Preview :

Selepas kepergian kyungsoo, getar dari ponsel sehun yang berada di saku celana nya pun membuat sang pemilik cepat cepat merogohnya.

"Oh nde, luhan?"
"Hmm kau masih dimana?"
"Aku?Tentu saja di lapangan, memangnya dimana lagi?"
"Yak kau,, apa kau lupa hari ini kita memilik janji pergi ke bioskop?"

Sehun menepuk jidatnya dengan cukup keras hingga meninggalkan bekas merah dari telapak tangannya sendiri disana.

"Ahh hmm mi mianhae, aku melupaknnya"
"Isshhh, yasudah kalau begitu!"

Tutt
Tutt
Tutt

" yeo yeoboseo?"

sehun mendengus lemah ketika luhan mematikan panggilannya secara tiba tiba, sehun pun merasa bersalah karena sudah melupakan janji mereka. Ia yakin luhan saat ini pasti sedang kecewa berat, ia akan meminta maaf padanya setalh ini semua berakhir. Lagi pula ada hal yang lebih penting dari pada berkencan baginya, yaitu BASKET!
-

.

Luhan yang kembali kecewa karena sehun yang melupakan acara nonton nya pun mencoba mencari seseorang yang bisa ia ajak menonton bersama, kan sayang tiketnya kalau tidak di tonton.

Ohh xiumin, ya dia pasti mau diajak nonton. Luhan pun buru buru merogoh dan menekan nomor xiumin di ponselnya.

"Bukan kah seharusnya kau pergi dengan sehun?"
"Harusnya seperti itu, tapi lagi lagi aku diabaikan"
"Geurae? Baiklah aku akan segera datang, kau tunggu aku ya."

Tuutt
Tuutt

Luhan mengakhiri perbincangannya ditelepon, dan tak jauh dari sana seorang wanita yang sedang memunggunginya seperti bergumam sesuatu, mungkin kah ia sedang berbicara pada luhan?

"Lelaki yang mengabaikan mu adalah pertanda dan peringatan keras agar kau berpikir!"

Luhan menyerengit heran, siapa wanita itu? Apa dia menguping obrolannya bersama xiumin tadi?
Tapi dibanding bertanya siapa wanita itu dan apa alasannya, luhan lebih memilih diam sambil berpikir. Apa yang dikatakan wanita itu memang benar, terlepas ia harus percaya atau tidak tapi itu semua memang menjawab apa yang saat ini terjadi pada dirinya.


Title : CHANYEOL BESIDE YOU

Main Cast : Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Oh Sehun

Xi Luhan

Other Cast : All Member Exo, SM Family, dll

Rated : T (Sewaktu-waktu bisa berubah)

Disclaimer : Semua Cast milik Tuhan, Orang Tua mereka dan Agency mereka saya cuma meminjam nama mereka disini

Warning : Typo(s) bertebaran, Bahasa tidak sesuai EYD, GS (Genderswitch) for Uke, Not Yaoi (Belum kepikiran buat bikin YAOI), Ingat FF ini Remake dari Drama Taiwan berjudul 'DEVIL BESIDE YOU'


Backsong : Rainie Yang - Ai Mei


Chap 19.

Luhan termenung sambil terus memegangi tiket yang seharusnya menjadi tiket milik dirinya dan juga sehun, ia kembali teringat kata kata wanita tadi yang ternyata adalah mantan sahabatnya dulu, krystal. Tunggu,mantan kau bilang?

"Biar aku tebak, apa kau melakukan kesalahan yang sama sekarang?"

Tanyanya sangat tepat, luhan yang nampaknya tidak bisa bersandiwara lagi pun mendengus pasrah.

"Sepertinya aku memang tidak bisa berpura pura dihadapan mu"
"Ku dengar pacar mu yang sekarang adalah ketua sekaligus kapten tim basket, biar ku tebak lagi. Pasti kau yang pertama mengejar nya iya kan?"
"Memangnya apa urusan mu"

Krystal tersenyum kecut, berteman dengan luhan beberapa tahun membuat dirinya mengetahui hal hal kecil seperti ini.

"Apa kau tahu alasan taemin mencampakan mu lalu pergi pada ku?"
"Hah, itu kan karena kalian terlalu murahan!"
" haha yang benar saja, lalu kau sebut dirimu apa hah? Apa kau tak sadar selama taemin bersama mu ia tak pernah sekali pun memiliki perasaan pada mu. Dan jika bukan karena kau yang mengejarnya ia sama sekali tak menginginkan kencan dengan mu"
"Apa kau sudah puas berbicara,?"

luhan mulai tersulut emosi, ia sungguh tak mengerti mengapa dulu ia pernah menjalin persahabatan dengan gadis bermulut kasar ini.

"Anni, aku hanya ingin memberitahu dimana letak kesalahanmu . Wanita yang mengejar pria duluan, dia tidak akan pernah dihargai!"

Inilah alalsan dibalik termenungnya luhan saat ini, kata kata krystal yang menyakitkan itu benar benar mengenai ulu hatinya. Tapi walaupun demikian luhan menganggap apa yang dikatakan krystal barusan adalah kebenaran yang mengharuskannya untuk berpikir keras, Jadi itukah alasan mengapa sehun selalu melupakan janji dengan dirinya, memilih basket dari pada dirinya? Jadi Ia benar benar tidak dihargai?

"Luhan, xi luhan!"
Minseok baru saja tiba, ia harus sedikit berteriak memanggil nama luhan. Yang sedari tadi terus melamun bahkan sampai tak menyadari kedatang minseok

"Ohh,, minseok ah.."
"Jam berapa film nya mulai? Ayo nanti kita teralambat"

Menyadari mimik wajah luhan yang sendu, minseok pun berubah bertanya dengan penasaran

"Apa yang terjadi, apa sudah telat ya? Ahhh pasti gara gara aku. Mianhae luhan. Lain kali kita cari sehun biar dia bisa menemani mu hemm?"
"Apa orang seperti ku tidak pantas dihargai?"
"Kau ini kenapa, apa maksud mu?"

minseok terkejut, apa yang sebenarnya luhan pikirkan? Dan tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan minseok, luhan berbalik dan pergi meninggalkan minseok dengan segala rasa penasarannya. Luhan meremas kedua tiket itu. sambil terus melangkahkan kakinya menjauh dari minseok, tak terasa air matanya sudah meluncur melewati pipi yang dipoles blush on dengan cantik.

Minseok bisa mendengar dengan jelas isakan yang keluar dari bibir luhan, ia sungguh tak tega melihat sahabatnya menangis sendirian. Maka dengan begitu ia pun menyusul luhan menyamakan langkahnya dan memegangi lengannya karena Untuk saat ini hanya itu yang bisa dilakukan minseok sebagai seorang sahabat.

.


.

setelah sesi latihan selesai, baekhyun memutuskan untuk pulang. Ya latihan mala mini adalah latihan yang terakhir sebelum pertandingan besok, jadi ia pulang sedikit larut malam hari ini. Tapi tenang chanyeol akan menyusul dibelakang sana, ia sedang ke toilet katanya.

