Tittle : Unspeakable Secret
Author : Alkey PCY
Main Casts : Kim Jongin (26), Do Kyungsoo (23), Song Mino (23)
Genre : Romance, Hurt/comfort , genderswitch(GS)
.
.
.
Unspeakable Secret
Chapter 3
Happy Reading^^
Jongin membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang tembus melewati celah tirai besar di depan ranjang langsung menyapa matanya membuat ia memicingkan mata karena silau. Ia berusaha mendudukan diri di atas ranjang meski kepalanya terasa pusing. Matanya kini memperhatikan keadaan disekitar yang nampak asing. Ini bukan kamarnya.
Ia memaksa otaknya untuk mengingat kejadian semalam yang membuatnya bisa tertidur di kamar ini. Ia mulai ingat jika ia sedang ikut pesta perayaan tahun baru, lalu Ibunya menelpon, ia minum alkohol, menari, naik kepanggung dan matanya langsung terbelalak saat ia mengingat semuanya. Dia telah mencium Dio lalu di hajar oleh Mino. pantas saja rahangnya terasa sedikit ngilu.
Disibaknya selimut dengan terburu-buru. Pakaiannya masih sama seperti semalam. Ia berjalan menuju jendela lalu membuka tirainya. Dan matanya langsung disuguhkan pada pemandangan yang hampir sama dengan semalam. Kolam renang Villa Jiyong yang masih berisikan bola-bola plastik. Dan otaknya langsung menyimpulkan jika ia masih berada di villa Jiyong.
Jongin menghela nafas berat. Ia pun memutuskan untuk membereskan penampilannya di toilet lalu keluar kamar untuk pamit pada Jiyong. Kamar yang ditempati olehnya berada tepat di depan dapur jadi saat ia keluar ia langsung bisa melihat Jiyong yang sedang sarapan bersama istrinya.
"Kau sudah bangun? Kau pasti masih pusingkan? istriku sudah membuatkan ginseng merah untukmu, minumlah" Jiyong menunjuk sebuah gelas cukup besar di meja makan.
Jongin mengangguk kaku lalu mendudukan diri di kursi yang kosong. Ia merasa tidak enak pada bosnya.
"Hyung, aku minta maaf atas kejadian semalam. Aku mungkin telah menghancurkan pestanya" ucapnya pelan.
Jiyong terkekeh pelan "siapa bilang? Kemarin kami masih melanjutkan pestanya sampai selesai. Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan semuanya pasti mengerti kau sedang mabuk. Tapi... Dio nampak kaget, aku pikir akan lebih baik jika kau meminta maaf padanya besok di kantor." Usulnya.
"ya.. Aku akan berbicara padanya besok" ucap Jongin lalu meminum ginseng merahnya.
"Aku hanya membuat pajeon untuk sarapan. Aku harap kau suka, makanlah" ucap Dara, istri Jiyong.
"a- tidak usah Noona, aku akan langsung pulang saja" tolaknya sopan.
"Sarapanlah dulu. Jarak kerumahmu itu cukup jauh dari sini kau butuh tenaga untuk menyetir kesana" ujar Jiyong.
"tidak usah Hyung, aku harus menjemput Taerin di rumah Ibuku. Ia akan khawatir jika aku terlambat aku sudah berjanji akan menjemputnya pagi-pagi. Kami akan pergi ke suatu tempat" Jongin memberikan alasan yang jelas.
"ah kalau begitu aku buatkan dulu roti, kau bisa memakannya sambil menyetir. Tunggu dulu aku tidak akan lama" dan Jongin tidak bisa mengelak lagi saat Dara sudah beranjak menyiapkan roti untuknya.
Jongin sebenarnya cukup iri pada Jiyong. Ia memiliki keluarga lengkap yang sempurna. Istrinya cantik, baik, dan penuh perhatian. Mengingatkannya pada Kyungsoo. Ia jadi berpikir mungkin ia juga akan seperti itu jika menikah dengan Kyungsoo kelak dan Jongin langsung menggelengkan kepalanya pelan mencoba menghilangkan khayalan gilanya yang terlalu tinggi.
.
.
.
