All people have lots of ways to tell stories, and have a different story to tell.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

LUHAN POV.

"Luhan ... "

Pria itu menoleh, menatap teman mungilnya yang sedang menganga sembari menunjukan tatapan mendamba kepada seseorang yang baru sekali dilihatnya, meskipun faktanya sudah hampir 1 tahun mereka bersekolah di sini.

"Baekhyun-ah kenapa ? "

Setelah membagi konsentrasinya pada lembaran ulangan ditangannya dan tentu saja pada Baekhyun. Luhan yang hendak menyadarkan Baekhyun dari imajinasinya yang entah apa membuatnya tampak bodoh, harus menurunkan kembali tangannya saat teman kecilnya itu berkata

"Sepertinya aku menyukainya. Luhan bagaimana menurutmu ? "

Luhan yang sudah kembali terfokus pada kertas kertas nilai itu pun hanya bergumam tak jelas menyahuti ucapan Baekhyun. Bukan bermaksud menyepelekan, tapi Baekhyun memang mudah sekali jatuh cinta.

"Luhan kali ini aku serius. Dia mempesona sekali dan oh ... lihat lihat Luhan, rambutnya itu keren sekali. Luhan kenalkan aku padanya please..."

Mendengar rengekan Baekhyun yang terlalu pelan hingga terdengar keras itu, terpaksa Luhan memutar kepalanya. Namun bukan ke arah Baekhyun tapi ke arah orang yang mempesona itu, setelahnya ia memutar kembali kepalanya menghadap Baekhyun.

"Hmm ... itu terserah kau Baekhyun-ah dan aku akan senang membantu"

Namun,

Xi Luhan tidak pernah benar benar menatap orang itu.


LuhanLuu

Present story for debut

Anchor

Main Cast : Oh Sehun & Xi Luhan

Other :

Byun Baekhyun

Do Kyungsoo

Kim Minseok

Genre : Romance, Drama, Friendship

Rate : M

Leght : Chaptered

YAOI

STORY FOR HUNHAN

.

.

.

.

.

CHAPTER 1

.

.

.


Nafasku sedikit berat setelah berlari dari tempat parkir menuju kelas. Sial sekali, kenapa hari ini aku harus bangun kesiangan padahal biasanya tidak sesiang ini. Walaupun biasanya tetap siang. Aku berjalan menuju kelasku dengan langkah terseret seret. Jangan lihat aku sebagai pendramatisir, aku memang kelelahan sehabis berlarian dari tempat parkir yang ada di barat menuju kelasku yang berada di pojok timur. Sekolah ini tidak sesempit lubang hidung bayi teman. Dan hampir sampai aku di kelas sebelum

"Hyungie ... Luhannie hyung !"

Sebelum suara ultrasonik milik Baekhyun menyapa telinga indahku.

"Yakk Luhan, jangan pura pura tidak mendengarku ! cepat kemari anak rusa"

Menghela nafas.

"Baekhyun bodoh, kenapa kau suka sekali berteriak"

Sungutku dengan wajah tertekuk yang entah kenapa malah dilihat oleh Baekhyun dengan tatapannya yang duh kamu imut keterlaluan, sini mama cubit. Sialan sekali Baekhyun ini, wajahnya bahkan tidak lebih manly dariku. Haha tentu saja aku yang paling manly, kalian tidak lihat rahang tegasku dan alis kerenku oh atau tatapanku yang tajam setajam silet ini. Jelas ini adalah wajah idaman setiap lelaki. Hanya Xi Luhan yang punya seperti ini.

"Apa apaan ekspresimu Luhan ? Kau sedang menggodaku sayang ?"

Aku terangkat dari lautan narsismeku setelah suara genit Baekhyun melambai di kupingku.

"Siapa juga yang menggodamu. Byeontae !"

"Sudahlah hyung ini sama sekali tidak penting. Apa yang kau lakukan disini ? Kau tidak mau naik kelas ?"

