Peter pan

T

Romance, Drama/?

BTS dibawah naungan BigHit Entertainment, para membernya ciptaan Tuhan YME dan lahir dari ortu mereka masing masing. Saya selaku author hanya meminjam nama.

Cast: Seluruh member BTS, beserta karakter bantuan yang saya ciptakan sendiri

AU/BL/Yaoi/OOC/?/a bit humor, a bit friendship, a bit drama— okay, i'm bad at this

Note: 'Inner' for inner, Italic for flashback

YoonMin, VKook. Slight!VMin

( Yoongi and V as a seme; Jimin and Jungkook as an uke )

Don't like, don't read

[ Fanfic ini merupakan fanfic kedua saya dalam fandom ini. Terinspirasi dari k-drama 'Pinocchio', namun tak sepenuhnya mirip. Merupakan hasil jerih payah pemikiran saya sendiri. Mohon maaf jika banyak istilah yang salah karena saya masih baru dalam mengenal bahasa korea. Berkaryalah dengan imajinasimu sendiri tanpa menjiplak milik orang lain. Trims ]

Enjoy

.

.

"Tuan Min, ini kontrak dari kami. Silahkan tanda tangan pada tempat yang disediakan" Seorang pria gemuk memberikan selembar kertas lengkap dengan tulisan perjanjian yang menyangkut kontrak kerja dirinya dengan sutradara terkenal, Min Jungsoo. Jungsoo segera mengambil pulpen dan menandatanganinya. Ia sudah tak kaku lagi dalam hal seperti ini karena ia sudah terbiasa.

"Terima kasih"

"Mohon kerja samanya"

.

.

Jungsoo terlalu terbiasa akan segalanya yang berhubungan dengan film. Jadi tak usah heran jika kebiasaan itu lama-lama menjadi bakat yang begitu langka dan jarang dimiliki oleh orang lain. Film dan drama merupakan kesukaannya sejak kecil, namun ia tak menyangka bahwa ia akan menjadi bersinar seperti ini jika sudah dewasa.

Kontrak kerja dengan sebuah perusahaan ternama di Korea Selatan bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan olehnya, mengingat bahwa ia sudah berjuang dari angka nol. Tetapi siapa sangka, jika Jungsoo memiliki niat lain setelah apa yang ia dapatkan?

Ia merasa bahwa ia bisa melakukan dan mendapatkan segalanya dengan mudah selepas menjadi 'orang besar' dimata para penggemar-penggemar filmnya. Hal tersebut membuatnya menjadi angkuh dan congkak. Mata hatinya telah dibutakan dengan kekayaan yang ia dapat.

Emas berpeti, kerbau berkandang

"Ambillah uang itu, kita akan berpesta malam ini"

"Tetapi tuan—"

"Kau lupa aku ini siapa?"

"Sutradara Min Jungsoo"

( BTS )

Hari sudah semakin gelap, namun hal itu tak menyurutkan para kru beserta artis yang sedang bekerja dalam proses pembuatan dari film milik sang peter pan. Jimin dan asistennya memutuskan untuk mengambil rehat sejenak dan menyuruh salah satu staff yang lain untuk membagikan konsumsi. Lain halnya dengan Yoongi, sepertinya pria berperawakan kurus satu ini ingin makan di tempat lain. Bukannya ia ingin menolak, tetapi makan diluar sudah menjadi kebiasaannya.

"Hey, bocah" Panggilnya pada Jimin yang tengah merapikan barang di tempat duduknya. Merasa tak suka dengan panggilan yang diciptakan oleh si rambut putih, Jimin merenggut dan menoleh ke arah Yoongi.

"'Bocah', katamu? Kalau begitu bolehkah aku memanggilmu 'kakek', tuan Min Yoongi?" Ucap Jimin dengan bibir tebalnya yang sedikit dimajukan. Entah mengapa hal tersebut membuat perut Yoongi terasa geli dan rasanya ia ingin tertawa. Tetapi sayang, Yoongi terlalu bisa mengontrol emosinya.

"Aku akan pergi makan di luar. Jatahku untukmu saja" Ujar Yoongi enteng dan langsung disambut oleh gelengan keras dari pria mungil besurai merah terang. Tak boleh, hal itu tak boleh dilakukan. Kita bekerja bersama dan harus makan bersama juga, kurang lebih begitu pemikiran Jimin.

