ia melihat rumah yang terletak disamping rumahnya tersebut tampak begitu kosong. Ia tahu bahwa rumah tersebut adalah rumah seorang gadis berambut pink yang tak lain adalah Sakura, Teman masa kecilnya.

Itachi yang heran melihat Sasuke sedang melamun segera mengarahkan pandangannya kearah yang sedang Sasuke lihat. Sementara Mikoto sudah terlebih dahulu masuk kedalam rumahnya. Sekarang Itachi tahu, Sasuke pasti heran melihat rumah Sakura yang sudah kosong tersebut.

"Sakura sudah pindah menuju Suna." Ucap Itachi mengerti jalan pikiran Sasuke.

"Apa peduliku?" Jawab Sasuke acuh lalu meninggalkan kakaknya yang sedang menatap punggungnya dengan kecewa.

'Kau tidak tahu yang sebenarnya, Sasuke.' Batinnya.

.

.

.

.

Sasuke melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang tak lain lagi adalah kamar miliknya. Tidak dapat dipungkiri lagi, ia terlihat rindu sekali pada kamar miliknya itu. Segera saja Sasuke merebahkan tubuhnya pada kasur empuk miliknya.

"Huft…"

Tiba-tiba saja ia jadi teringat perkataan kakaknya, Itachi.

"Apa? pindah? Sakura bahkan sama sekali tidak menjengukku dirumah sakit. Ia tidak ada bedanya dengan Karin." Ucapnya sinis.

"Semua gadis itu sama.. hanya memanfaatkan hartaku dan fisikku saja." Ucapnya lagi.

Walaupun begitu, Sakura sama sekali tidak mempunyai sifat seperti itu. Ia mencintai Sasuke dengan tulus tidak seperti wanita lainnya. Hanya saja Sasuke belum tahu kenyataan yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

.

.

.

Esoknya…

Pagi hari telah datang, cahaya matahari yang telah terbit menembus celah-celah ventilasi yang terdapat dikamar Sakura. Sang gadis masih saja terlelap pulas, hingga ibunya, Mebuki datang dan segera membangunkan putri satu-satunya.

"Sakura.. bangun nak.." Ucapnya sambil mencoba membangunkan Sakura.

"Enghh.." Suara lenguhan milik Sakura membuat ibunya tersenyum. Ia lantas mencoba membngunkan Sakura sekali lagi.

"Sakura? cepat bangun." Ucapnya lagi. Mendengar ibunya memanggil, Sakura langsung membuka kedua matanya, tetapi tetap saja, ia tidak bisa melihat wajah milik ibunya.

"Kaa-san?" Sakura membenarkan tu tubuhnya yang semula tertidur sekarang menjadi duduk.

"Ayo kita sarapan.. kau pasti laparkan?" Ajak Mebuki. Gadis tersebut tersenyum, kemudian mengganguk patuh kepada ibunya. Dan kedua ibu anak tersebut segera turun kebawah menuju ruang makan yang sudah terdapat Kizashi dan Sasori disana.

Sakura yang dibantu oleh ibunya, sekarang sudah berada diruang makan milik keluarga Haruno. Disana memang sudah berada Sasori dan ayahnya.

"Ohayou, Sakura." Sapa Sasori kepada adiknya, Sakura.

"Nii-san? Ohayou." Jawab Sakura sambil tersenyum.

"Sudah, sekarang kita sarapan dulu." Ucap Mebuki.

.

.

.

"Ohayou, Sasuke." Sapa Mikoto pada Sasuke yang kini sedang berada diruang makan.

"Ohayou, Kaa-san." Balasnya lalu segera mendudukan dirinya ke kursi yang ada disana. Ibunya hanya tersenyum. Itachi dan ayahnya sudah berangkat dari tadi pagi. Itachi berangkat untuk kuliah sedangkan ayahnya sudah berangkat menuju kantornya. Jadi kini tinggal Sasuke dan Mikoto yang berada dirumah.

"Kaa-san membuatkan sup tomat kesukaanmu, Sasuke." Ucap Mikoto sambil menyimpan semangkok sup tomat dihadapan Sasuke.

