Enjoy the Story !

The Power of UzuTsuki Naruto

Disclaimer

Naruto milik Masashi Kishimoto dan High School DxD milik Ichie Ishibumi bukan punya saya, ane hanya pinjam karakternya aja.

Genre

Adventure, Supernatural & Romance.

Rating

M

Pairing

Naruto x Harem

Warning

GaJe, Abal, Typo, Jutsu Karangan, Strong!Naru, Harem!Naru.

Summary :

Dia adalah anak yang tumbuh di dalam takdir yang sangat kelam. Seorang anak yang telah melampaui pendahulunya. Dengan kekuatannya, ia pindah kedimensi lain untuk melanjutkan hidup dengan tenang, setelah kepergian sang Ibu. Apakah kehidupannya akan berjalan sesuai keinginannya atau …

" Normal Talk "

' Human Thinking '

" Monster Talk "

' Monster Thinking '

" Jutsu ...

1. [Naruto Original Soundtrack - Bad Situation]

2. [Naruto Original Soundtrack - Strong and Strike]

Sebelumnya :

.

.

.

.

.

.

.

" Hooaaam Hina-chan Karin-chan ayo tidur ... " Ajak Naruto pada kedua istrinya tersebut. Walau ia sudah istirahat berjam-jam sepertinya itu tidak cukup untuknya. Kedua wanita yang telah bermarga UzuTsuki itu terdiam dengan rona merah tipis di pipi mereka.

Langsung saja mereka berdua mengikuti kemauan sang suami karena mereka juga sudah membersihkan piring-piring yang kotor. Jadi tidur bisa dikatakan pilihan yang terbaik untuk mereka saat ini.

" Oyasumi Tsuma ... " Ucap Naruto ketika sudah sampai di kasur mereka. Tak lupa Karin dan Hinata yang sudah mengganti pakaiannya menjadi piyama tidur masing-masing. Karin memakai piyama berwarna putih dengan aksen bunga merah di pinggirnya dan Hinata memakai piyama favoritnya yang berwarna soft lavender dengan aksen bunga putih di ujungnya.

" Oyasumi mo, Anata. " Ujar Hinata dan Karin bersamaan. Hinata tidur di sebelah kanan Naruto sedangkan Karin di sebelah kirinya. Dan juga mereka memeluk sang suami bersamaan dan dengan erat, karena Naruto adalah suami yang benar-benar sempurna menurut mereka.

Mereka berdua pun terlelap menyusul sang suami yang terlebih dahulu terlelap menuju ke alam mimpi. Ketiga orang yang terikat dalam hubungan suami istri itu menampilkan senyum bahagia saat tidur. Tetapi tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengintip hal itu.

' Jadi kalau sudah menikah bisa berpelukan yah. '

Chapter 5 : Munculnya Naruto yang lain?

" Hah ... " Suara helaan nafas terdengar dari mulut Naruto. Dengan seragam Kuoh Academy yang ia kenakan, Naruto berjalan menuju ke sekolah elit di kota Kuoh tersebut. Walau dia menampakkan wajah yang minim ekspresi, tapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia tengah kesal.

Bersekolah karena sebuah 'paksaan', dengan alasan yang sepele tentunya membuat orang kesal, salah satunya Naruto. Menuju ke sekolah dengan berjalan kaki, memperhatikan pelajaran yang membosankan, bertemu dengan guru yang galaknya minta ampun, dan pulang dengan keadaan kepala yang pengen pecah. Itulah yang akan dilakukan oleh Naruto sehari-harinya.

Dan ditambah lagi ia juga telah melakukan 'kontak' dengan makhluk supranatural di wilayah Kuoh, Rias Gremory beserta pareegenya dan mungkin heiress klan Sitri a.k.a Sona juga akan ikut serta. Secara dia adalah sahabat Rias sedari kecil dan juga jabatannya di sekolah itu sebagai Seito Kaichou atau istilah kerennya Ketua OSIS maka makin runyamlah kehidupannya.

' Oh Kami-sama hentikanlah cobaan untuk hambamu ini ... ' Naruto berdoa dalam hati berharap agar cobaan yang menyiksa jiwa dan raga serta mentalnya ini berakhir saat ini juga.

Tap

Naruto berhenti ketika menyadari hal yang aneh dengan langit kota ini. Walau samar tapi insting dan pengalamannya sebagai seorang Shinobi seakan memberi sinyal bahwa langit kota Kuoh tidak seperti biasanya.

Ia menatap langit biru Kuoh yang menurutnya aneh dengan wajah berkerut curiga. Setelah beberapa saat ia memutuskan untuk mencari tahunya sepulang sekolah saja. Naruto lalu melanjutkan perjalanannya menuju sekolahnya tanpa menghiraukan tatapan dan perkataan aneh tentangnya dari orang-orang disekitarnya.

' Mungkin Sharingan bisa membantu ... ' Pikirnya sambil berjalan dengan langkah yang sedikit dipercepat.

[Kuoh Academy : XI-A]

Naruto menatap guru yang tengah mengajar di depan kelas dengan datar. Semua apa yang telah dikatakan oleh guru itu masuk di telinga kanan Naruto kemudian keluar lagi melalui telinga kiri. Ia tidak peduli dengan guru itu yang akan marah padanya, jikapun ia dihukum dan disuruh mengerjakan soal di papan tulis maka dengan mudah ia akan kerjakan.

Jangan anggap remeh darah Namikaze yang mengalir di tubuhnya, yang katanya kecerdasan seorang Namikaze sangat berbahaya walau masih dibawah klan Nara. Ayah kandungnya dulu a.k.a Minato Namikaze sangat ditakuti oleh seluruh dunia karena dapat mengalahkan shinobi Iwa dengan pangkat Jounin yang berjumlah kurang lebih seribu orang dalam waktu kurang dari satu menit. Tentunya perlu perencanaan yang matang dan kejelian yang tajam dalam melakukannya. Dan juga membuat formula Hiraishin adalah salah satu hasil dari kecerdasan Minato yang tentunya sangat luar biasa bagi klan kecil di desa Konoha tersebut.

Lagipula ia juga murid baru jadi kemungkinan untuk dihukum relatif kecil, karena pasti guru-guru mengira dia masih dalam proses adaptasi.

Dan lagi Naruto selalu mendapati Rias yang sekali-kali menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Mengapa ia bisa tahu? Mudah saja karena ia duduk di belakang Rias dan Akeno otomatis setiap aktivitas mereka berdua akan diketahui olehnya. Dan juga Akeno, Queen di pareege Rias itu selalu menatapnya dengan mata sayu yang benar-benar menggoda. Jika saja ia tidak mengingat tentang keluarganya maka tamatlah nasib rumah tangganya nanti.

Degg

Mata biru Sapphire dibalik kacamata Naruto melotot kaget ketika merasakan tubuhnya yang tiba-tiba dilanda rasa sakit yang amat luar biasa. Rasanya seluruh tubuhnya remuk dan akan hancur seketika akibat rasa sakit ini.

' Ugh ada apa dengan tubuhku ... ' pikir Naruto sambil menahan rasa sakitnya. ' ... Apa ini efek energi si merah itu. Kuso! Ini sakit sekali. '

Walau masih dapat menyembunyikan ekspresi kesakitannya dengan wajah datarnya. Tetapi tubuh yang menegang lalu bergertar menjadi tanda bahwa memang Naruto mengalami sesuatu. Perlahan aura yang kurang mengenakkan keluar dari setiap pori-pori kulit remaja(?) itu. Untung saja dia duduk di barisan paling belakang, jadi keadaannya saat ini belum sempat diketahui oleh murid yang lain dan juga guru yang tengah mengajar.

Tapi sepertinya berbeda dengan tiga gadis yang ada di kelas XI-A ini. Karena status mereka bukanlah seorang manusia biasa melainkan iblis yang mempunyai banyak kelebihan, dan salah satunya ialah indra mereka yang sangat peka dibanding manusia normal pada umumnya. Jadi mereka bisa merasakan aura tak mengenakkan yang menguar dari tubuh Naruto.

Sona Shitori atau Sona Sitri yang merupakan iblis kelas atas serta ahli waris klan Sitri setelah kakaknya yang menjadi pemimpin iblis di Meikai dengan status Leviathan. Menatap ke belakang tepatnya ke arah pemuda berambut putih itu sejenak sebelum mengalihkan direksinya pada Rias dan Akeno. Sebagai penjaga wilayah Kuoh serta statusnya sebagai ketua OSIS di sekolah ini, ia harus bisa merahasiakan eksistensi kaum iblis dari murid dan guru di sekolah ini yang notabenennya merupakan manusia biasa.

Tindakan Sona terbukti dengan munculnya sebuah lingkaran sihir yang menutupi hampir seluruh lantai kelas, dan dalam beberapa detik semua orang -kecuali dia, Rias, Akeno dan juga Naruto- langsung tidak sadarkan diri. Walau terkesan berlebihan tetapi Sona tidak ingin mengambil resiko yang akan membongkar identitas kaumnya atau kaum fraksi akhirat lainnya.

Berbeda dengan tindakan Sona yang berperan sebagai 'pengaman', maka tugas dari Rias adalah mencari tahu apa yang terjadi pada pemuda dengan marga UzuTsuki itu. Dengan didampingi oleh Akeno disampingnya, Rias berjalan dan menepuk bahu kanan pemuda dengan mata biru sapphire itu.

