Please Stop

A GS Chanbaek FF

Rate M

NC

Disclaimer: themselves

Casts: Chanbaek, Hunhan, and many more

by: sehseow

Don't like? Don't read

DO NOT PLAGIARIZE MY STORY WITHOUT PERMISSIONS

Baekhyun menatap kosong pada selembar foto hasil USG yang kini sedang dipegangnya. Disana tampak bayangan sesosok bayi mungil, anaknya, ya… itu anak Baekhyun. Hasil perbuatan bejat Chanyeol dua bulan yang lalu.

Baekhyun memegang perutnya dengan ragu. Mencoba merasakan kehidupan yang sedang bertumbuh di dalam sana, lalu tersenyum pedih saat mengingat kenyataan bahwa dirinya mengandung seorang anak diluar ikatan pernikahan. Terlebih lagi anak tersebut adalah hasil pemerkosaan.

Sejak malam dimana terakhir kali Chanyeol menyentuh Baekhyun, hubungan mereka mendingin. Chanyeol yang merasa sangat bersalah pada Baekhyun terus menerus meminta maaf dan bersikap lembut. Baekhyun menolak untuk berbicara pada Chanyeol sampai saat ini, namun ia tidak dapat meninggalkan apartemen Chanyeol karena flatnya yang lama sudah dijual oleh Chanyeol. Mereka masih bekerja dalam satu kantor, tinggal dalam satu rumah yang sama pula, namun Baekhyun tidak pernah sudi untuk menatap Chanyeol. Seakan mereka hidup di dunia yang berbeda. Chanyeol yang selalu menatap Baekhyun dengan perasaan bersalah, dan Baekhyun yang tidak pernah menganggapnya ada.

Hubungan mereka di kantor berjalan biasa layaknya atasan dengan bawahan pada umumnya. Itu yang ada di pikiran semua orang. Sampai suatu siang, Luhan memekik panik karena menemukan Baekhyun yang tidak sadarkan diri dengan wajah pucat pasi di toilet kantor. Chanyeol yang mendengar keributan Luhan dan karyawan lainnya langsung keluar dari ruangannya dengan tergesa-gesa, lalu tanpa sepatah katapun ia menggendong Baekhyun dan membawanya ke Rumah Sakit. Menyisakan berbagai pertanyaan di benak para karyawan yang melihatnya.

.

.

.

.

"Selamat, tuan. Istri anda tengah mengandung. Saat ini usia kandungannya sudah mencapai empat minggu." Dokter Shin menyalami Chanyeol dengan senyum di wajahnya. "Tolong diperhatikan agar istri anda tidak kelelahan atau stress, karena tubuhnya agak lemah, sebaiknya istri anda mengurangi aktifitas di kantor. Selain itu, mulai sekarang sebaiknya istri anda memakai baju khusus ibu hamil, jangan memakai pakaian yang ketat lagi seperti pakaian kerja." Chanyeol hanya mengangguk mendengarnya, berita kehamilan Baekhyun seakan-akan menjadi petir di siang bolong baginya. Ia tidak menyangka kalau perbuatan bejatnya akan menghasilkan anak seperti ini. Siapakah ia menjadi seorang ayah? Pertanyaan it uterus terngiang di benaknya. Selain itu Chanyeol takut, ia takut Baekhyun akan menolak kehadiran anak di dalam perutnya. Chanyeol sendiri sebenarnya bahagia karena ia akan menjadi seorang ayah. Ayah dari anak yang sedang dikandung oleh wanita yang dicintainya sepenuh hati.

.

.

.

.

"Huuuueeeeeek..." ini sudah kesekian kalinya dalam bulan ini, Baekhyun mual dan muntah di pagi hari. Airmata menggenang di kedua pelupuk matanya. Baekhyun lelah jika harus seperti ini setiap pagi. Bangun tidur dengan perut mual dan kepala pusing hebat. Dan ini juga merupakan yang kesekian kalinya Baekhyun menepis kasar tangan Chanyeol yang ingin membantu memijat tengkuk Baekhyun. Baekhyun masih melanjutkan muntahnya, Chanyeol yang tidak tega akhirnya merengkuh tubuh Baekhyun pelan dengan satu tangan, lalu satu tangan yang lain memijat pelan tengkuk Baekhyun. Baekhyun tidak dapat melawan, karena kedua tangannya sudah ikut direngkuh oleh Chanyeol di kedua sisi badannya. Meronta pun rasanya percuma, Chanyeol tidak akan menggubrisnya. Tubuhnya pun terasa lemas. Baekhyun juga takut bayinya akan terguncang di dalam sana. Akhirnya Baekhyun menurut ketika Chanyeol mendudukkan tubuh lemahnya di pinggir ranjang mereka, tangannya meraih secangkir teh hangat yang disodorkan Chanyeol lalu meminum isinya pelan-pelan. Chanyeol mengusap peluh di dahi Baekhyun dengan sayang lalu mengecupnya. Lalu menyenderkan kepala Baekhyun di dadanya, sampai Baekhyun terlelap kembali. Dan seperti biasa, ia yang akan menghapus jejak airmata di pipi Baekhyun.

