.

My Lovely Bento

.

Naruto © Masashi Kishimoto

.

~This story is Mine~

Warn: Gaje, Miss-Typo, Dll

.

~Don't like Don't read~

.


Notif :

Bentō(弁当atauべんとう?) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain (wikia)


.

.

Surainya yang pendek melayang dengan indahnya terbawa angin. Hari ini adalah hari dimana kelopak Sakura akan berjatuhan dengan indahnya. Ia telah membuat janji dengan teman-temannya untuk melakukan Hanami bersama, oleh karena itulah ia benar-benar bersemangat. Senyuman lebar tak juga hilang dari wajahnya yang terlihat berseri-seri. Iris Hijaunya terlihat berkilau.

Hari ini Haruno Sakura akan menghabiskan waktu dengan Sahabatnya, Gaara dan Naruto. "Maaf lama menunggu" Ujar Sakura setengah terengah.

"Yo, Sakura-chan!" Ujar Pria kecil berambut pirang sembari tersenyum lebar.

"Ayo cepat! kau tak mau ketinggalan melihat bunga Sakura?! Aku dan Naruto menunggu!" Tanya sesosok pria kecil yang berada disamping bocah pirang itu.

"Ayolah, Gaara. Sakura-chan tak terlambat sama sekali" ujar si Pirang sedikit merengut.

"sudahlah, kalian berdua! Ayo kita segera pergi" Sakura dengan cepat menari kedua tangan bocah lelaki bernama Gaara dan Naruto itu.

Ketiganya adalah Sahabat, persahabatan yang begitu manis karena ketiganya selalu bersama dan begitu bersahabat. Sejak kecil, Sakura selalu bersama kedua pria kecil ini. ia selalu dilindungi dan diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu, Sakura sangat menyayangi kedua Sahabatnya.

.

Ia masih berumur 6 tahun dan masih menduduki kelas 1 Sekolah dasar, ia masih buta dalam segala hal. Tapi ia mengerti bagaimana perasaannya pada kedua sahabat baiknya. Mereka begitu berharga bagi Sakura. Ia tak ingin kehilangan mereka. Apa ia menyukai salah satunya? tentu saja tidak, ia menyukai keduanya. Namun, entah mengapa ada sedikit yang aneh. Ia selalu bahagia disamping mereka berdua tapi ia tak pernah merasakan ini sebelumnya.

Jantungnya berpacu kencang saat ia melihat sosok itu, Uchiha Sasuke. anak laki-laki yang banyak disukai oleh teman-temannya dan memiliki sikap yang dingin dan begitu sulit untuk didekati. Entah mengapa wajahnya terasa panas saat ia menatap pria bermarga Uchiha itu. apa itu berarti ia mulai terkena wabah penyakit yang selalu Naruto katakan untuk menakutinya? Sakit jantung? Apapun itu... Ia tak suka ini.

Ini berawal saat Sakura ditinggalkan oleh teman-temannya untuk membersihkan kelas, saat itu Naruto dan Gaara sedang tak masuk sekolah karena pekerjaan orang tua mereka yang saling bekerja sama.

Ia hanyalah kelas 1 sekolah dasar biasa. Mana mungkin ia bisa membersihkan kelas yang begitu luas ini sendirian. Ia juga sempat berpikir untuk pergi, tapi jika ia pergi.. siapa yang akan membersihkan kelasnya? Disaat ia hampir saja menangis, sosok kecil Uchiha Sasuke-lah yang tiba-tiba datang.

Meski bernada sedikit dingin ia berkata bahwa ia tak akan diam saja jika ada seorang gadis membersihkan kelas sendirian. Sasuke hanya membantunya, dan jantungnya masih baik-baik saja saat itu. tapi saat ia terjatuh karena terpeleset oleh kain pel basah yang ia taruh di lantai sehingga membuat kakinya terkilir, rasanya benar-benar sakit dan ia tak bisa menahan tangisannya lagi. Saat itulah Uchiha Sasuke kembali menolongnya, ia membawa Sakura ke UKS dan mengantarnya pulang dengan cara mengendong Sakura dibelakang punggungnya yang kecil.

Saat itulah jantungnya mulai berdetak lebih cepat saat ia bersama pria itu. kebaikan Sasuke padanya membuat Sakura tak bisa membuat dirinya melihat Uchiha Sasuke seperti dulu. Tak berdebar seperti dulu.