"Nunna"

Seseorang memanggil namanya, baekhyun pun segera memutar badan demi mengetahui seseorang itu, penasaran. Kalian tidak akan menebak itu chanyeol kan? Karena sampai kapan pun chanyeol tidak akan pernah memanggil baekhyun dengan sebutan itu.

"Ahh wonhoo-ya.."

Oh wonhoo ternyata, seseorang yang sifatnya 180 derajat berbeda dengan chanyeol, padahal mereka saudara kandung.

"Apa kau mencari chanyeol, di baru saja selesai latihan. Dia ada di.."
"Anni, aku mencari mu"
"Aku?"

Baekhyun menunjuk dirinya sendiri, sedangkan kan wonhoo hanya mengangguk geli melihat wajah heran baekhyun.

"Aku hanya ingin meminta maaf soal kaset kaset itu, maaf kan aku nunna "
"Hey, aku tau kau tak sejahat itu. Aku sudah memafkan mu wonhoo-ya"
"Terimakasih"
"Hmm, kau tahu kan besok hari pertandingannya? Kau harus datang, dan tidak ada penolakan"
"Hahaha tentu aku akan datang"

Wonhoo dan baekhyun pun melanjutkan perbincangan mereka sambil berjalan menyusuri trotoar yang di samping kirinya terdapat lampu lampu jalan yang sudah menyala, ya malam semakin larut.

Chanyeol yang datang dari belakang pun menatap kedua orang yang disayanginya dengan penuh bahagia, ia pun bermaksud bergabung dengan mereka sebelum melihat sebuah mobil berhenti tak jauh di depannya. Tunggu orang orang itu, membawa sesuatu ditangannya? Astaga mereka semua membawa balok kayu! Dan chanyeol tak perlu terlalu terkejut ketika melihat wajah wajah mereka saat di teliti.
ya Mereka adalah anak yang membuly wonhoo dan juga anak yang baru kemarin siang di pukuli oleh wonhoo di depan dirinya.

Ini buruk, pikir chanyeol. Mereka pasti akan menghajar wonhoo lagi, Chanyeol tidak bisa membiarkan itu terjadi apalagi jumlah mereka yang dua kali lipat. dan juga baekhyun, ia sedang bersama wonhoo mau tak mau gadis yang dicintainya itu pasti akan ikut terlibat. Oh tidak, park chanyeol tidak akan mengijinkan secuil kulit baekhyun terlukan di depan matanya sendiri!

"Lawan aku!"

Cegah chanyeol tepat di depan mereka berdiri, dan tanpa berpikir panjang mereka pun membawa chanyeol masuk kedalam mobil dan membawanya kesebuah parkiran bawah tanah yang sepi.

Perkelahian pun dimulai, untuk beberapa menit chanyeol berhasil memberikan hiasan di setiap wajah bocah tersebut. Membuat semua anak ingusan itu tersungkur dan tak bisa melawan sedikit pun walau jumlah mereka lebih banyak, hello he is chanyeol right?

"Kuperingatkan kalian,ini yang terakhir kalinya kalian menggunakan kekerasan. Jika aku melihat kalian lagi aku akan dengan senang hati mengantar kan kalian ke neraka! Enyah kalian"

Mereka semua pun terbirit birit memasuki mobil dengan beberapa lebam diwajah. Dan disaat itu lah, dimana chanyeol lengah mereka dengan mobil yang dikendarinya menabrak chanyeol hingga tubuhnya terseret dan membentur dinding dengan cukup keras. Dan dengan sisa tenaga yang di miliki chanyeol pun pergi ke RS terdekat untuk memeriksakan keadaanya karena akan sangat merepotkan jika orang rumah tahu keadaannya yang seperti sekarang .

"Tulang bahu mu retak, jangan beraktifitas berat dulu untuk beberapa hari. Kau harus memulihkannya"
"Tapi aku ada pertandingan besok "
"Kau tidak boleh mengikutinya, ini akan sangat beresiko chanyeol ssi"

Deg,
Tidak bisa, chanyeol harus turun kelapangan, Besok adalah hari dimana semua usaha latihan anggota tim nya akan di nilai. Ia tidak akan bisa mengecewakan mereka semua termasuk sehun juga baekhyun. Tapi bagaimana dengan bahunya?

.


Luhan nampak serius menatap layar laptop dengan sesekali menekan keyboard disana, menyesampingkan jarak antara mata dan layar yang terlampau dekat.

"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan lu?"

Tanya minseok yang kini sudah berada di samping luhan, setelah sebelumnya mengambil minuman di dalam lemari pendingan yang terletak dilantai bawah rumah sederhana milik gadis yang tak kunjung menjawabnya itu.

"Lu, sejak kemarin siang kau terlihat aneh apa kau sadar itu"

Luhan sama sekali tidak menggubris apa yang dikatakan sahabatnya, ia terus saja asyik dengan benda berlayar tipis didepannya. Walaupun yang mengajak bicara sepertinya sudah sangat geram dan menahan napas kesal

" dengar xi luhan, ini memang salah sehun. Kau boleh membuat perhitungan padanya setelah pertandingan itu selesai."
"yackk, dia sangat lucu. Lihat minseok teman di sosial media ku membuat lelucon. Dia sangat asyik, aku akan bertanya dimana ia bersekolah"

Minseok menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan sikap luhan yang kekanak kanakan. Apa ia harus bersikap seperti ini dengan meladeni seseorang yang bahkan tidak dikenalnya.

Ddrrrtt
Ddrrrtt

Getar ponsel milik minseok membuat gadis lembut itu seketika mengalihkan perhatiaannya terlebih saat nama "baekhyun" tertera di layar ponsel

"Oh nde baekhyun?"

Luhan mendelik ketika minseok menyebut nama baekhyun, entah mengapa saat ini dirinya tidak ingin mengingat nama itu. Jadi dari pada membuat hati kesal sendiri luhan memilih melanjutkan chattingnya.

"Oh ne, mian tadi aku tidak bisa menunggumu. karena... hmmm karena" minseok menjeda ucapannya, mencoba mencari alasan masuk akal agar tak memberitahu baekhyun soal keadaan luhan Dan luhan pun tanpa sadar ikut menunggu jawaban apa yang akan diberikan minseok terhadap baekhyun, karena jujur saja alasan yang sebenarnya adalah karena luhan langsung menarik minseok menjauh saat kelas baru saja kelar.

" karena aku dan luhan merasa latihan mereka membosankan hehe, mian baek"

"Arraseo, besok aku akan menonton pertandingan kalian"
"Tentu, itu harus minseok. Luhan juga harus ikut, sehun pasti ingin luhan menyemangatinya"
"Arraseo... bye baek"
"Bye"

Sambungan telepon itu putus saat minseok menekan bundaran hitam berwarna merah,Ia pun berniat menyampaikan ajakan baekhyun pada luhan, tapi..

"Minseok-ah, besok dia mengajak ku bertemu"
"Demi tuhan lu, untuk apa kau bertemu dengannya!"

Dan luhan hanya diam seribu bahasa, sengaja mengabaikan kekhawatiran sahabatnya minseok.

