Disclaimer :Naruto belongs to Masashi Kishimoto and One Piece belongs to Eiichiro Oda

Crossover : Naruto x One Piece~

.

Title : Who Knows

Ratings : M

Genres : Friendship, Adventure, Battle, Sci-fic, Drama, Hurt/Comfort, Romance, etc

Pairings : Naruto x ?

Summary : Keadilan. Satu kata yang mempunyai banyak makna. Aku tak tahu apa yang namanya keadilan dan kebahagiaan itu. Aku pernah mendengar jika pemerintah lah yang menegakan keadilan. Tapi apakah yang kulihat selama ini adalah keadilan yang benar. Saa… Wakaranai. OOC / Maybe OC / Lime / Lemon / Smart!Naru / Strong!Naru / One Piece World / etc

.

.

.

Chapter 1 : Intro In to The Intro

"Naruto-sama, Naruto-sama... kami mohon anda jangan mendekat ke arah ruangan itu... Minato-sama melarang anda, Naruto-sama..."

"Urusai... memangnya kenapa aku tak boleh mendekati kamar itu, ini kan istana ku... bebas dong jika aku mau masuk kemana saja"

"Saya mengerti Naruto-sama, T-tapi Minato-sama melarang anda untuk memasukinya..."

"Hah, masa sampai sebegitunya sih Tou-sama melarangku... memang ada apa disana"

"Naruto-sama... Saya mohon untuk-... waaaa"

Dan cahaya terang keluar saat Naruto membuka pintu ruangan itu. Namun tak lama kemudian matanya terbuka lebar, untuk anak kecil berumur 10 tahun itu sungguh pemandangan di depannya membuatnya sangat terkejut. Begitu juga pelayan yang dari tadi melarang Naruto untuk membuka pintu ruangan itu

"K-kore wa..."

.

.

.

"Gaaa... hah, hah, hah, hah...". Kini Naruto terbangun dengan keadaan pucat pasi. Keringat tampak membanjiri seluruh tubuhnya yang kekar itu. Nafasnya naik turun dengan cepat

"Sialan... mimpi itu lagi". Ucap Naruto lirih. Perhatian Naruto teralih saat menyadari ada gerakan kecil di sebelah nya."Kau sudah bangun... eh". Ucap Naruto

Perlahan surai berwarna pink muncul dari balik selimut di samping Naruto. "Kau tahu, permainanmu sungguh membuatku kelelahan... hoaahhm". Naruto sendiri hanya menyeringai mendengar kata-kata perempuan di sampingnya

Perempuan yang masih terbalut selimut sampai atas dadanya itu kemudian mengikuti Naruto dengan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, dia segera mengambil sebungkus rokok di meja di sampingnya dan mengambilnya satu sebelum menyalakannya dan menghisapnya

"Hei sudah kukatakan berapa kali agar jangan merokok...". Ucap Naruto sambil menghela nafas

Menghembuskan asap rokoknya ke udara wanita itu segera meletakan rokok yang baru saja dibakarnya ke asbak di meja sampingnya dan menoleh kepada Naruto, dia langsung menggelayut manja dan memasang pose seksi."Kalau aku hamil, aku akan berhenti merokok..."

Naruto hanya memandang perempuan berambut pink panjang yang sedang menggesek-gesekkan asetnya kepada Naruto dengan alis bertatut. "Kalau kau mau aku bisa melakukannya kapan saja, tapi akan sangat merepotkan melihat status kita sekarang... Hina"

Perempuan yang adalah salah satuCaptain dari angakatan laut itu hanya terkekeh."Kau yakin...". Hina semakin mendekatkan kepalanya ke arah Naruto dan menempelkan Oppainya denganerat ke dada Naruto

"Ayolah Hina-chan, kita sudah main 3 ronde tadi...". Ucap Naruto walau dia juga sudah mulai terpancing oleh Hina, terbukti kejantanannya sudah tegang di bawah sana. "Tapi adikmu berdiri tuh...". Kini giliran Hina yang berbicara, dia mulai menjilati leher Naruto dan membuat Naruto mendesah pelan

"Baiklah, kau yang minta ya...". Hina pun membelalakan matanya saat tangan kekar Naruto membawaya ke dalam pelukannya dan menghempaskannya ke kasur, Naruto kini di atas Hina dan memandang Hina dengan tatapan siap memangsanya

