IT'S KOOKMIN FANFICT!

JUNGKOOK!SEME JIMIN!UKE

WARN! Boys Love, Typos, Aneh, gak sesuai EYD, gak sesuai judul :"D

IT'S ONESHOOT..

~Nyonya Jung Present~

Dating?

.

.

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana semua orang mendapatkan kebebasan untuk bersantai di rumah.

Di suatu apartemen sederhana tetapi terkesan elegan, terdapat lelaki mungil nan cantik yang sedang bersiap pergi.

Sebut saja, Park Jimin. Lelaki berusia 25 tahun, menjabat sebagai sekertaris di sebuah perusahaan yang cukup ternama di korea. Pekerjaannya itu kadang membuatnya jarang bertemu dengan sang kekasih.

Jeon Jungkook namanya. Lelaki berusia 21 tahun, kuliah semester akhir di Universitas Seoul International. Orangnya sangat cuek, tidak pedulian, moodnya sering berubah, dan sedikit keras kepala. Berbanding terbalik dengan Jimin.

"Ah aku harus pakai baju apa untuk ke rumah Kookie" ucapnya lesu. Tak lupa memajukan bibirnya, imut.

Setelah dia menemukan baju yang sesuai untuk hari ini, dia mengukir senyuman puas. Ya, ini lah yang disukai Jungkooknya. Baju kemeja polos biru muda yang lengannya digulung sampai siku dipadu dengan celana jeans putih, tak lupa dia memakai hiasan berupa kalung berliontin burung hantu, dan jam tangan.

Sederhana memang, tapi itulah yang -katanya- Jungkook suka.

To : Kookie

Kookie, aku mau ke rumahmu. Tunggu aku ya. Aku mencintaimu.

Send

Mungkin kalian bertanya, mengapa Jimin yang ke rumah Jungkook? Ya, memang seperti itu lah Park Jimin.

Setelah mengirimkan pesan tersebut, Jimin bergegas ke rumah Jungkook.

Jarang sekali Jimin mendapatkan libur seperti ini, disebabkan oleh pekerjaannya yang sangat banyak. Ditambah Jungkook yang sibuk dengan skripsinya, hal itu menyebabkan mereka jarang bertemu, dan terkesan berhubungan jarak jauh.

Di dalam bus, Jimin tak henti mengukir senyuman. Dia membayangkan kebersamaan hari ini bersama Jungkook. Jimin sudah sangat rindu, dan dia hanya bisa memandang foto-foto mereka di ponselnya. Walaupun hanya sedikit, dan Jungkook yang jarang tersenyum, tak masalah baginya.

'Aku sangat merindukanmu Kookie'

.

Saat sampai di depan rumah Jungkook. Jimin menekan bel rumah. Dan keluarlah wanita cantik yang diketahui sebagai ibu Jungkook.

"Wah Jiminie, aku benar-benar merindukanmu sayang. Apa kabarmu, eoh?" Ucap ibu Jungkook yang langsung memeluk Jimin.

"Aku baik, Ibu. Akupun merindukanmu. Sepertinya aku sudah lama sekali tidak berkunjung kesini"

Jangan ditanya, hubungan Jimin dan Jungkook benar-benar direstui oleh kedua orang tua mereka. Terlebih hubungan Jimin dengan Jungkook sudah 3 tahun. Jadi tak heran jika Jimin sudah sangat akrab dengan orang tua Jungkook, bahkan sudah seperti ibu sendiri.

"Ayo masuk dulu, Jim."

"Iya bu. Ayah Jeon kemana, bu? Sepertinya daritadi tidak terlihat." Tanya Jimin

"Ah dia sedang sibuk di kantor, tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat. Ngomong-ngomong, Jungkook belum bangun, bisa kau bangunkan? Aku akan melanjutkan memasak" Tanya ibu Jungkook

"Baiklah" ucap Jimin sambil tersenyum manis.

CKLEK

Jimin membuka pintu kamar Jungkook.

Jimin menghela nafasnya. Jungkooknya masih tertidur pulas, dan ponselnya dibiarkan tergeletak di lantai.

'Pantas saja dia tidak membalas pesanku. Jungkook saja belum bangun' batin Jimin.

Dengan perlahan Jimin mendekati kasur Jungkook, setelah sebelumnya memungut ponselnya.

"Jungkook-ah, ayo bangun." Ucap Jimin lembut.

"Ugh sebentar lagi, ibu"

"Hei Kookie, ini aku Jimin, bukan ibu mu."