" Naruto-san ... " Ada jeda sejenak tetapi Naruto tidak bergeming sedikit pun. " ... Apa yang terjadi padamu? "

Rias sedang risau dengan keadaan pemuda yang telah membuat pion satu-satunya tak sadarkan diri itu, dengan hentakan mautnya. Sedangkan Akeno menatap lekat-lekat tubuh Naruto dan menajamkan kemampuannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Naruto. Sona yang merasa kejadian ini makin berbahaya langsung mencari anggota pareegenya, untuk mengamankan para murid, staff maupun guru-guru di sekolah ini.

Sreek

Kursi yang diduduki oleh Naruto bergeser dan sekarang Naruto telah berdiri. Sedangkan Rias yang berada di samping Naruto tersentak kaget, sepertinya ia tengah melamun tadi. Akeno yang hendak melempar sebuah pertanyaan kepada pemuda yang menjadi objek tatapan khawatirnya itu. Tapi apapun yang ingin keluar dari mulutnya terhenti ketika melihat Naruto yang menunduk hingga poni rambutnya menutupi setengah wajahnya.

" Iblis! Heh apa yang ingin kau lakukan padaku sekarang ... " Terdengarlah suara dari 'Naruto' yang memiliki nada meremehkan dan terkesan berat. Akeno langsung bersiaga ketika merasa ada nada ancaman yang keluar dari mulut 'Naruto'. Rias juga telah mengeluarkan Youki merah kehitaman di kedua tangannya jika remaja itu melakukan gerakan yang mencurigakan.

" Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada Naruto-kun? " Tanya Akeno dingin berbanding terbalik dengan nada bicaranya yang biasanya terkesan santai.

" Hm bisa dikatakan aku dan Naruto adalah orang yang sama ... " Mata Akeno melebar sesaat setelah mendengar pernyataan pemuda yang ada di depannya saat ini. " ... Jika bicara tentang eksistensi, kami dua orang yang berbeda. " Lanjutnya dengan nada datar.

" Lalu apa tujuanmu sekarang? Kau sudah membahayakan seluruh orang yang ada di Kuoh saat ini. " Sahut Rias dengan ekspresi keras di wajahnya.

" Hmm ... " Pemuda itu nampak berpikir sejenak sebelum mata biru layaknya es menatap Rias tajam disertai seringai maniak yang nampak menakutkan. " ... Hanya ingin bermain-main. "

'Naruto' langsung melompat ke atas lalu keluar dari kelas dengan kecepatan yang tidak dapat ditandingi oleh mata manusia normal. Rias dan Akeno yang merasa kecolongan langsung mengeluarkan sayap yang dimiliki oleh iblis pada umumnya.

Blassstt Wusshh

Dan terbang melesat ke arah pemuda tadi dengan cepat, tanpa memperdulikan murid-murid dan guru yang tak sadarkan diri di lantai kelas. Karena menurut mereka pemuda tadi jauh lebih penting di bandingkan seluruh manusia di kelas ini, lagipula mereka sudah pingsan jadi nggak perlu ada yang dikhawatirkan. *Ckckckck Iblis dan sifat mereka*

[Play Naruto Original Soundtrack - Bad Situation]

Tap

Ketika 'Naruto' melompat dari lantai tiga ke arah lapangan yang letaknya berada di tengah-tengah sekolah. Ternyata 'Naruto' telah 'ditunggu' oleh Sona beserta pareegenya di lapangan itu. Berdiri dengan santai sambil bersidekap dada dengan tatapan meremehkan, itulah yang dilakukan pemuda saat itu.

Kemudian datanglah Rias dan Akeno yang masih melayang dengan sayap iblis mereka di depan Sona dan pareegenya. Masih bersiaga dan waspada menantikan sebuah serangan yang mungkin akan dilakukan oleh pemuda itu.

" Apa hanya segini? " 'Naruto' berkata dengan remeh dan membuat Rias makin naik pitam. " ... Oh ayolah jangan bercanda! Kalian bisa memanggil para Maou jika ingin menghadapiku. "

" Tidak perlu sampai Maou datang, kami sudah lebih dari cukup untuk melawanmu ... " Tiba-tiba muncul sebuah gelombang air yang langsung menghantam tubuh pemuda itu dengan telak. Si pelaku a.k.a Sona hanya menatap datar ke depan, ia lalu menatap Queen dari pareege Rias yang bernama Himejima Akeno itu yang kemudian mengangguk.

" Thunder Shockwave ...

Serangan kombinasi yang juga mereka lakukan untuk mencoba mengalahkan pria bertopeng beberapa hari silam kembali muncul. Serangan yang seharusnya mampu membuat pemuda itu akan kalah atau minimal 'Naruto' bakalan nggak bergerak akibat tersengat petir itu. Tetapi ...

" Khukhukhu .. Serangan kalian memang cukup menyakitkan sih ... " 'Naruto' tertawa meremehkan kemudian nampaklah tubuh pemuda itu yang basah dan terdapat petir yang mengelilingi tubuhnya. " ... Tapi pilihan kalian benar-benar salah. "

Pofft

Muncul kepulan asap kecil di tangan 'Naruto', yang menampakkan sebuah pedang panjang kurang lebih semeter dengan bilah berwarna silver gelap dan juga gagang berwarna hitam dengan corak putih dan merah.

" Akan kuperlihatkan apa itu kekuatan yang sesungguhnya! " Naruto mulai berlari menuju Sona dan Akeno sambil mengayunkan pedang untuk menggores kulit mereka. Akeno langsung menciptakan sebuah pedang petir untuk menahan sabetan pedang 'Naruto'.

Triinkk

Tangan Akeno nampak bergetar saat menahan sabetan pemuda yang belum genap seminggu menjadi siswa di Kuoh Academy ini. Kemudian pemuda itu menghindar dengan melompat ke belakang ketika sebuah bola dengan energi hitam kemerahan yang mengarah padanya. Akeno lantas terbang jauh ke belakang untuk menghindari ledakan serangan dari Kingnya tersebut sekalian dengan melancarkan beberapa tombak petir pada 'Naruto'.

'Naruto' dengan mudah menghindari serangan Akeno dan menangkap salah satu tombak petirnya kemudian melemparnya ke arah kumpulan anggota OSIS yang semuanya berjenis kelamin cewek nampak hanya menyaksikan dari tadi. Tetapi mereka juga menghindari serangan dadakan tadi dengan mudah, ada yang terbang dengan sayap iblis mereka ada pula yang hanya melompat salto ke belakang sampai-sampai 'Naruto' bisa melihat celana dalam salah satu dari mereka yang berwarna hitam.

Naruto kembali berniat menyerang mereka, tetapi seketika apapun yang ingin ia lakukan terhenti di tengah jalan ketika mendengar suara dari arah belakangnya ...

" Dragon Shot ...

'Naruto' hanya diam sejenak lalu mengangkat pedangnya ke atas diiringi sebuah hembusan angin yang cukup kuat. 'Naruto' langsung menyabetkan pedangnya ke udara kosong.

Slasshh

Tiba-tiba laser berwarna merah yang ingin menghantam tubuh 'Naruto' terbelah tanpa sebab dan seketika menghilang begitu saja. Cowok berambut coklat yang merupakan pemilik serangan tadi terkejut, karena serangannya bisa dihilangkan begitu saja bahkan sebelum mengenai sasaran.

' Bagaimana bisa? ' batin si cowok itu dengan mata yang melebar.

Trankk

'Naruto' dengan tenang menahan tebasan yang mengincar kepalanya dari belakang. Melompat ke atas sambil melempar pedangnya ke arah kepala pemuda berambut pirang yang menyerangnya tadi.

Syuut Jleb

Pedang itu hanya menancap di tanah karena pemuda pirang itu dapat menghindarinya dengan cepat dan mudah. Rias menatap tajam 'Naruto' sambil menyaksikan pertarungan antara kedua anggota pareegenya melawan 'Naruto'. Untuk Sona dan pareegenya, mereka tengah memasang Kekkai agar eksistensi fraksi iblis tidak diketahui oleh manusia di kota Kuoh ini.

Swingghh

Tidak sampai setengah detik pemuda berstastus murid baru di Kuoh itu sudah berada di belakang Kiba dengan pedang di tangan kanannya. Seluruh pasang mata melebar ketika melihat kecepatan 'Naruto' yang benar-benar diluar perkiraan mereka.

Crasshh

Sebuah tebasan menyilang yang cukup dalam telah bersarang di punggung pemuda yang mengisi bidak Knight di pareege Rias itu.

" Mimpi yang indah ... "

Bugghh

Belum sempat Kiba mengekspresikan rasa sakit dan perih di punggungnya, dia harus kembali merasakan tendangan di punggung dan membuatnya terlempar hingga menghantam dinding luar salah satu kelas dengan sangat keras.

Bhummm

Kiba berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya, tetapi hal itu hanya sia-sia karena kondisi tubuhnya yang terluka cukup parah. Dengan darah yang mengalir dari bibirnya Kiba hanya mampu bergumam ...

" Maafkan aku Buchou. "

... Sebelum kesadarannya benar-benar hilang.

