Author : igotyvnjae

Genre : Mpreg, Romance but lil bit Angst

Rating : M

Cast : YunJae

Other casts might be shown on the following chapters

Desclaimer : YunJae belong to themselves but this story is mine

Karena status pertemanan. Aku membenci semua itu sekarang - Jung Yunho

Cklek

Terdengar suara pintu terbuka. Sesosok dengan wajah pucat yang terlihat sedang merajut sebuah syal itu pun menoleh kearah sumber suara. Senyum lebar pun merekah dari bibir tipis semerah cherry tersebut. Lelaki cantik beperut sintal itu pun reflek meletakan rajutannya yang baru selesai setengah dan segera menuju pintu untuk menemui sang sumber suara

"Eoh, kau sudah pulang Yun? Tumben sekali, lagi pula ini kan belum jam 9 malam. Kenapa? Apa kau sakit?" tanya namja cantik itu sedikit khawatir

"Yah kau tak perlu mengkhawatirkan aku Jae, cemaskan saja dirimu. Kenapa kau pucat sekali, eoh? Kau habis bersih-bersih?" tanya lelaki bermata musang itu seraya melepas sepatunya kemudiam menuntun si lelaki cantik dan mendudukannya di sofa

"Sudah aku bilang kan Jae, jangan terlalu banyak bergerak. Menonton tv sajalah atau teruskan rajutanmu . Jangan melakukan banyak aktifitas" dengus lelaki berkulit tan itu kembali

Sang objek yang menjadi sasaran kemarahan itu pun hanya bisa melenguh pelan. Ia hanya bingung harus melakukan apa. Seharian tidak beraktifitas membuat tubuhnya kaku, sementara ia menunggu Yunho -namja pemilik mata musang- tersebut pulang ia hanya iseng untuk membersihkan rumah meski ia tahu hal tersebut akan berpengaruh tidak baik pada tubuhnya

"Aku tidak apa Yun, aku hanya bosan. Badanku terasa kaku jika hanya berdiam diri saja. Aku juga risih dengan debu debu ini. Lagi pula bukankah rumah ini tak terlalu besar? Kita juga harus menghemat listrik, jika pekerjaanku hanya menonton televisi tagihan listrik kita juga pasti akan membengkak. Sudahlah, kau mau makan dulu atau mandi? Biar aku merebuskan air hangat untukmu. Kau pasti hampir kehujanan tadi" ucap namja cantik itu tanpa henti seraya mencoba berdiri

"Mianhae" lirih Yunho. "Maafkan karena membawamu dalam keadaan sesulit ini Jae, aku benar benar minta maaf" sesal Yunho terasa semakin dalam

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan masalah ini Yunho? Aku benar benar baik. Kau tidak usah terus terusan seperti ini" jawabnya ceria

"Aku akan merebuskan air untukmu kemudian memanaskan makanan. Semua akan siap ketika kau sudah selesai mandi dan kita makan malam bersama, arraseo?" hibur namja cantik itu

"Kau belum makan? Astaga Jae jam berapa ini? Kau tahu kan kau tidak boleh terlambat makan? Bagaimana kalau terjadi hal buruk pada kalian? Demi Tuhan Jae, tak bisakah kau membiarkanku bernafas dengan tenang? Kau be-" bekapan tangan putih halus itu menghentikan ucapan Yunho yang belum sepenuhnya selesai

"Astaga Jung brengsek berhentilah mengoceh karena aku benar benar muak. Bisakah kau tidak terlalu berlebihan? Aku baik. Sangat. Baik. Sekarang lebih baik kau mengganti bajumu dan duduklah sebentar. Aku akan merebuskan air hangat dan berhenti protes. Mengerti?" kecam lelaki cantik itu dengan penuh penekanan

Yunho pun hanya bisa terduduk lemah dan mengangguk pasrah. Tak ada gunanya membangkang perkataan gajah centil itu bila telingamu ingin selamat

"Eooh" lirih Yunho

"Aigooo, manis sekali beruang kecilku" ujar sosok cantik bermata doe itu seraya menepuk halus kepala Yunho

Yunho hanya mendengus pelan. Tak ingin melanjutkan perdebatan tak berujung dengan namja cantik itu lagi.

Segera dia berdiri dan membantu sang namja cantik yang tampak kesulitan bergerak seraya menuntun menuju dapur yang mungkin hanya berjalak 5 langkah itu.