Jungkook membuka matanya sedikit. Memastikan bahwa yang dia lihat itu benar bukan ibunya.

"Ada apa kemari hyung?"

Tuh kan, Jungkook benar-benar cuek. Bahkan mereka sudah lama tidak bertemu, tapi reaksinya melihat Jimin malah seperti itu.

"Aku ingin jalan-jalan bersamamu. Kebetulan hari ini aku libur. Ayo ya Kookie, temani aku" ucap Jimin manja.

"Aku lelah setelah begadang mengerjakan skripsi hyung. Apa kau tidak lelah bekerja terus? Sebaiknya kau istirhat di rumah." Ucap Jungkook malas sambil menutup matanya kembali.

Jimin sedih mendengarnya. Jimin hanya ingin mereka jalan-jalan. Sesibuk itu kah Jungkook, sampai-sampai menolak ajakannya.

"Kookie, ayolah. Setelah ini hyung akan jarang libur lagi. Dan pastinya akan jarang bertemu denganmu. Ayolah, temani aku" ucapnya keukeuh dengan nada manja.

"Hyung. Demi Tuhan aku lelah sekali. Aku ingin istirahat, sebaiknya kau pulang ya, aku sedang tidak ingin kemana-mana" ucap Jungkook sekenanya.

Perkataan Jungkook membuat hati Jimin semakin sedih.

Jimin menunduk dalam.

"Aku merindukanmu Kookie. Aku ingin menghabiskan hari ini bersama mu" ucapnya pelan.

Jimin mendengar Jungkook menghela nafasnya.

'Pasti Jungkook marah' batin Jimin.

"Hyung, aku tidak menyuruhmu kesini. Berapa kali aku bilang, aku lelah setelah mengerjakan skripsi. Sebaiknya kau pulang. Lain kali saja kita berjalan-jalannya" ucap Jungkook datar.

"Kookie, kau serius?" Ucap Jimin sedih.

"Iya, dan sekarang pulanglah. Aku lelah sekali"

"Kookie, aku rindu padamu, aku ingin kita makan ice cream di kedai tempat kita biasa makan ice cream. Ayolah, itu saja. Lalu kau boleh pulang, otte?" Tanya Jimin penuh harap.

"Hyung, aku benar-benar lelah. Dan kau datang memintaku yang aneh-aneh, aku jadi makin penat hyung. Pulanglah"

"Kookie, ayolah. Katanya disana ada rasa baru. Aku ingin mencobanya bersamamu. Ayo ya?" Ucap Jimin manja.

Jungkooke menatapnya tajam.

"Hyung" Jungkook berujar datar tanpa intonasi.

Jimin berdiri sambil menundukan kepalanya menghadap lantai.

"B-baiklah a-aku pulang. Dan aku akan berjalan-jalan sendiri. Selamat beristirahat Kookie-ya. Aku mencintaimu" ucap Jimin menahan air matanya.

BLAM.

Jimin berjalan gontai ke arah dapur, menghampiri ibu Jungkook.

"Jimin-ah, bagaimana? Apa Jungkook sudah bangun?"

"Um katanya dia ingin beristirahat dulu, bu"

"Ah sayang sekali. Lalu sekarang kau mau langsung pulang?"

"Ya, tapi sebelum aku pulang, aku ingin membantu ibu memasak dulu. Boleh kan?" Tanya Jimin senang, seakan rasa sedihnya sudah menguap entah kemana.

"Silahkan, ini tinggal sedikit lagi selesai"

.

.

Setelah membantu ibu Jungkook memasak, Jiminpun pamit undur diri.

"Ibu, aku pamit pulang dulu. Terima kasih telah mengajariku menu baru tadi. Dan tolong sampaikan pada Jungkook, besok aku akan dinas ke Jepang selama seminggu, kata atasanku ada proyek besar, sehingga tidak boleh terlalu sering memainkan ponsel. Huh aku pasti sangat-sangat merindukan Jungkook." Ucap Jimin lesu.

"Benarkah? Wah hati-hati di jalan Jimin. Semoga proyeknya berjalan lancar. Tidak apa-apa, setelah dari Jepang kan bisa bertemu dengan Jungkook lagi" ucap ibu Jungkook lembut.

"Ne. Saat mendarat di Korea, aku akan langsung kesini"

Dan dibalas anggukan setuju oleh ibu Jungkook.

"Baiklah, aku pulang dulu bu. Annyeong"

.

.