"Terima kasih, Kaa-san." Balasnya lalu segera mencoba sup buatan ibunya. Sedangkan Mikoto terlihat sedang memperhatikan wajah anaknya yang sedang memakan sup buatannya itu. Bibirnya menghasilkan senyuman, tetapi senyuman itu kini memudar. Mengingat kembali kejadian sebelumnya. Ia senang melihat Sasuke sembuh dari butanya. Tapi hatinya terasa perih, mengingat siapa yang telah menolong Sasuke. Seorang gadis yang telah dianggap anaknya sendiri olehnya. Gadis cantik bermahkota panjang merah muda bermata emerald yang mampu membuat semua orang terjerat oleh apa yang dimiliki gadis tersebut. Siapa lagi kalau bukan Sakura? Mikoto bahkan kini sangat merindukan Sakura. Entah apa yang sedang Sakura lakukan hari ini, yang pasti Mikoto sangat merindukan dirinya.

"Kaa-san?" Panggil Sasuke mengagetkan Mikoto yang sedang melamun.

"Ah! ada apa, Sasuke?" Tanya Mikoto.

"Kenapa Kaa-san melamun?" Tanya Sasuke heran ketika mendapati ibunya sedang melamunkan sesuatu.

"Kaa-san tidak melamunkan apa-apa, Sasuke." Jawabnya. Sasuke hanya mengganguk meskipun jawaban ibunya tidak mampu membuatnya puas. Ia yakin ada yang disembunyikan oleh ibunya, tetapi ia hanya bisa diam. Mungkin ia akan segera mencari tahu apa yang kini sedang disembunyikan oleh ibunya.

.

.

.

Sakura kini sedang berada ditaman belakang rumahnya yang terlihat sangat luas tersebut. Disana terdapat banyak sekali macam-macam bunga, termasuk pohon sakura yang sangat disukai oleh gadis tersebut. Sakura yang ditemani oleh Sasori kini sedang berada disebuah ayunan yang terdapat dibawah pohon sakura, ia terlihat sangat nyaman berada disana. Hembusan angin membuat rambut panjang milik Sakura melambai-lambai.

"Sakura.." Panggil Sasori pada Sakura.

"Iya, Nii-san?" Tanya Sakura.

"Sebaiknya kau segera masuk kedalam. Disini angin cukup kencang. Kau bisa sakit nanti." Jawab Sasori.

"Tapi Sakura masih ingin berada disini." Jawab Sakura. Sasori menghela nafasnya pelan.

"Baiklah kalau itu maumu." Balas Sasori.

"Arigatou, Nii-san." Balas Sakura sambil

tersenyum.

.

.

.

Dikediaman Uchiha.

Malam ini Sasuke sedang berada dikamarnya. Ia masih terlihat bingung mengingat ibunya yang sering melamun. Ia sangat yakin ada yang disembunyikan oleh ibunya. Seperti saat ini, Sasuke terlihat sedang mengendap-ngendap bersembunyi dibalik tembok. Ibunya kini sedang bercakap-cakap bersama Itachi didapur, Mikoto terlihat sedang mencuci piring bekas makan malam tadi. Sedangkan Itachi hanya terdiam sambil memperhatikan ibunya yang sedang mencuci piring.

"Apa sebaiknya kita beritahu saja Sasuke?" Ucap Itachi pada ibunya. Mikoto yang sedang sibuk mencuci piring kini menghentikan kegiatannya, ia berbalik arah menatap Itachi.

"Kaa-san belum siap memberitahu Sasuke tentang kejadian itu, Itachi." Jawab Mikoto.

'Kejadian? kejadian apa?" Tanya Sasuke dalam hati. Ia terus saja penasaran, ia pun kembali mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh ibu beserta kakaknya itu.

"Tapi Sasuke harus tahu, Kaasan." Ucap Itachi.

"Kaa-san tahu, Itachi. Cepat atau lambat, Sasuke akan tahu.." Mikoto menghela nafas sebelum melanjutkan bicaranya.

"Akan tahu bahwa Sakuralah yang telah mendonorkan matanya hanya untuknya." Ucap Mikoto. Sementara Sasuke yang sedang bersembunyi membelalakan matanya, terkejut atas perkataan yang dilontarkan oleh ibunya.

Jadi selama ini, Sakura yang telah mendonorkan matanya? ia tidak menyangka, gadis yang selama ini ia benci malah menolongnya. Dengan cepat, Sasuke keluar dari persembunyiannya dan langsung menghampiri ibunya dan juga kakaknya.

"Apa maksud kalian?" Ucap Sasuke membuat Mikoto beserta Itachi terkejut.

