Title : Second Crusher

Cast :

Xi Luhan

Oh Sehun

Pairing : HunHan!

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Disclaimer : Semua plot adalah punya saya. Semua cast hanya milik Tuhan.

WARNING!

YAOI. Konflik berat.

Rambutnya seperti madu.

Matanya seperti rusa.

Bibirnya seperti cherry.

Kulitnya seputih susu.

Badannya ramping dan indah.

Senyumnya mempesona.

Ia akui ia telah jatuh hati untuk pertama kalinya, kepada seorang pemuda manis yang mampu mengubah hidupnya menjadi penuh warna.

Xi Luhan, namja manis keturunan Korea-China yang kini tengah menetap di Korea bersama sang halmeoni. Menjalani hari-harinya dengan penuh keceriaan dan kegembiraan. Kekasih dari si tampan Oh Sehun dan mereka sedang dalam masa-masa kasmaran. Sangat menyayangi semua orang dan mempunyai hati yang mulia.

Oh Sehun, namja berwajah tampan dan sering terlihat tanpa ekspresi. Hidupunya selalu menyebalkan dan sia-sia sebelum ia bertemu Xi Luhan, satu-satunya pria yang mampu membuat Sehun berpikir bahwa cinta memang ada. Setidaknya ketika ia bersama Luhan ia berpikir bahwa dunia yang ia tempati tidak seburuk itu. Garis bawahi kata diatas, 'ketika ia bersama Luhan'.

.

.

Bugh!

Pukulan itu mengenai perut Luhan hingga namja itu merosot ke tanah. Ia mengaduh kesakitan atas tindakan yang baru saja ia terima.

"Dasar banci!"

"Pecundang kau."

"Namja lemah."

"Hey, itu baru satu pukulan, ayo bangun dan lawan aku!" ejek pria bernama Kim Jongin atau Kai itu kepadanya sambil menampilkan seringai menakutkan.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Oh tidak-tidak. Jelas itu bukan Luhan yang melakukannya. Itu adalah Oh Sehun yang tiba-tiba datang dan langsung menghajar Kai.

Sial! Bukankah ini begitu menampakkan bahwa Luhan memang tidak bisa apa-apa. Hey, Oh Sehun mengapa kau harus muncul?

Sehun kini membantu Luhan berdiri setelah menyelesaikan urusan perkelahiannya.

"Dengar semuanya! Xi Luhan sekarang adalah kekasihku. Jadi aku tidak mau kalian mengganggunya dan menjahilinya. Jika kulihat kalian masih tetap melakukan itu akan kubuat kalian seperti namja bernama Kim Jongin ini." Tukas Sehun dihadapan seluruh siswa yang saat ini sedang terkejut mendegar penuturan yang baru saja ia buat.

Begitu pula dengan Luhan. Kini ia sangat terkejut mendengar apa yang baru saja Sehun ucapkan. Ia tidak pernah menyangka bahwa Sehun ternyata membalas perasaanya yang ia pikir hanyalah perasaan angan. Dan itu adalah pertama kalinya Sehun melakukan hal romantis –menurut Luhan- untuknya.

Selesai kejadian itu Sehun segera membawa Luhan pergi menuju atap.

Sehun melepas genggaman Luhan dan pergi sedikit menjauh dari tempat Luhan berdiri. Ia memegang kepalanya dengan frustasi dan menyembunyikan wajahnya yang sedikit merona.

"Sial! Apa yang baru saja kulakukan. Aku malu sekali melakukan hal itu. Astaga! Apa yang tadi kulakukan? Mengapa aku melakukan hal gila itu, itu sangat bertentangan dengan imej-ku yang sebenarnya. Aish, apakah mereka kini tidak takut lagi padaku. Shit! Seharusnya aku tidak melakukan hal itu." Sehun masih mengerang dan melupakan keberadaan Luhan disana.

Sedangkan, Luhan hanya bisa melihat Sehun dari jauh. Ia tidak bisa berkata apa-apa –sejujurnya karena ia tidak berani-. Namun kemudian ia memberanikan diri dan berusaha untuk setidaknya mengucapkan terima kasih lalu ia akan segera pergi dari tempat ini. Yap, ayo selesaikan sekarang juga!