"Ahhnn...". erang Hina saat Naruto menghisap payudara kanan Hina dengan kencang. Tangan Kirinya pun tak ketinggalan meremas-remas dan memilin payudara kiri Hina. Naruto menyeringai saat merasakan puting Hina sudah mengeras

"N-naru... ahnn...". desahan dan erangan Hina pun menjadi lebih keras dari sebelumnya saat tangan Kanan Naruto mengaduk-ngaduk vaginanya. "Kau sudah basah sekali Hina-chan...". Bisik Naruto pelan di telinga kiri Hina

"U-urusai... ahnn... c-cepat masukan punyamu.. ahnn". Tak ingin membuang waktunya Naruto segera mengangkangkan paha hina lebar-lebar dan mulai memposisikan kejantanannya di mulut vagina Hina yang sudah sangat basah itu

Ingin menggoda Hina sebentar, Naruto pun mengoles-ngoleskan kepala penisnya di mulut vagina Hina. "B-baka... c-cepat masukan... ahnn". Naruto pun hanya menyeringai. Inilah yang disukainya dari wanita angkatan laut dengan pangkat Captain itu. Mulutnya benar-benar pedas saat bercinta

Dan dengan satu hentakan kuat penis Naruto yang berukuran besar dan berotot itu melesak ke dalam hingga menyentuh rahim Hina. "Ahnn...". erang Hina kuat, sungguh dia sampai keluar Cuma karena satu hentakan dari penis Naruto

"Yare-yare... kau sudah keluar Hina". Kekeh Naruto. Hina hanya memandang Naruto dengan tatapan sayu dan nafas yang putus-putus. "Sialan kau... akan kubalas kau nanti"

"Oh ya, kalau begitu cobalah... dan terimalah ini"

"Ahnn.. ah... ah... Naru... ahhnn". Hina pun mendesis dan mengerang dengan liar saat Naruto menggerakan piggulnya dengan ritme yang sangat cepat dan kasar. Tubuhnya yang berada di bawah Naruto menggeliat liar. Naruto yang melihat payudara hina yang berguncang dengan keras pun meremas dan memilin putingnya

Tak ketinggalan dia pun mencium dengan ganas bibir Hina yang seksi itu

"Na-naru... aku mau k-keluar... ahnn". Erang Hina saat merasakan dinding vaginanya mulai merasakan kontraksi yang hebat dan meremas-remas penis Naruto. "Tahanlah Hina... hosh-hosh... kita keluar sama-sama...". Ucap Naruto di sela-sela kegiatannya mengaduk-ngaduk vagina Hina

Naruto pun segera menyibakan selimut yang masih menutupi sebagian tubuhnya dan membalikan badan Hina tanpa menyabut penisnya dari vagina Hina. Dan saat Hina membentuk posisi Doggie, Naruto pun segera menggenjot kembali tanpa ampun

"Ahnn... ahnn... Ahnn... aku keluar Naru... ahnn". Desis Hina semakin liar. "Tunggulah... aku juga"

Dan beberapa menit kemudian tubuh Hina menegang dengan hebat, bahkan bola matanya hanya menampakan warna putihnya saja. Tubuhnya pun langsung lemas dan ambruk. Naruto sendiri saat merasakan penisnya di remas dengan kencang langsung menyodokan dengan keras dan dalam ke vagina Hina

Dan tak lama kemudian semburan spermanya sukses mengalir dalam jumlah yang sangat banyak dalam vagina Hina. Hina tersenyum puas meski nafasnya masih putus-putus. "Kau yang terhebat...". Naruto menyeringai mendengar perkataan wanita di bawahnya itu

Dan Naruto pun merebahkan badannya ke samping tubuh Hina agar tak menindihinya. "Kurasa hari ini kau membuatku benar-benar kosong... bisa-bisa besok Sengoku-jiji memarahiku karena terlambat". Ucap Naruto masih dengan nafasnya yang memburu

"Aku tak mengerti Naruto...". Naruto menatap Hina yang kali ini sudah kembali menghisap rokoknya dan bersender di kepala ranjang. "Kenapa kau tak mau mengambil posisi itu, dan juga kau mau bergaul dengan wanita dengan pangkat rendah sepertiku...". Naruto menghela nafas dan memakai boxernya yang tergeletak di lantai di dekat tempat tidur

"Entahlah, yang jelas aku tak ingin pangkat itu... kau tahu, itu merupakan pangkat yang sangat merepotkan. Dan untuk alasan yang kedua... tentu saja, kau wanita yang cantik dan tentu saja... hebat". Balas Naruto ditambah seringaian di akhir kalimatnya

"Baka...". Meskipun mengatakannya dengan pelan tapi Naruto menyadari ada semburat merah tipis di wajah perempuan di samping nya itu

Perepperepperepperep... perepperepperepperep...