"Sasuke!" Kaget ibunya ketika melihat Sasuke.

"Jadi Sakura yang telah mendonorkan matanya untukku?" Tanya Sasuke mencoba untuk tidak emosi. Sedangkan ibunya hanya tertunduk diam tidak dapat menjawab pertanyaan Sasuke. Itachi pun terlihat sama, ia terlalu terkejut untuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh adiknya sendiri.

"JAWAB, KAA-SAN!" Sasuke yang geram tidak dapat menahan lagi emosinya, ia berteriak emosi ketika tidak ada seorangpun yang mampu menjawab pertanyaannya. Mikoto terkejut, baru kali ini ia melihat Sasuke berteriak marah padanya.

"Iya! Sakuralah yang telah menolongmu, Sasuke!" Bukannya Mikoto, Itachilah yang menjawab pertanyaan Sasuke.

"Kenapa kalian tidak memberitahuku?" Ucap Sasuke sambil meredam emosinya. Keadaan kembali hening, Keduanya tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Mikoto terlihat sedang mencoba menahan air matanya yang akan segera turun jika tidak ditahannya. Ia menatap wajah milik Sasuke.

"Sasuke.." Panggil ibunya. Sasuke menoleh sebentar. setelahnya, ia segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ibunya dqn juga kakaknya.

"Sasuke!" Mikoto berteriak memanggil Sasuke, tetapi Sasuke terus saja melangkahkan kakinya menjauhi dapur mencoba untuk tidak memperdulikan teriakan ibunya. Mikoto hampir saja menyusul Sasuke jika tidak ada sebuah tangan yang menahannya.

"Biarkan saja Sasuke, Kaa-san. Ia butuh ketenangan." Ucap Itachi sambil menahan lengan ibunya yang hendak menyusul adiknya itu. Mikoto hanya mengganguk menjawabnya.

"Kaasan juga harus menenangkan diri." Saran Itachi.

"Tenang saja, Kaa-san. Sasuke pasti akan baik-baik saja." Itachi mencoba agar ibunya tersebut tidak khawatir akan keadaan Sasuke. Mikoto hanya terdiam, ia tidak gelisah seperti tadi. Ia sedikit tenang dengan Itachi yang kini menenangkannya.

.

.

.

.

Sementara Sasuke kini sedang berada dikamar miliknya. Terkejut atas peristiwa yang telah terjadi tadi. Kini ia hanya bisa diam terduduk diranjang king size nya. Tak percaya jika selama ini gadis yang telah ia campakkan adalah seorang malaikat yang membuatnya sembuh dari kebutaan yang dialaminya.

"Sakura.." Sasuke mendesahkan nama gadisnya itu.

"Kenapa kau lakukan itu padaku, Sakura?"

"Apa kau tidak membenciku? selama ini aku terus saja bersikap kasar padamu, Sakura. Tetapi kenapa?" Sasuke terus saja bertanya. Walaupun ia tahu tidak akan ada jawaban yang mampu menjawab semua pertanyaannya.

Malam itu, Sasuke hanya bisa menyesali perbuatannya dimasa lalu yang telah dilakukannya pada Sakura. Andai saja jika Sasuke tidak pindah rumah, mungkin saja ia tidak akan bertemu dengan Karin. Gadis yang telah mencuri perhatian Sasuke sehingga melupakan Sakura yang jauh lebih mengenal sifatnya. Ia terus saja meyesal, dulu Karinlah gadis yang membuatnya jauh dengan Sakura. Kini Karin sudah meninggalkannya, dirinya berarti sudah terbebas dari serangga merah itu. Ia juga sadar bahwa Karin selama ini mendekatinya hanya untuk memanfaatkan saja hartanya. Ia semakin saja menyesal.

Sasuke bertekad akan menemui Sakura dan meminta maaf padanya.

"Tapi apa Sakura akan memaafkanku?" Ucapnya takut jika Sakura tidak mau memaafkannya bahkan bagaimana jika Sakura tidak mau lagi menemui dirinya? dan malam itu dipenuhi oleh Sasuke yang sangat gelisah sampai akhirnya Sasuke terlelah dan mulai memejamkan matanya.

.

.

.

"Itachi, bagaimana keadaan Sasuke?" Tanya Mikoto pada Itachi. Ia khawatir pada putra bungsunya itu. Sejak kemarin malam Sasuke tidak pernah keluar dari dalam kamarnya itu.