" Hmm satu tumbang tinggal tiga lagi ... " 'Naruto' langsung menyimpan kembali pedangnya di fuin penyimpanan istimewa miliknya. Lalu membuka kedua telapak tangannya di samping tubuh, perlahan muncul sebuah pusaran di tangan kanannya yang lama kelamaan membentuk sebuah bola dengan bunyi nyaring layaknya bunyi pesawat jet dan juga di tangan kirinya muncul sebuah bola ungu kehitaman sebesar bola takraw.

" Mungkin kurang sopan jika aku tak mengeluarkan kekuatanku juga ... " Rias menatap tajam cowok yang telah membuat Knightnya pingsan tersebut walau ia juga terkejut jika cowok itu punya kekuatan yang selama ini ia sembunyikan darinya. " ... Aku tidak terlalu bisa merangkai kata-kata yang bagus saat ini. Tapi hanya satu yang perlu kukatakan ... Jika terkena ini tubuh kalian akan sakit loh. "

" Boost Boost Boost Boost Boost Boost Boost ...

Terdengar suara mekanik di tangan kanan cowok berambut coklat sebanyak tujuh kali, pertanda kekuatan cowok itu menjadi tujuh kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Dengan cepat cowok itu berlari dengan kepalan tangan yang dilapisi aura berwarna merah ke arah 'Naruto'. Tetapi ...

Swingghh

'Naruto' kembali menghilang dan muncul di samping tubuh pemuda berambut coklat itu dengan tangan kanan yang membawa sebuah bola berwarna putih kebiruan yang nampak tidak terlalu stabil. Dengan seringai keji 'Naruto' berkata ...

" Hyoudo kau sasaran pertamaku ... " Rias dan Akeno terkejut karena 'Naruto' siap menghantamkan bola aneh di tangan kanannya itu ke pinggang Issei. " ... Rasakan jutsu ini ... "

" Rasenbakuha ...

Tubuh Issei nampak sedikit oleng sebelum terlempar dan menghantam dinding hingga retak tetapi belum cukup sampai di sana saja ...

Bhummm

" Arrrggghhhh ... " Jerit Issei saat merasakan tubuhnya seperti terkoyak akibat bola aneh bernama Rasenbakuha itu.

" Deidara senimu kupinjam bentar ... Seni adalah ledakan. "

" Katsu ...

Dhuaarrrrrr

Ledakan keras terjadi akibat jurus 'Naruto' itu, dinding yang menjadi tempat Issei terhantam tadi hancur seketika. Tetapi tubuh Issei nampak masih utuh walau luka-luka yang dialami oleh Sekiryuutei itu baik dalam maupun luar bisa dikatakan cukup parah. Beruntung si pemuda Sekiryuutei itu telah meningkatkan kekuatan tubuhnya tadi, jika tidak mungkin si Ddraig pasti mencari inang yang baru lagi.

" Isssseeeiiiii ... " Teriak Rias dan langsung menuju ke arah pionnya itu diikuti oleh Akeno dari belakang. Meninggalkan 'Naruto' dengan sebiji keringat di dahinya.

' Serius nih aku dilupain gitu aja. ' Batinnya singkat tetapi dengan cepat ia bersalto ke depan ketika merasakan bahaya dari belakangnya.

Bhummm

Keputusan yang tepat, jika tidak pemuda itu pasti tertanam di tanah karena serangan seseorang yang belum pemuda itu ketahui. Kepulan debu itu akhirnya menghilang dan di tengah kawah yang cukup besar itu ia melihat seorang gadis kecil berambut putih yang juga memakai seragam Kuoh Academy.

" Oh kau bidak Rook dari Gremory ya ! ... " Gadis itu sama sekali tidak menyahut hanya menatap 'Naruto' datar. Mata berwarna kuning milik gadis itu tiba-tiba melebar kala melihat wajah 'Naruto' yang muncul simbol-simbol aneh.

' Senjutsu. ' Batinnya dingin sambil berlari menuju 'Naruto' yang kemudian melompat ke atas. Bersiap mengarahkan pukulan terkuatnya ke arah 'Naruto' yang hanya diam.

Bugghh

Bunyi benturan yang cukup keras terdengar membuat Rias dan Akeno menoleh ke belakang. Dan hasilnya adalah Koneko dengan tenaga terkuatnya membenturkan kepalan tangannya yang disambut dengan kepalan tangan juga oleh Naruto.

Mereka berdua mengernyit kala melihat corak-corak aneh di wajah murid baru itu sebelum badan mereka menegang kala merasakan aura yang menguar dari cowok dengan marga UzuTsuki itu.

" Buchou ... Ini ... "

" Ya, ini senjutsu tetapi apa dia Yokai? " Rias bergumam pelan dan dibalas Akeno dengan mengangkat kedua bahunya bersamaan tanda ia juga tidak tahu. " ... Sebaiknya kita membantu Koneko, ayo Akeno. " Rias langsung melesat ke arah Koneko dan diikuti oleh Akeno meninggalkan Issei yang mereka pastikan hanya pingsan.

" Hah mengecewakan ... " Koneko mengernyit sedikit dan harus merasakan sebuah tendangan di perut yang benar-benar menyakitkan yang harus membuatnya terlempar ke belakang dengan cepat. " ... Kukira aku bisa menghilangkan kebosanan ini, tapi sama saja nggak ada yang menarik. "

Grep

Koneko tidak merasakan rasa sakit ketika ia akan menghantam sebuah dinding yang mungkin akan menjadi sasaran punggungnya. Menoleh ke belakang ternyata sang senpai Akeno telah menangkapnya dan membawanya kepada sang King yang menatap 'Naruto' benci dengan aura hitam kemerahan yang menguar dari tubuhnya.

[Naruto Original Soundtrack - Bad Situation (End)]

[Naruto's house]

Naruto menatap Shin yang merupakan putranya dengan Karin itu intens. Oh ya dia ingat permintaan putranya itu saat dia berada di gerbang sekolahnya. Karena tidak ingin mengecewakan sang UzuTsuki muda, akhirnya Naruto membuat sebuah Kage Bunshin yang akan menggantikannya untuk ke sekolah elit itu. Tentunya ia membuatnya di tempat yang sepi, agar tak ada yang tahu kemampuan spesialnya ini, sang replika langsung menuju ke kelas dengan tampang malas sedangkan dia langsung menggunakan Hiraishin menuju ke rumah tepatnya di halaman belakang rumahnya.

Latihan kali ini untuk sang putra adalah Rasengan. Untuk teknik dasar ia bisa melakukannya dengan sangat mudah, karena sang putra juga mempelajari teknik itu sendiri setiap harinya. Jadi yang akan ia ajarkan pada sang putra mulai dari Rasengan, kemudian Taijutsu dan Kenjutsu terlebih dahulu, untuk sisanya akan ia ajarkan jika Shin benar-benar menguasai Taijutsu dan Kenjutsu.

" Latihan yang akan kau jalani hari ini adalah Rasengan. " Naruto berujar di depan sang putra yang saat ini sedang memasang raut wajah serius. " ... Oh ya sebelum Tou-san mengajarimu teknik ini, bisa kau jelaskan yang kau ketahui tentang jutsu ini. "

" Emm emangnya buat apa? Bukannya itu akan memakan waktu! " Ujarnya Shin dengan mata biru sapphire layaknya milik sang ayah yang kini bersinar bingung.

" Walau kita tidak berada di dunia Shinobi saat ini, tapi sistem Shinobi masih kupegang teguh. Contohnya saja bagi seorang Ninja atau Shinobi informasi adalah segalanya, oleh karena itu Tou-san perlu menanyakan hal ini padamu Shin. " Terang Naruto dengan senyum tipis, Shin yang telah mengerti mengangguk paham.

" Yang kutahu Rasengan adalah ninjutsu rank-A yang spesial karena tidak memerlukan handseal untuk melakukannya. Pencipta Rasengan adalah Yondaime Hokage Minato-jiji yang memerlukan waktu tiga tahun dalam mengembangkannya ... " Shin menjelaskan sambil menatap sang ayah lurus.

" ... Oh ya berbeda dengan Chidori yang merupakan teknik dari elemen petir, Rasengan bisa digabungkan dengan beberapa elemen karena hanya berupa kumpulan chakra saja, seperti Katon, Suiton, Fuuton dan Yoton. " Naruto tersenyum kembali melihat Shin yang memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang jutsu Rasengan itu.

" Baiklah! Sekarang kita mulai latihannya ... " Naruto langsung mengambil balon berisi air yang telah ia sediakan tadi. " ... Untuk mempelajari Rasengan ada tiga tahap yang perlu dilalui. Yang pertama adalah rotasi atau putaran, kedua adalah tekanan dan yang ketiga adalah kestabilan. "

" Dalam tahap pertama media yang akan kau pakai adalah balon air ini ... " Shin kemudian mengambil balon itu juga, Naruto kemudian mengangkat tangannya agak tinggi. " ... Kau harus mengisi di dalam balon ini dengan chakramu dengan pola berputar. Konsentrasi menjadi kunci ditahap ini, agar chakra di dalam balon bisa berotasi dengan baik. Jika kau bisa melakukannya maka hasilnya akan seperti ini ... "

Balon di tangan Naruto mulai bergerak dan muncul benjolan yang makin membesar di tiap permukaannya kemudian ...

Splasshhhh

Balon itu meledak dan memuncratkan isinya a.k.a air ke segala arah. Naruto kemudian berjalan menuju kursi yang ada di belakangnya dan hanya menampilkan senyum simpul ketika melihat mata anaknya bersinar takjub.