Setiap langkah yang membawa Luhan mendekati Sehun entah mengapa membuat perasaan Luhan semakin sesak. Jadi, tadi yang ia ucapkan hanya pura-pura? Begitulah yang kini ada dipikiran Luhan.

"Ehm, Se..Sehun-sshi terima kasih karena kau telah menyelamatkanku." Ucap Luhan setelah berhasil mengumpulkan keberaniannya.

Sehun tersentak mendengar suara dari Luhan. Astaga hanya dengan suara lembut itu mampu membuat tubuh Sehun seperti melayang-layang diudara. Omo! Sehun segera menggeleng-gelengkan kepalanya, sadar Sehun! Sadarlah! Jangan berubah menjadi seseorang penyuka roman picisan seperti ini.

Sehun membalik badannya. "I.. Iya Luhan."

"Gamsahamnida sudah menyelamatkanku." Luhan tersenyum kearahnya dan Sehun terbang semakin tinggi melihat senyuman itu.

Sehun menggeleng-geleng lagi, sungguh menggelikan memikirkan hal tersebut. "Mengapa kau berterima kasih, kini kau adalah kekasihku. Aku pasti akan selalu melindungimu"

Dan Sehun benar-benar menjadi penyuka roman picisan.

Luhan dan Sehun sama-sama terkejut mendengar kata-kata itu. Mulut yang biasanya hanya pemudah Oh gunakan untuk mengumpat dan mengucapkan kata-kata hinaan itu kini berubah menjadi mulut yang mengeluarkan kata-kata manis

Luhan terperangah dibuatnya. Apakah ini nyata ataukah hanya mimpi. Tuhan! Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku.

"Se.. Sehun, apakah kau sungguh-sungguh dengan kata-kata itu?" Tanya Luhan masih tidak percaya.

Sehun kini berlutut dan memegang tangannya membuat Luhan semakin terperangah.

"Maaf kan aku. Aku tidak bisa melakukan hal lebih baik lagi untuk mengatakan perasaanku padamu. Tapi aku bersungguh-sungguh dengan semua ucapanku tadi. Aku ingin kau menjadi kekasihku."

Sehun merutuki dirinya lagi. Apa maksudnya ini? Jelas-jelas bukan ini yang otaknya perintahkan tapi tubuhnya seolah bergerak sendiri.

"Sehun, sebenarnya aku.. aku memang mencintaimu." Ucap Luhan malu-malu.

Sehun langsung tersenyum mendengar pernyataan Luhan. Senyum yang tidak pernah ia perlihatkan kepada siapapun. Ia berdiri dan langsung memeluk Luhan.

Akhirnya mulai detik ini Luhan menjadi miliknya.

.

.

"Luhaaannn, kemarilah." Sehun melambaikan tangannya memanggil Luhan yang sedang bercakap-cakap dengan Baekhyun dan Kyungsoo.

"Ck, tuan tampan memanggilmu." Ujar Baekhyun tidak terima dengan acara mengobrolnya yang harus terputus.

"Sehun, selalu datang disaat kita sedang asyik bercerita." Balas Kyungsoo.

Luhan hanya tersenyum dengan tatapan minta maaf dan segera menghampiri Sehun.

"Ada apa chagi?" Tanya Luhan begitu ia sudah disebelah Sehun.

Sehun segera menarik tangannya dan membawanya pergi dari tempat tersebut.

'Mau kemana kita?' pikir Luhan.

"Atap lagi? Kenapa kau membawaku ke atap untuk kesekian kalinya?" Tanya Luhan begitu mereka sampai di tempat yang Sehun tuju.

"Sudahlah, percaya padaku Luhan. Sekarang, tutup matamu." Titah Sehun.

Luhan hanya bisa menurut, ia yakin Sehun pasti akan memberinya sebuah kejutan lagi seperti biasanya. Kali ini apa yang akan ia berikan? Mawar lagi, atau mungkin kue coklat, bubble tea rasa taro atau-

"Sekarang bukalah matamu."

