Pada saat seperti apa seseorang biasanya merasakan jantungnya berdebar dengan rasa yang aneh. Makan malam romantis? Berkencan? Seseorang mengatakan bahwa dia mencintaimu? Kurasa aku merasakannya pada moment yang tak biasa. Lagi pula seseorang yang membuatku seperti ini juga juga seseorang yang tak biasa. Inilah momen berhargaku bersamanya
Moment
Standard Disclaimer Applied
Rated T
SasuXFemNaru
.
.
.
1. Ujian Akhir Semester
Siang itu merupakan hari terakhir kami untuk mempersiapkan ujian pekan ujian yang dimulai besok. Ujian Akhir Semester, pekan penentuan 35 persen hasil capaian kami selama semester ini. Harusnya tak sepanik ini sebenarnya, ujian merupakan rangkaian biasa bagi seseorang yang sedang menempuh bangku pendidikan. Aku sangat paham itu.
Tapi rasa panik ini bukan karena aku tak menyiapkan apapun untuk ujian nanti, semuanya sudah tersusun rapi disetiap memori ingatanku. Semua rasa pank ini karena
"Ya Tuhaaaan. Aku sudah tak tahan lagi. Semuanya membuatku muak" keluhan ini jelas bukan aku, Sasuke Uchiha tak pernah mengeluh. Uchiha tak akan pernah mengeluh. Kalaupun situasi memungkinkanku untuk mengeluh itu tak akan pernah terjadi, aku lebih baik diam dan menghemat energiku dari pada mendesah, meracau tidak jelas tentang keluhan pada situasi.
"Sasuke, apa kau tidak bosan berkutat dengan materi tak jelas ini. Kompak, terbatas, cover, bola buka. Materi macam apa ini sebenarnya" dia meracau lagi. Kupikir dia harusnya sudah paham bahwa analisis merupakan salah bagian yang harus dia kuasai sebagai konsekwensi jurusan yang dia ambil.
"Hn" gumaman sudah lebih dari cukup untuk menanggapi racauan sepeti itu.
"Sasukeeeeeeeeeeee. Aku lapar belikan aku sesuatu" ok dia mulai keterlaluan, aku juga butuh belajar, setidaknya mereview beberapa materi lagi. Pengantar Topologi butuh analisis tajam untuk menyelesaikan kerumitan pembuktiannya.
"Naruto, kalau tak berniat belajar harusnya kau pergi saja dari kamarku"
Seseorang penyebab kepanikanku adalah dia, Namikaze Naruto.
"Aku ingin belajar Sasuke. Tapi materinya membuatku pusing. Aku tak tahu lagi" dan lihat sekarang dia hanya berbaring sembari memainkan hapenya, bagus sekali. Tapi lebih baik setidaknya dia tidak berisik.
Kuakui mata kuliah ini memang tidak bisa dikatakan mudah untuk dipahami, setiap kepala di kelas kami bahkan merasakan tekanan yang sama saat kuliah sedang berlangsung. Materi yang rumit, model pembuktian yang tak biasa, dan kesinambungan materinya yang terlalu rapat membuat mata kuliah ini masuk dalam jajaran mata kuliah paling dibenci di jurusan kami.
Namun inilah rintangan yang harus dihadapi. Berkuliah di Jurusan Matematika bukanlah hal main-main.
Naruto nampaknya masih sibuk dengan hapenya.
"Dobe. Apa kau ingin dapat nilai D lagi?" dia tak bisa hanya bermalas-malasan seperti itu.
Tidak jika dia berada di kamarku, dan mengganggu waktu sendiriku yang berharga.
Naruto bergegas duduk kemudian menjulurkan lengannya, memperlihatkan sesuatu di hapenya padaku.
'Hah, kurasa ini kutukan' aku tahu penderitaan mereka saat melihat postingan teman sekelasku yang lain di timeline. Timeline naruto bahkan penuh dengan postingan keluhan mereka. Naruto menarik lengannya cepat, kemudian meletakan hapenya di atas nakas.
"Bukan hanya aku yang muak dengan ini semua Sasuke. Kau sudah lihat kan mereka juga menderita Sasuke" dia berkata penuh pembelaan. Tak usah membandingkan dengan orang lain dobe.
"Jadi kau akan mengikuti jejak mereka?" Naruto mengangkat sebelah alisnya
"Memposting keluhan takkan membuat materi ini menjadi mudah dipahami dobe"
Aku tahu dia sedang mencari alasan, Namikaze Naruto aku mengenalnya bahkan sebelum kami masuk Universitas. Dia gadis yang cerdas dan berisik semenjak aku bisa mengingat, namun dia juga mudah terbawa arus, dia butuh seutas tali agar tidak hanyut.
