Butuh Teman

:LuMin/XiuHan-Jongin:

::

Dorm EXO

Jongin, atau kita biasa panggil dia dengan nama Kai ketika EXO perform. Namja manis dengan kulit tannya ini kini tengah duduk seorang diri. Semalam ia demam, dan berhasil membuat hyungdeul dan kekasihnya itu panik bukan main. Belum pernah ia demam setinggi kemarin. Namun, berkat hyungdeul dan kekasihnya yang merawat, pagi ini demamnya sudah turun.

"Hahhh~ kenapa sepi sekali!" gerutunya kesal. Pasalnya ketika ia bangun tadi pagi, dorm yang biasanya ramai itu nampak senyam, apalagi kalau bukan karena penghuninya pada melakukan jadwal semua?

"Aku bosaaaannn!" teriaknya kesal. Selimut yang sejak tadi menyelimuti tubuhnya kini jatuh teronggok di bawah kursi. Jongin melangkah menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Namun di sana ia hanya menemukan note kecil dengan tulisan Kyungsoo.

"Jongin-ah, kau hanya boleh makan bubur! Tidak boleh yang lain! Nanti setelah kami pulang, kau baru boleh makan yang lain! Ingat itu! Cepat sembuh ya dongsaengie~"

Jongin menggumam kesal. Bubur? Bahkan sejak semalam ia harus makan itu.

"Menyebalkan!" rutuknya. Dia pun memutuskan untuk kembali ke ruang tengah dan duduk manis ditemani segelas air putih. Ia ambil selimutnya dan menyelimutkannya kembali ke tubuhnya.

"Hahhh~" lagi-lagi ia menghela nafas bosan. Namun tatapannya berubah sendu, matanya nampak menerawang.

Jongin POV

"Hahh~" entah sudah berapa kali aku menghela nafas bosan seperti ini. Aku merengut sejenak. Berpikir menerawang, mengingat-ingat apa saja yang sudah aku dan EXO lalui bersama. Senyum miris tersungging di bibir penuhku. Sejak kami menjadi OT9, semua member jadi sibuk. Lay hyung bahkan jarang pulang ke Korea, membuat suasana semakin sepi. Aku merindukan mereka, Luhan hyung, Kris hyung, dan Tao hyung. Aku merindukan mereka.

Aku tak tahu lagi kabar mereka sekarang, hanya Luhan hyung yang aku tahu, karena ia satu-satunya member yang masih bisa dikontak. Dua yang lain aku- ani! Kami tak tahu.

"Hyungdeull~ bogoshippeooo~" lirihku.

Aku tersenyum sedih saat mengingat-ingat apa-apa yang terjadi pada kami. Saat pertama debut, acara-acara di China berdua belas, tampil dengan formasi lengkap, EXO's Showtime. Semuanya. Sampai hingga hari dimana Kris hyung hilang dan kembali kemudian pergi. Luhan hyung yang memutuskan juga untuk pergi, kemudian Tao hyung.

"Hiks" satu isakan lolos dari bibirku. Sepi, di sini sepi.

"Hiks hyungg~ hiks~ Jongin rindu kalian hiks~ hyung-ahhhh" tangisku pecah juga di dorm yang sepi ini. Aku masih menangis, menangis keras sembari memanggil hyungku yang sudah pergi dari EXO, yang sudah tidak bisa aku temui lagi, hanya bisa melihatnya lewat video-videonya, yang tak bisa berbicara denganku lagi, yang sudah tidak bisa bermain denganku lagi.

"Hyunggg kembali hyunggg~ hiks~ Jongie rindu kalian~ Jongie sendirian sekarang hyungg~ temani Jongie~ hiks~ hyung-ah kembali kembali kembali hiks~ Jongie rindu Jongie butuh teman hyungg~ hyunggg~ hiks" GREP!

"Sshhuutt uljima sayangg~" Minseok, ya itu suara Minseok hyung. Aku balas memeluknya.

"Hyungg aku rindu mereka hiks~ apa mereka t-t-tidak rindu kita hyung?" tanyaku disela-sela isak tangisku. Minseok hyung yang memelukku dari belakang sofa, kini duduk di sampingku sembari menggusap rambutku lembut.

"Tidak mungkin Jongie, mereka juga rindu kita, waktu yang kita lalu dengan mereka tidak sebentar. Meskipun kita baru debut beberapa tahun, tapi waktu-waktu selama trainee tidaklah sebentar kita bersama mereka sayang~" jelas Minseok hyung. Aku tahu, Minseok hyung yang paling terpukul saat keluarnya Luhan hyung. Dia menangis dalam diam setiap malam dengan memanggil nama Luhan hyung. Namun keberuntungan dari mana, Luhan hyung ternyata masih bisa dihubungi meskipun lewat Lay hyung.

"Aku rindu mereka hyung~ kenapa jika mereka hiks~ rindu kita mereka tidak pernah berkunjung lagi kemari? Setidaknya hiks~ aku punya teman jika kalian semua sibuk!" ujarku. Minseok hyung tersenyum sedih.

"Mereka rindu, mereka ingin, tapi mereka tak bisa sayang~ sudah ne? Jongie istirahat, nanti demamnya tidak turun dan malah naik lagi. Sudah shhutt~ uljima sayang~" Minseok hyung membawaku ke kamar dan membaringkanku. Dia usap lembut air mataku yang masih menetes.

"Sudah sudah, ayo tidur biar cepat sembuh~" perlahan aku menutup mataku, aku bisa dengar Minseok hyung menyanyikan lagu Promise.

