MASK

.

CAST:

HaeHyuk (Donghae&Eunhyuk) with JO SOHYUN

.

GENRE:

Romance, Drama & Hurt

.

RATED:

M

.

WARNING!

YAOI!

NC!

PROLOG—

TOK TOK TOK

"Masuk."

Pintu warna abu-abu itu terbuka begitu mendapat sahutan dari dalam. Sosok wanita tinggi dengan pakaian formal itu tersenyum lalu membungkuk hormat kepada sang atasan. Melangkah anggun mendekati meja kerja yang di baliknya terdapat sosok pria tampan yang mulai mengangkat kepalanya dari tumpukan kertas di meja kerjanya.

"Ada apa?"

Kedua bibir tipis pria itu bergerak menghasilkan suara berat yang begitu khas, terdengar sangat seksi dan panas. Kemeja hitam yang melekat di tubuh kekarnya begitu pas dengan dua kancing yang dibiarkan terbuka, memperlihat dada bidangnya. Lengan kemejanya digulung hingga siku. Duduk di kursi kerjanya dengan angkuh memperlihatkan betapa dominan dirinya. Semuanya pasti akan tunduk tatapan mata hitamnya yang tajam seperti elang. Dan dia adalah Lee Donghae.

Tanpa terkecuali, begitu pula dengan sosok wanita didepannya yang masih terdiam membatu karena terbius akan pesonanya.

"Im Yoona." Sebut Donghae sampai menyadarkan sosok wanita didepannya. Bibirnya segera mengukir senyum menawan miliknya.

Wanita dengan nama Yoona itu gelagapan, mendapat senyuman manis dari sang atasan membuatnya gugup. Dengan sopan ia meletakan beberapa berkas di meja kerja sang atasan.

"Ini adalah daftar diri calon-calon sekertaris pribadi anda yang baru yang telah diseleksi." Ucap Yoona mencoba tenang.

"Terima kasih, Yoona."

Suara itu mengalun dengan rendah dan pelan, mampu membuat tubuhnya bergetar. Ketika menyebut namanya sangat terdengar menggoda ditelinganya. Im Yoona kembali takluk dibawah tatapan hitam pekat tersebut. Tatapan tajam itu begitu menguasai tubuhnya.

Mereka berdua saling menatap tanpa ada yang bersuara. Donghae menyatukan kedua tangannya di atas meja lalu menumpukan dagunya di kedua tangannya. Satu sudut bibirnya tertarik.

"Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?" Donghae memiringkan sedkit kepalanya.

Kesadaran Yoona tertarik. Wanita itu mengerjapkan matanya sebelum membungkuk hormat. Dan segera undur diri dari ruangan tersebut. Tubuhnya tidak kuat di bawah tatapan tajam elang yang menggoda itu, membuat tubuhnya bergojolak panas.

Donghae mendengus remeh, matanya beralih ke arah tumpukan berkas yang Yoona letakan di mejanya dan jari telunjuknya yang panjang mengetuk-ngetuk, menandakan bahwa dirinya tengah berfikir. Tak lama seringaian licik namun mempesona terpatri di bibir tipisnya.

|||…|||

Donghae ssedikit melempae berkas-berkas yang ia bawa ke meja kemudian menghempaskan bokongnya pada sofa empuk di bawahnya. Sosok lain yang juga tengah duduk itu mengangkat kepala sembari menutup majalah yang dibaca.

"Pilihlah." Kata Donghae pada sosok wanita didepannya. Kekasihnya, Jo Sohyun.

Lee Donghae dan Jo Sohyun adalah sepasang kekasih. Hubungan mereka telah berjalan selama 3 tahun yang lalu dan sudah 2 tahun mereka memutuskan tinggal bersama di apartemen mewah yang Donghae beli.

Hubungan mereka berawal karena kejadian yang terjadi 2 bulan sebelum mereka resmi menjadi sepasang kekasing. Kala itu Donghae tak sengaja menabrak Sohyun dan menumpahkan kopi ke baju Sohyun. Awalnya Sohyun terlalu dingin padanya membuat diri didalam Donghae merasa tertantang merasa tertarik kepada wanita 24 tahun itu.

Rasa tertariknya berubah menjadi rasa peduli. Setiap berjalannya waktu perasaannya semakin dalam menjadi mencitai wanita itu. Donghae sangat mencintai Sohyun. Bahkan terlalu mencintai kekasinya. Ia rela melakukan apa saja untuk sang kekasih, termasuk mengganti sekertaris pribadinya.