"Jae, tidakkah kau berfikir perutmu terlalu besar untuk ukuran kehamilan 5 bulan? Bagaimana kalau kita memeriksakannya akhir pekan ini? Aku takut ada hal yang buruk terjadi" ucap Yunho setelah mereka tiba di dapur

"Gantilah bajumu Yun, tunggu sebentar dan air hangatnya akan segera siap" jawab si namja cantik sembari sibuk dengan urusannya di dapur

Lagi. Namja yang memiliki mata doe itu selalu menghindari pembicaraan yang menyangkut nyawa lain yang ada dalam dirinya. Bukan sekali duakali. Tapi ini sudah kesekian kalinya.

Yunho hanya bisa pasrah menghadapi situasi semacam ini. Dia sudah hapal betul jika topik ini akan selalu berakhir dengan pengabaian yang akan didapatnya. Dia tidak bisa memaksa, karena memang ia paham betul alasan namja cantik itu berkali kali mengelak

"Baiklah aku ke kemar dulu" ucap Yunho lemah seraya mengelus dahi lawan bicaranya itu

Sang namja cantik itu pun hanya menanggapinya dengan senyuman. Dia sungguh berayukur Yunho tidak ingin memperpanjang perdebatan konyol ini. Cukup bahagia pula malam ini karena Yunho pulang lebih awal, ah dia harus menanyakan pada namja Jung itu mengapa ia sudah pulang padahal jam dinding baru menunjukan pukul 7 malam

Apa Yunho di pecat?

Tidak

Tidak. Dia tidak boleh berpikiran macam macam. Tapi dilihat dari wajahnya, Yunho memang bukan seperti sehabis menghadapi pemecatan. Bukannya sok tahu, tapi namja cantik itu tahu benar benar hafal barbagai macam ekspresi Beruang itu mengingat sudah lebih dari separoh hidupnya ia habiskan dengan lelaki sipit itu.

Tiba tiba namja cantik itu meringis dan tertawa. Teringat berbagai usaha meyakinkan yang Yunho tujukan ketika mencoba berbohong padanya. Beruang besarnya itu sungguh memuakan kadang kadang

Tepukan ringan di bahunya menyadarkan lamunan namja cantik itu. Dia hanya meringis karena tatapan musang itu begitu mengintimidasinya

"A-ah Yun kapan kau selesai ganti baju? B-baiklah sepertinya airnya juga sudah cukup hangat. Jja mandilah" ucap namja cantik itu sedikit tergagap

Namja bermata musang itu tak menghentikan tatapan mata curiganya pada sosok didepannya. Sang objek sasaran pun hanya tersenyum lebar dengan polosnya tak menghiraukan tatapan menyeramkan yang siap menerkamnya

"Bergegaslah dan jangan terlalu lama. Aku harap kau tidak menyanyikan satu Album atau anakmu akan sangat kelaparan" tatapnya dengan puppy eyes yang dimilikinya menambah kesan mendramatisir

"Hhh, berhenti menyindirku Kim Jaejoong" balas Yunho tak kalah sarkatik

Namja cantik yang dipanggil Kim Jaejoong itu sendiri hanya tertawa keras sambil menutup mulutnya dengan tangan lentiknya. Tak menghiraukan cibiran Yunho yang terus berlanjut sampai ia memasuki kamar mandi rumah mereka

Jaejoong kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia harus memanaskan makanan ini dan menyajikannya di meja makan tepat ketika Yunho menyelesaikan mandinya. Dia mulai sibuk berkutat dengan masakan yang sudah ia masak siang tadi

Jaejoong menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari perhitungannya. Segera ia menata makanan mereka dengan rapi diatas meja makan yang menyatu dengan dapur. Ia pun duduk di kursi makan sambil sesekali mencolek masakannya karena dia cukup lapar

"Aigoo appamu benar benar menyelesaikan satu album di kamar mandi baby" gumam Jaejoong sembari mengelus perut besarnya

Tak ingin lebih lapar ia pun beranjak dari meja makan dan memutuskan untuk duduk di sofa agar punggungnya bisa bersender dengan empuk sembari memejamkan mata.