Luhan membuka matanya secara perlahan, ia berpikir bahwa ia akan menemukan makanan ataupun minuman kesukaannya berada di hadapannya saat ini. Tapi semua pemikiran itu meleset. Dilihatnya Sehun yang sedang berlutut dibawahnya sambil menyerahkan sekotak cincin berwarna putih yang mampu membuat tubuh Luhan melemas. Cincin itu sangat indah, tapi bukan itu yang mampu membuat tubuh Luhan meleleh namun semua perlakuan Sehun kepadanya saat ini. Ia tidak menyangka bahwa Sehun si namja dingin itu mampu melakukan hal seromantis ini.

"Se..Sehun." Luhan tidak mampu berkata-kata lagi.

Ia mengabaikan cincin tersebut dan segera memeluk Sehun.

Bruk!

Sehun yang terkejut dengan perlakuan tiba-tiba itu tidak mampu membawa berat tubuh Luhan hingga membuat kedua sejoli itu kini tengah berpelukan pada bidang pijakan mereka.

"Luhan kau tidak apa-apa?" Tanya Sehun khawatir karena mendengar suara isakan Luhan.

"Aku mencintaimu Sehun. Selamanya."

Sehun membawa tubuh Luhan untuk bangun dan kini balas memeluknya secara posesif.

"Aku lebih mencintaimu bambiku."

Pletak!

Luhan mengetuk kepala Sehun pelan, sedikit tidak terima dengan ucapan Sehun. Bambi ia bilang? Tidak-tidak ia tidak ingin panggilan itu. Ia ingin panggilan yang lebih manis, seperti sweety, hunny, baby, chagi aaahhh! Pasti menyenangkan. Tetapi Luhan tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Ia tidak begitu peduli dengan cara Sehun memanggilnya. Ia hanya ingin Sehun akan menjadi pendamping hidupnya sehidup semati.

Pelukan itu diakhiri dengan ciuman mesra yang memagut kedua bibir mereka hingga perasaan itu sampai ke dalam hati mereka masing-masing.

.

.

"Sehun! Sehun! Lihat boneka bambi itu bolehkah aku memilikinya?" pinta Luhan ketika mereka berjalan-jalan ke Lotte World.

"Tentu saja boleh, bambi itu kan kembaranmu." Sehun terkekeh kecil sedangkan Luhan mengerucutkan bibirnya.

"Ish, jangan samakan aku dengan hewan itu! Aku lebih manis dan lucu dari pada bambi!" tegas Luhan tidak terima.

Sehun semakin tertawa dibuat-nya. Kalian pasti tahu wajah marah Luhan adalah wajah paling menggemaskan didunia. Heh, berlebihan memang tapi tidak untuk Oh Sehun.

"Baiklah, baiklah. Apapun untuk bambiku tersayang."

"SEHUN!"

.

.

Sehun mengerang frustasi, kini ia berada di rumah Luhan namun halmeoni bilang bahwa Luhan belum kembali dari sekolahnya. What the hell! Sekolah sudah usai lebih dari 5 jam yang lalu dan Luhan belum pulang. Padahal kini hujan sedang turun dengan derasnya.

Perasaan khawatir itu kini menjadi takut karena ia belum bisa menghubungi nya sampat saat ini. 'Dimana kau Luhan?'

Ceklek! Sehun langsung bangkit begitu ia mendengar suara pintu terbuka.

"Luhan! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau hujan-hujanan begini?" bentak Sehun marah melihat kondisi Luhan.

Namja itu kini kedinginan dengan tubuh basah kuyup, wajah pucat dan bibir mulai membiru.

Luhan hanya bisa menatap Sehun takut. Ia tahu Sehun benar-benar namja posesif dan tidak akan membiarkan ia terluka sedikitpun. Ia pasti sangat khawatir melihatnya dalam keadaan seperti ini.

"Maaf Sehun, tadi aku ada pelajaran tambahan, jadi aku pulang terlambat."

"Luhan aku tadi sangat yakin kau membawa payung di dalam tasmu. Lalu kemana payung itu sekarang? Mengapa tidak kau kenakan?"

Luhan terkekeh kecil mencoba mencairkan suasana, "Ehm, aku menyerahkan payungku untuk Baekhyun, tadi ia tidak membawa payungnya."

"Lalu?! Kau menyerahkan payungmu tapi kau sendiri basah kuyup Luhan!"