"Tidak! Kau harus makan bersama kami. Lagipula, makanan dari kami lebih bergizi dibanding makanan cepat saji yang berada di luar sana. Kau harus makan yang banyak, Yoongi-ssi"

Entah mengapa, tiba-tiba Yoongi mengusap tengkuknya tak nyaman. Seulas warna kemerahan muncul pada sebelah pipi pucatnya. Apa ini, rasanya aneh jika Jimin terus-terusan memanggilnya dengan embel-embel formal seperti itu.

'Menyebalkan' Batin Yoongi "Baiklah, sutradara-nim. Aku tak akan makan diluar. Sebagai gantinya, berhentilah memanggilku seperti itu"

Otak Jimin kelewat lambat. Bukan berarti ia tak peka, tetapi mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh penyakit yang ia derita. Buktinya, sekarang ia butuh waktu sekian detik untuk mencerna perkataan Yoongi. Panggilan? Panggilan yang bagaimana? Menurut Jimin tak ada yang salah dengan panggilannya itu.

"Pabo"

"Hey—!"

"—Panggil aku 'hyung'"

Kalimat terakhir dari Yoongi sukses mebuat Jimin bungkam. Badan Yoongi segera berbalik meninggalkan Jimin yang masih terbengong atas sikap Yoongi. Sementara itu, Yoongi mengusap-usap tengkuknya dan punggungnya semakin jauh dari hadapan sang sutradara. 'Hyung' adalah sebutan dari seorang lelaki untuk memanggil lelaki yang lebih tua darinya namun terkesan akrab. Jimin benar-benar tak paham dengan isi otak Yoongi. Terkadang sikapnya itu menyebalkan, tetapi terkadang juga manis seperti gula.

"Hyung..." Jimin mulai tersenyum sendiri dan bibirnya terus menggumamkan nama 'Yoongi-hyung' sampai ia disangka gila oleh asistennya.

"Yoongi-hyung!~~" Pria itu berlari kecil menuju Yoongi yang tengah makan dan duduk tak jauh dari tempatnya berdiri. Yoongi nyaris tersedak mendengar cara Jimin memanggilnya dengan panggilan barunya itu. Begitu keras, begitu ceria, dan begitu menyebalkan. Rasanya Yoongi ingin menyembur wajah Jimin dengan air yang barusan ia teguk.

"Bisakah kau merendahkan volume suaramu dan bersikap biasa saja saat memanggilku?" Ucap Yoongi yang sepertinya tak digubris oleh senyum kekanakan milik Jimin. Mereka berdua begitu banyak mengundang tawa bagi orang-orang disekitarnya. Jimin yang kekanakan dan Yoongi yang kelewat dewasa. Perpaduan yang unik.

.

.

Acara rehat berlangsung dengan hikmat dan para kru yang bertugas sudah lebih dulu menghabiskan makanan mereka. Setelah dirasa waktu rehat sudah habis, para kru segera mempersiapkan alat-alat seperti properti dan juga riasan untuk aktris atau aktor yang akan bermain peran. Adegan selanjutnya adalah dimana Taehyung sedang makan malam oleh salah seorang aktris yang menjadi pendamping dari tokoh heroine dalam film ini. Taehyung kini sedang diriasi oleh salah seorang penata rias dan saat itu juga Jimin memperhatikan mereka.

"Bedaknya ditebalkan lagi, noona" Celetuk Jimin, seolah-olah ia bisa dan paham akan dunia tata rias. Hal tersebut mengundang kekehan kecil dari Taehyung.

"Biarkan noona cantik ini yang mendandaniku, Jiminnie. Mengapa kau malah nyeletuk begitu?"

"Hei, kau pikir aku tak tahu soal beginian?" Ucap Jimin penuh percaya diri dan berusaha mengambil bedak dari sang penata rias. Untung saja para kru yang lain sudah terlatih untuk sabar dalam menghadapi Jimin.

"Tetapi tuan—"

"Biarkan aku saja!—"

"Yak, Jimin! Berhentilah—"

BHATS

Bedak malang itu kini menghilang dengan cepat. Bukan ditangan sang noona, Jimin, maupun Taehyung dengan wajahnya yang sudah setengah terpoles. Oke, ini bukanlah sebuah fanfic berunsur fantasy jadi tak ada sulap atau sihir disini.

Ya, Yoongi yang merampas bedak tersebut. Pihak ke-empat rupanya.

Terjadi keheningan selama 3 detik ditempat itu.

"Maaf, bedak untukku habis. Bisakah aku meminta yang ini?"

Tanpa diberikan jawaban, Yoongi langsung berlalu begitu saja dengan langkah santai sambil membawa bedak tersebut. Ia meninggalkan sang noona dan Jimin yang masih terbengong ria serta Taehyung sang alien setengah jadi yang kemarahannya naik ke ubun-ubun.