"Sialan. Kau mengejekku ! Apa maks – "

Tunggu. Baekhyun bilang naik kelas. Oh saus tar tar, hari ini pembagian kelas baru untuk murid tingkat 2, bisa bisanya aku lupa dan malah datang terlambat. Pasti aku akan mendapat bangku paling belakang lengkap dengan makhluk introvert sebagai teman sebangku. Yahh kecuali kalau

"Baby Baekhyun ! apa kau sekelas denganku ?"

Kulihat alis mata Baekhyun perlahan turun, oh ini tidak bagus. Setelahnya, Baekhyun menggeleng pelan.

"Tidak hyung. Jalan kita sudah berbeda. Kelas kita berbeda hiks ..."

Mendengar rengekan hiperbolis Baekhyun, aku berniat memeluknya dan mengatakan bahwa aku juga merasa sedih. Tapi niatku tinggalah niat saat Baekhyun berhenti merengek dan berkata

"Tapi hyung, kau sekelas dengan dia. Beruntung sekali dirimu. "

Aku mengernyit. Siapa dia ?

"Orang yang kusukai diam diam selama ini hyung. Dia Oh Sehun. "

Oh Sehun.

Aku akan mengingatnya.


Lumayan.

Aku mengamati sekelilingku. Berada di kelas baru tidak seburuk yang aku pikirkan, yah memang aku mendapat bangku paling belakang tapi paling tidak Kim Minseok atau Xiumin ini – teman sebangkuku sekarang, cukup menyenangkan untuk diajak mengobrol dan pastinya dia tidak mengalahkan kemanlyanku.

Aku mengamati satu persatu wajah manusia yang berada disini, beberapa anak mungkin familiar untukku namun sebagian besar aku belum pernah bertemu maupun melihat mereka. Mungkin di awal saat aku memasuki kelas sudah ada yang menyapaku meski aku tidak mengenalnya – tapi dia mengenalku. Oh tentu saja, ini mungkin efek kepopuleranku disini, jadi jangan heran karena kita sedang membicarakan seorang Xi Luhan oke ?

Dan itu dia

Oh Sehun.

Dia misterius sekali, menarik – pikirku. Ku akui dia sedikit tampan, hanya SEDIKIT ingat ! Dengan garis rahang yang tegas, alis mata tajam, kulitnya yang putih pucat, rambut hitam yang poninya ditata melawan gravitasi sehingga mengekspos kening sexynya, sorot mata yang mengintimidasi dan ohh jangan lupakan bibir tipisnya yang kissable itu. Shit

Dia sungguht ... Panas

Kenapa selera Baekhyun tinggi sekali. Bagaimana bisa aku membantunya mendapatkan orang seperti Oh Sehun ini. Misi ini buruk sekali, bunuh saja aku Baek.

Terlalu lama aku memandanginya sambil memikirkan hal hal apa saja yang lebih panas dari Oh Sehun, hingga aku tak sadar bahwa manequine hidup itu tengah balik menatapku dengan wajah datarnya – yang bajingan sekali, membuat dia semakin tampan. Dan apa itu

Apa dia menyeringai ?

Kepadaku ?

Sial.


Kriiiingggg ...

Bel tanda berakhirnya kelas hari ini sudah berdendang. Ahh ini seperti mendengar adzan maghrib untuk berbuka puasa. Buru buru aku mengemasi barang barangku meskipun itu hanya sebuah pensil yang sudah pendek dan patah pada ujungnya, karena aku masih harus menemui Baekhyun untuk memberikan laporan perkembangan tentang misi mengintai Oh Sehun hari ini.

Aku bergegas lari menuju kelas Baekhyun tanpa mengecek lagi apakah ada barangku yang tertinggal atau tidak. Itu bisa dicari lagi nanti – pikirku. Saat aku hendak berlari keluar aku berpapasan dengan Oh Sehun di depan pintu kelas, hampir saja aku menabrak tubuh tingginya jika saja aku tidak segera mengerem kaki kecilku ini. Dan oh tidak, aku berhenti tepat di depannya, untung saja aku lebih pendek darinya, jika tidak mungkin sudah bisa dipastikan bibir kami sudah saling menempel, saling mengecap, saling melumat dan saling – STOP ! Luhan apa yang kau pikirkan. Mungkin ini efek dari aroma maskulin Oh Sehun.

