.

Doll Alive

.

DeathSugar

.

HunHan

.

M. AU. Typo(s). Fluff.

.

"Semua terserah padamu.." ucapnya mantap pada seseorang diseberang sana. Senyum tipis terlukis di bibirnya saat seseorang diseberang sana terdengar menggerutu, "Aku sungguh-sungguh. Tinggal kau pilih... setuju atau tidak."

Dia berdecih, terlihat sekali tidak terlalu tertarik dengan obrolan ini, "Proyek ini tidak atau aku terima tidak akan membawa pengaruh yang besar padaku." Jawabnya enteng.

"Ya.. kita memang teman. Tapi tidak untuk bisnis seperti ini."

Hening sejenak. "Aku terima asal kau menyetujui dengan tawaranku tadi. Toh, aku tidak terlalu tertarik dengan bisnis tidak menguntungkan seperti ini."

Dan obrolan itu berakhir.

Itu adalah Oh Sehun. Seorang miliarder kaya raya di usianya yang masih cukup muda. Dua puluh tujuh tahun, dan namanya sudah cukup disegani dikalangan pengusaha di Korea Selatan. Calon penerus Oh Corp. Group yang cukup berpengaruh untuk ekonomi Korea Selatan dan kawasan Asia.

Oh Sehun sudah cukup mengerti tentang bisnis saat usianya enam belas tahun. Dia bisa membaca saham bahkan saat ia baru menginjak usia lima tahun. Ayahnya mendidiknya dengan sangat keras. Mempersiapkan Sehun kecil untuk menjadi penerus Oh Corp tanpa cacat. Menjadi pemimpin dan penerus keluarga yang sempurna. Dibesarkan dengan cara yang keras dan dituntut menjadi sempurna membuat Sehun menjadi laki-laki yang tanpa hati walau harus diakui Sehun terlalu cerdik –dan licik- untuk urusan bisnis.

Oh Sehun dikenal dengan sifatnya yang keras dan juga kejam. Bertingkah arogan dan juga selalu menguasai apapun. Tidak membiarkan siapapun untuk bisa menyentuhnya dan kemudian masuk dalam kehidupannya. Tapi, semenakutkan apapun Oh Sehun itu, ia selalu bisa mendapatkan apapun yang ia ingin miliki. Karena dia berkuasa. Dia kaya dan dia memiliki keyakinan dia bisa memiliki apapun dengan kekuasaannya.

Mobilnya berhenti tepat ketika jalanan terlihat macet, itu harus membuat Sehun mendesah kesal. Ia harus datang ke tempat meeting pukul sebelas dan jam sudah menunjukkan waktu sepuluh lebih empat puluh menit. Sehun berdecak kesal. Kemungkinan yang terjadi adalah ia akan telat untuk bertemu seseorang dari Kanada setelah ini.

"Kenapa lama sekali antriannya? Macet?"

Sang Supir menggeleng, "Maaf Tuan. Sepertinya terjadi kecelakaan di depan."

Oh sial. Sehun mengumpat dalam hati. Ini akan membutuhkan waktu cukup lama untuk ia sampai di tempat meeting dengan klien—yang sejujurnya Klien itu tidaklah terlalu penting untuk Sehun.

Sehun benci kekurangan, dia selalu menuntut sesuatu yang sempurna sesuai dengan perhitungan yang ia lakukan. Sejujurnya, dia tidak masalah untuk ia datang telat karena ia yakin kliennya akan dengan senang hati menunggunya, namun yang Sehun benci setelah itu ialah;

dia harus lebih untuk membahas tentang proyek yang akan mereka bicarakan sebagai ganti keterlambatannya.

Membunuh kebosanannya dengan mencoba menatap kesekelilingnya, Sehun menemukan sebuah papan reklame besar terpampang disana. Sebuah papan reklame elektronik untuk salah satu toko online terbesar di China; Meilishuo.

Sehun tersenyum tipis ketika melihat papan dengan model pria yang menjadi brand ambasador itu. Kenapa sesuatu yang berhubungan dengan wanita harus mengunakan seorang model laki-laki? Sehun mendengus, apa China menggunakan strategi pemasaran baru?

"Barbie hidup.." lirih.

Sehun tidak tahu, kenapa ia begitu tertarik dengan model pria itu. Dia mungil, tubuh ramping dan juga harus Sehun akui; cantik dengan kesan cute. Apa China juga mulai menggunakan konsep androgini seperti orang barat?