Usia kandungan Baekhyun saat ini sudah tujuh minggu. Perut Baekhyun sudah terlihat sedikit membuncit, dan badannya bertambah gemuk. Nafsu makan Baekhyun juga bertambah besar, namun ia seringkali mual jika mencium aroma dari makanan tertentu. Terutama susu. Maka dari itu, Chanyeol selalu khawatir jika Baekhyun mual ketika mencium aroma dari susu khusus ibu hamil. Karena Baekhyun tidak akan kuat meminumnya, dan bayi mereka bisa kekurangan gizi.

Sebenci apapun Baekhyun terhadap Chanyeol, Baekhyun tetaplah wanita baik hati yang tidak tega untuk menggugurkan bayinya. Ia memang tidak ingin hamil, terutama diluar nikah seperti ini. Apalagi mengandung anak Chanyeol, orang yang sangat dibencinya. Orang yang sudah merenggut mahkotanya dan mengatur hidupnya. Walaupun begitu, Baekhyun selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kandungannya. Bayi adalah anugerah untuknya, dan Baekhyun sangat suka anak-anak.

Karena kondisi tubuh Baekhyun yang agak lemah, Chanyeol melarangnya untuk pergi ke kantor. Ia tidak ingin Baekhyun dan anaknya kenapa-napa. Walaupun Baekhyun bersikeras untuk pergi bekerja, Chanyeol akan tetap melarangnya dan menyisakan Baekhyun yang berteriak marah. Ah iya, semenjak hamil emosi Baekhyun juga menjadi sulit terkendali. Ia mudah sekali marah atau menangis. Baekhyun juga menjadi lebih manja dari biasanya, namun ia sendiri tidak mau menunjukkannya. Setiap malam, Baekhyun akan beringsut pelan ke arah Chanyeol, menyenderkan kepalanya di dada Chanyeol dan memeluk Chanyeol erat. Baekhyun baru akan melakukannya jika ia rasa Chanyeol sudah tidur. Padahal, selama ini Chanyeol hanya pura-pura tertidur.

Sebenarnya Chanyeol agak ragu untuk meninggalkan Baekhyun sendirian di apartemen, karena ia takut Baekhyun akan kabur atau berbuat sesuatu yang ceroboh. Tapi sejauh ini, semuanya aman terkendali. Baekhyun tidak kabur atau keluar apartemen jika bukan untuk membeli keperluan pribadinya atau bahan makanan.

Selama dua bulan ini Chanyeol dan Baekhyun merahasiakan kehamilan Baekhyun dari kedua pihak keluarga masing-masing. Bahkan Kyungsoo juga ikut tutup mulut. Sejauh ini hanya Kyungsoo yang mengetahui kehamilan Baekhyun, itupu karena ia tidak sengaja melihat hasil USG Baekhyun saat berkunjung ke apartermen Chanyeol. Baekhyun akan selalu menjawab kalau ia terlalu banyak makan jika ada yang bertanya mengapa ia bertambah gemuk. Orang-orang di kantor seperti Sehun dan Luhan juga tentu saja tidak tahu, Baekhyun selalu berkelit kalau ia pindah ke Busan untuk mencari pekerjaan lain karena ia lelah dengan pekerjaan di Park Industry yang begitu menumpuk. Baekhyun sebenarnya merasa sangat malu dan bersalah kepada ibunya, bagaimanapun ibunya adalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya saat ini, dan ia tidak tega untuk memberitahukan kabar kehamilan ini pada beliau.

.

.

.