"Mianhae, aku tidak tega membiarkannya pulang kehujanan."

"Astaga! Lalu bagaimana dengan kau? Apa kau tega membiarkan dirimu sendiri kehujanan? Apa kau tega membuatku khawatir melihat kau seperti ini."

"Maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Luhan yang kini suaranya mulai melemah.

Sehun yang melihat itu segera menggendong Luhan dan membawanya kekamar.

"Baiklah, tapi sebagai gantinya kini kau harus menurut perintahku. Sekarang kau adalah seorang pasien Xi Luhan."

"Siap Dokter Sehun."

.

.

Itu adalah memori indah yang mereka punya.

Memori?

Yup, semua kejadian itu hanyalah sebuah memori.

Sudah 5 tahun ini Luhan pergi dari hidupnya. Meninggalkan sejuta memori indah dan kenangan-kenangan lainnya. Kini yang tersisa hanyalah rasa benci dan penyesalan yang mendalam karena telah percaya kepada rasa cinta.

Itu semua bullshit. Cinta memang tidak pernah ada. Cinta hanyalah omong kosong.

Sehun kini kembali menjadi dirinya yang dulu. Sehun si pemberontak dan hanya bisa berkelahi. Ia tidak lagi mengenal kasih sayang, yang ada hanya lah kekerasan dan kekejian. Memang beginilah dunia yang sesungguhnya. Manusia memang tidak ada yang bisa dipercaya.

Walaupun Sehun tumbuh dalam dunia kerasnya namun ia tetap lah seorang penerus keluarga Oh. Dengan alasan itulah kini ia berada diruang kerja miliknya.

Sejak ia lulus dari pendidikan menengah akhir-nya, ia dilatih untuk menjadi seorang bisnisman oleh tuan Oh –ayahnya-. Sehun tidak bisa menolak dan sebenarnya ia tidak ingin menerima, tapi ini sudah menjadi kewajiban untuk dirinya. Lagi pula sejak Luhan meninggalkannya ia seperti kehilangan arah dan tidak tahu apa yang akan ia lakukan dari hari ke hari. Maka dari itulah ia menerima tawaran ayahnya untuk menjadi seorang pengusaha. Tentu saja hal itu membuahkan hasil yang luar biasa, dalam waktu singkat perusahaan ayahnya berkembang dengan pesat. Hingga saat ini Sehun sudah memiliki perusahaan sendiri.

Namun Sehun tetaplah Sehun, ia tetap namja keras yang terkadang masih suka berkelahi, balapan liar dan minum-minuman keras. Beribu cara sang ayah lakukan untuk membuat Sehun berhenti melakukan hal tersebut namun beribu cara juga Sehun selalu dapat kembali ke dunia kerasnya. Semua itu adalah bentuk dari pelariannya terhadap rasa rindu yang ia rasakan. Rasa rindu yang selalu muncul dan membelenggu dirinya setiap malam.

Tapi sejak tiga tahun yang lalu Sehun telah berhenti dari dunia kelamnya. Tidak pernah lagi ia menghiraukan ajakan Kai untuk balapan ataupun pergi ke club. Sekarang, ia sudah benar-benar menjadi seorang yang dewasa dan yang paling penting ia sudah mampu menjadi orang yang berhasil mengubur perasaan cinta dan rindu yang dalam pada namja yang pernah mengisi hatinya. Semua itu Sehun lakukan untuk seseorang.

Kekasihnya.

Luhan? Hell! Tentu saja bukan.

Ceklek!

Pintu ruangan Sehun terbuka. Namun Sehun tetap tidak mengalihkan pandangannya dari jendela besar yang sejak tadi ia amati.

"Chagiya, aku membawakan makan siangmu." Ujar namja tersebut sambil meletakkan makanan Sehun diatas mejanya.

Sehun menarik nafas sebentar lalu menghembuskannya. Ia kemudian berbalik dan menatap kepada namja tersebut.

"Gomawo." Jawab Sehun sambil tersenyum.

Namja itu mengangguk senang. Kemudian ia mengeluarkan satu kotak makanan lagi dari dalam tasnya.