Ia tak pernah merasakannya pada siapapun bahkan pada Naruto dan juga Gaara. Meskipun mereka telah lama bersahabat, entah mengapa hanya pada Sasuke jantungnya benar-benar berdebar. Hanya Sasuke seorang. Padahal ia belum lama mengenalnya. Hanya bantuan kecil dari si Uchiha kecil itu dapat membuat dirinya ternyum begitu saja saat ia memikirkan pria itu. Membuat seluruh dunia-nya mulai berubah.

'kau menyukai seseorang' itulah jawaban temannya saat ia bertanya tetang jantungnya yang aneh.

Apa benar? Ia menyukai Sasuke? Ia bahkan bingung apa maksud dari perkataan temannya, ia selalu menyukai semua orang, tapi ia tak pernah seperti ini. entah mengapa semakin lama ia ingin dekat dengan Sasuke. ia juga mulai memanjangkan rambutnya saat mengetahui bahwa Sasuke menyukai gadis berambut panjang. Ia ingin Sasuke melihatnya.

Mungkinkah ini yang selalu ia dengar di televisi? Cinta pertama?

.

"Sakura-chan? Kenapa kau melamun?" ujar Naruto heran sambil terus melahap kue dango yang dibawa Sakura.

"eh? Aku tak apa-apa." Jawab Sakura singkat. Sakura melirik kedua sahabatnya itu, ia bertanya-tanya, apa ia katakan saja pada mereka berdua tentang perasaan anehnya pada Sasuke? ia berusaha menimbang-nimbang "A-ano.."

"hm?" gumam Naruto dan Gaara secara bersamaan.

Sakura mengigit bibir bawahnya perlahan "i-itu.. apa.. kalian.. pernah menyukai seseorang?"

Naruto dan Gaara secara bersamaan menoleh satu sama lain lalu kembali menatap Sakura heran. "ada apa denganmu, Sakura?" Gaara mengerutkan dahinya yang lebar.

Sakura menghela napas sejenak "Akhir-akhir ini, aku mulai merasa aneh.." Sakura menelan ludahnya "sepertinya aku menyukai seseorang..." wajahnya mulai merona

Gaara menatap Sakura tanpa ekspresi. Iris Naruto melirik Gaara sejenak dan langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Naruto tahu, dari dulu memang Gaara menyukai jika ia berkata ia tak pernah menyukai Sahabat merah mudanya itu.

di dunia ini tak ada persahabatan yang tak pernah dihinggapi perasaan suka, dan jujur saja, Ia juga pernah menyukai gadis manis itu, tapi saat ia tahu Gaara juga menyukai Sakura. Perlahan ia mundur dan mulai mendukung kedua Sahabatnya.

Naruto menunduk dan menarik napas panjang "He-hey.. bagaimana kalau kita kembali ke-""diam Naruto, aku ingin mendengar apa yang Sakura ingin katakan" Gaaar dengan cepat memotong kata-katanya. Naruto yakin Gaara tahu bahwa ia mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Gaara.. Naruto... ada sesuatu yang aneh saat aku menatapnya.. aku tiba-tiba saja merasa malu saat aku menatapnya. Dan wajahku juga tiba-tiba saja terasa panas dan memerah. Jantungku berdetak lebih cepat saat aku memikirkannya..."

Naruto terdiam mendengar perkataan Sakura. Ia memang tak terlalu mengerti tentang wanita, tapi ia mengerti. Sakura benar-benar sedang menyukai seseorang dengan cara yang berbeda. Dapat dilihat dari pandangan matanya yang begitu berkilau saat mengatakan tentang anak laki-laki yang disukainya. Pandangan yang bahkan belum ia lihat sekalipun Meski ia dan Gaara selalu bersama-sama dengan Sakura. Rasanya ia merasa kasihan pada dirinya sendiri.

Tapi tak masalah, kakeknya Jiraya selalu berkata bahwa Pria akan semakin kuat saat ia ditolak. atau dalam kasusnya patah hati?

"siapa? Siapa yang kau sukai?" perkataan Gaara terdengar begitu dingin dan datar. Naruto bisa melihat kepalan tangan Gaara semakin menguat menahan kesal.