Dio baru saja masuk kedalam sebuah Apartemen yang berada di sekitaran Hongdae. Siang ini tempat tinggalnya nampak sepi. Semalam ia berpesta sampai pagi, pesta memang kembali di lanjutkan setelah insiden Jongin mabuk dan ambruk di atas panggung. Meski mencoba bersikap biasa dan menganggap itu hanya kecelakaan di depan teman-temannya yang lain tetap saja hal itu dapat merubah moodnya menjadi sangat buruk.
Ia membawa beberapa kantung plastik berisi belanjaan lalu segera menyimpannya di dapur. Meski ia sedang badmood tapi ia tetap menyempatkan diri untuk berbelanja bahan makanan ditemani Mino karena ia memang tidak membawa mobil dan pergi kepesta bersama Mino. Barang belanjaannya itu sangat banyak, karena ia tidak tinggal sendiri ia tinggal bersama 2 lelaki yang terkadang ia pikir tidak ada gunanya. Dio menyusun semua bahan makanan di dalam kulkas dan lemari dapur dengan rapi. Hari ini benar-benar melelahkan untuknya. Awal tahun yang cukup buruk.
Dio baru saja ingin beristirahat di sofa ruang tengah namun ada sesuatu yang menganggu pemandangannya. Bak cuci piring penuh dengan alat makan kotor. Tidak hanya itu, di meja ruang tengah juga terdapat banyak bungkus-bungkus sisa makanan dan kaleng bekas minuman bersoda. Dio mulai naik pitam.
"YAAAKKKKK!"
"Astaga!" Sehun terperanjat kaget di tempat tidurnya karena mendengar jeritan Dio.
Sehun segera bangkit lalu keluar dari kamarnya yang berada di dekat dapur. Pemuda tampan itu hanya memakai kaos lengan pendek berwarna abu-abu dan celana pendek hitam selutut rambutnya juga nampak acak-acakan. Dia baru saja mimpi indah namun jeritan Dio berhasil membawanya kembali kedunia nyata. Sehun membuka pintu dengan tergesa-gesa dan langsung menghampiri Dio.
"Kyungsoo-ya ada apa? Apa kau terluka? Ada tikus? Kecoa? ada apa, katakan padaku?" desak Sehun sambil memeriksa tubuh Dio. Hanya Sehun dan beberapa orang saja yang masih selalu memanggil nama aslinya. Kyungsoo.
Kyungsoo menatapnya tajam tanpa memperdulikan suara pintu depan yang terbuka, itu Chanyeol homemate mereka juga. Ada lingkaran hitam di bawah mata yang menujukan jika dia kurang tidur. Semalam dia tidak pulang karena sibuk mengurusi shooting drama terbarunya.
"Siapa yang membuat kekacauan itu?" tanya satu-satunya gadis di apartemen itu sambil menunjuk meja ruang tengah.
"Sehun" Jawab Chanyeol enteng sambil berjalan kearah mereka lebih tepatnya ke arah dapur.
"sudah kuduga" desis Kyungsoo "Lalu apa ini ? HAH?" sekarang ia menunjuk ke arah bak cuci piring.
"Itu juga ulah Sehun. Kau tahu Aku tidak pulang semalam. Tidak ada kandidat lain selain Oh Sehun" Sehun semakin kesal pada Chanyeol karena mulut embernya. Pemuda tinggi itu terlihat santai sekali mengambil sebotol minuman kaleng dari kulkas. Sehun langsung mendelik padanya.
"kenapa kau tidak membereskan sampah-sampah itu dan tidak mencuci peralatan makan yang kau pakai? kau membiarkanya agar aku yang membereskan dan mencucinya? begitu? Aku ini homemate-mu bukan pembantumu!" omel Kyungsoo. Dia memang sangat cinta kebersihan dan hidup dengan Oh Sehun adalah hal yang sangat sulit untuknya.
Sehun hanya bisa menghela nafas lalu berjalan menuju ruang tengah untuk membereskan sampah-sampah yang berserakan. Kyungsoo terus memperhatikannya sambil berkacak pinggang.
"Apartemen ini milik bersama bukan hanya milikmu saja. Disini tidak ada maid yang akan membereskan kekacauan yang kau buat. Kau tidak bisa bermanja-manja disini"
Chanyeol tahu Kyungsoo pasti akan terus mengomel sampai Sehun selesai membereskan semuanya. Ia tidak mau kena semprot ditambah tubuhnya juga sangat butuh istirahat jadi ia segera masuk kedalam kamarnya yang berada di dekat ruang tv.