Ya, Sohyun lah yang menyuruhnya mengganti sekertarisnya. Kekasihnya tidak pernah suka pada sekertaris Donghae yang dipilihkan dari kantor. Karena tidak ingin membuat kekasihnya marah Donghae langsung memecat semua sekertarisnya begitu Sohyun memintanya. Dan kali ini sang kekasih yang menginginkan dirinya yang memilih sekertaris pribadi Donghae. Donghae menyetujui hal itu. Ia mencintai Sohyun dan tidak ingin membuatnya kecewa.

Sohyun meletakan majalah di samping berkas-berkas. Tangannya terulur, saat telapak tangannya menyentuh berkas-berkas tersebut tangan Donghae menahannya. Donghae memajukan tubuhnya.

"Tidak semudah itu, sayang. Aku minta hadiahku." Ucap Donghae pelan, suaranya terdengar menggoda di telinga Sohyun.

Sohyun menyeringai. Ia ikut memajukan tubuhnya hingga hidungnnya bersentuhan dengan Donghae. Jarak mereka berdua sangat dekat. Sengaja ia menghembuskan nafas hangatnya dengan perlahan di bibir Donghae. Matanya yang menatap bibir Donghae bergerak naik hingga terhenti di mata hitam Donghae yang membara akan gairah. Wanita itu tidak langsung bergerak, memang niatnya ingin menggoda Donghae.

"Shit!" Umpat Donghae.

Tak tahan, Donghae segera menyerbu bibir Sohyun. Memagutnya dengan kasar. Tak butuh waktu lama Sohyun ikut membalas ciuman Donghae. Mereka saling memagut bibir masing-masing. Ciuman mereka terasa panas.

Donghae menyudahi ciuman dengan menggigit dan menarik bibir bawah Sohyun. Membawa kepalanya ke sisi wajah Sohyun dan mengigit lembut cuping telinga sang kekasihnya. "Kau belum memilih." Bisiknya seduktif lalu menjauhkan badannya, punggungnya ia sandarkan di sofa.

Nafas Sohyun memburu, antara mengisi pasokan udara di paru-parunya yang menipis atau menahan gairahnya. Matanya terbuka perlahan, onyx warna coklat itu memandang tajam Donghae. Ia membawa berkas-berkas tersebut ke pangkuannya dan mulai membuka satu persatu.

Donghae yang mengerti jika sang kekasih tengah kesal karena ia menggodanya hanya terkekeh kecil. Tatapannya tidak pernah lepas dari Sohyun. Jari telunjuknya mengelus-ngelus bibirnya. Dia sedang mencoba menahan gairahnya yang membuncah dan dengan sabar menunggu Sohyun selesai dengan berkas-berkas calon sekertaris barunya.

"Aku pilih dia." Kata Sohyun sembari mengulurkan salah satu berkas bermap biru.

Donghae meraihnya dan membaca data diri didalamnya. "Lee Hyukjae?" Tanyanya untuk dirinya sendiri.

Dahinya mengeryit saat membaca kelamin calon sekertarisnya. Kemudian menatap heran Sohyun. "Pria?"

Sohyun mengangkat bahu. "Lebih meyakinkan agar kau tidak selingkuh."

"Konyol." Donghae mendecih kemudian menutup berkas tersebut. "Tapi, baiklah, aku akan memilihnya." Lalu Donghae mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya dan menghubungi pimpinan yang menangani sekertaris, memberitahu data diri yang ia pilih yang akan menjadi sekertaris barunya.

"Terima kasih." Ucap Sohyun begitu Donghae mematikan sambungan teleponnya.

"Aku sudah melakukan yang kau mau sekarang giliranku." Donghae meletakan kotak hitam yang ia bawa tadi di meja.

"Pink?" tanya Sohyun setelah melihat isi dari kotak tersebut. Sohyun terdiam sebentar lalu menutup kembali kotak hitam itu. "Oke, tunggu 5 menit." Sohyun berdiri dan segera melangkah menuju kamar yang ia tempati bersama Donghae.

Donghae menggeram, melihat tubuh Sohyun yang berjalan membuat gairahnya kembali tak tertahankan. Dia melonggarkan dasi dan membuka satu kancing kemejanya, tiba-tiba lehernya terasa tercekik. Mata hitam Donghae tidak pernah lepas dari tubuh Sohyun sampai tubuh ramping itu menghilang dari balik pintu.

Sohyun melemparkan kotak yang dibawanya ke ranjang hingga isinya keluar dari dalam. Ia mengerang kesal lalu kembali menatap isi kotak yang Donghae berikan, Lingerie berwarna pink.