"aku hanya akan mengatakannya pada kalian" Sakura menggaruk kepalanya yang tak gatal dan mendekatkan tubuhnya pada kedua Sahabatya itu "Sasuke-kun, Aku menyukai Uchiha Sasuke-kun" Ujar Sakura setengah berbisik sambil tersenyum manis dan sedikit malu-malu.

Melihat Sakura seperti ini membuat Gaara seperti tersambar petir yang tembus pandang secara tiba-tiba. Tak masalah jika itu Sakura menyukainya. Tapi kini, Sakura menyukai orang lain. Dan itu bukan dirinya ataupun Naruto. tapi pria Bernama Uchiha Sasuke.

Untuk pertama kalinya, Gaara merasakan patah hati dan merasa benar-benar marah. Rasanya ia benar-benar ingin meledak. Dengan cepat Gaara menendang semua makanan dengan kuat sehingga membuat Sakura dan Naruto terkejut.

"Ga-Gaara? Ada apa?" Tanya Sakura sambil meraih lengan pria berambut merah itu.

Tapi Gaara menangkis tangan Sakura yang menyentuh lengannya denga kuat "Lepaskan! Mulai hari ini... Jangan dekati aku lagi, Sakura. Kau bukan Teman atau siapapun bagiku!" Ujar Gaara kasar dan segera berlari meninggalkan Sakura yang terkejut dan Naruto yang memantung di belakang Sakura.

"Gaara!"

Disitulah akhir dari persahabatan mereka, dibawah pohon Sakura semuanya berakhir. Persahabat mereka telah gugur layaknya kelopak Sakura yang berterbangan tertiup angin diiringi air mata Sakura yang begitu saja keluar dengan derasnya tanpa suara.

.

.

.

Bohong jika ia bisa melupakan kenangan itu dalam sekejap mata. Kini ia akan memasuki SMA dan ia masih tak bisa melupakan hari itu. hari dimana semuanya berakhir. Dimana ia memutuskan ikatan antara Sakura, Naruto dan dirinya.

Meskipun ia berpapasan dengan Sakura, ia akan dengan mulus melewati Sakura tanpa menyapa gadis itu. seolah tak terjadi apapun. Ia bisa mengerti mengapa Sakura selalu memasang wajah sedih saat melihatnya. Tapi disisi lain ia tak bisa melihat Sakura gadis yang dicintainya menjadi milik orang lain.

Ia masih sering berbicara dengan Naruto, meski tak seakrab dulu. Tapi itu masih lebih baik dari pada tidak sama sekali. ia seperti berubah menjadi seseorang yang lain dalam sekejap mata. Enjadi orang yang dingin dan tak suka di deketi oleh siapapun.

Meski begitu, ia dam-diam mengawasi Sakura dari kejauhan. Ia sempat mendengar bahwa pria bernama Sasuke itu menjalin hubungan dengan Sakura. Saat itulah Gaara merasa hidupnya tak berarti sama sekali. ia ingin melupakan Sakura, tapi semakin ia mencoba, semakin sulit ia melupakan gadis itu. tapi ia lelah, ia tak mau terus seperti ini. apa ia harus merelakan Sakura dan mencoba melupakan gadis itu?

.

.

"aku akan melupakannya." Ujar Gaara datar.

Naruto menoleh kearah Gaara dan tersenyum lembut "Benarkah?" Jujur saja, Naruto sudah lama melupakan Sakura. Seseorang pernah berkata padanya, ia tampan dan ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Well, itu memang benar.

Gaara mengangguk mengiya-kan pertanyaan Naruto "Aku akan memulai hidup yang baru saat aku berada di SMA nanti"

Naruto tak bisa menahan senyuman yang muncul di wajahnya "Kau benar.. Gaara"

"haruskah kau memasang wajah senang seperti itu?" Gaara menyipitkan matanya

"ayo katakan pada Sakura-chan, dia pasti benar-benar senang"

Satu langkah menuju masa depan yang lebih baik adalah menerima segala hal yang ada di sekitarmu, itulah yang kini Gaara yakini. Ia akan meminta maaf pada gadis yang dicintainya atas perbuatannya dan mulai menerima kenyataan bahwa kau tak bisa memaksakan seseorang untuk mencintaimu. Benar-benar pemikiran yang dewasa, bukan?

Naruto membantunya mencari Sakura dan memulai kembali persahabatan mereka, persahabatan yang dulu ia hancurkan masih belum terlambat untuk memperbaikinya.