Tiba-tiba suara den-den Mushi di dekat Naruto mengeluarkan 'Ringtone' nya. Naruto pun segera meraih gagang den-den mushi itu. "Oi Naruto, kau sedang dimana hah... apa kau menghabiskan waktumu dengan wanita lagi hah, cepat kembali... kau di panggil Sengoku-Genshi". Teriak seseorang yang membuat Naruto menutup kupingnya karena takut tuli

"Urusai na Doberman, memangnya ada apa Sengoku-jiji memanggilku...". Balas Naruto dengan nada malasnya. "Mana kutahu... yang jelas kau di minta untuk datang sekarang juga, oi... apa kau dengar hah"

"Iya, iya... cerewet sekali kau, aku akan segera kesana...". Ucap Naruto masih dengan nada lemas

"Oi Naruto, apa kau sedang dengan wanita lain lagi... lain kali kau bisa ajak-". Dan Naruto pun segera menutup koneksi Den-Den Mushi itu yang membuat orang yang tadi berbicara dengan Naruto mengumpat-ngumpat tak jelas disana

"Apa kau akan segera pergi ?". Ucap Hina masih dengan kegiatannya menghisap rokok, tubuhnya yang telanjang bulat itu masih di biarkannya terbuka."Ya, aku di panggil Sengoku-jiji... mungkin ada sesuatu yang penting yang akan dia katakan kepadaku". Ucap Naruto yang kini mulai memakai pakaiannya kembali

Selesai memakai pakaiannya Naruto segera mengambil Katana nya dan meletakannya di pinggang sebelah kanan. "Aku pergi dulu, mungkin aku akan mengunjungimu lagi nanti". Ucap Naruto yang kemudian melumat sebentar bibir sexy milik Hina

"Lain kali berhentilah merokok... kau tahu, itu sungguh tak enak rasanya ketika kau berciuman...". Hina pun terkekeh kecil saat sosok Naruto meninggalkan ruangan itu dengan kilat kuning

.

.

.

Sosok Naruto pun tiba di Markas Besar Angkatan Laut (Marine Ford) dengan kilat kuning. Para angkatan laut yang jabatannya di bawah Naruto hormat kepadanya saat melihat kehadirannya. Naruto terus berjalan di lorong-lorong markas angkatan laut yang masih dalam renovasi akibat perang besar beberapa bulan yang lalu

Naruto melebarkan senyumannya ketika melihat seseorang yang di kenalnya berjalan di depannya. "Oi, Tsuru-baachan...". Sang Vice Admiral tua itu pun menolehkan kepalanya dan tersenyum kecil saat melihat bocah yang dianggap cucunya itu berlari ke arahnya

"Ada urusan apa kau disini Naruto ? kukira kau sedang menikmati masa istirahatmu". Naruto pun menghela nafasnya. "Entahlah, aku dipanggil Sengoku-jiji... liburanku dengan Hina-chan jadi terganggu deh"

Tsuru pun menghela nafasnya panjang dan memijat keningnya, sungguh bocah di depannya membuatnya lelah. Meski sangat hebat tapi dia selalu main perempuan. "Sudah berapa kali kubilang Naruto... hentikan kebiasaanmu yang suka-suka berganti pasangan tidak jelas itu"

"Siapa yang tak jelas Baa-chan, aku tak pernah memaksa seseorang untuk tidur denganku. Aku selalu melakukannya karena kami sama-sama suka... jadi tak masalah kan, hehehe". Balas Naruto dengan menunjukan cengir gaje nya itu

"Hah, terserah kau lah... aku pusing denganmu". Seru Tsuru yang segera melangkahkan kakinya kembali meninggalkan Narto yang masih menyengir itu. Naruto pun memandang punggung wanita tua yang sudah dianggapnya sebagai nenek itu dengan senyuman tulus. "Mungkin aku akan keluar dari angkatan laut Tsuru-baachan, entah kenapa aku punya firasat itu...". Ucap Naruto dengan nada yang pelan