Sohyun mendengus. Satu tangannya menangkup wajah, menahan rasa yang mengimpit dadanya. Ia harus melakukannya. Membuang nafas keras sebelum membuka pakaiannya dan memakai lingerie tersebut dengan cepat.

"Kau terlihat jalang, Jo Sohyun." Ejeknya sembari melihat pantulan dirinya di kaca. Ponselnya yang ada di meja nakas bergetar. Ia langsung meraihnya dan satu pesan masuk.

From: Mine

'Bagaimana?'

Sohyun tersenyum kecil, jari-jarinya beregerak diatas layar sentuh ponselnya.

To: Mine

'Jangan khawatir. Donghae sudah setuju.'

Sohyun tersentak ketika merasakan sepasang lengan melingkari pinggangnya dari belakang. Tanpa melihat ia tahu siapa yang memeluknya. Ia meremas ponselnya, menelan ludah untuk menghilangkan rasa gugup. "Bukankah kubilang 5 menit?"

"Aku tidak bisa menunggu terlalu lama." Bisik Donghae tepat di telinga Sohyun. Donghae menyingkap rambut Sohyun, bibirnya turun memberikan ciuman lembut di sekitar bahu Sohyun.

Sohyun memejamkan matanya, kepalanya ia dongakkan. Ia terlena akan sentuhan Donghae. Sesekali bibirnya melenguh nikmat. Tubuhnya menggelinjang saat tangan Donghae mengelus paha dalamnya.

Donghae membalikan tubuh Sohyun, menatapnya dengan penuh gairah kemudian melanjutkan memberikan ciuman lembut dan basah di daerah leher Sohyun membuat wanita itu kembali memejamkan tanya dengan mendongakkan kepalanya dan melenguh nikmat. Tangan Donghae yang berada di sisi bahu Sohyun merambat turun.

Sohyun tidak sadar Donghae telah mengambil alih ponselnya dan membuangnya ke ranjang. Donghae sangat tahu tentang tubuhnya, membuatnya hanya memikirkan nikmat yang Donghae berikan. Sohyun meraih kepala Donghae, menekan kepala Donghae agar mendalamkan ciumannya.

Donghae mendorong tubuh Sohyun hingga jatuh di atas ranjang. Ia segera menindih Sohyun dan menahan tangan Sohyun di sisi kepala Sohyun. Nafasnya memburu akan nafsu, matanya terbakar oleh gairah.

Begitupun dengan Sohyun. Wanita itu juga sama bergairahnya seperti Donghae. Tapi dia Sohyun, yang selalu bermain-main dengan nafsu seorang Lee Donghae. "Kau tidak mau melihat bagaimana penampilanku dulu?" tanya Sohyun dengan seringaiannya.

"Tidak perlu. Kau selalu cantik dan sexy di setiap pakaian." Jawab Donghae dengan suara berat yang dipenuhi nafsu.

"Benarkah? Aku kecewa kau tidak ingin melihat betapa menggairahkannya aku."

"Cukup main-mainnya, Jo Sohyun." Geram Donghae. Bibirnya langsung menyerang bibir Sohyun. Melumat, memagut dan mengemut, setiap gerakan di bibir Sohyun tidak pernah ia lewatkan.

Donghae membalikan posisi mereka tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Dengan Sohyun yang berada diatasnya memudahkannya membuka pengait bra Sohyun lalu melemparknya entah kemana. Donghae kembali merubah posisi mereka seperti awal, dengan Sohyun yang berada dibawahnya.

Ciuman Donghae semakin turun hingga bibirnya berhenti pada puting Sohyun, mengemutnya juga memberikan gigitan lembut pada kedua tonjolan sensitive Sohyun. Mulut dan tangan kirinya berkerja pada payudara Sohyun sementara tangan kanannya sibuk memainkan di daerah bawah Sohyun dan membebaskannya dari lingerie yang diberikannya.

Tubuh Sohyun menggelinjang dibawah kuasa sentuhan Donghae. Matanya tertutup sementara mulutnya terbuka mengeluarkan desahan atau erangan nikmat, wajahnya menunjukan kepuasan. Tangannya juga tidak tinggal diam, ikut melepaskan pakaian-pakaian Donghae hingga keduanya benar-benar telanjang.

Mereka masih saling membagi panas gairah diatas ranjang, saling menyentuh sampai Donghae yang benar-benar berada di dalam Sohyun. Nafas Sohyun memburu begitu Donghae menggerakan pinggunya dengan cepat, menghentak dalam di tubuhnya. Tak jarang Sohyun mengeluarkan desahannya saat Donghae menyentuh titik kenikmatannya.