Dalam perjalanan dia benar-benar merutuki sikap kekasihnya itu. Bagaimana bisa dia secuek itu. Jimin sangat rindu padanya, tapi dia di usir. Jimin ingin bersama Jungkook dulu sebelum dia dinas ke Jepang. Tapi tidak apa, setidaknya tadi dia sudah melihat Jungkooknya. Demi Tuhan, Jungkooknya makin hari malah makin tampan. Jimin bersemu mengingat wajah Jungkook tadi.

Dan berakhirlah Jimin duduk di kedai yang biasa mereka kunjungi. Huh Jimin jadi ingat bagaimana Jungkook menyuruhnya pulang tadi. Jujur, Jimin sedih sekali. Dan tidak sekali atau dua kali Jungkook seperti itu. Tapi berkali-kali. Ya, dia masih dalam masa kelabilannya.

Dulu, teman-teman Jimin sungguh tidak percaya bahwa Jimin mempunyai kekasih 4 tahun lebih muda darinya. Banyak yang bilang bahwa Jungkook hanya main-main. Cinta seperti itu tak akan pernah berhasil. Jungkook tak pernah serius. Tapi Jimin percaya pada Jungkook, walaupun dia sering diperlakukan seenaknya seperti tadi. Kadang Jimin berpikir, apakah dia salah menerima Jungkook dikehidupannya? Memilihnya untuk menjadi masa depannya? Karena setelah dipikir, perkataan teman-temannya ada benarnya juga.

'Untuk apa dari kemarin aku lembur sampai malam demi mendapatkan libur satu hari, untuk bersama Jungkook.' Batinnya sedih.

Sampai seorang waiter menghampiri Jimin.

"Anda pesan apa Tuan?"

"Ku dengar ada varian rasa baru? Apa itu benar?" Tanya Jimin senang.

"Ya, ice cream rasa red velvet dengan taburan kue red velvet dan brownies."

"Wah, kalau begitu aku pesan satu. Dibawa pulang"

"Baiklah, tidak ada tambahan?"

"Tidak, karena aku tidak akan lama disini." Ucap Jimin sambil tersenyum manis.

"Maaf jika aku lancang. Tapi tidak biasanya kau datang sendiri"

"Tidak masalah. Kekasihku sedang sibuk" ucapnya lirih.

"Ah begitu. Baiklah, pesananmu akan kami antar"

.

.

IN OTHER SIDE

Jungkook tidak bisa tidur lagi setelah Jimin 'mengganggu'nya tadi.

'Ah sial, aku tidak bisa tidur lagi. Jika seperti ini aku bisa tidak fokus' batin Jungkook kesal.

Jungkook bergegas mandi lalu memutuskan turun ke bawah untuk mengisi perut.

"Jungkook-ah! Kau ini! Bagaimana bisa kau mengabaikan Jimin yang kesini!" Ucap ibu Jungkook teriak.

"Aku sama sekali tidak menyuruhnya kesini, lalu untuk apa dia kemari. Sungguh, dia mengganggu tidurku"

"Ya! Kau tidak merindukannya eoh? Dia saja sangat merindukanmu. Ah kau ini. Kalau seperti ini Jimin bisa diambil orang gara-gara bosan denganmu tahu!"

Jungkook terdiam sejenak.

"Dia merelakan lembur berhari-hari demi bisa mendapatkan libur dan menghabiskannya bersamamu. Apa kau tidak kasihan?. Hey Jung, pekerjaan Jimin itu sangat banyak. Jimin dapat libur itu benar-benar berharga."

"Nah, itu tau kalau liburnya sangat berharga. Lalu untuk apa dia mau menghabiskan waktunya bersama ku. Harusnya kan dia istirahat"

"Yak! Kau ini benar-benar ya! Tabiatmu buruk sekali. Sesekali cobalah mengerti Jimin. Kasihan dia. Dia hanya ingin bersamamu sebentar. Sebelum dia besok dinas ke Jepang"

"Apa?! Jimin hyung besok dinas ke Jepang?" Tanya Jungkook kaget.

"Iya, tadi dia menitip salam padamu"

Jungkook memutar otaknya. 'Apa Jimin hyung masih ada di sekitar sini?' Batinnya.

Lalu pikirannya teringat saat Jimin memintanya untuk menemaninya makan ice cream di kedai tempat mereka sering kunjungi.

Jungkook pun langsung menyalakan mesin mobilnya bergegas ke kedai itu.

.

.