"Ta-ra. Lihatlah! Aku juga membawa makan siangku. Bolehkah aku makan disini? Saat ini aku ingin makan bersamamu chagi. Kumohon."

"Tentu saja boleh, kau kan 'kekasih'ku."

Sehun menahan nafasnya ketika ia berucap kata 'kekasih'. Bagi Sehun setiap ia mengucapkan kata itu yang teringat dipikirannya hanyalah bayangan Luhan. Entah untuk berapa lama Luhan akan terus berada di pikiran Sehun. Padahal 5 tahun sudah berlalu dan Sehun yakin perasaan untuk Luhan telah sirna dalam hatinya, tapi tetap saja Sehun selalu gagal menghapus sisa-sisa memori dalam pikirannya. Justru ia masih sangat ingat jelas struktur wajah dan bentuk tubuh Luhan sekaligus berbagai hal yang namja itu sukai. Dan yang paling Sehun benci adalah setiap bayangan Luhan muncul ia akan teringat dengan semua kenangan yang ia lalui bersama Luhan.

Kriett!

Namja itu menarik kursinya menuju ke meja Sehun. Membuat Sehun tersadar dari lamunannya.

"Hari ini eomma membuatkan kimchi kesukaanmu. Ia memintaku untuk memberikannya padamu." Ujar namja itu dan menyerahkan kotak persegi berukuran kecil untuk Sehun.

Sehun segera duduk dikursinya berhadapan dengan sang kekasih. "Katakan gamsahamnida untuk eomma mu."

Mereka kemudian segera menyantap hidangan yang ada dihadapan mereka dalam keheningan. Sehun senang hidupnya sudah sudah mulai berubah semenjak kehadiran sang kekasih. Setidaknya ia sudah memiliki orang yang wajib ia pertahankan dan lindungi.

"Sehun, setelah ini apa kau masih harus bekerja?" Ucap orang tersebut mencoba untuk memecah keheningan.

Sehun menghentikan kegiatan makannya, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan tersebut. "Yah, begitulah. Aku harus menjemput seseorang di bandara."

Sang kekasih sedikit terkejut. "Si.. siapa yang akan kau jemput?"

"Seseorang."

.

Second Crusher

.

Siang ini bandara terlihat penuh sesak dengan banyak orang yang berlalu lalang datang dan pergi. Ada yang sedang menarik koper sambil bercanda ria dengan temannya, ada yang sedang menelepon sesorang, ada pula yang hanya berjalan cuek saja tanpa memperdulikan sekitarnya kemudian ada juga yang nampak sedang menunggu seseorang.

Diantara ratusan orang tersebut terlihat seorang namja cantik yang sejak tadi menampakkan muka masamnya, pertanda bahwa ia sudah terlalu lelah menanti kedatangan seseorang yang sejak tadi tak menampakkan batang hidungnya.

"Huffttt." Entah sudah yang keberapa helaan nafas itu terdengar dari mulut sang namja cantik.

Ia bosan, sangat bosan. Bahkan gadget tercanggih yang ia miliki tidak bisa mengalihkan rasa bosan yang sejak tadi menghampirinya. Sudah hampir 5 jam ia menunggu disini dan menanti orang tersebut. Tapi lihat saja, sampai sekarang yang ia lakukan hanyalah duduk termenung sambil melihat-lihat puluhan orang yang lewat di depannya.

"Sial, mengapa ia lama sekali." Akhirnya umpatan itu terucap sebagai bentuk kekesalan.

Sang namja cantik mulai resah. Hey, ia tidak mau hari pertamanya datang ke Korea setelah sekian lama di Beijing harus ia habiskan di bandara.

Kini pandangannya mulai bergerak kesekeliling untuk mencari seseorang. Ia mengarahkan pandangan kekiri namun yang terlihat hanyalah manusia-manusia yang nampak tak peduli dengan keberadaannya. Kemudian ia mengalihkan pandangan kesebelah kanan dan hasilnya pun sama saja. Astaga! Harus berapa lama lagi ia menunggu?

Hem, jangan bilang ia tidak punya akal untuk menelpon orang tersebut, hal itu tentu sudah ia lakukan sejak tadi, namun tetap saja panggilan itu selalu mengarah ke bagian operator.