" Baiklah ... " Naruto kini sudah duduk santai di kursi sambil menatap Shin. " ... Aku sudah memberi tahu caranya tadi. Lakukan sekarang juga dan ingat pesanku Konsentrasi. "

Shin mengangguk paham kemudian menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan pelan agar latihannya dapat berjalan lancar. Naruto tersenyum simpul melihat keseriusan sang putra, tetapi senyum itu luntur seketika ketika ia merasakan firasat buruk ...

" Aku harus mencari tahu hal ini ... "

Naruto langsung berdiri kemudian mengangkat tangan kanannya yang membentuk handseal pola harimau.

Pofft

Muncul kepulan asap disampingnya yang kemudian memunculkan sosok replika dirinya. Shin menatap sang ayah dengan dahi berkerut bingung.

" Berlatihlah dulu! Bunshin Tou-chan akan mengawasi latihanmu, ada hal yang ingin Tou-chan pastikan. " Ujar Naruto kemudian berbalik.

" Umm wakatta. " Balas Shin patuh kemudian melanjutkan acara latihannya.

Swingghh

Naruto menghilang dengan meninggalkan kilatan putih, dan dihadiahi tatapan kagum dari Shin.

' Sugoi, aku juga ingin belajar jutsu itu ... ' Sedangkan bunshin Naruto hanya menatap datar kepergian Naruto asli.

[Kuoh Academy : Atap Sekolah]

Atap sekolah yang sepi pagi itu, karena terjadi 'hal yang tak terduga' membuat tak ada seorang pun yang pergi ke tempat favorit siswa ini atau lebih tepatnya tidak mampu bahkan hanya untuk membuka mata terkecuali untuk beberapa orang. Tiba-tiba ...

Swingghh

Muncul kilatan putih di sana dan terlihat seorang pemuda berambut putih berdiri tegap menatap ke belakang. Pemuda itu menatap heran arah belakangnya, pasalnya teknik teleportasi miliknya sedikit terganggu tadi.

' Tidak salah lagi tadi itu kekkai. Tapi kenapa ... ' Pemuda itu lalu berbalik dan menghadap ke depan dengan mata merah yang terdapat tiga tomoe disekitarnya yang berputar cepat. Tiba-tiba saja mata itu melebar ...

" Kuso ... " Pemuda itu langsung menonaktifkan mata itu lalu melompat dari atap itu menuju lokasi yang ia lihat tadi. Sebelum ia melompat ia sempat membatin ...

' Sebenarnya apa yang terjadi sih ... '

[Rias and Pareege Side]

Rias menatap lemah sosok di depannya, energinya sekarang hampir habis karena bertarung dengan 'Naruto' yang sedang tertawa kesetanan sekarang ini. Koneko juga sudah pingsan setelah terkena efek ledakan serangan berbentuk bola hitam keunguan di tangan kiri pemuda itu. Akeno juga senasib dengannya bahkan beberapa bagian seragamnya sudah robek, ' Naruto' itu benar-benar monster baginya.

Tak lama 'Naruto' menghadap mereka dengan seringai yang terpampang di wajahnya. Oh sepertinya dia akan memberikan serangan penutup dan akan menjadi serangan yang akan menghilangkan dia beserta pareegenya dari dunia ini. Tapi bisakah ia berharap bahwa dia masih ingin hidup lebih lama lagi dan juga merasakan apa itu namanya cinta.

Bhummm

Di belakang Rias terjadi ledakan kecil yang mengakibatkan kepulan asap serta debu, Rias dan Akeno memandang heran hal itu sebelum mata mereka melebar. Berbeda dengan 'Naruto' yang makin menyeringai.

" Ti-tidak mungkin ... " Rias berujar dengan nada bicara yang bergetar sedangkan Akeno hanya diam memilih untuk tak berkomentar apapun. " ... Naruto ada dua. "

'Naruto' tidak menggubris perkataan adik dari Maou Lucifer itu, tatapannya hanya tertuju pada sosok lelaki yang kini berdiri tegap beberapa meter di belakang Rias. Itulah tujuan utamanya memancing lelaki itu dengan membuat kekacauan di sekolah ini.

" Akhirnya kau datang juga Naruto UzuTsuki ... " Ujar 'Naruto' dengan senyum arogannya. Pemuda yang bernama Naruto tadi menghela nafas pelan seperti menyadari akan sesuatu. Naruto lalu menatap tajam sosok 'Naruto' itu sambil berkata ...

[Play Naruto Original Soundtrack - Strong and Strike]

" Apa yang kau inginkan, Atarashi? " Naruto bertanya dengan nada datar kemudian menatap Rias dan Akeno sejenak yang nampak kacau.

" ... Kau melakukan ini semua hanya untuk bertemu denganku! " Naruto kembali menatap 'Naruto' yang ternyata bernama Atarashi itu dengan dingin.

' Dan juga ia sampai menggunakan Senjutsu. ' Batin Naruto sambil melirik sekilas wajah Atarashi yang terdapat beberapa simbol aneh di sana.

" Sebenarnya aku hanya ingin bersenang-senang saja, tapi mereka payah ... " Wajah Rias tertunduk mendengar ejekan pedas dari Atarashi, antara sedih, kesal dan marah. " ... Aku bisa saja menarikmu ke alam bawah sadarmu kalau aku mau, tapi itu nggak bakalan seru. Jadi kebetulan bunshinmu ada di sekolah ini jadi kumanfaatkan saja. " Atarashi berujar santai tanpa beban sedikitpun.

Akeno menatap 'Naruto' dengan heran, karena ucapannya barusan. ' Alam bawah sadar? Bunshin? Apa maksudnya? ' Pikir Akeno.

Naruto bersidekap dada. Naruto menatap Atarashi dengan tajam walaupun mereka sempat baikan saat PDS4 di dunia Shinobi dulu. Tapi tetap saja ia harus waspada terhadap sosok yang tengah 'merasuki' bunshinnya saat ini.

" Sebenarnya apa yang kau inginkan, Atarashi? " Naruto bertanya kembali pada 'kembaran' yang berada di depannya itu karena merasa pertanyaannya sama sekali belum terjawab. Atarashi kembali menyeringai kemudian berkata dengan nada sinis.

" Kau mau aku memberitahukannya di sini? Kurasa tingkat kecerdasan otakmu mengalami penurunan drastis ... " Masih mempertahankan tatapan sinisnya lalu melirik Rias dan Akeno yang sudah berada beberapa meter di samping Naruto. " ... Apa karena kau terlalu sering bergaul dengan iblis seperti mereka yang menjadi penyebabnya? "

Naruto hanya menatap datar Atarashi, tidak terpengaruh dengan komentar pedas sosok di depannya itu. Sedangkan Akeno dan Rias mengambil inisiatif untuk sedikit menjauh, karena mereka merasa ada aura yang tidak mengenakkan antara kedua pemuda yang identik ini, auranya bahkan lebih besar dari yang dikeluarkan 'Naruto' di kelas.

" Kurasa aku perlu menyumpal mulut pedasmu itu ... "

Pofft

" ... Dengan katanaku ini. " Kini muncul sebuah katana dengan gagang berwarna hitam dan lengkap dengan sarungnya berwarna serupa dengan gagang katana tersebut.

Tap

Muncul beberapa orang di belakang Rias serta Akeno yang ada di sampingnya. Mereka adalah anggota OSIS sekaligus merangkap menjadi Pareege yang dipimpin oleh Sona selaku King mereka. Sona langsung berlari kecil ke arah sahabat sekaligus rival sedari kecilnya tersebut dengan cemas dan khawatir.

" Rias apa kau terluka? " Tanya Sona dengan nada khawatir yang terdengar jelas di sana. Rias tersenyum tipis mendengarnya.

" Aku hanya kelelahan saja energiku terkuras hampir habis, begitu pula Akeno ... " Lalu pandangan Rias dan Sona mengarah ke arah anggota Pareege Rias lainnya yang tengah terkapar tak sadarkan diri.

" ... Tapi dengan kau berada di sini berarti kekkainya- "

" Kekkai yang kami buat mengalami hal aneh dan pecah saat cowok itu memaksa masuk. " Potong Sona cepat sambil menunjuk Naruto yang masih dalam acara tatap-tatapannya dengan 'Naruto'. Sedangkan Rias menahan diri untuk melayangkan kalimat protes ketika cewek yang menjabat sebagai Seito Kaichou di Kuoh Academy sekaligus sahabat sedari kecilnya tersebut memotong ucapannya tanpa permisi.

" Saat kami ingin membuatnya kembali ternyata ia telah membuat kekkai yang lebih besar ... " Rias terkejut dengan pernyataan cewek yang merupakan adik dari Maou Leviathan itu. " ... Coba perhatikan saja ke atas. "

Rias dan Akeno menatap ke atas dan benar saja terdapat kubah transparan yang cukup besar melingkupi mereka. Tapi dengan membuat kekkai sebesar ini hanya seorang diri sekuat apa cowok bertampang datar dengan nama yang sama dengan topping makanan berkuah bernama ramen itu.

" Kusanagi no Tsurugi kah? Baiklah kalau itu maumu ... " Seketika di tangan Atarashi muncul sebuah pedang yang tadi juga telah ia keluarkan di tangan kirinya.