Chanyeol sudah berangkat ke kantor sejak satu jam yang lalu, dan Baekhyun dilanda kebosanan teramat sangat. Chanyeol melarangnya untuk melakukan pekerjaan rumah kecuali memasak. Tubuh Baekhyun yang kini mudah lelah juga menyulitkannya untuk melakukan banyak hal. Jadilah Baekhyun memilih untuk membaca buku seputar kehamilan yang ditemukannya di dalam tas kerja Chanyeol kemarin.

Handphonenya berdering saat Baekhyun tengah membaca bagian perkembangan bayi di bulan keenam. Sebuah nomor asing tak dikenal muncul di layar handphonenya, Baekhyun sedikit mengernyit saat ia merasa tidak mengenali nomor tersebut. Namun karena penasaran, Baekhyun tetap mengangkatnya. "Yeoboseyo?"

"Yeoboseyo, Baekhyun-ah?" Terdengar suara seorang lelaki diseberang sana.

"Ne, ini siapa?" Sekarang gantian pria diseberang sana yang mengerutkan dahinya.

"Lho, ini aku, Kris Wu. Apakah kau tidak menyimpan nomor handphoneku? Aku pernah mengirimkan pesan singkat padamu sekitar dua bulan yang lalu, tapi kau tidak membalasnya. Kukira aku salah nomor."

"Dua bulan yang lalu?" Ingatan Baekhyun berputar kembali. Dua bulan yang lalu... Dua bulan yang lalu.. ah! Dia ingat. Itu malam dimana Chanyeol memperkosanya dengan paksa setelah sebelumnya menyebut-nyebut nama Kris. Jadi inilah alasannya. Pasti Chanyeol sudah menghapus pesannya makanya Baekhyun tidak mengetahui kalau Kris mengiriminya pesan.

"Sudahlah, mungkin pesanku tidak sampai. Bagaimana kabarmu sekarang? Kudengar kau resign dari Park Industry." Baekhyun membulatkan matanya kaget. "E-eh...? Aku baik-baik saja. Iya, aku sudah berhenti bekerja sekarang." Jawabnya agak mencicit.

Kris terheran diseberang sana. "Kenapa kau berhenti? Apa kau mempunyai masalah di kantormu?"

"Tidak... tidak. Aku hanya ingin cari suasana baru saja..." Baekhyun agak gelagapan menjawabnya.

"Lantas, dimana kau bekerja sekarang?" "A-aku sedang tidak bekerja, sajangnim." Baekhyun melirihkan suaranya.

"Astaga, panggilan macam apa itu. Kan sudah kubilang jika diluar urusan kerja, panggil aku oppa, Baekhyun-ah." Kris terkekeh ringan diseberang sana. Baekhyun ikut terkekeh mendengarnya. "Arraseo, oppa."

"Baiklah, aku harus segera kembali bekerja sekarang. Lain kali bisakah kita bertemu kembali? Aku akan membawakan sebuah kejutan untukmu." Baekhyun mengangguk senang walaupun Kris tidak akan melihatnya diseberang sana. "Tentu!" Dan setelah mengucapkan salam perpisahan, Baekhyun pun menutup teleponnya dan kembali melanjutkan kegiatan membacanya. Senyum cerah terlihat jelas di wajahnya.

.

.

.

T B C

Author's note:

Haloooo semuanyaaaa… udah lama banget ya ff ini ga dilanjutin huhuhu. Udah ngaret, pendek lagi?! Aku minta maaf sama readers sekalian yang udah nungguin bahkan nagih2 kapan lanjut ini. Hedeeeh….. sebenernya ide ada tapi ngestuck, kenapa? Karena aku bukan tipe orang yang pinter ngebala atau istilahnya deskripsiin sesuatu panjang2. Jadilah ff ini pendek, kalo aku pinter ngebala mah udah 10k lebih wordsnya ini ff. selain ituuuuu, aku sibuk kuliah. Setiap punya waktu senggang pastiiiiii ada ajaa tugas ato kerjaan lainnya. Rencananya ini ff mau cepet ditamatin ajah. Setelah ff ini tamat, kemungkinan aku bakal nulis ff lain tapi yang singkat2 kaya oneshoot aja.

Oh iya, aku mau ngucapin makasih yang sebesar2nya buat temen2 semua yang udah review, follow, dan favoritein ff ini.. Maaf kalo ga bisa sebutin satu2. klao ada yg PM, aku pasti baca kok karena pm nya masuk ke email. Aku cek email setiap hari sih. Tapi maaf ga dibales, karena akun ffn nya jarang dibuka, hehehe.

Sekian dulu ya dari aku, author abal tukang ngaret ini….