.


Arena lapangan basket mulai dipenuhi oleh orang orang yang sengaja datang untuk mendukung jagoannya masing masing, SM university mendapatkan support tambahan karena pertandingan kali ini diadakan di kadang mereka sendiri. Tapi hal itu tak menyurutkan tim supporter dari YG university yang juga tak kalah heboh. berbicara soal heboh, sepertinya pria berumur yang duduk di bangku penonton paling depan itu patut dijadikan contoh.

Dengan drum yang terus di pukulnya, pria itu bersorak menyebut nama chanyeol. Tidak hanya menyebut nama chanyeol pria itu pun memakai ikat kepala bertulisakan "CHANYEOL" oh satu lagi poster, ya benar pria itu membawa poster yang diangkat tinggi tinggi oleh orang yang berada dibelakangnya. (SEMANGAT URI CHANYEOL YANG TAMPAN).

what chanyeol tampan? Memang iya!

Oke chanyeol memang muak dengan hal tersebut, dirinya nya memang tampan ia akui itu. Tapi apa perlu orang itu membuat poster yang berlebihan seperti ini? Ah ingat kan chnayeol jika saja seseorang itu bukan ayah kandungnya ia bersumpah sudah akan melemparnya ke kepanti rehabilitasi.

" presdir sangat cocok jadi pemandu sorak"

" tutup mulut mu!"

Bukan hanya sekedar menutup mulut, jongin seseorang yang tadi niatnya akan mengajak chanyeol bercanda demi menetral kan kegugupannya itu malah mendapat bentakan dari chanyeol. Dan sehun yang sedari tadi ikut memperhatikan keduannya pun menghampiri chanyeol berniat melakukan hal yang sama seperti jongin, tapi dalam cara yang berbeda tentu saja.

" aku setuju dengan apa yang kau ucapkan, selama bola ada ditangan kita selama itu pula kita harus mencetak angka!"

" memang sudah seharusnya"

Mereka berdua melakukan high five bersama, dengan keyakinan dan ambisi masing masing demi membuat pertandingan ini menjadi milik mereka. Dan disela high five itu pun chanyeol merasakan apa yang kemarin malam dokter katakan tentang bahunya

'jangan melakukan aktifitas berlebihan yang bisa membuat luka mu semakin parah'

'tapi aku ada pertandingan'

'kau harus membatalkannya, luka mu akan semakin parah!'

Sebenanrnya chanyeol diharuskan menjalani rawat inap kamarin malam, tapi mengingat besok ada pertandingan yang ditunggu tunggu oleh semua anggota timnya. Ia pun menolak rujukan dokter tersebut dan memilih pulang dengan perban yang bahkan masih belum sempurna dipasang dibahunya.

"lakukan yang terbaik untuk pertandingan hari ini"

Suara khas seseorang yang baru saja tiba itu membuat chanyeol sadar dari lamunannya, siapa lagi jika bukan sosok yang selama ini selalu berhasil menyita seluruh perhatiannya? Ya baekhyun.

Ia tersenyum dengan manis seperti biasa, chanyeol pun membalas senyumannya.

" wonho akan juga akan datang hari ini"

"benar kah?"

Baekhyun mengangguk, membuat chanyeol semakin diliputi kebahagian karena semua orang yang diaharapkannya hadir untuk menyemangati dirinya. Ya kecuali sosok yang masih setia menabuh drumnya disana

"apa kau tak menyukai nya?" Tanya baekhyun saat melihat tatapan jengah chanyeol

" apa kau bisa mengatakan pada pria tua itu untuk diam? "

Tunjuk chanyeol pada sang appa yang malah semakin gila dengan yel yel yang dibuatnya

(saranghaeyo park chanyeol, saranghaeyo park chanyeol)

Oke chanyeol benar benar muak, lebih baik dia yang diam kan? Dan baekhyun hanya terkekeh geli melihat reaksi chanyeol dan juga appanya.

Disaat chanyeol bisa melihat semua orang yang ia harapkan keberadaannya, sehun sama sekali tak mendapati kehadiran luhan di arena lapangan. Mungkinkah kekasihnya itu telat, oh kalau begitu ia harus segera menelponnya.

"lu, kau dimana? Pertandingan sebentar lagi akan dimulai"

Luhan yang saat ini sedang bersama dengan leo- teman kencannya disosial media kemarin menarik nafas tak kala mendengar suara sehun. leo sempat bergumam "nugu?" tapi luhan sama sekali tak menjawabnya dan malah pergi menjauh, mengambil jarak agar perbincangannya dengan sehun tidak didengar olehnya

"memangnya kenapa, ada ataupun tidaknya aku disana kau pasti bisa melakukan yang terbaik kan?"

"mengapa kau berkata seperti itu? Aku ingin kau berada disini, menyemangati ku lu"

"Jika aku meminta mu memilih antara meninggalkan pertandingan atau diriku, apa yang akan kau lakukan?"
"Mwo, sebenarnya kau ini kenapa xi luhan?"
"Ah lupakan, aku sudah tahu jawabannya. Semoga kau menang"

Bip
Bip
Bip

Sehun mengacak rambutnya frustasi, apa yang membuat luhan seperti ini? Dan apa maksud dari dirinya yang harus memilih antara basket atau luhan? Oke sehun mulai gelisah.

"Sehun-sshi"

Seseorang memanggilnya dari belakang, mengalihkan rasa frustasinya untuk beberapa saat.

"Oh minseok-sshi"

minseok, ya dia juga datang. Tentu saja karena dia adalah sahabat dari baekhyun dan juga luhan, oh tunggu luhan?

" aku tidak akan bertele tele, aku harus memberitahumu sesuatu yang aku khawatirkan."

Sehun berjalan mendekat ke arah minseok, dia tahu ini pasti ada hubungannya dengan sikap luhan yang aneh tadi

"Apa ini tentang luhan,?"

Minseok mengangguk, dan sehun semakin tak enak hati memikirkan kemungkin buruk yang terjadi kepada luhan.

"Dia pergi bersama teman kencannya yang baru ia kenal di sosial media malam tadi. Aku takut sesuatu terjadi padannya"
"astaga luhan, coba kau katakan semuannya"
"Semalam..."

Flasback

"Aku akan kencan dengannya besok"
"Yak xi luhan, besok kan pertandingan sehun. Mana boleh kau seperti itu"
"Aku lelah, ada atau tidaknya keberadaan ku disana dia tidak akan perduli."

Minseok datang menghampiri luhan dan duduk di hadapannya, mencoba mencari tahu ada apa dengan pemikiran sahabatnya itu

"Aku tidak mengerti, sebenarnya apa masalah mu lu?"
"Aku,,,," ada jeda dan tarikan nafas dalam yang dilakukan luhan, entah lah ia juga merasa berat dengan apa yang ia pikirkan

"Aku hanya merasa dia tidak benar benar mencintaiku, aku lelah. disini aku lah yang hanya memiliki perasaan itu. Sedangkan sehun ia bahkan tidak perduli pada keberadaan ku"
"Kau meragukam sehun?"
"Ah sudah lah, berkencan dengan leo mungkin tidak lah buruk."