"Kau baik ? hey ?"

Aku tersadar dari lamunan nistaku tentang ciuman liar bersama Oh Sehun. Kulihat dia menatapku, dengan jarak kami yang masih sangat dekat hingga aku bisa merasakan hembusan nafas hangatnya melingkupi wajahku.

"Uh aku baik. Permisi."

Segera aku memacu langkahku menjauh dari Oh Sehun sebelum dia bisa mengetahui kalau aku tengah dilanda gugup. Aku berjalan lalu berbelok ditikungan yang mengarah ke kelas Baekhyun, sesampainya aku di depan kelasnya, hanya ada sepi serta suara angin yang menyambutku. Dimana Baekhyun ? Apa dia pulang duluan ? Dasar anak kurang ajar.

Aku merogoh saku celanaku untuk mengambil ponsel dan berniat menghubungi Byun Sialan Baekhyun yang tega teganya meninggalkan Prince tampan ini di sekolah setelah hampir membuatnya nyaris kehilangan nafas karena bertemu dengan Oh Sehun. Aku terus merogoh saku celanaku namun nihil, ponselku tidak berada di saku. Aku mengeluarkan semua isi tasku serta mengorek dalam dalam kantung mantelku, tapi tetap tidak ada.

Oh Tuhan, kenapa hari ini aku begitu sial.

Mungkinkah ponselku tertinggal di laci mejaku ? itu dia.


Haahh ... haahh ... haahh

Ternyata berlari dari kelas Baekhyun yang jaraknya hanya 50 meter dari kelasku ini sangat melelahkan. Aku berhenti sejenak dan menyandar pada pintu kelas untuk mengatur nafasku, namun tidak untuk mengelap keringat yang mengaliri kening dan pelipisku. Ini sengaja okey, bukankah aku terlihat lebih sexy jika begini ? Oh aku tidak mau terus terusan dipanggil imut atau menggemaskan, jadi sesekali harus kutunjukan pada mereka semua bahwa aku ini Luhan yang manly dan seksi – seperti Oh Sehun.

Kenapa Oh Sehun lagi, sial. Jelas jelas aku lebih baik darinya, meskipun tubuhku lebih pendek, perawakanku lebih mungil, wajahku lebih kecil, badanku lebih kurus, bahuku lebih sempit, suaraku lebih lembut dan – hey apa apaan ini, kenapa aku malah tampak seperti wanita. Saus tar tar !

Sudahlah, jika sudah berhubungan dengan Oh Sehun, ini tidak akan ada habisnya. Jadi mari segera masuk ke dalam kelas dan mengambil ponselku sebelum penjaga sekolah berkeliling untuk mengunci setiap ruangan. Aku segera berlari menuju bangkuku lalu merogoh loker mejaku dan alohaaa ...

Ponselku tidak berada disana. Fuck !

Sialan. Kemana dia, manik mataku meneliti setiap sudut di ruangan ini dan aku baru sadar kalau ternyata aku tidak sendiri. Di bangku paling pojok belakang, berdekatan dengan jendela, ada sesosok ah bukan, tapi seonggok Oh Sehun yang tengah terlelap di bangkunya.

Kenapa anak horor tapi tampan itu ada disini ? Kenapa dia tidak pulang ? Apa dia tunawisma ? Tapi yang satu itu sepertinya tidak mungkin mengingat ada kunci – yang aku yakin kunci mobil – tergeletak tak jauh dari lengan tempat dia menumpukan kepalanya. Lalu kenapa dia disini ? Hah sudahlah, apa peduliku. Sebaiknya aku segera pergi karena berdua dengan Oh Sehun adalah hal yang membahayakan – meskipun dia sedang tertidur, tapi ini tetap tidak menjamin keamananku.

Tapi mungkin aku bisa bertanya pada manusia tampan itu soal ponselku, mungkin saja dia tahu atau bahkan mungkin dia yang mengambil – ralat – mengamankan ponselku. Tapi jika aku ingin bertanya padanya itu berarti aku harus membangunkannya. Oh tidak tidak, bisa bisa aku menelanjangi diriku sendiri karena terkena tatapannya yang terlalu tajam tapi menggoda itu.