Naruto pun segera melanjutkan langkahnya untuk menemui Sengoku. Setelah menemukan ruangan dengan tulisan 'Fleet Admiral's Room' di atas pintu Naruto pun memasukinya dan mendapati Sengoku sedang duduk di mejanya seperti biasa, dan juga dia melihat Monkey D. Garp duduk di sofa di hadapan Sengoku

"Yo...". Ucap Naruto

Sengoku yang sudah melihat Naruto datang segera menyuruhnya untuk duduk di sofa di samping Garp yang tengah membaca koran. "Kau tampak sehat Garp-jiji...". Kata Naruto pelan

"Yah, tak ada yang berubah. Kau sendiri, sudah main berapa ronde sehingga membuatmu lemas seperti itu..."

"Hanya beberapa, tapi Hina-chan sungguh hebat di kasur... aku saja hampir di buat kering olehnya"

"Huooo... yang benar saja, hahaha...". Dan pembicaraan antara dua pria itu pun berlanjut, Sengoku hanya menghembuskan nafasnya panjang dan memijit keningnya kembali. Selalu saja seperti ini saat Naruto bertemu dengan Garp, ludah mereka selalu berterbangan kemana-mana karena obrolan yang bertema dewasa itu

"Oi kalian berhentilah main-main...". Seru Sengoku yang menaikan sedikit volumenya sukses membuat Naruto dan Garp berhenti bersuara. "Bagus...". Lanjut Sengoku

"Naruto, kau pasti bertanya-tanya kenapa aku memanggilmu saat ini bukan...". Naruto mengangguk dan mulai memasang muka 'Sedikit' serius. "Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan secara langsung padamu jadi kau harus mendengarnya dengan baik"

"Sebelumnya aku mau tanya sekali lagi, kau tahu kan jika aku dan Garp akan mengundurkan diri dari Angkatan Laut kan ?". Naruto mengangguk. "Yah aku sudah tahu itu, kupikir kalau tidak si Anjing yang akan menggantikanmu berarti Kuzan-san yang akan menggantikanmu". Ucap Naruto melanjutkan anggukannya

Sengoku sedikit memicingkan matanya saat mendengar Naruto menyebut Akainu dengan sebutan 'Anjing', yah dia tahu juga kalau Naruto kurang akrab dengan Admiral yang satu itu

"Ya, dan karena itu pasti salah satu diantara keduanya akan menjadi Fleet Admiral dan membuat satu kursi Admiral kosong...". Naruto menghela nafas, dia tahu maksud dari Sengoku sebenarnya."Sudah kubilang jiji, aku tak mau kursi Admiral... itu sangat merepotkan bagiku"

"Yah aku tak bisa memaksamu, aku tahu kau tak ingin posisi itu. Tapi para petinggi di Marie Joa menginginkan kau menempati kursi sebagai seorang Admiral, Naruto. Kau tahu, kau adalah orang yang membunuh Shirohige dan faktanya semua orang takut akan kekuatanmu..."

"Dan aku tak akan pernah mengikuti perintah orang-orang tua tak berguna itu". Ucap Naruto pelan namun di tandai dengan determinasi yang tinggi di dalam suaranya itu

Garp pun tak berani membuka suaranya saat ini. Dia hanya sebagai pendengar saja kali ini. Sengoku pun menghela nafasnya kembali. "Baiklah, aku akan bilang pada mereka jika kau tak mau... tapi aku tak menjaminnya Naruto"

"Aku paham Jiji, aku akan keluar dari Angkatan Laut jika sampai salah satu dari mereka berani memerintahku... dan aku juga akan benar-benar keluar jika sampai si Anjing itu menjadi penggantimu"

Untuk beberapa saat suasana di ruangan itu berubah menjadi sunyi dan atmosfernya pun sangat tegang. Sampai Sengoku akhirnya membuka suaranya. "Sayangnya harapanmu tak akan menjadi kenyataan Naruto"

"A-apa maksudmu Sengoku-jiji..."

"Aku memang merekomendasikan Kuzan sebagai suksesorku tapi para petinggi itu merekomendasikan Sakazuki sebagai Fleet Admiral selanjutnya...". Mengambli nafasnya sebentar Sengoku kembali melanjutkan kata-katanya

"Dan karena perbedaan pendapat itu akhirnya perebutan gelar itu diputuskan dalam sebuah pertarungan antara Sakazuki dan Kuzan..."