Flasback end.

Sehun mendengus kecewa, bagaiaman bisa luhan meragukan perasaannya setelah apa yang mereka lewati selama ini. sadar lelaki di hadapannya ini sedikit terkejut, minseok pun mengembalikan fokus sehun dengan menepuk pundaknya.

"luhan bilang,mereka akan pergi ke namsan tower, kurasa mereka masih disana"
"Aku sama sekali tak berniat menyusulnya"

Apa, coba katakan apa yang minseok dengar barusan bukan lah berasal dari suara pria yang masih memiliki hubungan dengan sahabatnya luhan. Karena demi tuhan, ia bisa saja menampar sang ketua basket dihadapan penonton yang tengah bersorak meneriaki namanya

Priittt
Priittt

Suara yang bertanda bahwa permainan akan segera dimulai pun membuat sehun begitu saja meninggalkan minseok, berpura pura tidak peduli pada luhan seperti yang dikhawatirkan minseok. Ingatlah, Minseok itu tingkat kesabarannya sangat tinggi jadi jika ia sampai marah atau kesal itu berarti perkara itu benar benar sangat merepotkan. Dan...

"Yak kau, dasar brengsek!"

Akhirnya minseok mengumpat, walaupun sepertinya suaranya itu tak terdengar oleh siapapun bahkan oleh sehun sendiri. sumpah, suaranya lebih mirip sebuah dengkuran dibanding umpatan.

Lalu apa yang harus ia lakukan, siapa lagi yang bisa menolongnya agar bisa menyelamatkan sahabatnya itu?

.


"Siapa yang menelpon mu tadi?"
"Hanya seseorang yang sedang ku benci"
"Benar kah, dia bukan pacar mu kan?"

Luhan tersenyum kecut dengan mata yang masih setia menatap jalanan aspal, tak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan leo disampingnya, Sebenarnya jika saja bukan karena rasa frustasinya pada sehun ia tak akan pernah sudi pergi dengan pria yang baru dikenalnya ini, terlebih lagi pria ini sepertinya sangat arrgghh mesum?

Lihat baru bertemu beberapa jam saja leo sudah berani memegang pinggang luhan. Dan luhan pun tak semurahan itu dengan hanya berdiam diri saja. Ia beberapai kali menepis lengan itu, masih dengan cara sopan tentu saja.

Disaat yang bersamaa, kyungsoo sedang berlari terburu buru sambil sesekali memperhatikan jam yang berada dilengan kirinya. Menyumpahi sang supir taxi yang mengajaknya mengobrol tentang the lord of the ring hingga akhirnya ia berhenti sangat jauh dari tempat pemberhentian yang ia tuju.

'Semoga pertandingannya belum di mulai'

Tetap berdoa walaupun kecil kemungkinan dirinya akan tepat waktu, dan disaat terburu buru itu lah ia merasa melihat seseorang yang ia kenal?

'Bukan kah dia temannya baekhyun?'

Ya di sebrang jalan sana kyungsoo melihat luhan yang sedang berjalan berdampingan dengan seorang pria. Tapi sejak kapan sehun menjadi segemuk itu, maksudnya lebih berisi.? Oh astaga dia melupakan sesuatu. Sehun kan sedang berada di lapangan basket, beberapa menit lagi ia akan menjadi pemain inti antara pertandingan Sm dan Yg university. Lalu siapa lelaki yang bersama luhan disana?

Kyungsoo mengangkat bahu, 'apa peduli ku'. Ia pun kembali berlari... tapi, sesuatu yang entah apa membuatnya mengurungkan niat dan kembali memperhatikan luhan.


"Appa, kau sedang apa? Ishh hyung pasti akan merasa malu!"

wonhoo dengan pakaian santai itu baru saja tiba dan sudah berdiri di samping nickhun, menatap rindu sang ayah yang juga lama tak ia temui.
Dan wonhoo harus menggelengkan kepala karena sikap ayahnya yang masih belum berubah ini.

"Urri wonhoo-ya..."
Nickhun mengentikan seketika kegilaannya yang terlihat seperti cheerleder demi memeluk anak bungsunya. Ia memeluk wonhoo dengan sangat erat dan intim, walaupun yang dipeluk sepertinya sudah berontak meminta untuk dilepaskan

"Yak appa, lepaskan aku. Ishh ini menggelikan"

Wonhoo meronta sambil berteriak, astaga betapa susahnya melepas pelukan pria tua yang menjadi ayah kandungnya ini, apa ia memilkki semacam maghnet?

Tapi bukan nickhun namanya jika langsung menuruti kemauan sang anak, ia malah semakin gencar menciumi pipi gembul wonhoo. Yaampun memangnya wonhoo anak umur 3 tahun, dan heol apa kalian lupa dimana ini berada? Tempat umum.

.
Semua pemain sudah berada diposisi nya masing masing, chanyeol terlihat tidak sabar untuk memulai pertandingan ini begitu pula dengan teman satu timnya. Lain lagi dengan sehun yang saat wasit baru saja akan melempar bola pertama ia tiba tiba meminta time out.

Semua orang bingung, pertandingan bahkan belum dimulai dan sang ketua malah meminta time out, yang benar saja.

"jeohon-ah kau gantikan aku"

Jeohon tidak bisa menutupi rasa bahagiannya jujur saja. Ia kemudian bangkit dari kursi cadangan dan berlari menuju lapangan tempat dimana sehun berdiri.

Jadi jeohon benar benar menggantikan sehun? Jeohon?. Oke ribuan pasang mata turut membulat mendengar penuturan sehun yang tiba tiba mengambil keputusan mencengangkan di saat saat seperti ini.

"Ku serahkan semuannya pada mu"

Kini giliran chanyeol yang mendapat amanat dari sehun, dan dengan senang hati chanyeol akan menerima dan menjalankan semua itu.

" lakukan apa yang menurut mu lebih penting, semuanya biar aku yang urus"

Kepalan tangan yang di pukulkan ke dada kiri yang dilakukan chanyeol pun membuat sehun semakin percaya pada chanyeol.

"aku akan berjuang sampai akhir"

Tambah chanyeol lagi disaat sehun berlari dan meraih jaketnya yang berada di kursi pemain.
Dan sehun pun mulai berlari mencari cari keberadaan luhan, meninggalkan pertandingan yang selama ini ia tunggu tunggu. Melempar tanggung jawab kepada orang lain dan semua itu hanya demi luhan, ya demi luhannya.

sementara itu di tengah perjalanan menuju namsan tower leo mengatakan bahwa ia lupa mengerjakan tugas mata kuliahnya yang besok pagi harus dikumpulkan. leo pun mengajak luhan untuk mampir ke rumahnya yang tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. awalnya luhan menolak, tapi karena leo mengatakan bahwa ini tidak akan lama akhirnya luhan pun dengan terpaksa menyetujuinya.