'Hyung-ah'

Jongin POV end

.

.

Minseok POV

Aku tatap dalam diam wajah dongsaeng tanku yang manis ini. Ani! Dongsaeng manisku dan yang lain, juga kekasih dari Oh Sehun, maknae EXO kami.

"Damainya~" gumamku dalam senyum. Aku usap lembut surai coklatnya yang halus itu.

"Jongin~" lirihku, aku menepuk-nepuk dadanya dan mataku menerawang. Air mataku menetes mengingat tangis Jongin tadi. Jongin menangis tepat saat aku pulang, namun aku diam saja di balik dinding, membiarkan ia menangis sepuasnya, memanggil nama-nama orang yang sudah tidak bersama kami lagi.

"Mereka pasti rindu padamu dan kita Jongin~" bisikku.

GREP!

"Uljima sayang~" DEG! DEG! DEG!

'I-ini-? T-tak mungkin! Pasti mimpi!'

MINSEOK POV end

.

.

NORMAL POV

Minseok tak menyadarinya, semenjak ia melamun, seseorang datang memasuki kamar Jongin, menemukan namja mungil yang kini meneteskan air mata, dengan seorang dongsaeng yang tidur lelap dengan mata basah.

"Uljima sayang~" bisik namja itu. Minseok sendiri yang mendengarnya langsung menegang.

"Pasti mimpi~" gumamnya. Namja yang memeluknya itu tersenyum. Tanganya terulur untuk mengusap rambut Jongin. Tangan lainnya masih memeluk Minseok, dengan dagu yang dia letakkan di bahu Minseok. Hembusan nafasnya yang lembut menerpa pipi chubby Minseok. Lengan kurus yang kokoh yang mengeratkan pelukannya pada pinggang Minseok. Membuat Minseok meyakini bahwa ini nyata. Namja yang memeluknya itu nyata dan bukan sekedar mimpi.

"K-Kau-? K-kau b-benar benar L-L-Luhan?" namja tadi terkekeh pelan. Tangan yang sejak tadi mengusap rambut Jongin beralih mengusap air mata yang mengalir tanpa permisi dari mata bulat Minseok.

"Apa sosokku terlihat seperti mimpi bagimu, sayang?" Minseok menggeleng, air matanya menetes tanpa permisi. Isakan lirihnya lolos namun berhasil membangunkan Jongin yang memang belum tertidur lelap.

"Hyung?" panggil Jongin serak. Namja di balik Minseok tersenyum kecil.

"Baby bearku sudah bangun?" dia lepas Minseok, dan mendekatkan diri pada Jongin hanya untuk sekedar mencium kening namja tan kekasih dongsaengnya yang berkulit pucat.

"H-hyung? K-kau? K-k-kau L-L-Lu-Luhan hyung?" Jongin langsung terbangun dari tidurnya dan menatap namja berwajah China dengan rambut coklat terang mendekati orange itu. dia tangkup wajah tampan yang ia rindukan itu. air matanya kembali menetes. Sama halnya dengan Minseok yang terdiam dengan tangisnya.

"Ne, ini hyung sayang. Ini Luhan hyung, hyung rusanya Jongie~" ujar namja tersebut.

"Hiks Luhan hyung Luhan hyung! Bogoshippeoooo~" Jongin memeluk namja di hadapannya dengan erat, meyakinkan bahwa ini bukan halusinasinya saja. Minseok yang melihatnya semakin menangis. Namja tadi-Luhan- lengan lainnya memeluk Minseok, kini mereka berpelukan bertiga di atas kasur Jongin. Dua namja manis dalam pelukan Luhan masih menangis.

"Hyung bogoshippeo bogoshippeo~" isak Jongin. Minseok hanya mengeratkan pelukannya.

"Na do na do. Na do bogoshippeo Jongie Minseokkie~" balas Luhan dengan senyum tampannya.

.

.

Jongin tak berhenti tersenyum sejak tadi. Member lain dan kekasihnya belum pulang. Hanya Minseok hyungnya dan satu dari tiga hyung yang ia rindukan. Hyung rusanya yang datang berkunjung. Dan karena itulah Jongin tak berhenti tersenyum.

"Hyunggg~" Luhan dan Minseok yang melihatnya tersenyum senang. Salah satu maknae mereka bisa tersenyum semanis itu sudah membuat mereka senang.

"Bagaimana kabarmu, Lu?" tanya Minseok, namja tampan di sampingnya tersenyum.

"Kabarku selalu baik meskipun sempat jatuh sakit. Tapi aku baik-baik saja sekarang, aku rindu keluarga lamaku~" jawabnya, membuat Minseok dan Jongin menatapnya haru.

"Kami masih keluargamu hyung!" ujar Jongin ceria, Luhan mengangguk. Ia tahu dengan jelas fakta itu, dan tak akan pernah melupakannya.

"Karena Luhan hyung dan Minseok hyung di sini aku jadi punya teman! Yeeyyy! Aku sayang kalian!" ujar Jongin semangat. Luhan dan Minseok tertawa melihatnya.

"Kami juga sayang Jongin~" balas keduanya. Jongin tersenyum manis.

'Terima kasih Tuhan kau mendatangkan dua dari sebelas malaikat penjagamu untukku. Sepuluhnya menjadi hyungku yang aku sayang, dan satunya menjadi kekasihku yang aku cinta. Terima kasih!'

.

.

TBC/END?


yuhhhuuuu~ saya kembaliiiii

oke ini hanya ff kebaperan author aja yang diungkap dalam wujud Jongin

kkk~ review read follow dan fav ditungguuu!