Jimin's side

"Ini pesanan Anda. Terima kasih telah berkunjung"

Jimin memberi senyuman terhangatnya, lalu bergegas keluar dari kedai.

'Sepertinya memakan ice cream di taman lebih seru dibanding di rumah' batin Jimin.

Dan tanpa disangka, tepat saat Jimin melangkah keluar kedai, Jungkook memasuki kedai melalui pintu utama.

"Maaf, apa tadi kekasihku datang berkunjung?"

"Apa kekasihmu yang memiliki surai oranye, bermata sipit, bertubuh mungil dan memakai baju kemeja biru tua?" Tanya sang pelayan

"Ya, itu kekasihku."

"Barusan dia keluar kedai"

"Baiklah terima kasih"

Jungkook menjalankan mobilnya lagi mencari Jimin. 'Jimin hyung pasti belum jauh dari sini, mana mungkin dengan kaki pendeknya itu dia berjalan cepat' batin Jungkook.

"Ah sial! Kemana si Jimin pergi?!" Ucapnya kesal karena belum juga menemukan Jimin.

Jungkook akhirnya berjalan ke arah taman, entah apa yang membawanya kesini.

Tanpa diduga, sosok yang sangat dia kenal sedang menikmati ice creamnya sambil melihat anak-anak yang sedang bermain.

.

.

"Jadi kau disini hyung?"

"J-jungkookie?" Jimin terkejut mendapati Jungkook ada disini.

"K-kenapa kau d-disini?" Tanya Jimin gugup. Pasalnya tatapan Jungkook seperti mengulitinya.

"K-kookie?" Tanya Jimin lagi.

"M-maafkan a-aku yang mengganggu tidurmu t-tadi. Sekarang k-kau boleh istirahat." Ujar Jimin gugup dan takut. Jungkook hanya diam menatap Jimin.

"J-jungkookie, boleh p-pulang. H-hyung bisa sendiri kok."
"K-kookie jangan marah pada..."

CHU~

Jimin terkejut karena kelakuan Jungkook. Ice cream yang tadi dia pegang sudah terjatuh.

Ciuman lembut yang tidak menuntut.

Jungkook melepas tautannya.

"Hyung, maafkan aku ya. Maaf aku egois. Aku seharusnya memikirkanmu. Tetapi aku hanya memikirkan urusan dan kepentinganku sendiri." Ucap Jungkook penuh sesal.

"Tidak apa-apa. Aku tau skripsimu sangatlah sulit. Akupun dulu juga sama frustasinya saat mengerjakan skripsi."

"Sesulit apapun skripsiku, tidak akan pernah melebihi kesibukanmu hyung. Maafkan aku ya."

"Maafku akan terus ada untukmu Kookie" ucapnya lembut.

"Hyung, besok kau ke Jepang?"

"Iya, aku pasti sangat-sangat merindukanmu Kookie." Ucapnya lesu.

"Ah, aku tahu. Aku akan menuruti semua permintaanmu, kau ingin jalan-jalan bersama ku kan? Akan aku turuti..."

Jungkook mendekatkan bibirnya ke telinga Jimin.

Aku di bawah kendalimu seharian ini hyung" ucap Jungkook berbisik di telinga Jimin di akhirnya.

Jimin bersemu parah mendengarnya.

"Baiklah Tuan Jeon. Saat ini kau harus menemaniku berjalan-jalan seharian." Ucap Jimin semangat.

"Baiklah, apapun untukmu hyung"

"Tapi Kookie" tiba-tiba Jimin merengut.

"Kenapa hyung?"

"I-ituu.. ice creamku tadi terjatuh saat kau m-menciumku"

Wajah Jungkook memerah sampai ke telinga -malu- akibat perkataan polos kekasihnya.

"A-ah baiklah, kita beli lagi okay. Sekarang ayo kita jalan-jalan"

"Ayo!"

Akhirnya Jimin bisa mendapatkan hari yang spesial bersama Jungkook. Dan Jungkook bersumpah tidak akan mengabaikan kekasih manisnya ini lagi. Jimin terlalu berharga untuk diabaikan.

END~

AHAHAHAHHAHAAA AKU BIKIN FF APAAN INIII X"D gajelas bangett :"D yaudahlah semoga memuaskan abis Jimin makin lama makin imutttt ;-; author gak kuattt ;-; apalagi di Weekly Idol, Jimbrong mau aja dicium2, dia gak inget seme yang melihatnya wkwkwk xD

RnR?