Babak pertama dimenangkan oleh tim SM yang hanya unggul dengan pautan poin 8 angka dari tim YG. Dan hampir semua poin dihasil kan oleh chanyeol,baekhyun sangat bahagia ketika melihat permainan dari kekasihnya, ia benar benar berusaha keras pikirnya. Tapi entah mengapa gerakan chanyeol tidak lah sama seperti biasannya, apa terjadi sesuatu? Semuanya terlihat saat dipertengahan babak pertama sampai babak pertama berakhir. Ada yang aneh dengan chanyeol.

"Kau baik baik saja?"

Tanya baekhyun yang kini tengah beridiri disamping chanyeol sambil menjulurkan minuman untuk sang wakil ketua. Waktu break 2 menit sebelum memasuki babak ke 2

"Mungkin karena kapten tidak ada,"
"Benar kah?"

Tanya Baekhyun ragu.

"Tentu saja tidak. Aku hanya perlu mengisi ulang energi ku" timpal chanyeol, berusaha menghilangkan ke khawatiran baekhyun yang nampaknya mulai menyadari apa yang terjadi pada gerak tubuhnya.

"Apa yang kau butuhkan, minuman dingin? Softdrink?"
"bukan itu semua, aku hanya butuh. Ciuman!"
"Yak berhenti bercanda. Ajjushi sedang berada disini."

Bentak baekhyun, ishhh chanyeol ini suka kadang kadang gila. Apa ia mau membuat pertunjukan live? Akan jadi apa berita mading esok hari? 'Anak presdir dari Sm university yang bernama park chanyeol berciuman mesra di arena lapangan bola basket saat pertandingan melawan tim YG. Dan wanita beruntung itu tak lain dan tak bukan adalah kakanya sendiri, byun baekhyun!'

Deg, no no no!

"Yasudah, dibabak kedua nanti aku tidak akan ikut bermain!"

Apa ini, ancaman? Kuatkan baekhyun ya tuhan. tidak ada cara lain selain menuruti kemauman pria dihadapannya ini, dengan hati hati baekhyun menelusuri semua orang yang dibangku penonton berharap tidak ada pasang mata yang akan memergoki aksinya mencium chanyeol termasuk nickhun yang duduk di bangku penonton yang paling depan itu. Dan,

Chu...

Baekhyun mencium tepat di pipi chanyeol, dan ia pun secepat kilat berbalik memunggungi chanyeol. Berpura pura tidak terjadi apa apa antara dirinya dan juga chanyeol. Dan kedua anak ini pun masing masing saling mengulum senyum, tapi di saat bersamaan itu pula rasa sakit yang ada di punggung chanyeol mulai terasa kah ia sanggup bertahan sampai babak ke 4?


Sehun masih belum menemukan keberadaan luhan, padahal ia sudah hampir sampai di namsan tower, tapi ia tidak akan menyerah. Ketika itu luhan telah tiba di rumah leo. leo pun menyuruhnya masuk kedalam, Gadis yang selalu membawa payung merah itu pun Nampak ragu pasalnya sejak pertama kali bertemu dengan leo pikiran negative tentang pria ini selalu terlintas berkali kali juga ia menghapus dan kembali berpikir positive bahwa pria yang kini membukakan pintu untuknya itu adalah pria yang akhirnya Luhan pun masuk dan meninggalkan payung merahnya di depan pintu rumah leo

Sehun berjalan lesu, ia lelah mencari keberadaan luhan. Semua penjuru di namsan tower sudah ia datangi, tapi tidak ada sebenarnya gadis itu?

"sehun!"

Seseorang memanggil namanya di belakang sana, mungkin kah dia luhan? Luhan-nya?. Sehun pun membalik kan badan dan meilihat siapa gerangan yang tadi memanggilnya, ia sudah berniat akan mengomeli luhan yang sudah berani berkencan dengan pria lain, tapi orang itu…..

" kenapa kau ada disini? Kau harus nya sedang bertanding dilapangan!"

Dia kyungsoo, ya kyungsoo. Sehun kembali diliputi rasa kecewanya. Ia sungguh sangat berharap bahwa seseorang yang tadi memanggilnya itu adalah luhan. Tapi tunggu jika kyungsoo bisa bertanya seperti itu pada sehun. Lalu kenapa sehun juga tidak bisa mempunyai pertanyaan yang sama?

" dan kau, apa yang kau lakukan disini?"

Oke, baik sehun maupun kyungsoo memiliki pertanyaan dan jawaban yang nampaknya akan berakhir pada seseorang yang sama yaitu, luhan.

" luhan-ssi kau tahu, kau itu sangat manis."

" aku tahu, dan berhenti menatap ku seperti itu"

" wae? Kau terlalu naïf disini hanya ada kita berdua luhan ssi"

" apa yang kau pikirkan?"

Ini bahkan belum ada lima menit dari kedatangan luhan dirumah leo, tapi lihat lelaki itu sudah mulai bersikap kurang ajar. Ia memegangi kedua lengan luhan dengan erat. Mencoba mencium bibirnya dengan paksa, luhan pun berteriak sekencang kencangnya dan terus berusaha meloloskan diri. Dan disaat itulah sehun dan kyungsoo mendengar suara luhan, tak pikir panjang lagi sehun langsung berlari menghampiri rumah itu dan mendobrak pintu yang sepertinya sengaja di kunci dari dalam oleh leo dari dalam.

Luhan terkejut saat mengetahui sehun datang, terlebih lagi saat sang kekasih menarik keras kerah baju leo dan memukulinya tanpa ampun sampai lelaki brengsek itu pingsan dan tak sadarkan diri karena pukulan yang diberikan sehun.

di saat sehun masih saja memukuli wajah leo yang bahkan sudah terkapar,disana luhan hanya bisa menangis. Sadar ia melupakan keberadaan kekasihnya sehun pun menghentikan tindakannya itu. Ia berdiri dan menghampiri luhan-nya yang hampir saja mendapat hal tidak senonoh dari pria bernama leo tersebut.

"aku hanya ingin kau merasa bangga memiliki kekasih seperti diriku, karena itu aku berlatih keras untuk pertandingan ini" jedanya, luhan bahkan tak berani menatap mata sehun. Ia sangat malu dengan tindakan bodohnya itu.

"dari pada menuntut ku untuk melakukan sebuah pilihan, bukan kah lebih baik kau berpikir ulang tentang metode kencan buta bodoh ini? Aku bahkan sangat menghargai dirimu, tapi mengapa kau malah tak menghargai dirimu sendiri?"

Setelah mengucapkan kata kata yang menusuk itu sehun begitu saja pergi meninggalkan luhan yang semakin menangis tersedu sedu. Terlebih lagi luhan sangat menyesal karena demi dirinya sehun meinggalkan pertandingan yang sedang berlangsung, tapi seseorang yang dipilihnya justru bertindak semurahan ini.

Priiiitttt

Suara peluit dari wasit menandakan babak ke 2 telah dimulai, pertandingan pun dilanjutkan masih dengan formasi yang sama, tim YG nampaknya belajar dari ketertinggalannya di babak pertama yang mengharuskan mereka tertinggal 8 poin dari tim SM. Mereka menekan dan terus menyudutkan chanyeol, semua gerak chanyeol bernar benar dihalangi oleh pemain tim YG, karena sekarang mereka tahu siapa pemain terbaik di SM yang selalu berhasil mencetak angka dengan sempurna.