Tapi aku juga tidak rela jika ponselku harus hilang. Tuhan, kenapa aku sial sekali hari ini.

Setelah merenung dan bersemedi beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada Oh Sehun dan meyakinkan diriku bahwa tidak akan terjadi apa apa padaku setelah ini. Perlahan aku mendekatinya, kuangkat kakiku tinggi tinggi di setiap langkahku serta kupelankan hembusan nafasku agar tidak terlalu menimbulkan suara yang dapat menyebabkan serigala tidur itu terbangun. Padahal niatku mau membangunkannya, dasar bodoh.

Akhirnya aku sampai di depan bangku Oh Sehun setelah melewati beberapa petak ubin lantai yang terasa sangat jauh dan penuh rintangan.

Dilihat dari jarak sedekat ini ternyata dia sungguh amat sangat tampan, Sehun seperti tokoh tokoh pangeran dan kaisar di beberapa dongeng yang kubaca beberapa hari lalu – jangan tanya kenapa aku masih membaca dongeng. Lihat alisnya yang tajam itu, bulu matanya yang menawan, hidung mancungnya, kulit wajahnya yang terlihat sangat mulus seperti tidak memiliki pori pori dan ini yang paling menarik bagiku. Bibir tipisnya yang berwarna merahmuda, uhh itu terlihat sangat menggoda untuk dijilat dan – Xi Luhan apa yang kau pikirkan ! Kau mau bertanya soal ponselmu, bukan memuja wajah tampan orang ini.

Aku memejamkan mataku sejenak, berusaha menetralkan pikiranku yang kian lama kian memburuk ini namun yang kulihat saat aku membuka mata adalah wajah tampan Oh Sehun, tepat di depanku, hanya berjarak kurang dari 3 cm dari wajahku. Jika aku ataupun dia bergerak atau bicara sedikit saja, mungkin bibir kami akan saling bersentuhan. Kenapa aku merasakan wajahku menjadi panas sekali.

" Kenapa kau memandangiku seperti itu ?"

Ugh, bagaimana dia bisa tau. Apa dia hanya pura pura tidur tadi. Kurang ajar !

" Aku tidak memandangimu, ak- aku cuma mau bertanya kau tau ponselku atau tidak !"

Dia mengernyit sebentar lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesua – ah sebuah ponsel yang ternyata MILIKKU. Hah, sudah kuduga kalau orang ini pasti yang mengambilnya.

" Ini milikmu ?"

Aku mengangguk cepat. " ya itu punyaku, sini kembalikan !"

" Sekarang ini milikku."

What ? miliknya ? untuk apa dia mengambil ponselku ? sialan, aku jadi benar benar yakin kalau dia ini memang miskin.

" Yakk ! mana bisa, kembalikan."

Aku berteriak ngotot dan berusaha merebut ponselku dari tangannya. Dasar menyebalkan, sudah menkontaminasi otakku dengan wajah pornonya, sekarang mau mengambil ponselku juga. Tidak tahu malu sekali, jika saja itu bukan ponsel baru mungkin sudah daritadi kujejalkan ke mulutnya yang menggoda itu.

" Kalau kau mau ini kembali – " terlihat dia menyeringai aneh. Uhh dia tambah tampan.

"—biarkan aku membuat tanda di lehermu "

Hah. Apa maksudnya, apa Oh Sehun ini gila. Membuat tanda di leherku ? yang benar saja ! Leherku terlalu indah untuk bibirnya yang menggoda. Apa yang harus kulakukan sekarang ? membiarkan leher indahku dijamah oleh Oh Sehun atau kabur dan merelakan ponsel yang baru aku beli bulan lalu ? Ugh kepalaku rasanya pening sekali. Ayo berpikir Luhan berpikr, jangan biarkan makhluk jahat ini menguasaimu.