Tapi sebelum sempat perbaiki, irisnya menangkap Sakura yang tak menyadari Kaca besar jatuh dari arah atas yang sebentar lagi akan menimpa tubuh gadis itu.

Dengan sekuat tenaga ia berlari dan medorong gadis itu agar ia tak terluka. Sakura memang tak terluka, justru ialah yang tertimpa kaca besar itu saat jatuh ke tanah.

"GAARA!" ia bisa mendengar Naruto dan Sakura memanggil namanya. Pecahan kaca bekilauan kersorot oleh matahari. Ia bisa merasakan serpisan kaca juga menancab di tubuhnya. Darah yang merah mengalir dari tubuhnya

Apa yang ia dengar oleh telinganya adalah kaca itu terjatuh oleh para pekerja yang sedang merenofasi gedung tari di lantai 3. Pantas saja ia benar-benar merasa kesakitan.

Sontak setelah kejadian itu semua orang berkumpul dan langsung mencoba menolong Gaara yang sudah hampir kehabisan darah. Gaara bisa menyadari sekarang ia ada di dalam mobil ambulans bersama dengan Naruto dan Sakura.

Sakura yang menagis dan Naruto yang benar-benar terlihat panik. "Gaara! Tenag saja.. sebentar lagi kita akan samapi dirumah sakit" Ujar Naruto

Sakura yang lagi-lagi menghapus air matanya dan menyentuh tangannya "Bertahanlah Gaara!"

Gaara terseyum dan terkekeh pelan "Pada akhirnya... kita bisa bersama.." ujarnya susah payah. "Naruto... aku punya satu permintaan untukmu, jika aku tak ada disini. Pastikan kau bersama Sakura... pastikan dia menjadi kekasihmu"

Naruto tercekat mendengarnya "Apa yang kau katakan bodoh?! Apa maksudmu tak ada disini,hah? Kau akan pindah? Jangan membuat orang ketakutan disaat seperti ini, dasar payah!" Naruto sedikit menaikan volume suaranya

"Hiks...Gaara..Kumohon bertahanlah! kita... baru akan memulainya, bukan?" lirih Sakura

"Naruto. Aku berkata 'jika' dasar bodoh! Aku ingin kau membuat Sakura Bahagia. Aku tak... bisa bersamanya.. oleh karena itu... kau.." Gaara menghela napas panjang "kumohon berjanjilah padaku, Naruto... berjanjilah jika kau memang Sahabatku."

.

Gaara tak mampu bertahan lebih lama. Darahnya hampir habis saat ia menuju rumah tertinggal darinya hanyalah kenangan dan sebuah permintaan, permintaan untuk sahabatnya yang harus mereka penuhi. Dipenghujung musim gugur inilah, cerita ketiganya yang seharusnya kembali dimulai dengan tawa dan juga kebahagiaan, harus kembali terhenti titengah gugurannya daun musim gugur.

.

Hinata termenung sendiri, Sepertinya tempat ini adalah satu-satunya tempat dimana ia bisa sendirian sekarang, orang-orang terus bertanya-tanya mengapa dirinya bisa ada dihubungan Naruto dan Sakura.

Iris Lavendernya menerawang ke langit yang biru. Kini ia merasa bersalah, seharusnya dari awal ia tak seharusnya hadir di kehidupan mereka. Hinata mulai berandai, apa setelah ini Naruto akan kembali bersama Sakura? Apa Naruto akan meninggalkannya? apa ia tak bisa lagi menjadi Bento pria itu?

Hinata teringat bahwa ia belum pernah membuatkan Bento yang sesungguhnya untuk Naruto. tapi mungkin setelah ini semuanya akan berakhir, ia tak harus bersama dengan Naruto lagi. Semuanya akan berakhir...

"eh? Apa ini? Hujan?" Hinata mengusap pipinya perlahan, air matanya keluar begitu saja. entah mengapa hanya berandai seperti itu saja sudah membuatnya begitu sedih. Apa ini berarti ia tak ingin kehilangan Naruto? apa Naruto akan kembali padanya? Bisakah ia berharap?

Hinata tak dapat menahan tangisannya. Hinata menenggelamkan kepalanya pada lutut dan mulai menangis.

"Hinata?"