"Jika ingin di manja kembali saja sana ke rumah Ibumu, MENGERTI?"
"hm" gumam Sehun masih sambil membereskan meja ruang tengah dengan wajah mulai cemberut.
Chanyeol hanya bisa terkekeh dikamarnya. "pasti ada yang merusak moodnya, huh siapa lagi kalau bukan Song Mino" gumam Chanyeol yang langsung berburuk sangka pada Mino.
Apartemen yang beralamat di Hongdae 124-1 lantai 7 no 95 itu di huni oleh 3 orang yaitu Do Kyungsoo (23) yang lebih terkenal dengan nama 'DIO' seorang produser musik di GD Entertainment, Oh Sehun (23) produser –baru- dari dept. Variety di salah stasiun TV, dan Park Chanyeol (26) Sutradara yang mengencani penyanyi cantik Byun Baekhyun.
.
.
.
Jongin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sebenarnya ia malas bertemu dengan Ibunya karena beliau pasti akan terus mendesaknya tentang pertunangan yang Jongin pikir tidak masuk akal. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus menjemput Taerin di rumah orang tuanya. Jongin hanya berusaha untuk menahan segala kekesalannya dengan cepat-cepat membawa Taerin keluar dari sana.
Kini ia dan Taerin sedang menuju kesuatu tempat. Jongin memang sudah berjanji untuk membawa Taerin kesana ketika mereka berada di Korea. Taerin menatap bucket bunga di tangannya dengan tatapan khawatir.
"Ayah, apa Ibu akan menyukai ini?" tanyanya sambil mengalihkan tatapan polosnya pada sang Ayah yang masih sibuk menyetir.
"tentu saja, apalagi itu Taerin yang buat. Ibu pasti sangat senang" Jawab Jongin sambil tersenyum kearah anaknya.
Taerin mengangguk antusias. Ia dekap erat karangan bunga yang ia rangkai sendiri itu. "Ahh aku sudah tidak sabar" serunya dengan mata berbinar membuat Jongin terkekeh senang melihat antusias anaknya.
Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan mobilnya Jongin langsung menuntun Taerin untuk masuk kedalam sebuah gedung. Jongin terus menggenggam erat lengan mungil itu sampai mereka masuk ke dalam salah satu ruangan yang di kelilingi oleh lemari kaca yang berisi abu dari jasad-jasad manusia serta beberapa benda yang juga dimasukan kedalamnya.
"Ibuuu" ujar Taerin sambil berlari kecil menuju salah satu lemari kaca yang berada diurutan ketiga dari bawah. "Ibu aku membawa bunga untuk Ibu" ucapnya masih dengan nada ceria.
Jongin tersenyum tipis lalu membuka pintu lemari itu agar Taerin bisa memasukan bunganya kedalam sana.
"Taerin juga sudah mulai sekolah, aku memiliki teman baru namanya Haru dia sangat cantik dan baik. Taerin senang tinggal di Korea, Bu" anak itu terus bercerita dengan penuh semangat meski ia tidak mendapat jawaban apapun karena yang berada dihadapannya hanya Abu dari jasad Taemin dan beberapa fotonya.
Taerin nampak merogoh isi ranselnya. Ia mengeluarka selembar kertas berukuran A4 yang telah ia gambar. "Taerin menggambar ibu untuk tugas yang di beri ibu guru. Kata ibu guru gambar Taerin bagus, semoga Ibu suka yah" ucapnya lalu menaruh gambar itu disebelah Abu Taemin membuat Jongin tersenyum haru melihatnya.
Di usapnya kepala Taerin lembut lalu ia hujani dengan kecupan-kecupan penuh kasih sayang "Ibu pasti menyukainya sayang, gambar Taerin sangat bagus"
Kini Jongin mengalihkan pandangannya pada Abu Taemin. Ia menatapnya sambil tersenyum tulus. Ia sudah mengiklaskan kepergian Taemin sejak lama "Taerin tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar sepertimu, Aku berjanji akan menjaganya dengan baik sampai kapanpun. Jangan mengkhawatirkannya" ucapnya sambil mengelus foto Taemin lalu ia menutup pintu kaca tempat Abu taemin di simpang dan mengajak Taerin untuk pulang setelah mereka memanjatkan do'a bersama.
.
.
.