"T-tunggu dulu Jiji, maksudmu Kuzan-san dan si Anjing Merah itu sedang bertarung ? kenapa kau tak memberitahukan ku sebelumnya, siall... walau kuat Kuzan-san tak akan bisa mengalahkan si Anjing itu". Seru Naruto

"Tenanglah dulu Naruto, aku tahu perasaanmu... jadi dengarkanlah dulu omonganku". Naruto pun kini sedikit tenang. Sungguh dia merasa khawatir akan sahabat / salah satu orang yang dihormatinya di dalam Angkatan Laut itu. Dia memang lebih menghormati Kuzan yang berpandangan tidak terlalu ngotot, tidak seperti Sakazuki maupun menyebalkan seperti Borsalino

"Alasan aku tak memberitahumu itu juga karena Kuzan meminta kepadaku agar tak memberitahukannya padamu... walau dia sempat menolak ketika ku rekomendasikan tapi setelah mendengar Sakazuki juga di rekomendasikan oleh para petinggi akhirnya Kuzan mengambil jalan itu... yaitu pertarungan...". Jelas Sengoku

"Beberapa hari setelah perang, mereka berdua bertarung di sebuah pulau di Dunia Baru...". Ucap Sengoku

"Pulau ?"

"Ya, mereka bertarung di 'Punk Hazard'...". Naruto sempat terdiam ketika mendengar nama Punk Hazard di telinganya. Memang pulau itu tidak asing di pendengarannya karena dia juga pernah pergi kesana untuk memeriksa keadaan pulau saat terjadi insiden gas beracun masal waktu itu

"Dan pertarungan itu kini sudah berakhir...". Ucapan Sengoku kali ini membuat Naruto menolehkan kepalanya ke arah Sengoku dan memandang dengan tatapan sangat serius. "Jadi... siapa yang menang ?"

Sengoku berat untuk mengatakannya. Dia tahu jika dia mengatakan yang sebenarnya bocah yang sudah dianggap cucunya itu akan keluar dari Angkatan Laut dan dia tak mau itu terjadi, bagaimanapun juga di hati kecilnya Sengoku ingin Naruto agar bisa menjadi seorang Fleet Admiral suatu hari nanti

"Jiji... siapa yang memenangkan nya, kumohon jawab aku ?". Sengoku yang melihat muka serius Naruto menghela nafas, yahh bagaimanapun juga Naruto berhak tahu semuanya. Dia juga tak bisa menyembunyikannya terus

"Sakazuki... dialah yang akan menjadi Fleet Admiral selanjutnya". Saat Sengoku berbicara seperti itu, tidak ada respon dari Naruto. Dia hanya diam dengan wajahnya yang tertutupi bayangan rambutnya

"Hahahahaha... sudah aku duga". Sengoku maupun Garp melotot saat mendengar Naruto tertawa terbahak-bahak. "Kuzan-san pasti kalah, esnya pasti tak bisa membekukan pantat Anjing itu... hahahaha"

"Aku tak tahu maksudmu Naruto. Tapi aku mau tanya kepadamu, apa yang akan kau lakukan kedepannya...". Ucap Sengoku kepada Naruto yang kali ini sudah berhenti tertawa

Naruto pun melepas jubah Angkatan Lautnya dan hanya memakai kaos lengan pendek hitam dengan lambang petir berwarna kuning di depannya. "Aku keluar..."

.

~To be Continued...~

.

A/N : Cerita baru lagi nih Minna. Gomen kalau cerita yang sebelumnya nggak pernah ku update. :P

Oh ya untuk kedepannya mungkin banyak scene Lemon sama Lime nya jadi untuk Minna-san yang nggak suka atau masih di bawah umur Ryu nggak maksa kalian. Terserah Minna-san mau baca atau tidak. Tapi mungkin juga berkurang karena untuk mendukung arah jalan cerita ini

Untuk kekuatan asli Naruto nanti masih tersembunyi, begitu juga dengan identitasnya. Naruto sendiri itu sifatnya Playboy sama Ladies Killer. Jadi mungkin nanti banyak berhubungan dengan orang-orang cantik baik dari Kaigun maupun Kaizokudan. Dan nanti Naruto juga nggak terikat lagi sama Angkatan Laut, jadi kayak Kuzan (Aokiji) nantinya.

Jaa na, REVIEW ONEGAISHIMASU !

—II—