" Hmm Ryusei no Tsurugi. Aku tak menyangka kau akan menggunakan pedang itu juga, dasar pencuri ... " Ejek Naruto dengan wajah tanpa ekspresi membuat Rias dan Akeno beserta Sona dengan pareegenya sweatdrop berbanding terbalik dengan Atarashi yang nampak menyeringai.

" ... Kurasa aku harus memulainya hah. " Ujar Naruto sambil menghela nafas pelan. Kemudian berlari menuju Atarashi yang nampak santai, dengan kecepatan yang sulit untuk diikuti oleh penglihatan manusia normal.

Trankk

Naruto sudah berada di depan Atarashi dan berusaha menebasnya walau dapat ditahan dengan mudah oleh Atarashi dengan Ryusei no Tsurugi itu.

Serangan Naruto tidak berhenti sampai disitu saja, melihat serangan awalnya gagal Naruto mencoba menendang perut Atarashi yang sedikit lengah.

Bugghh

Atarashi sedikit terlempar ke belakang, ketika tidak dapat menahan tendangan tiba-tiba di perutnya. Benar-benar menyakitkan walau tubuhnya terlapisi aura senjutsu tetap saja dampak serangan Naruto masih sangat terasa. Itulah kata-kata yang mewakili apa yang Atarashi rasakan saat ini, bayangkan saja tendangan itu mampu mengoyak isi perutnya. Jika saja tendangan itu bersarang di dadanya maka ia tak dapat mengendalikan lagi bunshin Naruto tersebut.

Lagipula ia merupakan perwujudan dari seluruh kekuatan Naruto. Jadi sedikit saja ia mengalirkan energi ke Kage Bunshin milik Naruto, maka bunshin itu sudah berada dalam kendali penuhnya dan akan menghilang jika benar-benar mengalami serangan mematikan.

Mengelap darah dengan kasar, Atarashi kini bersiap untuk menyerang. Dengan cepat ia melesat ke arah Naruto yang kini memasang posisi siaga. Pedang yang kini berada di tangan kanannya ia ayunkan menuju perut Naruto.

Trankk

Masih bisa ditahan dengan katana milik Naruto, walau begitu Atarashi kini kembali menarik pedangnya dan melakukan tebasan horizontal. Namun dapat dihindari Naruto dengan menggeser badannya ke samping.

Tidak mau menyerah Atarashi berniat memberi pukulan ke arah dada Naruto. Tapi lagi-lagi dapat dihindari oleh Naruto yang melakukan salto ke belakang. Tak ingin memberi kesempatan pada lawannya, Atarashi kembali akan melesat ke arah Naruto. Tetapi ia harus berhenti ketika melihat Naruto yang kini berada di udara dengan kepalan tangan kanannya yang mengarah padanya.

' Gawat. '

Bhummm

Atarashi berhasil selamat dari serangan maut Naruto dengan melakukan salto ke belakang. Ia langsung melesat ke arah lokasi Naruto yang masih tertutupi debu tebal. Tetapi dengan cepat ia posisikan pedangnya di depan.

Trankk

Karena Naruto kembali menyerang, Naruto yang kini berada di pihak penyerang kembali mencoba menebas kepala Atarashi.

Trankk

Tetapi kembali di tahan oleh Atarashi dengan pedangnya. Atarashi menyeringai sinis lalu bersalto agak jauh ke belakang.

" Hmm sepertinya kualitas seranganmu makin menurun eh, Naruto! " Ejek Atarashi tetapi tidak ada balasan dari Naruto yang kembali melesat ke arahnya dengan katananya yang siap untuk menebas tubuhnya menjadi dua.

Atarashi kembali menghindari tebasan Naruto, gaya bertarung dari Narutolah yang harus ia waspadai. Pemuda yang menjadi Shinobi terkuat di dunia itu, akan terus menyerang sang lawan tanpa ada niatan memberi kesempatan bagi lawannya untuk bernafas lega.

[Naruto Original Soundtrack - Strong and Strike (End)]

Naruto terdiam ketika serangannya kembali dapat dihindari, sedangkan Atarashi memasang posisi siaga. Jika Naruto sempat berhenti menyerang di tengah pertarungan pasti ada hal berbahaya nantinya.

" Kai ...

Naruto bergumam pelan membuat Atarashi melebarkan matanya sejenak.

' Cih sudah kuduga. '

Atarashi langsung menyerang Naruto dengan cepat begitupula Naruto setelah melepaskan sesuatu tadi.

Trankk Trinkkk Trankk Ctaankk

Adu serangan kembali terjadi tetapi dengan level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kecepatan luar biasa yang bahkan membuat Rias, Akeno, Sona beserta pareegenya hanya dapat melihat kilatan yang bergerak cepat saling bertubrukan dan kemudian menjauh lalu kembali saling hantam.

Rias terpaku di tempat, jika Naruto sekuat ini kenapa tidak langsung membunuhnya saat sparring kemarin. Jika Naruto secepat itu dia pasti dengan mudah mennghindari serangannya dan tidak berakhir babak belur bahkan hampir mati. Dengan kata lain Naruto sama sekali belum serius di sparring kemarin, dan hanya menggunakan beberapa kekuatannya saja, tidak sampai mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya.

Trankk Trinkkk Ctaankk Trankk

Kembali adu tebas dan adu serang kembali terjadi, walau kecepatan kedua pemuda yang 'identik' itu benar-benar di luar hukum Fisika tetapi mereka yang sejatinya bukanlah seorang manusia a.k.a iblis membuat mereka masih dapat menyaksikan adegan pertarungan di depannya. Beberapa kali anggota pareege Sona bergumam "Sugoi" dengan mata berbinar, terutama anggota pareegenya yang menempati bidak Knight.

Tap

Kedua pemuda itu mundur teratur raut kelelahan menghiasi wajah keduannya tentu saja. Naruto yang beberapa menit yang lalu melepas fuin beban tingkat satu yang ada di tubuhnya dan dia gunakan langsung menyerang, memang sih setelah melepas beban maka kecepatannya bertambah tetapi tubuh yang belum beradaptasi dengan beban yang berkurang membuat tubuhnya lebih cepat menguras tenaganya.

Sedangkan untuk Atarashi, walau ia menampung seluruh kekuatan Naruto tetap saja tubuh yang ia gunakan adalah tubuh bunshin Naruto jadi dia mesti ekstra hati-hati jangan sampai ia terkena serangan mematikan. Dan juga ia hanya menampung kekuatan Naruto, bukan ketahanan dan stamina Naruto sehingga ia cukup kewalahan untuk sekedar mengimbangi kecepatan Naruto.

' Hah sudah kuduga, aku harus melepas beban tingkat dua ... ' Pikir Naruto sambil mencoba mengontrol nafasnya yang tidak beraturan. Naruto berdiri tegap sambil bergumam ...

" Kai ...

Atarashi kembali terkejut mendengar gumaman Naruto. Mencoba melawan rasa lelahnya, Atarashi berdiri sambil menutup matanya. Perlahan tubuh Atarashi memunculkan percikan petir (Bayangin aja mode Sasuke saat lawan Kinshiki di Boruto the Movie).

' Setidaknya dengan ini aku bisa bertahan. ' Pikir Atarashi sambil membuka matanya. Ia melihat Naruto yang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

" Hmm bersiaplah Naruto. " Atarashi bersiap melesat ke arah Naruto yang nampak mengangkat tangan kanannya. Dahinya mengernyit heran karena ia tahu Naruto masih belum bisa menggunakan ninjutsu untuk saat ini tapi itu handseal untuk apa?

" Kage Bunshin no jutsu ...

Menyesal. Lebih baik ia langsung menyerang tadi, daripada menunggu Naruto mengeluarkan jutsunya. Dan lihatlah muncul beberapa replika di depan Naruto yang mungkin berjumlah kurang lebih lima belas orang.

Tidak ingin berlama-lama dengan cepat Atarashi sudah melesat ke arah Naruto yang nampaknya sedang menyiapkan sesuatu. Tetapi hal itu tidak dibiarkan begitu saja oleh para bunshin Naruto yang langsung membuat sebuah barikade di depan bosnya.

Dua bunshin langsung melesat ke arah Atarashi yang kini mengumpat dalam hati. Kedua bunshin itu tanpa senjata apapun maju menerjang Atarashi yang bersiap menebas keduannya sekaligus.

Tetapi ia harus menahan serangannya di tengah jalan karena kedua bunshin itu sudah berpisah. Mencoba menyerang dari dua sisi yang berlainan.

Sebelum sampai pukulan maut dan tendangan mematikan kedua bunshin itu di tubuh Atarashi, Atarashi dengan cepat menebas salah satunya yang berada di sebelah kiri.

Slasshhhh Pofft

Bunshin itu tertebas sabetan pedang Atarashi dan berubah menjadi kepulan asap. Sedangkan bunshin yang satunya mulai merangkai handseal singkat lalu melesat ke arah Atarashi dengan sangat cepat. Atarashi juga maju menerjang bunshin itu dengan pedang yang siap untuk dihunuskan ke tubuh klon Naruto tersebut.

Jleebb

Nampaknya bunshin itu hanya menyerang dengan modal nekat saja, pikir Atarashi dalam hati. Atarashi hanya membiarkan tangan kanan si bunshin itu yang sudah terkulai lemah di bahunya.

