.
.
.
heater (c) americhxno
bangtan sonyeondan (c) bighit, their own families
.
.
yoongi tidak akan sadar bahwa dirinya terlelap di ruang tengah kalau saja tidak ada suara hantaman didekatnya. yang membuatnya meluruskan kepala dan meringis sebab nyeri di bagian lehernya begitu terasa setelah beberapa jam tertidur dalam posisi tidak mengenakan. berusaha menghilangkan sedikit rasa nyeri tersebut dengan memijat pelan lehernya selama beberapa waktu, yoongi akhirnya menoleh ke sumber suara.
"sebentar, sebentar. apa yang kau lakukan, jimin?"
dengan wajah memerah, yang entah berasal dari dingin atau karena marah, jimin memalingkan wajahnya dan menghentikan pukulannya terhadap penghangat ruangan. "tidakkah kau merasakannya, hyung?"
mengernyit ialah hal yang yoongi lakukan selanjutnya, sembari melangkah mendekati jimin dan berusaha memperbaiki tatanan rambutnya. tetapi akhirnya tetap membiarkannya berantakan sebab ia tampak lebih manis dengan surai seperti itu. "merasakan apa maksudmu?"
"demi tuhan, penghangat ruangan sialan ini rusak! di tengah musim dingin dan di luar sedang turun salju!" berapi-api ia menjelaskan, setelahnya memajukan bibir bawahnya ke arah penghangat ruangan yang mungkin tidak merespon sejak siang tadi.
well, yoongi tidak akan sadar bahwa tubuhnya terasa membeku kalau saja jimin tidak menyebut perihal penghangat ruangan di apartemen keduanya. "kau sudah mencoba menghubungi pemilik gedung apartemen?"
masih mencebik sebal, jimin melangkah maju setelah sebelumnya meraih fabrik tebal yang tergeletak begitu saja didekat kedua kaki kecilnya, menempelkan tubuhnya yang dibalut oleh sebuah sweatshirt tebal dan fabrik familiar tersebut dipunggungnya dengan milik yoongi yang hanya mengenakan sebuah hoodie. "yep, hanya saja mereka bisa datang esok pagi." sahutnya, meletakkan dahinya di bahu yoongi.
"well," yoongi mengendikkan bahu, "well, kita memiliki banyak pakaian tebal. dan selimut."
"tetap saja dingin, yoongi."
"well," untuk yang ke sekian kalinya. "masuklah ke kamar, aku akan menyusul dengan membawa cokelat panas."
meskipun bibir milik jimin masih membentuk sebuah pout, ia menuruti ucapannya. menyeret fabrik yang yoongi kenali sebagai selimut mereka ke dalam kamar. menghela nafas dan mengusap lengannya yang terasa dingin, ia melangkah ke dapur. membuatkan dua gelas cokelat hangat dengan esktra marshmallow sebab, kenapa tidak?
ketika ia terbangun dan mendapati dirinya tanpa sadar tertidur untuk yang kedua kalinya di hari ini, jimin terlelap dengan setengah tubuhnya berada di atas milik yoongi dan terdapat berlapis-lapis selimut yang hampir menutupi mereka berdua. dan, tentu saja, wajahnya yang menggemaskan meraih atensi yoongi dan ia tidak menahan diri untuk bergerak dan mengecup bibir yang sedikit terbuka dan mengeluarkan dengkuran pelan tersebut. kemudian beralih meninggalkan satu kecupan di dahinya.
yoongi tidak tahu mengapa jimin protes ketika penghangat ruangan mereka rusak ketika mereka dapat lebih sering cuddling dan ia dapat menikmati momen seperti ini sebab, kenapa tidak?
.
.
FIN
.
.
.
A/N: drabble lain yang kelewat pendek, lel.