Hinata langsung mendongakan kepalanya. Ia sedikit mengusap air mata yang ada disekitar matanya dengan cepat. ia melebarkan iris lavendernya saat ia menangkap sosok yang ada di depannya "Sakura-san..."

Gadis bernama Sakura itu melangkah mendekati Hinata "Kau... Hinata? Hyuuga Hinata-san?"

Napas Hinata masih tercekat, ia dapat melihat mata gadis bersurai merah muda ini sembab. Itu berarti ia habis menangis? Hinata mengangguk mengiyakan petanyaan Sakura dan langsung menunduk.

Sakura menyibak rambutnya yang tertiup oleh angin dan memposisikan dirinya untuk duduk disamping Hinata

Tak ada percakapan yang terjadi diantara mereka, Hinata begitu canggung didekat gadis bernama Sakura ini. bagaimanapun ia adalah orang ketiga diantara hubungannya dan Naruto. apa ini bagian dari rencana Sakura? Mendekatinya dan langsung mencekiknya hingga mati? Hinata dengan cepat menepis imajinasinya yang berlebihan itu. sebelum segalanya terlambat ia harus melakukan sesuatu "A-ano.."

Sakura menoleh memiringkan kepalanya "hm?"

"aku benar-benar minta maaf" ujar Hinata sambil menunduk sopan

Sakura mengedipkan matanya beberapa kali dan tersenyum kecil "Untuk apa?"

Hinata memainkan jari telunjuknya dan kembali menunduk "I-itu... aku dan Naruto-""aku sudah tahu." ucapannya dipotong begitu saja oleh Sakura

"kau tak perlu minta maaf.." Sakura tersenyum lembut padanya.

Hinata mengerejap, senyuman? Ia mencubit pelan pipinya memastikan apa yang dialaminya bukanlah mimpi. Benar, ini bukan mimpi. Gadis bernama Sakura ini baru saja tersenyum padanya? Pada gadis yang merebut kekasihnya?

"aku dan Naruto... tidak seperti yang kau pikirkan..."

.

.

"Sakura-chan... Aku benar-benar minta maaf" Naruto masih enggan bertatapan muka dengan Sakura yang sedari tadi ada di depannya.

kelakuan bodohnya mencium seorang gadis di depan umum dan hal itu dilakukannya tanpa meyadari bahwa kekasihnya melihat apa yang ia lakuka benar-benar membuat seluruh sekolah merasa heran, dan yang hanya ia dapat lakukan hanya menatap dirinya dengan tatapan yang dongkol.

Selang beberapa lama, Naruto menarik tangannya dan langsung pergi meninggalkan kerumunan orang termasuk gadis yang sebelumnya ia cium.

Dan disinilah mereka, didalam ruang musik dikelilingi alat-alat yang bisa menghasilkan melody dan harmony itu.

Sakura masih menatap Naruto datar, tak berkata apapun dan tak ada tanda-tanda untuk mengatakan sesuatu.

Naruto akhirnya memberanikan diri menatap gadis itu "Aku tahu aku salah, tapi aku tak bisa.."

"Kau melanggar janjimu pada Gaara" Ujar Sakura datar

Naruto mendngus pelan dan mengacak-acak rambutnya frustrasi . ia mulai merasa kesal "Aku sudah muak dengan semua ini! Kau tahu kita sama-sama tak menginginkan ini. kau merelakan semua kebahagiaanmu hanya untuk Gaara?!" Naruto tak bisa membendung lagi amarahnya "Sejak Gaara meninggal, aku harus menjadi kekasihmu dan kau harus mengakhiri hubunganmu dengan si Uchiha itu. Padahal kau mencintainya bukan?! Kau bahkan memotong rambut panjangmu."

"Katakan saja kau memang dari awal tak berniat untuk mengabulkan keinginan sahabatmu, Naruto!" Lawan Sakura

Naruto benar-benar muak sekarang, rasanya ia benar-benar ingin melemparkan meja yang besar keluar jendela sekarang juga "Dengar! Aku tak akan berbohong dan berpura-pura lagi sekarang. Aku tak mencintaimu, kau juga sama! Untuk apa kita menjalin hubungan jika kita tak saling mencintai!"

"Lalu Gadis itu... Jadi Kau mencintainya?"