Tiba-tiba pemuda cantik itu merasakan seseorang menyentuh pundaknya. Tanpa pikir panjang lagi ia langsung membalikkan tubuhnya.

"Hosshh.. hosshh.. Maaf tuan muda Xi, saya terlambat." Ucap pemuda itu yang terlihat sangat kelelahan.

"MENGAPA KAU TERLAMBAT LAMA SEKALI?!" Hardik sang tuan muda.

Pemuda itu hanya menundukkan kepalanya, ia tau bahwa ini semua memang kesalahanya. "Mianhamnida, tadi mobilnya mogok dan terpaksa harus masuk bengkel terlebih dahulu."

"Permintaan maaf tidak diterima. Aku tahu bahwa halmeoni punya lebih dari satu mobil."

"Benar, tapi nyonya besar hanya punya satu supir."

Luhan melongo tidak percaya, sejujurnya ia masih ingin pemuda di hadapannya ini, namun sudahlah ia sudah terlalu lelah dan ingin segera pulang kerumah sang nenek tercinta.

"Baiklah, baiklah kumaafkan. Sekarang bantu aku membawa ini." Ujar Luhan sambil menunjuk barang-barang yang ia bawa dari Beijing.

.

Second Crusher

.

Sehun memasuki gate bandara dengan terburu-buru. Ia tahu ini sudah cukup terlambat untuk menjemput klien yang sangat penting. Namun mau bagaimana lagi kemacetan yang cukup padat tidak bisa ia hindari. Apalagi tadi ia ditahan lumayan lama oleh sang kekasih yang merengek untuk mengajaknya pergi makan malam yang memang sudah lama tidak mereka lakukan. Dan beginilah akibatnya, ia harus berlari terburu-buru untuk menjemput sang klien.

Sehun terus berlari, tidak dipedulikannya umpatan-umpatan yang ditujukan kearahnya. Ia tidak mau kehilangan klien yang satu ini, bisa runyam semua bila perjanjian mereka batal hanya karena kesalahan pribadi.

BRUK!

Tanpa ia sadari ia tersandung kakinya sendiri karena berlari terlalu kencang.

"Oh shit! It hurt!" umpatnya.

Kini Sehun menjadi tontonan banyak orang, banyak yang menatapnya iba namun banyak juga yang menertawakannya. Sehun segera berdiri dan membersihkan kotoran yang menempel dipakaiannya, maklum sang tuan Oh sudah hilang malu saat ini mengingat yang ada di otaknya hanyalah klien, klien dan klien.

Pemuda kulit pucat itu siap berlari lagi sebelum akhirnya ia merasa menemukan sepasang mata rusa yang ia rindukan.

DEG!

Tidak! Itu tidak mungkin. Itu hanyalah halusinasi semata. Tidak mungkin ia berada di Korea saat ini.

Sehun segera mengalihkan perasaan mustahil yang tiba-tiba datang tersebut. Ia segera berlari lagi dan melanjutkan pencariannya terhadap sang klien.

Hilang. Perasaan itu sudah hilang dan aku tidak akan pernah peduli lagi.

.

Second Crusher

.

'Pemuda ini begitu lambat.' Ejek Luhan secara tidak langsung kepada seorang pemuda yang membawa koper-koper dibelakangnya.

Ia ingin cepat-cepat sampai dirumah dan segera tidur dikasur empuknya. Namun keinginannya itu mungkin akan sedikit terlambat untuk terwujud mengingat sejak tadi ia masih berada di airport.

Luhan, mengaduk tasnya mencoba mencari boneka bambi yang menjadi kesayangannya hingga saat ini. Entah mengapa pemuda cantik itu ingin memeluk bambi pemberian kekasihnya dulu. Tapi sungguh sial boneka bambi itu tidak ia temukan di manapun di dalam tasnya.

"Astaga! Pasti tertinggal."

Luhan segera kembali ketempat ia duduk tadi untuk mencari bambi kesayangannya. Ia tidak ingin boneka itu untuk hilang, karena boneka itu adalah salah satu pemberian dari sang kekasih yang sangat ia sukai. Pemuda bawahannya itu terheran melihat Luhan yang pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, namun ia tidak peduli dan terus membawa koper Luhan yang begitu banyak dan memasukkannya ke dalam mobil.