Jaejoong melenguh pelan. Kejadian demi kejadian yang menimpanya dan Yunho sungguh diluar nalar. Jungkir balik jalan hidup yang mereka alami benar benar membuka mata hati dan dijadikan alat pemecut kedewasaan bagi mereka

Jaejoong membuka matanya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah mereka. Rumah kecil dengan dua kamar tidur -secara teknis hanya satu kamar karena satu yg lain terlalu kotor atau mungkin biasa dibilang gudang-, satu kamar mandi, satu dapur yang bercampur ruang makan, dan satu ruang santai yang bisa digunakan sebagai ruang tamu juga -tempat yang di duduki Jaejoong saat ini-.

Seandainya nafsu tak menguasainya malam itu, pasti mereka masih bisa menikmati bangku kuliah seperti mahasiswa normal yang lain. Tapi Jaejoong sama sekali tak menyesal, dia menerima segala garis yang Tuhan tuliskan padanya dengan ikhlas.

Ia baik baik saja. Bahkan sangat baik. Tapi terkadang ia masih bisa melihat sorot menyesal yang teramat sangat dimata Yunho.

Jaejoong sudah tidak tahu cara apa lagi yang harus ditempuhnya sehingga membuat Yunho percaya bahwa ia sama sekali tak keberatan dengan kondisi yang mereka alami sekarang

Dug

Tendangan halus terasa pada perut sintalnya. Ia meringis pelan sembari mengelus lembut perutnya. Berusaha menenangkan anaknya yang sedang berulah. Jaejoong tersenyum senang merasa pergerakan anaknya yang mulai tenang

"Dasar, ayah dan anak sama saja. Ketika sudah mendapat perhatian baru mereka diam" batin Jaejoong dalam hati sambil tersenyum tipis

Jaejoong memejamkan matanya kembali. Bukannya tak mengerti apa yang dikatakan Yunho tadi. Ia juga merasa bahwa kehamilannya memang aneh -terlepas dari dia seorang namja yang biasa mengandung- Jaejoong merasa ukuran perutnya memang tidak wajar. Kandungannya berusia 5 bulan tapi ukuran perutnya seperti yeoja yang tengah mengandung 7 bulan

Bukannya tidak ingin memeriksakan kehamilannya. Bahkan Demi Tuhan Jaejong sangat penasaran sampai ingin menangis karena sangat penasaran bagaimana rupa anaknya dan Yunho kelak. Tapi keadaan ekonomi mereka sama sekali tidak mendukung. Selain itu Jaejoong juga sangat membenci rumah sakit. Di tempat mencekam itulah ia mengalami berbagai kejadian buruk yang benar benar ingin di hapusnya

Dug

Lagi. Anaknya menendangnya lagi seakan paham dengan suasanya hati sang eomma. Jaejoong kembali meringis. Tendangan kali ini lebih kencang dari yang pertama. Tampaknya anaknya benar benar kelaparan. Ia mengelus perutnnya kembali sambil meringis dan tiba tiba ia merasakan tangan lain diatasnya

"Ada yang sakit? Apa kita harus ke rumah sakit?" lirih Yunho sarat akan kekhawatiran

"Aku baik Yunho-ya, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Bayinya hanya menendang" hibur Jaejoong sembari mengelus pipi tirus Yunho

"Akhir pekan ini ayo kita ke rumah sakit Jae, aku ingin tahu keadaan anak kita. Tidakah kau penasaran, hmm? Selama 5 bulan ini kita hanya pernah sekali memeriksakannya. Kau mau ya?" bujuk Yunho

"Ayo makan Yun, aku benar benar lapar. Ckck kau benar benar menyelesaikan satu Album, eoh? Aku tidak menyangka kau benar benar melakukannya" sindir Jaejoong sambil berdiri dan berjalan menuju meja makan

Yunho hanya bisa pasrah. Lagi lagi Jaejoong mengalihkan pembicaraan. Tapi keinginannya sudah bulat, ia akan membujuk Jaejoong kembali sehabis makan malam nanti

Mereka berdua makan dalam keadaan diam. Jaejoong dengan telaten melayani Yunho. Diletakan lauk sederhana beserta nasi keatas piring Yunho. Yunho hanya bisa memandang dalam mata doe yang selalu berhasil menyedotnya kedalam pusara perasaan cinta paling dalam itu tanpa berkedip

"Mana obatmu, Jae?" tanya Yunho memecah keheningan

"Ah, sepertinya di kamar Yun. Aku lupa membawanya" ringis Jaejoong

"Aish kau ini" balas Yunho sembari berdiri dari duduknya.