Pofft

Bunshin itu juga menghilang meninggalkan kepulan asap tebal tetapi kesiagaan Atarashi tidak mengendor sedikitpun. Setelah kepulan asap itu menghilang kini ia dapat melihat beberapa bunshin masih mengelilingi Naruto yang entah rencana apa yang dipirkan olehnya.

Atarashi bersiap melesat tetapi satu bunshin Naruto menghadang, tidak ingin kembali terkecoh Atarashi tetap melesat. Sang bunshin tidak membiarkan hal itu ia langsung melempar beberapa Shuriken ke arah Atarashi yang masih melesat.

Atarashi hanya terus berlari ia tahu bahwa si bunshin itu pasti akan memperbanyak senjata bermata empat yang tajam tersebut.

" Shuriken Kagebunshin no jutsu ...

Dugaannya tepat, tetapi bukan bunshin yang tengah menghadangnya yang melakukannya melainkan bunshin yang masih setia melindungi Naruto.

Trankk Trinkkk Trankk Trankk Trinkkk

Sesekali ia menangkis beberapa Shuriken yang ada selain itu ia hanya menghindari Shuriken yang lain. Beberapa pilihan muncul di otaknya, pertama menggunakan Sharingan, kedua Ninjutsu dan yang terakhir mengaktifkan kekuatan dari pedang di tangannya ini.

Pilihan pertama, sepertinya bukanlah sesuatu yang bagus. Karena dengan ia mengaktifkan Sharingan iblis itu pasti melaporkannya pada Maou karena telah menemukan sosok yang telah membuat mereka terutama pareege Rias babak belur beberapa hari yang lalu. Bukannya apa tujuan awalnya hanya untuk menemui Naruto tetapi jika memang memungkinkan ia juga ingin bertarung dengan Maou, tapi jika tujuan utamanya sudah berhasil untuk apa ia melakukan hal yang lain.

Pilihan kedua sama saja. Setelah para Maou datang mungkin jika Naruto berhasil kabur, maka Naruto akan menjadi buronan dengan harga kepala melebihi kas negara Jepang, karena kekuatannya dan juga apa yang telah ia perbuat pada dua heiress klan iblis terkemuka di Meikai beserta pareege mereka masing-masing. Jika begitu ia harus peduli terhadap keselamatan Naruto. Dan kedua pilihan itu, keduanya dia enyahkan dari otaknya.

Dan untuk pilihan ketiga sepertinya cukup aman walau akan terjadi beberapa bentrokan nantinya antara kedua kelompok iblis itu dengan Naruto, dan ia pastikan bahwa bentrokan itu hanya berstatus kecil dan sementara.

Setelah pilihan ditetapkan Atarashi kini memasang pedangnya di depan tubuhnya secara terbalik lalu menancapkan Ryusei no Tsurugi ke tanah tanpa melepaskan tangannya di gagang pedang tersebut.

" Ryusei no fuin : Kai ...

Mata Naruto membulat kala mendengar ucapan Atarashi.

' Ckk aku harus menyelesaikan ini. '

Dengan cepat semua bunshin Naruto langsung menerjang ke arah Atarashi. Dengan melempar Shuriken, dan ada juga yang mencoba menyerang dengan taijutsu. Naruto juga beraksi dengan sebuah Rasengan di tangan kanannya, Naruto melompat ke udara dan siap menghantamkan bola chakra itu ke kepala Atarashi yang nampak menyeringai.

" Juryoku ...

Bruugg Bruuggh Bruugghh

Tiba-tiba semua bunshin Naruto terjatuh tanpa sebab tepat di depan tubuh Atarashi dan tak bisa bangkit kembali akibat salah satu teknik dari pedang Atarashi itu.

" Kuso ... "

Juryoku adalah teknik menarik layaknya gravitasi bumi dengan tarikan berkali-kali lipat dari gravitasi yang ada di bumi. Daerah jangkauannya untuk saat ini hanya mencakup sekitar lima sampai lima belas meter. Tidak ada yang pernah selamat dari teknik ini bahkan seekor bijuu langsung tergeletak lemas dengan teknik ini.

Naruto mendecih tak suka ketika semua bunshinnya tergeletak di tanah dan juga ia harus menahan serangannya. Atarashi makin melebarkan seringainya kala melihat Naruto tidak jadi menyerangnya.

Naruto kembali memutar otaknya, rencana dengan sedemikian rupa sudah berjalan dan tinggal serangan akhir maka sosok 'Naruto' di depannya akan lenyap. Dua iblis bersama pareege mereka juga tidak ingin membantunya atau setidaknya memberikan sebuah usulan. Tetapi mereka sama sekali tidak ngeh dan hanya bisa menonton pertarungan saja dari jarak cukup aman.

Hey tidak tahukah kalian bahwa Naruto sangat kesulitan sekarang dan apa kalian juga tak menyadari kalau pertarungan ini berat sebelah. Naruto mencoba mengenyahkan pikiran untuk meminta bantuan, setidaknya dia punya satu ide bagus.

Teknik itu memerlukan konsentrasi tingkat tinggi jadi ia hanya harus perlu mengganggunya. Tangan kanannya membentuk beberapa pola handseal singkat dengan sangat cepat. Sedangkan Atarashi kembali harus bersiaga walau belum melepas jutsunya.

Tapi para bunshin Naruto nampak menyeringai sekejap sambil menatapnya dan ia hanya bisa melebarkan bola matanya.

" Katsu ...

' Sial. '

Dhuaarr Dhummm Dhuaarr

Ledakan keras kembali terjadi membuat kepulan debu dan asap tebal menutupi tempat Atarashi tadi. Rias mengeluarkan decak kagum begitu pula beberapa anggota pareege Sona dan Akeno hanya mengeluarkan tawa khasnya saja. Berbeda dengan Sona ia menyaksikan pertarungan itu dengan sangat teliti.

Sona sepertinya sangat tertarik dengan cara bertarung pemuda bernama Naruto itu. Cara bertarung yang sangat efisien dan efektif tidak hanya menyerang menggunakan otot dan kekuatan saja tetapi dengan otak dan juga konsentrasi tinggi. Ia merasa cara bertarungnya tidak ada apa-apanya dengan cara bertarung Naruto bahkan ia merasa tertinggal sangat jauh. Bahkan sampai saat ini ia belum melihat sebuah luka tertoreh di tubuh Naruto hanya raut kelelahan saja yang tampak.

Benar-benar luar biasa!

Hanya itulah kata-kata yang tepat untuk pemuda yang sekelas dengannya itu. Mungkin nanti ia bisa menantangnya adu strategi dengan permainan catur di ruangannya jika ada waktu luang.

Kembali ke Naruto.

Setelah debu dan asap berangsur-angsur menghilang nampak Atarashi masih berdiri dengan tegap tapi baju yang dikenakan olehnya telah robek sana sini dan sepertinya jutsunya masih aktif.

Tapi Naruto sudah menghilang membuat Sona dan Rias celingak-celinguk nggak jelas. Sementara Akeno hanya geleng-geleng kepala melihat kejadian cukup absurd itu lalu melihat ke atas.

" Buchou, Kaichou sepertinya target kalian ada di atas ... Nfufufufu. " Celetuk Akeno sambil tersenyum disertai tawa khasnya. Dan benar saja Naruto sedang berada di atas Atarashi, puluhan meter di atas Atarashi.

Sona kini melihat bahwa Naruto sedang melesat ke bawah sangat cepat dengan sebuah bola berwarna putih kebiruan di tangannya. Sona lagi harus mengeluarkan decak kagum karena kembali melihat hebatnya Naruto dalam bertarung.

Naruto terus melesat ke bawah dan mengarahkan Rasengan miliknya ke arah kepala Atarashi. Tetapi hal itu disadari oleh Atarashi yang kemudian menghindar dengan salto ke samping setelah mencabut pedangnya.

Swingghh

Tepat sebelum mengenai tanah, Naruto kembali menghilang kini dengan kilatan putih membuat Atarashi terkejut. Dan tidak ada bedanya dengan kumpulan iblis yang tengah menyaksikan pertarungan mereka, kala melihat Naruto menghilang. Sona berani bertaruh bahwa tadi itu bukan gerakan cepat melainkan teleportasi.

Tapi teleportasi secepat itu, bagaimana bisa?

Itulah kira-kira apa yang dipikirkan oleh Sona sekarang.

Swingghh

Dan kini kesadaran kembali menghantam kepala Atarashi saat Naruto sudah berada di belakangnya dengan Rasengan tepat beberapa centi dari kepalanya.

Menghindar tak sempat.

Mengeluarkan teknik pertahanan percuma.

Mengaktifkan Kamui sama saja cari mati.

Dan satu-satunya hal yang ia lakukan hanya ...

Menyerah akan takdirnya.

" Rasengan ...

Tubuh Atarashi terkoyak terkena bola chakra Naruto itu, kemudian Atarashi terdorong pelan lalu terlempar dengan sangat cepat ke arah salah satu gedung.

Bhummm Blarrrrrr

Ledakan cukup besar terjadi akibat pertemuan tubuh Atarashi dan dinding gedung itu. Naruto langsung melesat ke arah gedung itu dan mendapati tubuh Atarashi yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

" Ohok ... " Atarashi kini terduduk lemas sambil terbatuk yang mengeluarkan darah segar. Kemudian ia mendongak ke arah depan yang terdapat seorang pemuda berambut putih bertampang datar yang sedang menatapnya datar pula. " ... Hebat seperti biasa eh, Naruto. "

" Hn. Setidaknya aku sedikit terbantu dengan segel Hiraishin di bahumu. " Naruto hanya membalas dengan datar dan benar saja ada susunan aksara rumit di bahu Atarashi.