Sebuah poin di dapat oleh tim YG di babak ke 2 ini, dan chanyeol ia sudah mulai kesulitan berlari karena rasa nyeri di punggungnya kini sudah menjalar. Tapi dengan sisa tenaga yang ia punya ia pun sebisa mungkin akan terus bertahan sampai pertandingan selesai, seperti janjinya pada sang kapten.

Tapi nampaknya baekhyun sudah mulai khawatir dengan keadaan chanyeol, semua tentang keanehan yang dilakuakn chanyeol ditambah lagi permainan sudah mulai kasar. Mereka kini tak segan segan melakukan fol demi merebut bola dari tim lawan. Dan baekhyun merasa ini tidak baik untuk chanyeol terlebih disaat keadaannya seperti sekarang ini.

" tadinya aku berpikir kau adalah wanita yang dewasa dan bebas, tak kusangka kau bisa berbuat nekat seperti ini hanya karena CINTA!"

Oh kita pasti sudah tahu siapa yang berkata seperti itu di saat seperti ini, siapa lagi jika bukan kyungsoo? Si pemilik mulut pedas?

Ya dia memang berdiri dibalik pintu saat melihat sekilas apa yang terjadi didalam. Dan ia tak pernah ingin mencampuri urusan orang lain dengan ikut menengahi atau sekedar melerai sehun yang saat itu sialnya lebih menakutkan dari chanyeol yang sedang marah.

" kau benar, aku memang memalukan!" jawab luhan sambil sesegukan,

Hmm akan sangat sulit jika harus menanggapi wanita saat sedang patah hati seperti ini, dan kyungsoo ia tak ingin menghabiskan waktunya untuk itu. Terlebih lagi disaat ada pertandingan yang harus ditontonnya

" aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi aku harus pergi kepertandingan. Kau mau ikut?"

Luhan tak bergeming, untuk mengangkat pantat dari kursi saja ia rasanya malas. Terlebih lagi ia belum siap untuk bertemu sehun disaat seperti ini.

" oh ayolah, sekarang atau tidak sama sekali?"

Dan entah kenapa paksaan kyungsoo tersebut malah membuatnya sadar bahwa ia harus berubah, dan membenahi diri demi memperbaiki semua kesalahannya. Dan hal itu harus dilakukan sekarang juga!

" ne, kajja"

Kyungsoo pun tersenyum ramah, dan menarik lengan luhan.


Pertandingan sudah memasuki babak terakhir, skor sementara masih 71-78 dan tim dari YG lebih unggung. Jika hal ini terus dibiarkan maka mereka semua akan kalah, dan bersyukurlah disaat seperti ini sehun sang kapten datang. Baekhyun pun segera menyambar lengan sehun dan meminta nya masuk untuk menggantika chanyeol yang Nampak nya sudah…

Duaghh…

Chanyeol terjatuh dan mengeluarkan banyak darah dari dalam mulutnya, sehun dan juga baekhyun berlari menghampiri chanyeol dengan kekhawatiran yang besar. Pertandingan pun diberhentikan sementara.

"aa apa urusan mu sudah selesai, kapten?" Tanya chanyeol dengan penuh kesakitan, dan baekhyun tak tahan melihat itu, matanya panas!

" nde, sekarang biarkan aku yang mengambil alih. Sepertinya kau butuh perawatan"

" kau benar, ku serahkan semuanya pada mu"

Nickhun pun datang dengan beberapa bodyguard nya, membantunya membopong tubuh chanyeol untuk dibawa ke rumah sakit. Wonhoo yang juga baru tiba menggenggam lengan baekhyun kuat, memberikan rasa lega dan kekuatan bahwa chanyeol pasti akan baik baik saja. Dan mereka pun menyusul kerumah sakit.

Priitttt

Pertandingan dimulai kembali, sehun kembali mengubah strategi yang dijalankan. Ia menempatkan jongin dan juga jinhwan di depan sebagai play maker. Dan dirinya tentu saja senter.

Jongin yang pertama mencetak angkat, dan kyungsoo yang baru saja datang bersama luhan pun bersorak gembira sambil melakukan kontak mata dengan jongin sendiri. Sedangkan minseok langsung memeluk luhan lega, bersyukur sahabatnya itu baik baik saja.

Dan dimenit menit terkahir pertandingan, focus sehun mulai berkurang akrena menydari keberadaan luhan yang tengah memperhatikannya, pikirnya akan percuma jika ia mecetak angka. Jadi leih baik ia hanya menjadi pengoper saja. Dan hal itu membuat luhan sedih juga kecewa.

Sampai akhirnya, babak penentuan pun tiba. Sehun yang mendapat kesempatan free-throw karena fall yang dilakukan tim YG pun membuat seluruh penonton penasaran. Pasalnya poin ini akan sangat menentukan, jika saja sehun mampu memasukan bola itu maka tim SM akan mendapatkan satu poin di atas tim YG yang mana akan langsung mengantar kan mereka kedalam kemenangan.

Dan tentu saja luhan tidak akan membiarkan sehun-nya melakukan hal yang sama seperti tadi, ia berjalan kepinggir lapang, berdiri ditempat dimana dengan jelas ia bisa melihat sehun.

" sehun-ah,,, semangat lah. Pemain basket oh sehun adalah lelaki yang paling dicintai oleh xi luhan!"

Demi neptunus, luhan berteriak tanpa ragu ataupu malu, lihat pasang mata yang kini memelototinya, dan oh jangan lupakan bagaiaman kyungsoo juga minseok yang menggeleng dan menutup wajah mereka dengan pasrah.

Tapi birakan saja semua orang seperti itu, karena saat ini dimata sehun, luhan-nya terlihat sangat manis. Dan ia tersenyum bahagia karena tembakan yang ia hasilkan benar benar masuk kedalam ring.

Pritt

Pritt

Pritt

Pertandingan pun usai dengan tin SM yang unggul satu poin diatas tim YG, semua pun bersorak bahagia. Kecuali luhan yang detik selanjutnya langsung berlari meninggalkan hall basket, sehun yang menyadari hal itu pun ikut berlari mengejar luhan.

"kau mau pergi kemana?"

Sehun berhasil menghentikan langkah luhan tepat setelah melewati puluhan anak tangga diluar hall. Yang ditanya hanya diam dan belum berani menatap sehun,

" aku.. hmm aku sudah tidak percaya diri lagi untuk tetap menajdi kekasih mu"

"astaga, mengapa kalian para gadis selalu berpikir dengan cara yang aneh?"

"karena kau kekasih yang sangat hebat, sedang kan aku lelah selalu menajdi pihak yang mencintai disini"

" tidak, itu tidak benar. Aku masih ingin kau menjadi kekasih ku. Arraseo?"

Luhan terkejut, kini ia sudah bisa menatap mata sehun demi mencari keseriusan di balik matanya tentang semua kata kata yang dia katakana tadi.

" dengar, jika kau lelah, maka aku yang akan memulainya. Aku akan menjadi yang lebih dulu memelukmu menggenggam tangan mu, menelpon mu dan…."