TLING

Sebuah suara ponsel mengagetkan Taehyung dan ia segera membuka layar ponselnya. Ia membiarkan sang noona menasehati Jimin dan disambut oleh Jimin yang membantah bahwa hal itu adalah kesalahannya dengan caranya yang kekanakan.

Dari: Jeon Jungkook

Maaf, Taehyung-nim. Apakah kau jadi ke rumahku? Aku akan mandi terlebih dahulu.

"Pfft-" Sebuah tawa tertahan langsung terdengar dari Taehyung. Sebegitunya kah kehadirannya ditunggu oleh salah satu fansnya? Jika publik tahu bahwa Taehyung memperlakukan salah satu fansnya begitu spesial sudah dipastikan fansnya yang lain akan kecewa. Namun entah mengapa, rasanya Taehyung tak begitu menganggap susah hal tersebut. Habisnya, siapa sih yang tidak cinta dengan Taehyung? Bukan begitu?

"Mengapa kau tertawa sendiri, Taehyung?" Jimin mendatangi Taehyung dan menydorkan kepalanya agar dapat melihat layar ponsel Taehyung dengan jelas. Secepat mungkin, Taehyung memasukkan ponselnya itu ke dalam saku celananya. Bisa gawat jika ada orang lain yang tahu akan hal ini. Kedua tangan Taehyung mencubit pipi gembil milik Jimin gemas. Ia begitu tak sabar menantikan selesainya acara syuting.

"Ayo, segera dandani aku, noona!"

( BTS )

[ Taehyung POV ]

'Cut!'

Seruan itu menandakan berakhirnya adegan makan malamku dengan sang aktris. Setelah membungkuk dan mengucapkan 'terima kasih atas kerja kerasnya hari ini', aku segera berlalu dan meminta izin untuk menyusul para kru dan yang lainnya pulang ke distrik awal. Malam ini, aku akan menemui orang yang sudah menolongku dari kesialan tadi siang. Tak kusangka, aku akan memperlakukan salah satu fansku seperti ini. Tapi kalian tahu, entah mengapa hal ini menyenangkan.

Jungkook namanya. Ia bercerita bahwa ia memiliki adik yang lumpuh dan juga merupakan salah satu fansku. Entah mengapa saat mendengarnya aku menjadi miris. Dengan keterbatasan itu, mereka masih sanggup untuk mengagumiku walaupun tak berteriak dan melompat seperti para fansku yang lain. Ini menarik dan pertama kalinya aku mengunjungi fansku yang 'istimewa'.

Lengkap dengan mantel hitam dan masker dengan warna yang sama, aku menelusuri trotoar kota sambil sesekali ditiup oleh hembusan angin malam. Mungkin berbahaya bagiku sebagai seorang aktor untuk berjalan sendiri, namun aku telah mengantisipasi hal ini. Ya, aku sudah mempelajari sedikit bela diri walaupun tak benar-benar sampai ke intinya.

.

.

Tak lama, aku sampai pada sebuah rumah susun sederhana. Jadi disini dia tinggal. Katanya ia berada di lantai 2 rumah susun ini. Segera, aku menaikki tangga. Namun—

"Hentikan!"

Suara itu. Suara yang baru saja kukenal siang tadi. Aku mempercepat langkah kakiku untuk menaikki tangga dan seketika kedua manik milikku membulat. Pada sebuah ambang pintu, aku melihat sosok berperawakan besar nan tinggi tengah mencekik leher seorang gadis kecil di salah satu tanganya. Sementara tangannya yang lain sibuk menahan pemuda yang baru saja kukenal; Jungkook. Sudah dipastikan gadis kecil itu adalah adiknya.

Aku geram. Aku marah. Sangat marah. Sampa-sampai tanpa sadar aku mengepalkan kedua tanganku.

Aku mengumpulkan tenagaku pada salah satu tangan, lalu dengan kuat menusuk titik lemah pada leher pria yang tinggi nan besar itu. Otomatis, tubuhnya melemah termasuk kedua tangannya. Jungkook segera menangkap tubuh lemah sang gadis kecil. Tentu saja aksiku yang tadi hanya berlaku sementara untuk badan yang sebesar itu. Sial, aku sedikit takut.

"Jungkook, masuk dan kuncilah kamarmu!" Ucapku, sok heroik. Ternyata perkataanku barusan mengundang tawa geli dari pria tersebut. Mungkin jika ada yang melihatku mencoba melawan pria ini, aku akan membuat skandal baru. Menyebalkan.