Sementara Donghae menikmati aktifitasnnya dalam diam, hanya geraman dan erangan rendah yang keluar. Pikirannya memfokuskan gerakan dibawahnya.

Sohyun merasakan getaran dan ia tahu itu ponselnya yang dibuang Donghae ke ranjang. Tangannya meraba-raba mencari benda layar sentuh itu. Ia melihat ada satu pesan masuk.

From: Mine

'Terima kasih, sayang. I love you.'

Sohyun tersenyum di antara kenikmatannya. Ia melirik Donghae yang masih menghentak keras tubuhnya, sedikit memiringkan kepalanya memberi akses Donghae yang saat ini tengah menciumi lehernya. Jari-jarinya bergerak saat otaknya mencoba fokus tetapi sangat sulit tubuhnya terlalu menyukai kegiatan Donghae.

To: Mine

'Sama-sama. I love you too.'

Tepat Sohyun menekan tombol Send, Donghae menggenggam tangan Sohyun yang memegang ponsel. Matanya menatap tajam langsung ke onyx cokelat Sohyun.

"Jangan pernah melakukan sesuatu saat kau sedang bercinta denganku." Donghae mendesis, gerakan di pinggulnya semakin cepat, keras dan menjadi brutal.

Donghae meraih ponsel Sohyun, melemparnya hingga menghantam dinding dan berakhir tergeletak hancur di lantai. Sohyun mengedipkan mata, menghilangkan kegugupannya. Wajahnya mencoba membuat rasa penuh kenikmatan yang sebenarnya ia merasa ngilu di bagian kewanitaanya karena sodokan Donghae yang terlalu kuat.

Donghae kembali bermain di bibir Sohyun, melumatnya dengan ganas. Donghae memberikan sodokan kuat terakhir sebelum pelepasan klimaksnya dan Sohyun menyusul setelahnya. Nafas keduanya memburu saling bersahutan.

"Aku mau ronde kedua."

Sohyun menahan pundak Donghae yang akan kembali mencium bibirnya. Wajahnya mengkilap oleh peluh. "Pengaman?"

"Selalu." Setelah berucap Donghae melanjutkan acara menyerang Sohyun yang sempat tertunda.

Sohyun hanya pasrah. Memang selalu begitu, Donghae selalu bebas bermain dengan tubuhnya. Ia membiarkan dirinya dibawah kungkungan Donghae. Donghae tidak akan berhenti sebelum pria itu lelah. Dan akhirnya ia akan terlena oleh sentuhan-sentuhan Donghae dan kembali mendesah untuk pria itu.

|||…|||

TOK TOK TOK

Donghae langsung menghentikan pekerjaannya, mengangkat kepala dan segera memberikan sahutan. "Masuk!"

Pintu ruang kerjanya terbuka, mata Donghae terbuka lebar seiring langkah sosok tersebut yang mulai mendekat. Ia sampai tidak bisa mengedipakan matanya.

Donghae membeku saat melihat sepasang mata jernih bening itu, hidung mungil dan bibir penuh menggoda itu yang dibingkai dalam wajah putih mulus dan surai cokelatnya yang menutupi dahi menambah kesan menarik atau cantik pada sosok tersebut. Tubuhnya yang sepertinya lumayan berotot dan ramping itu dibaluti setelan kemeja tanpa dasi dengan dua kancing yang terbuka hingga memperlihatkan daerah leher dan dadanya yang tak kalah putih dan mulus.

Terlalu nakal unutk pakaian sekertaris—gumam Donghae dalam hati.

Donghae berdehem, mengumpulkan kesadarannya. "Kau siapa?" tanya Donghae dengan suara angkuhnya seperti biasa.

Sejujurnya ia tahu tentang kedatangan sekertaris barunya hanya saja tiba-tiba ia merasa ingin bermain-main dahulu. Dirinya adalah tipe to the point dan membenci basa-basi.

Sosok tersebut membungkuk hormat. "Perkenalkan, saya adalah Lee Hyukjae. Saya adalah sekertari pribadi anda yang baru."

Tubuh Donghae menggelenyar saat melihat senyum tipis tersebut itu. Rasa menggelitik merayapi perutnya. Donghae tidak dapat mengalihkan matanya dari sosok didepannya. Jiwanya seakan tersedot oleh pesona pria cantik di depannya. Dan ia adalah kekalahan pertama seorang Lee Donghae.

"Aku menginginkanmu." Ucap Donghae lirih.

.

.

.

TBC