Tatapan sehun berhenti tepat di bibir merah muda luhan, ia memperhatikan bibir itu layaknya sebuah madu yang sudah lama sangat ingin ia kecap. Dan sepertinya inilah saat yang tepat…

Luhan yang terlebih dulu menutup matanya, bersiap menyambut ciuman pertamanya bersama sehun. Tapi ketika itu,….

" sehun-ah,,, semangat lah. Pemain basket oh sehun adalah lelaki yang paling dicintai oleh xi luhan!"

Semua teman teman satu tim sehun berjongkok dan mengelilingi keduanya dengan tatapan memuja, menggoda sang kapten yang hari ini sukses besar membawa timnya dalam kemenangan.

Arrgghhh luhan mendengus kecewa karena ciuamn pertamanya bersama sehun menjadi gagal.

Chanyeol bersikeras meningglakan rumah sakit setalah dokter memeriksa lukanya, dokter memang mengatakan chanyeol tak mengalami luka yang cukup serius. Tapi tetap saja baekhyun mengomel sepanjang jalan karena kekeras kepalaan kekasihnya. Katanya sih ia harus kembali melihat jalannya pertandingan, dan sebelum baekhyun sempat menjawab ke omong kosongan chanyeol, minseok menelpon nya dan mengatakan bahwa SM menang.

" yey, kita menang. Kita menang kita menang"

Teriak baekhyun dengan kegirangan, wonhoo yang berad disampingnya pun ikut heboh dengan bergabung bersama kegilaan baekhyun yang menari nari tak jelas. Sedangkan chanyeol ia tersenyum bangga.

" seandainya aku juga bisa ikut bermain" ucap sedih wonhoo, karena penyakit yang dideritanya lah yang mengharuskan ia tak boleh beraktifitas berat, apa lagi olah raga seperti basket?

" kau bisa bermain, kau sudah sehat kan? Kau hanya harus terus berolah raga dengan rutin"

Ucap chanyeol menyemangati.

"Kau benar hyung, kau bahkan masih bisa bermain dalam keadaan terluka seperti tadi. Aku harus mencobanya, terimakasih hyung"

Chanyeol mengangguk sambil tersenyum, akan menjadi hal yang bagus jika wonhoo berani melakukan hal yang baru. Dan chanyeol sangat mendukungnya.

"Tapi kau masih harus istitahat chanyeol," oh chanyeol lupa dengan siapa yang berada di sampingnya ini, wanita yang suka sekali mengkhawatirkan orang lain. Hey yeol kau itu bukan orang lain bagi baekhyun.

"Kau benar nunna, tapi hyung. Bagiaman bisa kau mendapatkan luka di bahu mu? Apa seseorang melukai mu?"

Oh apa kah wonhoo akan menjadi the next baekhyun? Mengapa mereka cerewet sekali sih?

"Arrrrrggggggghhhhhhhh"

Baekhyun dan wonhoo terkejut karena teriakan chanyeol yang terlihat seperti seseorang menahan sakit, hal itu membuat baekhyun waupun wonhoo mendekat dan mengguncang badan chanyeol dengan kencang.

"Chanyeol wae? Dimana yang sakit, ayo kita kembali ke rumah sakit"
"Hyung ku mohon..."
"Yak! Kalian sangat ribut. Ishh menjengkel sekali"

Oke kini giliran baekhyun dan wonhoo yang kesal karena sudah berhasil ditipu oleh chanyeol yang berpura pura kesakitan. Chanyeol pun berjalan mendahului baekhyun dan wonhoo.

"Haha sepertinya hyung hanya malu,"

Wonhoo mencoba menenangkan baekhyun yang terlihat kesal, tapi baekhyun malah memasang wajah tak mengerti. Lalu tiba tiba saja wonhoo berteriak sambik berkata

"Maksudnya, HYUNG KU ITU HANYA BERTINGKAH SOK KEREN!"

Chanyeol pun menghentikan langkahnya dan menatap wonhoo dan baekhyun tak suka, terlebih saat melihat gelak tawa keduanya yang saling ber high five.

"Kalian tidak akan pergi? Cepat jalan, dasar lelet!"

Oke sudah cukup rasanya menggoda chanyeol,mereka berdua harus segera menyusulnya kedalam mobil jika saja mereka tidak ingin ditinggal oleh chanyeol.

Dan saat didalam mobil, baekhyun pun terlelap lelah, Dengan menjadikan bahu chanyeol sebagai bantal instannya.

"Hyung, putar ini saat tiba dirumah"

Chnayeol kira wonhoo juga ikut terlelap seperti baekhyun dibangku depan sana, tapi ia masih terjaga sama seperti chanyeol.

"Apa ini, CD?"
"Hmmm tonton lah hyung."

Apa isi dari CD ini, dan untuk apa wonhoo memintanya agar menonton CD ini? Oh ini bukan film porno kan? Awas saja jika perkiraannya benar,ia pasti akan meminta adiknya itu untuk memberikannya lagi. Kkk bercanda!

Setibannya dirumah, chanyeol langsung menuju ruang tengah dan menekan tombol on DVDnya. Ia sangat penasaran dengan CD ini.

Dan saat sebuah gambar tertera dilayar tvnya yang lebar itu, chanyeol terkejut. Video ini adalah video dimana dirinya dan baekhyun berpelukan tempo hari saat jamuan makan malam keluarga untuk pertama kalinya.

Chanyeol tak mengerti bagaimana bisa wonhoo mendaptkan rekaman ini? Dan tanpa pikir panjang lagi ia segera mematikan nya, tiba tiba saja chanyeol jadi terdiam dan mengingat sesuatu.

Sehun berada di lapangan basket, mengatahakan bola pada ring dan memasukannya dengan sempurna, ia kembali teringat dan selalu tersenyum akan teriakan luhan saat kemarin di detik detik dirinya free throw yang membawa timnya kedalam kemenangan.

Chanyeol mengejutkan sang kapten dengan 3 poin nya dibelakang sana, ia berjalan mendekat menghampiri sehun.

"Tidak asyik jika bolanya tidak direbutkan"
Tantang chanyeol,yang tentu saja langsung diterima oleh sehun.

"Ayo kita lihat seberapa sehat dirimu?"

Dan mereka pun bermain satu lawan satu, tentu dengan kegembiraan yang sama atas kemenangan yang telah diraih. Setelah dirasa cukup membuat kaos yang dipakainya basah karena keringat,mereka berdua pun menghentikan permainan dengan saling duduk membelakangi dan saling bersender di punggung.

"Aku mengerti sekarang, di dunia nyata ini kau tidak hanya berperan sebagai seorang kapten"

Chanyeol yang pertama membuka perbincangan

"Kau benar, aku harus mengalami situasi dimana aku lah pelindung wanita yang kucintai. Bahkan sampai merelakan pertandingan demi wanita itu"
"Woah... bahkan sebagai lelaki pun aku akan jatuh cinta pada mu"

Ucap chanyeol yang sarat akan ledekan, isshh sejak kapan kapten basketnya ini bisa berkata kata sok puitis seperti itu?