Napasnya tiba-tiba tercekat saat Sakura mengatakannya. Apa sangat jelas terlihat diwajahnya ya? "Hinata... Aku memang mencintainya, dan Aku tak ingin dia semakin terluka"

Sakura mendongak dan menatap iris biru itu lekat-lekat "Apa yang akan kau lakukan setelah ini? bagaimana dengan janjimu pada Gaara?! Mungkin hatiku tak terluka, tapi Kau akan melukai hati Gaara!" Sakura menaikan nada suaranya "kau tak perlu pedulikan kebahagiannku! Bagaimana aku dan Sasuke-kun atau semua yang membuatku bahagia. Pikirkanlah tentang kebahagiaan Gaara! Aku yang membuatnya seperti itu! aku yang menyebabkan dia meninggal"

"APA INI YANG KAU SEBUT BAHAGIA?" suara tegas Naruto membuat air dipelupuk mata yang sedari tadi ia tahan terjatuh. Naruto tampak terengah menahan emosi "Gaara ingin aku membahagiakanmu! Tapi kau tak bahagia sama sekali, bahkan jika kau bersamaku... Gaara menyelamatkanmu, dia rela melakukannya untuku dan itu bukan salahmu..."

"Ta-tapi..."

Naruto mengelus pelan pucuk kepala gadis itu "Terkadang membuat seseorang mengucapkan janji, sama dengan memberi mereka beban yang tak mungkin mereka penuhi." Naruto mulai mengatur nafasnya "dengar...Kita tak bisa memastikan sebuah janji akan terwujud, kita hanya mampu berusaha mewujudkanya... aku sudah berusaha... dan kau juga" ia tersenyum lembut dan sedikit menjauh "Kau tak perlu berusaha membuat orang lain bahagia, justru seharusnya kebahagiaanmulah yang membuat orang disekitarmu bahagia. Aku yakin.. Gaara juga berpikir seperti itu. lagi pula..."

Naruto menggantungkan kalimatnya dantersenyum lebar hingga memamerkan deretan giginya yang putih "Sakura-chan juga mencintai Sasuke, Bukan?"

Sakura menahan tangisannya dan kembali menatap Naruto dengan mata sendu "apa tak apa-apa jika berakhir seperti ini? apa Gaara... tak akan merasa kecewa?"

Naruto mengangguk dan tersenyum "Mari kita akhiri hubungan ini.."

.

.

"aku yakin Naruto pasti sangat mencintaimu" ujar Sakura pelan

Setelah mendengar penjelasan Sakura, ia jadi bingung pada apa yang harus ia lakukan. Entah harus bahagia atau turut bersedih. Bagaimanapun gadis yang ada disampingnya menyudahi hubungan dengan kekasihnya karena dirinya.

Mata amethysnya kembali berkaca-kaca "Maafkan aku"

Sakura menatap Hinata heran "hee? Kenapa kau meminta maaf lagi?"

Hinata mencoba untuk menahan tangisannya "Tak seharusnya kau berada diantara hubungan kalian, tapi, tapi... Sakura-san.. k-kau..." Hinata tak kuasa menahan tangisannya lebih lama. Ia kembali menangis.

Sakura terkekeh pelan melihat tingkah Hinata yang begitu polos, ia memutuskan untuk mengelus pelan kepala Hinata lembut "sudahlah... kau tak perlu menangis.."

"HINATAA!" Pintu dengan cepat terbuka dan menampilkan sosok yang sangat dikenali keduanya dengan sangat baik terlihat panik.

"Na-Naruto-kun?

Naruto langsung melangkahkan kakinya lebar menuju Gadis itu dan lansung merebut Hinata ke pelukannya "Kau membuatku Khawatir! Kemana saja kau? Kau baik-baik saja? Apa kau baru saja menangis? Hey.. kenapa kau menangis?!" Pertanyaan keluar begitu saja dari mulut pria itu tanpa jeda menandakan dirinya benar-benar Khawatir pada Gadis bersurai panjang itu.

Tatapan Naruto langsung beralih pada Seseorang yang diam mematung melihat tingkahnya, ia langsung menyadari bahwa orang itu adalah Sakura.

"Hey! Sedang apa kau bersama dengan kekasihku, hah? Oh...Jadi ini caramu melampiaskan sakit hatimu karena aku memutuskan hubungan kita, Sakura-chan?" Ujar Naruto cepat dengan nada mengejek

Perepatan muncul di kening Sakura dan siap-siap melayangkan tinjunya pada pria beriris pirang itu. "Dasar Bodoh!"