"Mengapa kau tertawa, bongsor? Kau meremehkanku?"

Untuk detik selanjutnya, pandanganku menjadi gelap.

[ End of Taehyung POV ]

( BTS )

"Taehyung sudah menyusul kita?" Ucap Jimin dengan raut wajah cemas. Ia tengah menanyakan salah satu asistennya. Sang asistenpun mencoba menghubungi ponsel sang aktor. Ini sudah yang ketiga kalinya. Jimin, dua asisten Jimin, Yoongi, beserta seorang supir berada pada mobil yang sama. Kini mereka masih dalam setengah perjalanan karena jalanan besar menuju distrik awal terhambat dan sama sekali tak bisa bergerak.

"Bagaimana ini.." Jimin menggigit ibu jarinya dan Yoongi memperhatikan hal tersebut.

"Janganlah seperti bayi. Memangnya tadi ia tak bilang akan pergi kemana?" Tanya Yoongi santai, walaupun perlahan ia juga merasa tak tenang. Memang mereka bermusuhan, tetapi ia tak sejahat itu. Ia sudah dewasa.

"Ia bilang ia akan menemui seseorang tak jauh dari tempat itu" Jawab salah satu asisten Jimin. Suasana mobilpun menjadi tertekan. Mereka semua mencoba untuk memutar otak dan mencari akal untuk menemukan lokasi Taehyung.

"Dia pasti baik-baik saja—"

"Aku akan kembali menemuinya!" Seru Jimin yang membuat seluruh penumpang mobil menoleh ke arahnya termasuk Yoongi.

"Aku tahu kau bodoh, tetapi tak kusangka kau sebodoh ini" Ucap Yoongi sedikit menaikkan nadanya. Komentar pedasnya pun membuat emosi Jimin meluap. Ia tak sedang bercanda sekarang.

"Terserah kau berkata apa, hyung! Aku ingin segera kembali!"

Tanpa diaba-aba, Jimin segera membuka pintu mobil. Ia mudah melakukan hal tersebut karena ia duduk disamping kursi kemudi. Dengan satu langkah cepat, Jimin sudah berhasil berlari di trotoar jalanan tersebut. Gila saja. Yoongi tak habis pikir.

"Aish!" Yoongipun membuka pintu disebelahnya dan segera berlari menyusul Jimin.

"Astaga.. semoga mereka semua baik-baik saja"

.

.

( TBC )

They call me—

PEPSI! /salah

Oke, saya tau saya lama update, pendek, dan masih banyak typo bertebaran, maafkan saya :'v

Maunya hiatus sampai liburan yang akan datang, tapi mumpung ada ide terlintas dibenak saya, jadilah saya lanjut sebelum idenya hilang. Jangan sakit hati kalo fanfic saya yang 'Fanservice? Fanservice!' Belum dilanjut :'v saya masih bingung dengan endingnya. Tetapi diperkirakan 2 chapter lagi fanfic itu akan habis wkwk

Selama hiatus, saya disibukkan oleh tugas, pr, ulangan, presentasi, dll dan juga, roleplay /okegapenting tapi saya usahain update kalo ada ide datang. Sekali lagi, saya minta maaf. Btw, saya lagi suka ama KookMin :'v ada godaan untuk membuat ff KookMin tapi ya sudhalah /?

Terima kasih banyak atas review kalian yang sungguh bermanfaat. Dengan kritik dan saran tersebut saya bisa usaha untuk lebih mengembangkan cara ngetik dan juga bahasa saya. Terima kasih! ^^ Saya ga tau kalian masih nunggu ini fanfic atau tidak, tapi yang jelas saya senang jika kalian senang membacanya ( walaupun still abal )

Balasan review:

Untuk putputputri: Dulu sih sehari updatenya, sekarang mungkin 3 bulan sekali :'v /digampar. Ini ch. 7 udah update, mian twlat pake banget wkwk. Whoa, mudah-mudahan saya lanjut cerita ini ampe habis dan still, masih banyak author masta diluar sana yang tulisannya bisa dijadikan novel :'v Tapi, terima kasih reviewnya!

Untuk Guest: Ini sudah dilanjut yak wkwk makasih reviewnya!

Sekian dan terima kasih telah membaca!

P.S. Bagi yang ingin curcol atau apapun dengan saya bisa di add Kakaotalk dengan id: estehpanas

P.S.S Itu akun erpe juga, tapi well, it's okay

P.S.S.S Maap kalo misalnya balesnya telat