"Aku juga tidak tahu, Kaa-san." Jawab Itachi. Mikoto semakin saja gelisah.

"Kaa-san takut Sasuke melakukan sesuatu." Gelisah Mikoto. Melihat ibunya sangat gelisah, Itachi juga tidak tenang.

"Aku akan menemuinya, Kaasan." Ucap Itachi.

"Biar Kaasan saja yang menemuinya. Kau sebaiknya segera berangkat kuliah." Jawab Mikoto sambil menahan lengan Itachi yang hendak pergi.

"Baiklah kalau begitu." Balas Itachi. Mikoto tersenyum lalu setelah Itachi pamit padanya, Ia segera melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar sambil membawa nampan berisi makanan untuk Sasuke.

Setelah sampai didepan kamar milik Sasuke, Mikoto menghela nafas sebelum akhirnya mengetuk pintu kamar milik Sasuke.

"Sasuke?" Ucap Mikoto sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Sasuke. Sedangkan Sasuke kini sedang terdiam duduk ditepian ranjangnya, ia terkejut begitu mengetahui bahwa pintu kamar miliknya telah diketuk oleh ibunya. Ia melangkahkan kakinya mendekati pintu kamarnya lalu segera membukanya.

"Sasuke!" Seru Mikoto ketika Sasuke membukakan pintu untuknya.

"Ada apa, Kaasan?" Tanya Sasuke.

"Sasuke, Kaa-san membawakan sarapan untukmu." Jawabnya. Sasuke beralih mengambil nampan yang diberikan oleh ibunya.

"Kau masih marah pada Kaasan, Sasuke?" Tanya Mikoto. Sasuke menoleh.

"Tidak." Jawabnya singkat.

"Aku ingin bicara dengan Kaasan." Ucap Sasuke.

"Bicara apa?" Tanya Mikoto.

"Dimana Sakura?" Tanya Sasuke membuat Mikoto terkejut tidak menyangka bahwa Sasuke kini menanyakan keberadaan Sakura.

"S-sakura? bukannya ia telah pindah ke Suna?" Jawab Mikoto.

"Kaa-san… tapi Sasuke ingin menemuinya." Sasuke kembali lagi membuat Mikoto terkejut mendengarnya.

"U-untuk apa?" Tanya Ibunya heran.

"Meminta maaf padanya." Jawab Sasuke sambil menunduk.

"Sasuke… Kaa-san tidak menyangka ini… tapi Kaa-san pasti akan mengabulkan permintaanmu, Sasuke." Ucapan Mikoto membuat Sasuke terkejut.

"Apa benar, Kaa-san?" Tanya Sasuke memastikan.

"Hm, kita akan berangkat menuju Suna malam ini. Kaa-san juga sangat rindu pada Sakura." Jawab Mikoto sambil tersenyum.

"Arigatou, Kaa-san." Balas Sasuke. Mikoto lalu membalasnya dengan tersenyum.

.

.

.

.

Malamnya setelah Sasuke mengatakan bahwa ia ingin kembali bertemu Sakura, ia langsung meminta izin kepada ayahnya agar dapat pergi menuju Suna. Dengan ketulusan niatnya, akhirnya ayahnya mengizinkannya untuk pergi. Sasuke jelas saja terlihat sangat senang mendengar bahwa ayahnya menyetujuinya.

"Arigatou sudah mengizinkanku, Tou-san." Ucap Sasuke. Fugaku hanya tersenyum tipis menjawabnya.

"Bukan hanya kau saja yang pergi menuju Suna, Sasuke." Ucap Fugaku membuat Sasuke heran.

"Tetapi kita akan pindah rumah menuju Suna." Jawab Fugaku.

"Jadi kita akan pindah rumah?" Tanya Sasuke terlihat masih bingung.

"Tentu saja." Jawab ayahnya. Sasuke tersenyum. Senyuman yang menggambarkan bahwa dirinya sangat gembira malam itu. Senyum tidak pernah hilang dari wajahnya.

Ia tidak sabar ingin bertemu Sakura kembali. Mikoto juga Itachi tersenyum. Akhirnya Sasuke menyadari perasaannya pada Sakura. Dan itu membuat Ibunya, Mikoto tidak henti-hentinya bersyukur melihat bagaimana sikap Sasuke yang sangat dingin itu berubah menjadi sifat dulunya saat masih bersama Sakura.

TO BE CONTINUE..