Surainya sudah tak berbentuk kali ini. Naruto mendesah beberapa kali, suaranya sangat kentara. Kulihat dia mengusap wajahnya kemudian mengambil sebuah pengikat rambut dan memakainya. Sebuah ikatan yang kuat, menyangga surai pirangnya melawan gravitasi.
"Baiklah Sasuke. Rasa laparku sudah hilang. Materi apa yang harus kita kuasai untuk ujian besok?"
Wajahnya serius sekarang. Dan rasa lapar yang hilang? Kurasa dia sebenarnya memang tidak lapar. Dia akan terus merengek asat perutnya benar-benar kosong.
Kuambil sebuah kertas kosong kemudian menulis sesuatu.
KETERBATASAN, KETERBATASAN TOTAL, KOMPAK. Kutulis dengan huruf kapital agar Naruto melihatnya dengan jelas.
"Bisa kau bantu aku Sasuke? Jelaskan materinya, aku sudah muak dengan textbook analisis bertele-tele itu. Cukup beri aku gambaran alurnya, juga bagian pentingnya"
Naruto sangat serius sekarang. Dia hanya perlu seutas tali agar bisa bertahan, iya kan? Ucapanku tadi nampaknya jadi seutas tali yang kuat untuk membuatknya kokoh.
Aku menjelaskan semuanya dengan bahasa yang paling mudah untuk dipahami, juga sesekali kutuliskan sesuatu di sebuah kertas sebagai bagian penting yang harus Naruto beri perhatian lebih. Tak ada lagi keluhan, suara yang kudengar hanya kalimat penuh keingintahuan, ungkapan untuk meminta diberikan penjelasan lebih. Sesekali Naruto menuliskan sesuatu di catatannya.
Hal ini berlangsung dengan waktu yang cukup lama namun tanpa terasa. Hujan deras yang mengguyur bahkan tidak memberikan rasa dingin yang berarti. Kami larut dalam aktifitas biasa bernama belajar. Hari bahkan sudah larut. Naruto yang kulihat saat ini naruto dengan surai yang diikat sembarang, pakaian yang kusut, tidak menarik sama sekali.
Di mata pria lain di luar sana Naruto merupakan sosok ceria yang mudah dikagumi, dia mudah bergaul, senyumannya bahkan bisa membuat dosen killer di jurusan kami luluh saat berdebat dengannya. Berbeda jauh dengan apa yang kulihat sekarang.
Aku ingat ucapan shikamaru, temanku dan teman Naruto saat di sekolah menengah
"Naruto bisa dengan mudah membuat hati pria berdebar dengan sifat periangnya itu. Senyumannya bahkan bisa begitu sangat menyilaukan. Iya kan sasuke?" aku hanya diam saat itu, tak ada respon yang kutunjukan untuk mengiyakan atau menyangkal pernyataan Shikamaru.
Aku tahu ucapan Shikamaru saat itu mungkin benar, tapi tidak berefek padaku. Yang kulihat selama ini hanya sisi menyebalkan naruto, berisik, tidak feminin dan pemaksa. Tidak ada yang membuatku berpikir lebih untuknya.
Namun aku tahu satu hal, dia bisa sangat serius jika bertekad terhadap sesuatu. Sesulit apapun, semuak apapun jika naruto sudah bertekad tak ada yang bisa menghalangi.
Wajah serius dengan tatapan keingintahuan yang mendominasi, ekspresi kaku, konsentrasi yang terfokus, dan tekad yang kuat membuat naruto terlihat tak tersentuh. Aku bahkan tak bisa mengganggunya, bahkan dengan lisanku yang terkenal tajam.
Mereka mungkin berdebar saat Naruto tersenyum cerah menyilaukan. Sedangkan aku, mungkin aneh jika kukatakan ini padanya.
Hatiku berdebar dengan desiran yang aneh saat aku melihat naruto serius menggeluti sesuatu. Aku selalu menikmati saat-saat seperti ini. Mungkin aku menyukainya. Aku tak tahu dengan jelas, hanya saja aku selalu menantikan saat-saat seperti ini. Desiran aneh ini membuatku bahagia, melihat gadis berisik itu bisa begitu serius terhadap sesuatu membuatku kagum juga tak menyangka bersamaan.
Tak pernah ada yang tahu mengenai ini. Aku tak pernah mengatakan ini pada siapapun, termasuk naruto.