" Diam berarti iya "

Dengan itu dia menarik tanganku agar mendekat ke arahnya dan menelusupkan wajahnya di perpotongan leherku serta mulai mengecupinya sedangkan lengannya meraih pinggangku agar tubuh kami saling menempel lalu mulai menghisap leherku. Rasanya aneh sekali, belum pernah ada sebelumnya yang melakukan ini padaku atau lebih tepatnya pada leherku.

" Ha apa – enggh hey Sehh emh lepass ngh"

Aku memberontak, mencoba mendorong dadanya namun kenapa aku rasanya lemas sekali. Seakan tenagaku ikut terhisap oleh mulut Sehun yang menjajah leherku. Dia semakin gencar mengerjai leherku, terasa sekali kalau leherku sangat lembab sekarang. Apa dia sedang bertransformasi menjadi penghisap darah atau jangan jangan Sehun ini memang vampire. Ya, vampire tampan.

" Aaahh ... sakitt, ini sak – itt enghh."

Aku memekik ketika dia menggigit leherku. Ini sakit sekali. Dasar Sehun biadab. Uh leherku yang menawan, dia sudah tidak suci lagi karena di nodai oleh si brengsek Sehun ini.

" Enggh Sehuunh aghh sudahh ahh yakk."

BRAKK

Akhirnya aku bisa lepas dari dekapan Sehun setelah aku menendang tulang keringnya, membuatnya cukup untuk mengerang kesakitan dan kehilangan keseimbangan hingga menabrak bangkunya. Kulihat dia sedikit merintih karena tendanganku. Hey, jangan remehkan kemampuan menendang seorang kapten tim sepakbola di sekolah ini. Bagaimana ? aku sangat keren bukan, sudah jelas aku ini amat sangat manly.

Katakan itu pada lehermu yang baru saja dilecehkan Luhan -_-

" Shit. Kenapa kau kasar sekali Luhan " terlihat dia mencuba bangkit meskipun aku tahu di tengah menahan nyeri. Hah rasakan.

" Yakk ! kenapa kau mengumpat padaku ? aku sedang berusaha menyelamatkan diri bodoh "

" Menyelamatkan diri dari apa ? "

" Darimu tentu saja " aku mendengus, kenapa dia tidak terlihat merasa bersalah kepadaku, malah sekarang dia sedang tersenyum meremehkan ke arahku. Orang ini benar benar ingin ku tonjok rupanya.

" Bukankah kau menginginkanku ? "

Dia menyeringai seksi padaku, ditambah tatapan menggodanya yang sialan sekali. Oh fokus Luhan Fokus.

" Siapa bilang ? percaya diri sekali " Duh, kenapa rasanya semua darahku perlahan naik dan berkumpul di pipiku, tidak tidak. Aku tidak boleh terlihat seperti wanita begini. Ini memalukan.

" Bukankah ini indah Luhan – " Sehun memeluk pinggangku lalu mengulurkan tangannya, perlahan ibu jarinya mengusap leherku dimana terdapat tanda darinya, memandangnya hasil karya mulutnya lalu mengecupnya sekilas.

" – kissmark ini cocok untuk lehermu."

Bolehkah aku pingsan sekarang ?


To be continue

Hallo selamat pagi/siang/malam *tergantung kapan readers bacanya

Hm perkenalkan saya author baru debut di ffn, sebenarnya saya bikin cerita ini buat ngisi waktu liburan yang sayangnya hanya sebentar sekali. Saya sengaja buat pendek dulu untuk chapter 1 karena saya cuman pengen tahu gimana respon para pembaca ffn sama cerita ini.

Kalo responnya baik, cerita ini akan saya pertahankan tapi kalau nggak yaa – nasib Luhan segini aja *pelukLuhan

Terima kasih juga untuk yang sudah membaca. Meskipun itu silent readers, saya tetap menghargai apresiasi kalian terhadap cerita ini walaupun tidak meninggalkan komentar.

Dan seandainya ada yang mereview pun saya sangat berterimakasih kepada para hadirin yang telah meluangkan waktunya untuk mengahdiri acara launching – oke ini out of topic sekali

Intinya saya berterimakasih kepada kalian semua dan saya mengharapkan support dari kalian.

Salam kenal ~

LuhanLuu

151229 – 22:26