Hari kedua di tahun 2016 ini Kyungsoo lalui dengan kembali beraktifitas di perusahaan. Seperti hari-hari biasanya, para fangirlnya sudah menunggu di depan pintu masuk sambil memekik kegirangan saat ia lewat.
Kyungsoo ingin sekali menyobek mulut-mulut itu, sungguh. Apa mereka tidak lihat Kyungsoo tidak memiliki jakun? Apa Kyungsoo harus mengangkat bajunya dan menunjukan jika ia memiliki buah dada seperti mereka? Atau haruskah Kyungsoo memerosotkan celananya agar mereka tahu jika ia adalah perempuan? Ahhh untungnya Kyungsoo tidak segila itu.
Ia bukan idol sehingga fansnya tidak bisa mendapatkan informasi tentang kehidupannya dengan mudah. Ia benar-benar orang yang tertutup. Bahkan pegawai di agensi ini juga masih banyak yang mengira jika ia adalah laki-laki. Kyungsoo juga sudah membuat banyak pegawai baru –wanita- patah hati karena banyak dari mereka mengincar Kyungsoo hingga akhirnya mereka tahu jika Kyungsoo adalah wanita, sama seperti mereka.
Kyungsoo sedikit mempercepat langkahnya saat melihat pintu lift hampir tertutup. Ia tidak mau ketinggalan lift, ayolaah pekerjaannya masih banyak yang belum selesai. Ia menghela nafas lega saat ia berhasil menghentikan pintu lift dengan kakinya. Dan tanpa memperdulikan sekitar ia pun segera masuk.
"Dio-ssi" Kyungsoo sempat terkejut saat mendengar suara seseorang disebelahnya. Ia menolehkan kepala dan wajahnya langsung menunjukan ekpresi kaget, itu Jongin. Ya lift itu hanya berisi dirinya dan Jongin.
"ya?" sahut Kyungsoo dengan nada tenang. Ia juga berhasil menutupi ekpresi terkejutnya dengan baik.
"hm, mungkin akan kurang sopan jika aku membahasnya di sini tapi.. Aku benar-benar minta maaf atas kejadian saat di pesta, aku-"
"ah ya, tidak apa-apa aku tahu Anda sedang mabuk" sela Kyungsoo sebelum Jongin menyelesaikan kalimatnya. Kyungsoo kembali membalikan badannya menghadap pintu lift. Ia sedang berusaha terlihat setenang mungkin.
"Aku dengar Kau terlihat sangat kaget dan-"
"Lupakan saja, aku juga sudah melupakannya. Jadi Anda tidak perlu membahasnya lagi" Kyungsoo kembali menyelanya dengan bahasa formal meski Jongin sedari tadi berbicara informal padanya.
"Baiklah" Jongin menghela nafas tanpa sadar "ah.. bisakah kita berbicara tidak terlalu formal. Aku tidak masalah jika kau bicara informal padaku. Maksudku, kau bisa memanggilku 'Hyung' seperti yang lain" Jongin kembali mengajaknya bicara.
"tidak, menurutku atasan tetap atasan, seakrab apapun aku dengan Kwon sajangnim aku tetap memanggilnya 'sajangnim'. aku juga akan menerapkan panggilan itu pada Anda karena Anda atasan disini"
TING
Pintu lift terbuka perlahan dilantai 4, tujuan Kyungsoo. Sebelum keluar ia menyempatkan diri untuk membungkuk memberi hormat pada Jongin lalu pergi tanpa mengucapkan apapun lagi. Meninggalkan Jongin yang masih termenung di dalam lift seorang diri hingga pintu lift itu kembali tertutup dan membawa Jongin ke lantai tujuannya.
"Kalian pergi bersama?" tanya seseorang yang kini berjalan mengekori Kyungsoo sejak gadis itu keluar lift. Ia bertanya dengan nada penuh kecurigaan.
"Berhenti bicara omong kosong, Song Mino" dan Mino hanya bisa menghela nafas pasrah saat mendengar jawaban ketus dari Kyungsoo yang terus berjalan tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun.
"Bukankah harusnya aku yang marah?" gumamnya.
.
.
.
Sehun memarkirkan mobilnya di depan gedung GD Entertainment. Sebagai produser junior dia ditugaskan menemani Luhan, Produser utama acaranya untuk menemui CEO Kwon. Mereka ingin mengundang beberapa idol GD Entertainment untuk ikut serta dalam acara penghargaan yang akan di adakan di stasiun TV tempat mereka bekerja.