Kembali ke pemuda cantik yang kini masih berlari dan berharap untuk tidak kehilangan boneka tersebut.

Kumohon jangan hilang!

Luhan segera mencari-cari dimana bambi tersebut namun ia masih tidak menemukannya. Hingga ia menemukan sang bambi tergeletak di lantai. Sepertinya tadi sang pemilik lupa memasukkan ke dalam tas dan meninggalkan bambi itu diatas koper, hingga ketika koper dibawa bambi itu terjatuh begitu saja.

Luhan segera menghampiri boneka tersebut. "Syukurlah." Pemuda cantik itu langsung memeluk boneka kesayangannya dengan erat.

Baiklah, urusannya sudah selesai dan ia ingin segera pergi dari tempat ini. Namun belum sempat Luhan melangkah lebih jauh, ia merasa tangannya dicekal oleh seseorang.

.

Second Crusher

.

Sehun berlari menuju tempat kedatangan penumpang dengan cepat, tetapi semakin dekat ia menuju tujuannya entah mengapa langkahnya semakin berat. Dalam hatinya berkata bahwa tujuan yang sebenarnya bukanlah disini.

Sekali lagi Sehun berusaha keras dan bertarung dengan dirinya sendiri.

'Forget it stupid. He's not here and he forever won't came to your life again. Just forget him!'

Tapi mau sekeras apapun Sehun berusaha, ia tau ia tidak akan pernah bisa menang melawan tubuhnya bila berurusan dengan dia, orang yang sangat Sehun rindukan. Dan tapi ia sadari tubuhnya sudah berbalik dan berlawanan arah dengan tempat yang sedang ia tuju saat ini.

Dan aku benar-benar tidak bisa untuk tidak peduli padamu rusaku. Ungkap Sehun dalam hatinya.

.

Second Crusher

.

"Sehun!" pekik Luhan begitu terkejut mengetahui bahwa saat ini orang yang sangat ia rindukan ada dihadapannya. Hem, mungkin mereka memang jodoh karena dapat bertemu di tempat yang sangat tak terduga di hari pertama Luhan menginjakkan kakinya di Korea. Begitulah kira-kira yang saat ini ia pikirkan.

Jantung Sehun berdetak lebih cepat dari biasanya. Akhirnya. Akhirnya setelah sekian lama ia memendam kerinduan ini. Setelah sekian lama ia tidak melihat mata rusa, bibir cherry dan wajah cantik itu. Begitu ingin ia rengkuh tubuh itu kedalam dekapannya, ia ingin memeluknya dengan erat dan tak akan ia lepaskan lagi, namun sampai kapanpun Sehun yang sekarang tidak akan bisa melakukan hal itu.

Namun tiba-tiba, pemuda cantik itu merengkuh tubuhnya dengan erat. Hal yang tidak bisa Sehun atasi adalah tubuhnya yang selalu bergerak sendiri tanpa dapat ia perintah. Sehun hanya bisa membalas pelukan itu dengan sangat erat.

Biarlah! Untuk saat ini biarkan Sehun menyalurkan sebentar rasa rindu yang sudah lama ia rasakan. Namun, begitu rasa rindu ini hilang ingatkan namja bermarga Oh itu untuk tidak menemui Luhan lagi meskipun kini pemilik boneka bambi itu berada sangat dekat dengannya.

Disisi lain Luhan begitu bahagia dapat bertemu dengan Sehun lagi setelah sekian lama. Dalam pelukan itu ia berjanji, mulai dari sekarang ia tidak akan pernah meninggalkan Sehun lagi dan apapun yang terjadi ia akan terus berada di sisinya.

Tiba-tiba, namja bermarga Oh itu melepaskan pelukannya.

"Luhan." Ucap Sehun.

"Ne, Sehunnie." Jawab namja yang lebih pendek darinya.

'Aku membencimu.' Seharusnya itulah yang harus Sehun katakan.

"Aku merindukanmu."

No. No. No. Stupid Sehun!

"Nado." Jawab Luhan dengan sayang. Sungguh, saat ini Luhan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya untuk bertemu dengan Sehun. Banyak sekali hal yang ingin ia lakukan dengannya. Seketika rasa letih yang ia rasakan menguap begitu saja digantikan oleh rasa senang yang tiba-tiba menyebar dan merasuk ke dalam dirinya.