"Kenapa kau bisa betah bersahabat dengan Naruto, Sasuke? Dia bahkan berisik dan kau benci orang yang berisik" sering sekali mereka bertanya ini padaku, aku tak pernah menjawabnya.
Karena aku ingin hal tak biasa ini hanya aku saja yang tahu. Penyebab debaran ini biarkan aku saja yang menyadarinya.
"Aku mungkin menyukaimu Naruto" kuucapkan itu tanpa sadar namun aku tak perlu begitu khawatir saat menyadari lisanmu yang tak terkontrol
"Kau bilang apa tadi Sasuke? Maaf aku tidak mendengarnya dengan jelas" lihatkan bahkan dia tidak mendengar apa yang aku ucapkan saat sedang seperti ini.
Naruto meletakan alat tulisnya, kemudian menatapku sejenak
"Hn. Tidak. Lanjutkan saja pembuktiannya" tatapannya menelisik, namun tak banyak bicara dia kembali berkutat dengan pembuktiannya.
Biarkan aku menjadi satu-satunya orang yang menikmati sisi tak biasa ini. Dan suatu saat nanti sadarlah akan keberadaanku Naruto. Aku menatapnya sejenak kemudian beralih pada buku catatanku lagi.
Beberapa saat kami kembali sibuk dengan pembuktian rumit yang harus diselesaikan. Saat tiba-tiba
Gruuuuk
"Aaaah. Sasukeeeeeeeeeeee" Suara peruh Naruto sepertinya menindikasikan perutnya benar-benar kelaparan.
"Aku sangat lapaaaar. Bisa kau belikan aku ramen?" mendengus geli menyadari perubahan suasana aku hanya bergumam ringan kemudian berjalan menjauh menuruti apa permintaannya.
"Aku ingin ramen dengan porsi ekstra Sasukeeee. Dan bilang pada paman teuchi untuk memberikan ekstra sayap padaku" teriakannya kembali, aku yang sudah di luar rumah bahkan bisa mendengar dengan jelas lolongan kelaparan Naruto.
"Iya" kuucapkan dengan sedikit keras agar dia mendengarnya dan aku bergegas pergi menerobos rintik hujan yang mengguyur malam itu.
"Dasar dobe" gumamku sendiri saat diperjalanan.
Author Note
Ok here I am huehue XD
Stress buat ujian Pengantar Topologi besok dan lahirlah ide gila ini, bisa dibilang in hasil berbincang ringan saat ngerjain pembuktian sama salah satu temen kampus yang edan banget ide analisisnya, anyway dia sifatnya bisa dibilang mirip sasuke dari segi nyebelin, skill, keras kepala, dan kaku. But jangan tanyain kenampakan dia kayak gimana #lol
Sebutlah kita ada 5 orang selalu bareng-bareng 2 cewe, gw dan temen gw yang paling muda dikelas, juga tida orang cowo termasuk dia si kaku. Si kaku ini selalu males kalo bareng2 kita, awalnya. Well kita semua memang cenderung ricuh sih personally maupun pas bareng bareng, but aneh aja dari semenjak semester 2 dia jadi bareng kita mulu. Penasaran aja gw pribadi nanya langsung, iseng sih dan alasannya cukup mengejutkan, bukan dari segi sensitif romansa sih ya tapi dari segi keseluruhan kita tanpa dirinya sendiri, dia bilang
"Gw salut aja sama kalian, kagum sih. Meski kadang kalian sering gajelas dan berisiknya kelewatan, tp kalo lagi serius sama sesuatu, well khususnya kalo kalian lagi belajar bareng, kalian untouchable gitu. Kecuali kalo kalian udah laper udah hilang kendali semua"
Kita semua ngakak dengernya serius. Opininya itu gak biasa lol XD
Kita kalo emang lagi lapar gabisa kerja samsek, plis dood we need recharge dan makanan itu suplier utama XD
Dan berakhirlah gw ngebet nulis ini sedangkan temen gw yang lain masih sibuk sama pembuktian kampret bin edan bernama Pengantar Topologi. Gaada yang berani ganggu satu sama lain kecuali kalo hubungannya sama mata kuliah yang kita pelajarin sekarang.
Dan this behind the story.
Doain Gw besok ujian. Moga aja gak stuck dan terjebak traffic jam di kepala gw.
Read and Review please XD
karena feedback dari kalian akan menjadi kabar yang sangat menggembirakan buat gw XD
Dan untuk story ini kayaknya khusus buat momen tertentu jadi gaad kesinambungan di tiap chapter, so just wait for other moment XD
See yaaa XD
Sekali lagi RNR plis XD