" Jadi begitu pantas saja. Tapi sepertinya akan ada masalah besar yang menantimu hehe ... " Ujar Atarashi dengan seringainya walau darah terus keluar dari mulutnya dengan deras.

" Ya karena itu aku akan menghajarmu lagi nanti. " Naruto memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafas pasrah.

" Akan kutunggu itu ... " Atarashi masih memperlihatkan seringainya dan dibalas dengan dengusan oleh Naruto. " ... Dan lain kali kau yang akan babak belur, UzuTsuki Naruto. "

" Dalam mimpimu Uzumaki, ahh tidak UzuTsuki Atarashi. "

Pofft

Tubuh Atarashi berubah menjadi kepulan asap tebal meninggalkan Naruto yang hanya menampilkan wajah temboknya. Tetapi ia harus enyahkan dulu pikirannya karena di belakangnya terdapat beberapa sosok yang sudah ia ketahui dan juga ia memang memastikan hal seperti ini akan terjadi.

" Apa maksudnya ini, Naruto? " Sebuah suara menggelegar kini masuk ke indra pendengarannya. Naruto menelan ludah kasar lalu berbalik.

Wala! Rias yang menatapnya dengan segala emosinya tak lupa tatapannya yang tajam siap mengantarkan dirinya ke Neraka, bukan Meikai tetapi Neraka yang sesungguhnya. Naruto menatap Akeno, berharap gadis dengan status Yamato Nadeshiko itu mau membantunya karena ia sedikit berbaikan dengan gadis itu.

" Maaf Naru-kun ... " Seakan mengerti tatapan Naruto, Akeno hanya bisa melontarkan kata maaf saja. " ... Aku tidak bisa membantumu. "

Naruto menunduk seakan ia benar-benar terpuruk akan penolakan Akeno. Rias sama sekali tidak menggubris drama yang terjadi antara Akeno dan pemuda yang menjadi sasaran kemurkaannya itu.

" Sepertinya banyak hal yang perlu dijelaskan ne, Naru-kun. "

Dan sepertinya cobaan Naruto makin berat mulai hari ini. Poor you Naruto.

[Klub Penelitian Ilmu Gaib]

Lagi! Naruto kembali harus berada di ruangan klub super duper aneh ini. Jika kemarin ia di sini karena menjadi korban serangan Rias dan mengalami pengobatan di ruang ini pula maka sekarang berbeda. Tubuhnya masih sehat wal'afiat walau kelelahan masih kentara di wajahnya, dia berada di sini karena akan dilakukan introgasi padanya atas apa yang terjadi barusan.

Ia duduk di sofa yang sama persis dengan sofa yang di gunakan untuk tempat berbaringnya selama ia di obati kemarin. Akeno gadis yang memegang bidak Ratu di pareege Rias duduk tepat di sampingnya, gadis itu sedang asik menggoda Naruto dengan gerakan kecil yang erotis. Tapi ia sama sekali nggak peduli dengan kelakuan gadis itu, yang ada dipikirannya adalah diam agar ia selamat jika di rumah. Tentu saja ia tak ingin dua iblis berwujud malaikat yang ada di rumahnya mengamuk jika ia ketahuan selingkuh.

Sedangkan Rias duduk di sofa yang berseberangan dengan posisi duduk Naruto dan Akeno, beserta Sona di sampingnya. Rias menatapnya dengan tajam dan Sona menatapnya dengan datar tapi ia tahu bahwa tatapan Sona juga menandakan jika adik dari Maou Leviathan yang sekarang itu menuntut akan penjelasan.

" Baiklah ... " Naruto memulai ucapannya lalu menghembuskan nafas panjang. " ... Aku akan berusaha menjawab pertanyaan kalian sebisaku. "

Mata berwarna violet di balik kacamata milik Sona menyipit saat mendengar kata yang aneh sebelum menggeleng pelan. Sona lalu melirik Rias yang masih asik menatap Naruto seolah dari tatapan itu ia bisa menguliti makhluk di depannya a.k.a Naruto. Akhirnya ia juga yang harus memulai untuk mengajukan pertanyaan awal pada cowok berkacamata di depannya.

" Untuk pertanyaan pertama ... " Ruangan mendadak sunyi kala Sona akan mengajukan satu dari sekian pertanyaan yang akan dia tanyakan. Naruto menatap datar Sona seakan meminta agar gadis berambut hitam sebahu itu lebih cepat mengutarakan pertanyaannya. " ... Siapa kau sebenarnya UzuTsuki-san? "

Naruto tetap tenang tak terpengaruh oleh pertanyaan Sona.

" Aku adalah seorang manusia tulen. " Jawab Naruto singkat sedangkan Rias yang berada di samping Sona kini menatap Naruto dengan iris Blue-Green miliknya yang menyipit. Naruto yang risih selalu di tatap terus memutuskan untuk menegur tingkah Rias yang tidak mencerminkan sikap seorang putri itu. " ... Maaf Gremory-san bisa kau hentikan tatapanmu itu. "

Rias terkejut akan teguran Naruto padanya, Sona memutar bola matanya malas melihat tingkah Rias yang kekanak-kanakan tersebut. Rias akhirnya hanya bisa tersenyum gugup sambil menggaruk-garuk pipinya yang terdapat rona merah tipis.

" Ara~ara segitu terpesonakah Buchou kepada Naru-kun ... " Akeno yang berada di samping Naruto dengan cepat memeluk lengan Naruto menempelkan Oppai oversize miliknya ke lengan pemuda tampan tersebut. " ... Tapi tak akan kubiarkan begitu saja, Naru-kun itu milikku. Nfufufufu. "

Naruto makin diam berusaha mengontrol detak jantungnya, hey dia juga cowok normal jika digoda terus begini bisa-bisa ia juga akan menyerang Akeno di sini. Mata heiress dari klan Gremory itu melotot mendengar pernyataan Queennya dengan wajah mangap-mangap nggak jelas sambil nunjuk-nunjuk wajah Naruto.

" Apa kau bilang terpesona ... ? " Rias menatap Akeno yang sedang memeluk lengan Naruto yang sedang tersenyum padanya. " ... Buat apa aku terpesona pada makhluk ubanan macam dia itu? " Rias makin mangap-mangap ketika Akeno sama sekali tak memperhatikannya dan fokus untuk menggoda makhluk ubanan yang ia bilang tadi.

" Oi walau rambutku putih gini jangan asal bilang aku makhluk ubanan juga sialan ... " Balas Naruto yang mulai kesal pada Rias. " ... Lagipula bukannya kalian mau penjelasan dariku, kenapa sudah melenceng dari topik sih. "

" Ehem ... " Sona berdehem singkat sambil menatap Akeno, Rias dan Naruto sebentar. " ... Benar apa yang dikatakan UzuTsuki-kun, Rias! Jadi bisakah kau tenang karena jika tidak masalah ini nggak akan selesai-selesai. "

Rias terdiam sejenak lalu menghela nafas berat. Sona yang merasa situasi pun mulai kondusif akhirnya kembali menatap Naruto.

" Jika kau seorang manusia, kekuatan apa yang kau pakai itu, UzuTsuki-kun? " Tanya Sona lagi membuat Naruto menghembuskan nafas panjang. Bahkan Akeno kini ikut menimpali perkataan Sona tadi. " Itu benar Naru-kun! Aku juga penasaran akan kekuatanmu itu. "

" Maaf untuk itu aku tidak bisa menjawabnya, bagiku mengungkapkan kekuatan diri sendiri sama saja kita menyerahkan nyawa secara sukarela pada Shinigami! "

" Kenapa bisa begitu lagipula ini tidak dalam bertarungan kan!? " Sona menatap heran Naruto walau begitu wajah datarnya nggak hilang-hilang.

" Hah ... " Naruto menghela nafas berat dia hanya bisa pasrah sekarang. " ... Aku seorang Shinobi kau puas!? " Lanjut Naruto dengan sedikit terdapat nada sarkasme di dalamnya.

" Shinobi, kau ngelawak uban!? " Tukas Rias kembali menyipitkan kedua matanya tak lupa panggilan sayang masih terdapat di akhir kalimatnya. Naruto menatap tajam Rias yang kini kembali membuat dirinya panas. Selama ia di dunia Shinobi sampai di dimensi ini hanya kakaknya yang berani mengejeknya dengan kata yang lebih kejam yaitu 'Uzumaki jadi-jadian' itupun ia menyiksa prodigy Uchiha itu di genjutsu sebagai balasannya.

" Gremory-san aku tidak ingin mencari masalah sekarang ... " Naruto berujar datar dengan nada rendah pasalnya ia sempat teringat akan mendiang kakaknya dulu di dunia Shinobi sebelum dunia itu terkena bencana dan membuat dunia Shinobi hanya tinggal sejarah baginya.

" ... Namaku Naruto! Jangan seenaknya memanggilku sesuka hatimu Gremory itu sama saja kau menghina nama yang telah diberikan oleh kedua orang tuaku. " Nada dari suara Naruto kini berubah menjadi dingin sebagai pelengkap tatapan tajam juga tertuju pada Rias yang hanya bisa terdiam.