"Kau tidak harus menunggu sampai waktunya hanya untuk menunjukan perasaan mu pada wanita itu, jika kau mengatakannya lebih awal pacar mu itu tidak akan marah pada mu"
"Siapa yang menasehati siapa disini, aku bahkan lebih tua dari mu."
"Cuma 530 hari"
"Itu sama saja setahun,bodoh!"

Kau salah jika meminta kesopanan chanyeol, sehun. Memangnya dari awal chanyeol pernah memanggil sehun dengan sebutan hyung? Ah tunggu sampai mimi peri yang mengaku ngaku mengandung anak mu itu melahirkan, sehun-ah.

Kantin.

Suasana kantin tidak terlalu ramai, hanya segelintir orang yang berada disini. Ya akhir akhir ini anak anak kampus lebih memilih makan keluar dari pada di kantin kampus,padahal hey makanan disini tidak terlalu buruk.

Baekhyun yang sudah membawa nampan berisi makanan itu pun mencari sosok yang membuatnya datang kekantin, ya siapa lagi jika bukan chanyeol? Tapi dimana lelakinya itu ya?

"Apa kau mau pergi malam natal nanti, dengan ku?"

Oh siapa disana,ya gadis yang terlihat mengemis kencan pada seorang pria yang sedang makan tanpa memperhatikan gadis yang berbicara dan duduk disampingnya. Astaga tunggu, dia kan chanyeol? Ah dia jadi malas ke kantin, tahu akan melihat chanyeol di kelilingi 2 gadis itu baekhyun pasti memilih ikut makan keluar bersama luhan dan minseok. Tapi apa boleh buat, makanan sudah ada di tangannya,kan sayang jika tidak dimakan. Oke ayo makan di meja pojok sana agar chanyeol tidak melihat mu,batin baekhyun.

"Aku sudah ada janji"

Samar, tapi baekhyun bisa mendengar suara itu. Omo... chanyeol menolaknya? Tapi janji dengan siapa yang dimaksud chanyeol?

Chanyeol berpindah meja karena risih terus diganggu oleh wanita wanita ini pada saat dirinya sedang makan. Tapi wanita itu pun tidak menyerah, mereka berdua masih terus mengikuti chanyeol

"Oppa ku mohon,pergilah dengan ku"
"Tidak,aku sibuk"

Salah satu wanita yang mungkin sahabatnya itu setengah berbisik

"Kubilang apa, dia sudah punya kekasih. Ayo pergi"
"Ishh,menyebalkan"

Kedua wanita itu akhirnya pun menyerah dan pergi meninggalkan chanyeol. Baekhyun terkekeh geli saat melihat wajah kesal gadis itu, tapi ia juga kecewa dan memajukan bibir nya karena jika saja ia bukan calon kaka tiri chanyeol mungkin ia sudah mengatakan bahwa dirinyanya yang sedang mereka bicarakan.

"Tidak sopan, kau memasang wajah seperti itu ketika sebuah makanan ada didepan mu"

Suara bass chanyeol membuat baekhyun mendongkak, bagaiaman mungkin chanyeol bisa tahu bahwa dirinya berada disini? Dan sejak kapan pula dirinya sudah duduk disamping kirinya?

" janji di malam natal eoh, dengan siapa?" Tanya pelan baekhyun, jujur saja ia sangat berharap jika ia lah yang akan di ajak chanyeol pergi demi menghabiskan malam natal. Ah tapi baekhyun tidak mau berharap lebih dulu.

"Tentu saja dengan mu, aku akan mengajak mu!"
"Jinjja?"

Tanya baekhyun terlampau bahagia, akhirnya apa yang ia harapkan benar terjadi. dan chanyeol hanya mengangguk sambil melanjutkan makannya tanpa melihat wajah merah baekhyun disana.

-
Gadis ber eye liner itu terus saja memandangi pohon natal yang tempo hari dibuatkan chanyeol,baekhyun jadi sadar sesuatu. Selama ini chanyeol selalu memberikan sesuatu yang membahagiankan bagi baekhyun salah satunya ya pohon natal ini. Dan ia sama sekali belum pernah melakukan hal itu pada chanyeol, jadi ia berniat memberikan sesuatu yang dibuatnya sendiri untuk hadiah natalnya pada chanyeol.

Baekhyun pun melesat pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli semua bahan yang ia butuhkan untuk sesuatu yang akan ia buat nanti.

Sementara itu sehun sedang tidur dengan nyenyak, bagaimana tidak ia sedang bermimpi berduaan dengan luhan dan aigoo mungkinkah ia bermimpi yang jorok?

"Apa yang kau impikan bocah"

PLAK.

Sebuah pukulan ringan tapi cukup membuat sehun terbangun dengan pening dikepala, ia berdecih ternyata apa yang tadi ia alami dengan luhan adalah mimpi?

"Halmoni,... tidak bisakah lebih lembut lagi jika membangunkan ku?"
"Apa itu mimpi yang bagus?"

Sehun bingung, bagaimana bisa neneknya tahu bahwa itu lebih dari sebuah mimpi bagus bagi dirinya?

"Me mengapa halmoeni bertanya seperti itu?"
"Kau menciumi bantal bau mu dengan sangat menggelikan!"

What?
Oke ketahuan sudah apa mimpinya barusan, ishh lagi pula kenapa neneknya itu harus masuk ke kamar tanpa mengetuk dulu sih.

" kau akan terus seperti ini,? Tidak berencana untuk membersihkan diri dan pergi berkencan?"
"Kencan,... mwo kencan? Pukul berapa sekarang, isshhh aku terlambat lagi"

Sehun,apa kau akan terlambat lagi dikencan mu ini? Oh semoga luhan mengampuni mu. Sehun buru buru membasuh wajahnya di washtafle

"Wah kau benar benar sudah memiliki seorang kekasih rupannya. Apa kau sudah menciumnya juga?"
"Hampir"
"Lalu?"
"Tidak terjadi apa apa"

Plak

Neneknya memukul tepat dibagian bokong sehun yang datar, oh my mengapa neneknya bersikap seperti ini?

"Jangan ikuti jejak kakek mu,dia itu begitu bodoh sehingga selalu harus dipaksa"

Sehun menggelengkan kepala, neneknya ini masih saja mencampuri urusan anak muda.

"Kau adalah cucu ku, jadi sebagai pria sejati kau harus memulainya duluan!"
"Memulai ?" Tanya sehun tak paham

"CIUM DIA"

TBC/END ?


long time no see ...

setelah sekian lama hiatus akhirnya saya kembali lagi

sumpah udah berapa lama ya ff ini dianggurin begitu saja? maafkan saya yah...

kesibukan didunia nyata membuat tidak bisa melanjutkan ff ini dengan cepat

bagaimana apakah masih ada yang menunggu ff ini? jika tidak maka ff ini mungkin sampai disini saja

tapi jika masih ada yang menunggu ,,,, jangan bosan ya soalnya pasti bakal lama banget updatenya

Okeyyyyy sampai jumpa di chap selanjutnya ...

thanks,

See you next chapter

byeeeee :)