DUAKK!

"IITTTAAAIII"

Sebuah pukulan mematikan sukses dilayangkan gadis musim semi itu pada Naruto. Sakura menoleh kearah Hinata dan tersenyum "Kalau begitu.. sampai jumpa lagi, Hinata. Senang bisa mengobrol denganmu" Sakura langsung melangkah pergi meninggalkan kedua insan itu.

Naruto yang masih mengusap kepalanya dan merintih kesakitan memasang muka masam "Cih! Aku lupa kalau Sakura-chan baru saja dilatih oleh Tsunade-baachan"

Hinata langsung mendekati Naruto dan menyentuh kepala pria itu "K-kau baik-baik saja?"

Naruto memutar bola matanya "Well, Sakura-chan memang kuat, tenaganya tak seperti wanita. Tapi aku baik-baik saja... yang terpenting.." Naruto menggantungkan kalimatnya

Mereasa bingung, Hinata memiringkan wajahnya "hee?"

Seringai nakal muncul di wajah tampan itu "... Sekarang aku bersamamu, Hinata" tangan kekar itu langsung membungkus tubuh mungil Hinata. Awalnya memang ia terkejut, tapi selang beberapa detik ia tersenyum dan membalas pelukan Naruto.

"jadi katakan padaku, kenapa kau menangis?" Naruto melepas pelukan itu dengan cepat dan langsung mempertemukan wajah keduanya.

"eh?... i-itu." Hinata menundukan wajahnya dan mencoba mencari alasan

Naruto melipat tangannya didepan dada "kau tak bisa berbohong padaku, kau tahu?" ia menaikan sebelah alisnya

Gadis bermarga Hyuuga itu memainkan jarinya kikuk "a-aku berpikir.. kau akan meninggalkanku.. d-dan kembali dengan Sakura-san"

Naruto mengerejapkan matanya beberapa kali "Apa?! Kenapa aku bisa berpikir seperti itu, Hinata?" Naruto menarik pundak Hinata agar mempertemukan kedua iris mereka "Setelah apa yang kita lakukan semalam, kau pikir aku akan meninggalkanmu?"

Hinata menunduk pelan "a-aku minta maaf"

"tidak bisa! Ini benar-benar tak termaafkan. Bisa-bisanya kau menuduh kekasihmu yang tampan ini akan memilih wanita lain" Naruto mengerucutkan bibirnya dan berpura-pura tersinggung.

"a-ayolah, Naruto-kun. Aku minta maaf"

Naruto melirik Hinata dan menyeringai nakal "Aku akan memaafkanmu asalkan... aku diijinkan menginap dirumahmu malam ini"

"Ehh? T-tapi aku hanya memiliki satu kamar" ujar Hinata

Naruto menyentuh ujung rambut Hinata dan menciumnya "lalu apa masalahnya? Bukankah semalam kita juga berbagi kamar?" Seringai nakal itu kembali muncul

Ia bisa merasakan wajahnya kini kembali merona "ta-tapi.."

"Kalau begitu kuanggap jawabannya 'Iya'." Naruto mengambil keputusan sepihak lagi. Dan Hinata juga tak dapat melakukan apapun. Lagipula, ia juga tak keberatan. "ngomong-omong..." Naruto merongoh kantung celananya untuk mengeluarkan sesuatu. "ini untukmu..." Naruto menunjukan sebuah kalung berwarna perak berbandul hati yang benar-benar manis di mata Hinata

"untuku?" Ujar Hinata tak percaya.

Naruto tersenyum sumringah dan mencium singkat pipi Hinata "Aku membelinya untukmu." Tangan Naruto menyibak rambut Hinata "mau kupakaikan?"

Anggukan setuju Hinata membuat senyuman di wajah Naruto semakin melebar. Naruto memasangkan kalung itu dileher gadisnya yang jenjang. Saat kalung itu tergantung sempurna dileher Hinata, Naruto mendekatkan wajahnya dan tersenyum lembut "cocok sekali, kau sangat cantik"

Wajah Hinata semakin merona saat Naruto mengatakannya "Te-terima kasih" Hinata menyentuh kalung pemberian Naruto dengan lembut "Aku senang sekali... aku berjanji akan menjaganya"

Perlahan, Naruto mengeleminasi jarak keduanya. Hinata tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan memutuskan untuk menutup matanya perlahan. Membiarkan Naruto melakukanyang ia mau.