" Maafkan sikap Rias, UzuTsuki-kun ... " Sona berniat untuk menengahi kedua kubu yang kini masih bersitegang.

" Sekedar informasi aku nggak bisa maafin orang begitu saja ... " Rias tersentak mendengar kalimat dengan nada datar yang dilontarkan oleh Naruto, kemudian menunduk dengan raut wajah bersalah. " ... Dan juga aku bukan orang yang suka buang-buang waktu. "

" Pertanyaan kedua ... " Akeno yang duduk di samping Naruto berdiri lalu berjalan ke arah dapur klub ini. Naruto hanya menatap datar Sona, mata biru sapphire di balik kacamata itu sama sekali tidak terpancar sebuah emosi apapun. " ... Aku pribadi penasaran gimana kau segitu taunya dengan para makhluk supranatural? "

" Aku hanya melakukan perjalanan panjang dan dari situlah aku mulai mengetahui makhluk lain selain ras manusia ... " Sona kembali menatap datar Naruto, tapi dari kedua alisnya yang bertautan menandakan bahwa ia cukup penasaran dan antusias akan pengalaman Naruto. " ... Dalam perjalananku, aku terlibat konflik dengan mereka sebanyak 72 kali. "

" Sebanyak itu? Bisa kau jelaskan aku ingin mengetahui makhluk apa saja yang kau lawan, UzuTsuki-kun! "

" Menghajar kumpulan iblis congak di pedalaman hutan, adu mulut dengan seorang cewek bersayap gagak sampe masuk ajang bunuh-bunuhan dan juga hampir ditelan seekor naga ... "

" Seekor naga? Bagaimana ciri-cirinya, UzuTsuki-kun? "

" Berwarna merah dengan tinggi sekitar 12 meter, nafas api yang berbahaya serta bau dengan sayap besar di punnggungnya bodohnya naga itu nggak pernah terbang saat melawanku. "

Sona dan Rias sedikit sweatdrop mendengar Naruto yang sudah mengejek seekor naga.

" ... Dan baru-baru ini, diundang makan bersama dengan pemimpin Kyoto, Yasaka-himesama. "

" Kau diundang sama seorang pemimpin kaum Yokai? "

" Ya! " Naruto menyahut datar. Sona yang merasa makin penasaran kembali bertanya.

" Apa yang menyebabkan kau bisa diundang olehnya? "

" Tanya sendiri sama orangnya. " Jawab Naruto santai membuat Sona dirundung kecewa karena ia tidak mendapat jawaban yang bisa menuntaskan rasa ingin tahunya tersebut.

" Ara~ara ... " Dari arah dapur klub Akeno berjalan sambil membawa nampan yang terdapat tiga cangkir teh menuju ke arah Sona. " ... Sepertinya perbincangan ini makin seru saja! "

Setelah menyerahkan ketiga cangkir teh itu kepada ketiga orang tersebut, Akeno memutuskan untuk duduk kembali di samping si cowok tampan berkacamata tersebut a.k.a Naruto.

" Hah sudahlah ... " Sona akhirnya menyerah walau rasa penasarannya begitu tinggi tetapi ia tak ingin memaksakan kemauannya kepada orang lain. " ... Masalah pemuda yang menyerang kami, dia siapa? "

" Pertanyaanmu tak bisa kujawab, tapi dari segala ocehannya tadi kurasa kau bisa mendapat jawabannya sendiri, Sitri! " Naruto berujar datar melirik sekilas ke arah Rias yang masih tertunduk dengan rasa bersalah.

Gir-gir otak Sona mulai berjalan mencerna segala data yang sempat ia dapat untuk mendapat sebuah kesimpulan yang tepat sasaran. Naruto hanya acuh jika Sona sedang berpikir keras.

Tapi saat ia mulai berkonsentrasi, Sona harus dibuat tersentak karena pemuda dengan rambut putih jabrik itu berdiri dari sofa yang diduduki olehnya tadi. Dengan wajah datar ia sedikit memperbaiki letak kacamatanya sambil melirik ketiga iblis betina yang bersamanya di ruangan klub ini.

" Kurasa tidak ada yang perlu diperbincangkan lagi Shitori-san ... " Sona memasang wajah tidak terima ketika melihat Naruto yang ingin pergi sebelum rasa penasarannya tertuntaskan dan juga penjelasan sedetail-detailnya mengenai kejadian yang baru-baru ini dialami mereka. " ... Kalau begitu aku pergi dulu, jaa-ne. "

" Matte! "

Sebelum Naruto berjalan keluar dari ruang klub ini, Naruto terpaksa harus berhenti ketika mendengar sahutan datar dari Sona yang mengindikasikan dirinya untuk berhenti.

" Urusan kita belum selesai, UzuTsuki-kun! "

" Hmm kurasa urusan kita sudah selesai, Shitori-san. "

" Belum. " Cegat Sona yang kini ikutan berdiri sambil menatap intens Naruto yang kini bersidekap dada sambil menatapnya datar.

" Aku ingin sebuah pertanggung jawaban darimu! " Naruto menatap Sona sekilas lalu melirik Rias yang sepertinya bisa kembali memasang ekspresi tenang walau raut bersalah masih jelas di wajah cantik ahli waris klan Gremory itu.

" Hmm. " Singkat, padat, simpel plus nggak jelas kala ketiga iblis itu mendengar gumaman Naruto.

" Kau bilang pemuda itu merupakan privasimu, kan!? Oleh karena itu kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat olehnya ... " Bola mata violet dibalik kacamata milik Sona menajam. " ... Jadi jangan lari dari tanggung jawab UzuTsuki-kun. "

" Apa hakmu Shitori-san? "

" 'Dia' tadi sudah menyerang ahli waris klan iblis di Meikai, tentu saja itu membuat masalah dan reputasi kami akan menurun. Kau kira kami akan diam! Jika kau benar-benar lari maka aku tak segan untuk melaporkanmu pada Maou Leviathan dan Lucifer. "

" Cih! " Naruto mendecih mendengar pernyataan yang diakhiri dengan ancaman itu. Memang ia mungkin bisa melawan salah satu Maou sekarang tapi jika identitas yang sebenarnya terbongkar maka ketenangannya akan lenyap. Jadi cari cara aman saja mungkin juga Naruto mendapat perlindungan dari kedua iblis ini nantinya, che licik. " ... Terserah. "

' Brengsek! Awas saja kau Atarashi, aku akan benar-benar menghajarmu nanti. ' Hoho sepertinya Naruto masih melempar umpatan pada Atarashi atas kejadian yang akan menimpanya.

" Baiklah apa yang kau inginkan, Shitori-san? " Naruto kembali tenang terbukti ekspresi datar sudah terpampang apik di wajahnya. Sona menghela nafas panjang sambil melirik Rias yang mengangguk paham begitu pula dengan Akeno.

" Yang kami inginkan adalah ... "

' Kami? ' Pikir Naruto dengan sebelah alis yang terangkat.

.

.

.

.

.

.

" ... Menjadi sosok pelindung bagi kami dan juga ikut serta dalam kegiatan klub ini dan OSIS. "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue

Author Note :

Yosha yosha! Author aneh bin ajaib nongol lagi. Apa ada yang kangen ama ane?*sambil nyegir lebar*/plaakkk*abaikan*

Dengan segala rasa bersalah di hati ane, ane mohon maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan update fict ini.*sambil sujud-sujud*

Tapi ane janji, ane nggak bakalan hiatus kok hanya lambat update aja mhuehehehe.

Author yang malang ini habis terkena musibah besar sehingga rencana untuk update dua bulan yang lalu harus tertunda. Ane sudah nyusun ceritanya sampe chapter 6 tapi malah kehapus entah apa sebabnya. Oleh karena itu, ane sempat frustasi dan hampir men-discontinue-kan cerita ane.

Tetapi ane bangkit dari keterpurukan ane beberapa jam kemudian berbekal semangat membara dan ide yang terus mengalir bagaikan sebuah lahar di gunung vulkanik hehe ...

Tapi rintangan menghadang kembali yang berupa ujian semester yang membuat ane ketar-ketir, dan harus menunda kembali untuk nyicil chapter ini. Setelah ujian selesai yang membuat ane menderita pusing berat akhirnya semangat ane naik lagi dan yang terakhir rintangan paling berat yang ane mesti lawan adalah MALAS.

Berbekal semangat masa muda akhirnya baru sekarang bisa update nih chapter. Dan juga jika ada yang nanya napa ane juga nggak balas review para reader-san sekalian maka jawabannya adalah kata yang terdiri dari lima huruf yang semuanya huruf kapital tadi adalah jawabannya.

Gimana dengan chapter kali ini seru kah? Hehe semoga reader-san terhibur dengan chapter ini. Chapter kelima ini adalah chapter terpanjang yang telah aneh buat, sebenarnya ane mau buat dua chapter tapi nanggung sih jadi gabung jadi satu chapter saja. Nggak salah juga kan!

Sou sou sampe ketemu di chapter selanjutnya.

Sekian yang ane dapat sampain ...

.

.

.

.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H

Minal Aidzin wal Faidzin

Mohon Maaf Lahir dan Batin

.

.

.

.

.

.

UzuTsuki Febri outtttttt