Drrrttt.. Drrrttt

Getaran ponsel Sehun membuat tubuh namja Oh itu tersadar. Ia melepas tangan Luhan yang berada di pinggangnya dan segera mengangkat telepon yang masih bergetar itu.

"Ne chagiya."

DEG!

Tubuh Luhan menegang mendengar panggilan yang Sehun ucapkan untuk sang penelpon.

'Apa mungkin Sehun sudah memiliki kekasih?' Batin Luhan dalam hati. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi mengingat yang Sehun cintai adalah dirinya seorang.

Bukan. Bukan. Itu pasti bukan kekasihnya, mungkin dari sang eomma atau sepupunya.

"Ah, begitu baiklah. Ucapkan permintaan maafku padanya dan terima kasih sudah mengatasi masalah ini chagi." Sehun mengakhiri teleponnya. Ia bernafas lega bahwa klien yang sejak tadi menjadi tujuannya berada disini sudah tiba dengan aman di apartemen yang sudah ia siapkan. Huft, ia menyesal bisa gagal dalam tugas sepenting ini.

"Sehun, siapa yang menelponmu?" Tanya Luhan.

.

.

"Kekasihku." Jawab Sehun tegas.

Ah, kini Sehun sudah menemukan cara untuk melawan tubuhnya sendiri saat ia harus berhadapan dengan Luhan. Ia bisa menghindari Luhan dengan kekasih barunya.

Lihatlah Xi Luhan aku akan membuatmu merasakan kehancuran yang pernah kurasakan.

Jangan pernah anggap remeh diriku.

.

Second Crusher

.

"Kekasihku."

"Kekasihku."

"Kekasihku."

"Kekasihku."

"Kekasihku."

Tubuh Luhan terhempas saat itu juga.

Pernyataan Sehun yang lalu masih dan selalu terngiang-ngiang ditelinganya. Mungkin tadi Sehun bermimpi atau salah bicara. Yah, berpikir positif adalah jalan keluar terbaik saat ini.

Namun Luhan sadar dan sangat sadar bahwa itu adalah pemikiran terbodoh yang pernah Luhan buat, sudah sangat jelas bahwa saat ini Sehun memang benar-benar sudah memiliki kekasih.

Adakah kenyataan yang lebih buruk saat ini?

Adakah seseorang yang bersedia membunuhnya sekarang?

.

.

Tidak. Tidak!

Ia masih belum mau mati. Ia sudah terlanjur mengucapkan janji bodoh itu saat berpelukan dengan Sehun dan mau tidak mau ia harus menepati janjinya.

'Aku tidak akan bisa kau singkirkan semudah itu Sehun. Aku akan selalu berada disisimu.'

TBC

Baiklah, untuk chapter satu cukup segini dulu. xD

Ada yang bisa menebak siapa kekasih Sehun saat ini?

Cluenya adalah dia sudah muncul di part yang kalian baca ini.

Kalau ada yang jawab bener, hadiahnya fast update ^^

Tapi kalau jawab harus cuman boleh mengungkap satu karakter saja.

Baiklah, saya tau saya masih ngerasa aneh sama ni ff, dan bagian ending masih belum saya edit jadi mungkin ending partnya kurang memuaskan.

But mind to give me some review?

Tuangin aja apa yang ada di pikiran kalian pas baca ff ini. Alurnya kecepetan atau mungkin bahasa nya aneh atau apapun. Tapi yang sopan ya, apapun itu akan saya hargain.

Oh iya satu lagi, kalau kalian menemukan kemiripan ff orang lain dengan ff ini mungkin itu hanya sebatas kebetulan, karena semua yang saya tulis bener-bener berasal dari otak saya. Mungkin saya dapat inspirasi dari beberapa drama yang saya tonton ataupun anime-anime tapi itu semua hanya sebatas inspirasi bukan berarti saya menjiplak adegannya. Pokoknya semua jalan cerita di ff ini murni dari otak saya.

Baiklah sekian cuap-cuapnya. Saya berharap banyak review dari kalian semua.