Deru Napas satu sama lain dapat ia rasakan semakin dekat. Dan saat itu juga kedua bibir itu bertemu. Bibir yang baru saja bertemu langsung saling mencium satu-sama lain. Tak lupa juga saling menghisap dan semakin memperdapan ciuman mereka.

Naruto yang melingkarkan tangannya di pinggang Hinata semakin mengeratkan pelukannya. Tangan kirinya mendorong kepala Hinata agar semakin memperdalam ciuman itu.

"emph-" lenguhan keluar dari mulut Hinata saat Naruto memasukan lidahnya kedalam mulut gadis itu. namun, karena kebutuhan oksigen yang harus dipenuhi. Mereka melepaskan pautan mereka untuk beberpa saat. Mulut keduanya dihubungkan melalu saliva yang berasal dari mulut keduanya.

"kau semakin baik saat berciuman, Kau tahu?" ujar Naruto jahil.

Hinata tersenyum dan mengalungkan tangannya dileher Naruto "tapi aku masih belum sehebat kau"

Seringai nakal milik pemuda itu kembali muncul "kalau begitu kau harus selalu berciuman denganku" Naruto semakin mengeleminasi jarak antara wajah keduanya

"aku tak keberatan" selang beberapa detik kemudian, bibir keduanya kembali berpautan. Saling menikmati ciuman panas yang mereka lakukan kali ini. Hinata tak sepasif dulu. Kini ia lebih berani untuk membalas ciuman Naruto dan membantu Naruto memperdalam ciuman mereka. Saat bibir mereka terpisah maka salah satu dari mereka pasti kembali menyatukannya. Lidah keduanya saling bergulat satu sama lain. Saliva menetes dari ujung mulut keduanya.

Naruto melepaskan pautan mereka dan tersenyum nakal "Well, kita simpan yang selanjutnya untuk nanti"

Merasa bingung, Hinata memiringkan wajahnya "kenapa?"

"Kau mau kita melakukannya disini? Maksudku, diatap sekolah? Kalau kau memaksa aku tak keberatan sama seka-""sebaiknya kita jangan melakukannya disini" potong Hinata cepat.

Naruto mengangkat kedua pundaknya bersamaan dan berdiri dari posisinya. Tak lupa mengulurkan tangan pada kekasihnya itu "Ayo, sayang. Aku tahu kau tak ingin menghabiskan waktumu disini"

Hinata tersenyum manis dan dengan senang hati menerima uluran tangan pria itu. setelah ini, ia akan selalu berada disamping Naruto. bisakah ia berharap?

.

.

-to be continue-

.

.


Hallo~~~ XD Yupi hadir nih~~ sebelumnya maaf nih Chapter kali ini kurang memuaskan.. Yupi ingin berfokus pada kisah antara Naruto dan Sakura dimasa lalu dan awal mula semuanya berawal... XD maaf nih kalau kurang memuaskan.. ehehehe.. sepertinya Chapter selanjutnya adalah Chapter terakhir fic ini 'v' XD wkwkwk...

konfliknyakan udah beres nih, dari awal juga Yupi bilang kalau Yupi akan membuat cerita NaruHina yang konfliknya ga terlalu berat XD Yosh! kali ini, Yupi akan membahas Chapter sebelumnya.

ada yang memberi tahu Yupi bahwa ada kesamaan kalimat pada suatu adegan dengan salah satu fanfic lain... untuk hal ini Yupi benar-benar tidak tahu, Yupi baru membuat adegan seperti itu dan itu adlah pertama kalinya. bila ada kesamaan adegan atau dialog mungkin hanyalah ketidak sengajaan Yupi yang masih miskin akan kata-kata. XD harap dimaklumi...

untuk saran, komennya Yupi benar-benar berterima kasih.. 'v' Yupi masih belajar jadi saran dan Komen sangat Yupi butuhkan... terima kasih sekali lagi.

erima kasih bagi yang membaca, me-review,mem-follow dan mem-favourite fic ini.. 'v' support minna sekalian adalah semangat Yupi melanjutkan Fic initolong dukung Yupi ya! XD mohon bersabar pada Yupi yang molor terus updatenya. ehehehe...

akhir kata,

mind to review?