Hari pertamanya di China hanya untuk urusan bisnis membuatnya menemukan sesuatu yang menarik. Sehun berfikir, laki-laki cantik dan imut hanya ada di Korea Selatan untuk konsep boygroup—yang sejujurnya itu membuat Sehun sedikit risih—dan kemudian ia bisa membuang waktu beberapa menitnya hanya untuk memandangi papan reklame dengan model pria cantik yang ia anggap seperti boneka barbie hidup. Atau haruskah Sehun menganggapnya seperti doll of dream hidup?

.

"Maaf membuatmu menunggu Kris." Sehun membuka suaranya saat ia menemukan laki-laki berusia dua puluh tahunan itu berdiri dan kemudian memberinya sebuah uluran untuk berjabat tangan.

"Noprob, Hun. Bagaimana dengan harimu di China?"

"Tidak ada yang menarik." Jawabnya enteng, "jadi apa yang membawamu untuk bertemu denganku Kris?"

Laki-laki yang ada dihadapannya tersenyum, menyamankan duduknya dan untuk kemudian mendesah, "Aku butuh bantuanmu."

Sehun tersenyum tipis untuk itu, seperti dugaannya, "kau—"

Kris memotong, "Tidak seperti pikiranmu, Tuan Oh." Ucap Kris kesal, "Aku ingin membuat sebuah proyek China-Korea bukan butuh sokongan dana. Perusahaanku belum bangkrut."

"Oh.. lalu kenapa kau membuatku jauh-jauh datang dari Korea ke China hanya untuk bertemu seorang Kanadian sepertimu?"

"Aku sedang ada di China saat ini." Kris nyengir, "untuk urusan bisnis beberapa minggu dan kudengar kau juga akan ada proyek besar di China jadi aku putuskan bertemu denganmu dengan alasan meeting. Lama tidak bertemu denganmu Sehun. Apa kau merindukanku?"

Pertanyaan menggelikan macam apa ini?

"Merindukanmu terdengar menjijikan sekali." Jawab Sehun malas, "aku hanya satu minggu untuk urusan proyek ini dan sisanya aku serahkan pada orang kepercayaanku."

Kris memutar bola matanya malas, "Ya.. terserahmu sajalah." Hening sejenak, "jadi bagaimana? Mau menjadi pihak korea untuk proyekku?"

"Apa ini proyek showbiz?" terdengar melecehkan, "aku tidak pernah tahu kau mulai tertarik untuk hal seperti ini."

Sehun benci segala sesuatu yang berhubungan tentang showbiz. Karena disana segala kebohongan ada.

Dan Sehun cukup mengenal seorang Kris Wu. Laki-laki dua puluh delapan tahun keturunan China-Kanada yang dikenalnya saat ia meneruskan sekolahnya di London dulu. Kris itu sama liciknya dengan dirinya dan karena itulah ia bisa berteman dengan seorang Kris Wu. Hanya teman biasa bukan teman dekat. Dan alasan kenapa Kris Wu meminta dirinya menjadi sponsor untuk proyeknya membuat Sehun sedikit tidak yakin.

"Kau hanya perlu bilang iya atau tidak. Jika tidak aku juga tidak keberatan." Kris tersenyum penuh kemenangan. "Dan lagi pula ini bukan untuk showbiz. Kakakku membuka brand fashion dan dia ingin membuka juga di Korea. Bagaimana?"

"Akan aku pikirkan lagi." Terlihat menimbang, "Ngomong-ngomong soal Showbiz, apa di China sedang trend androgini?"

"Maksudmu?"

"Aku hanya melihat papan reklame dengan model laki-laki cantik disana."

Kris mengangguk, "Maksudmu Luhan?"

Sehun menggendikkan bahunya sebagai jawaban.

"mungkin itu memang Luhan. Dia model dan artis yang sedang naik daun saat ini. Mau kukenalkan dengannya?" Kris menyeringai, "Dia sepupuku ngomong-ngomong."

Sehun mendengus. Memasang wajah malas dan tidak tertarik sebelum akhirnya mengambil kopinya dan menyesapnya. Namanya Luhan.

Luhan.

Kenapa namanya terpaut dengan mudah diingatannya?

Oh, sial.

.

TBC

.

Harusnya aku sebut prolog apa chapter 1? Pendek banget dan masih gantung. Emang dibuat gitu. Hehehe.. chapter depan deh dibuat rada panjangan.

Adakah yang membaca ? review-nya kakaaak.

.

24 Desember 2015

DeathSugar