"Di kamar kan? Di dalam kotak obat meja sebelah tempat tidur?" tanya Yunho memastikan

"Eoh" jawab Jaejoong singkat

"Kau tunggulah disini akan aku ambilkan obatmu. Jangan kemana mana, arraseo?" Yunho pun berlalu sembari mengacak surai hitam Jaejoong yang mulai menanjang

Jaejoong hanya mendengus kesal. Dia benar benar gemas dengan beruang gendutnya yang sangat berlebihan. Selalu menyuruhnya untuk tidak bergerak barang sedikitpun. Dia merasa tubuhnya amat keras dan kaku seperti kayu

"Jae, kenapa aku tidak menemukan obatmu? Kau yakin menaruhnya di dalam kotak obat?" teriak Yunho dari dalam kamar

"Ah benarkah Yunho-ya? Coba kau cari didalam kotak kecil meja itu atau di beberapa bagian kamar. Mungkin aku lupa menaruhnya" balas Jaejoong berteriak sembari menertawakan tindakannya yang mulai pikun. Satu rumah dengan Yunho beberapa bulan ini benar benar membuat sistem kerja otak dan jantungnya tidak normal

Terdengar Yunho yang mulai menggerutu karena jawaban Jaejoong yang terkesan cuek dan tidak perduli sehingga membuatnya harus memulai pencarian obat itu dengan instingnya sendiri

Jaejoong tergelak pelan sambil mengelus pelan perutnya. Membuat Yunho kesal dan menguji kesabarannya adalah hal yang paling menyenangkan sedari mereka kecil

Tingtong

Terdengar suara bel pintu berbunyi. Jaejoong mengernyit, selama beberapa bulan tinggal disini ia belum pernah kedatangan tamu satupun. Teman Yunho berkunjung pun atas ajakan Yunho sendiri dan mereka datang bersama sama seusai pulang bekerja

"Jae tetap duduk manis disana. Jangan kemana mana biar aku yang membuka pintunya. Yaah Kim Jaejoong kau meletakan obatmu dimana?" Yunho menggerutu dan berteriak tanpa henti dari dalam kamar

"Berhenti memperlakukanku seperti orang penyakitan Jung Yunho" umpat Jaejoong pelan sembari berdiri dan ia pun berjalan pelan untuk membukakan pintu

Terdengar bel pintu kembali berbunyi tanda sang tamu sedang tak sabar

"Ck, tidak sabaran sekali. Kalau tidak mau menunggu pulang saja, tidak usah bertamu" gerutu Jaejoong pelan sembari membukakan pintu

Cklek

"Yaak JaeHyung aku sangat merindukanmu" sang tamu berteriak kencang setelah seaat Jaejoong membukakan pintu

Jaejoong shock

"Yak Kim Jaejoong sudah kubilang jangan beranjak dari tempat dudukmu" bentak Yunho sembari berjalan menghampiri Jaejoong

"Yunho Hyung?" sang tamu kembali berteriak antusias melihat Yunho yang ada di depannya

Yunho dan Jaejoong masih terdiam

"Joongie hyung Yunho hyung tak inginkah kalian mempersilahkan aku masuk? Aigoo diluar sedang hujan hyungdeul" teriak sang tamu mendramatisir suasana

"N-ne, masuklah" jawab Yunho dan Jaejong serempak. Aura gugup kental menyelimuti kedua namja ini

Sang tamu dengan cerianya masuk sembari membawa beberapa bingkisan dengan riangnya sementara Yunho dan Jaejoong masih berusaha mengendalikan kekagetan yang tak bisa mereka sembunyikan

TBC/END

Annyeooooong~

Hayoloooo siapa coba tebaak siapa tamu di rumah merekaaa? :333

Haaah bener-bener gatau mesti ngomong apa. Saya bener-bener penulis baru banget di dunia per ff-an(?) saya pembaca setia ff yunjae mulai dari ffn sampe wattpad /apasih. Saya dulu hanya seorang pembaca biasa tapi makin kesini makin kesini imajinasi liar saya gabisa dibendung lagi (?) maaf kalau sekiranya ceritanya itu sinetron banget. Maaaf banget saya juga lagi belajar. Semoaga kalian para reader pada suka. Dan sudi untuk review di ff kacangan saya inii :"")

Sekali lagi semangat saya ada pada review reader semua, ne? Saya sama sekali ga keberatan untuk di kritik. Tolong diingatkan kalo sekiranya saya banyak kekurangan :""") *bow*