Mereka langsung disambut hangat oleh Kim Jongdae, salah satu asisten Jiyong yang memang biasa menangani para produser yang ingin memakai artis mereka di acaranya. Saat memasuki pintu utama mereka langsung disuguhi oleh musik video dari artis-artis yang bernaung di GD Entertainment.
"Kwon sajangnim sebenarnya sedang liburan bersama keluarganya, tapi sekarang kami memiliki wakil CEO kalian bisa berbicara dengannya. Kwon sajangnim sudah menyerahkan segala keputusan padanya selama ia liburan" jelas Jongdae selagi mereka berjalan menyusuri lorong yang sebenarnya cukup gelap namun disinari oleh Neon Box bergambar para artis mulai dari artis paling legend di agensi ini sampai yang paling baru, iKON.
Mereka juga melewati lorong yang dipenuhi oleh deretan daftar lagu yang pernah dibuat dan dibawakan oleh artis-artis GD-Fam beserta deretan album-album fisik yang mereka pamerkan sepanjang lorong. Sehun melihat beberapa orang yang sedang berkumpul di sebuah ruangan yang nampak seperti area untuk bersantai. Ruangan itu di kelilingi oleh kaca tembus pandang sehingga orang-orang yang melewatinya bisa melihat keadaan di dalam dengan jelas. Ia juga melihat Yunhyeong iKON, J-Hope dan Jimin BTS sedang bermain billiard sambil sesekali tertawa gembira. Disana terdapat sofa-sofa, beberapa meja billiar, tenis meja, bahkan sampai PlayStation lengkap dengan sofa nyaman untuk memainkannya pun ada. Desain interiornya pun menarik dan sangat nyaman. Ia berdecak kagum melihatnya.
"sebuah tempat kerja yang sempurna, pantas saja Kyungsoo betah" gumamnya penuh kekaguman.
Jongdae terkekeh mendengarnya "Kwon sajangnim membuat area ini memang untuk refreshing bagi para pekerja agar dapat mengurangi rasa bosan dan stress, beberapa produser juga banyak yang memilih tempat ini untuk sekedar berdiskusi atau mencari inspirasi dalam pembuatan lagu. Para artis juga terkadang menghabiskan waktu senggang disini untuk berkumpul dan bermain"
"hah aku sangat iri pada mereka, aku bahkan ingin mati saja setiap berada di ruang editing yang pengap dan memenjarakanku dari kehidupan diluar sana. Lama-lama aku bisa terkena osteoporosis dan kehilangan pendengaran karena bekerja di tempat yang bahkan jendela saja tidak ada" ia mulai merutuki ruang editing ditempat kerjanya yang sangat tidak nyaman jika di bandingkan dengan gedung ini.
Sehun sebenarnya bukan bagian dari PD acara musik, Ia hanya sedang di mintai bantuan karena acara penghargaan itu sebuah acara besar yang membutuhkan banyak orang. Ia adalah bagian dari PD salah satu acara variety show yang mengharuskannya melakukan editing sebelum menayangkan acaranya agar acara itu menjadi lebih menarik dan mendapat rating tinggi. Ia juga perlu mengantisipasi agar PD utama programnya tidak dipanggil oleh KCC.
"Jadi kau ingin bekerja disini?" tanya Luhan tanpa menoleh padanya.
"tentu saja" jawab Sehun tanpa sadar.
"kalau begitu segeralah buat surat resign dan tinggalkan perusahaan" ujar Luhan dengan nada dingin. "Perusahaan juga tidak membutuhkan anak baru yang banyak mengeluh"
"Ah... bukan begitu maksudku, Sunbae-nim. Aku... Aku hanya mengagumi gedung ini. Bagaimana pun juga aku sangat mencintai pekerjaanku yang sekarang he he" Sehun menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat ia menyadari jika ia telah salah bicara di depan sunbaenya.
Jongdae ikut terkekeh mendengar percakapan keduanya. Merekapun akhirnya tiba di depan conference room dan Jongdae langsung mempersilahkan keduanya masuk dan menunggu Jongin yang sedang menuju ke ruangan ini.
Tidak lama kemudian Jongin masuk dengan percaya diri namun saat ia melihat kedua orang di depannya ia langsung mematung. Kedua orang yang sudah menunggunya pun tidak kalah kaget. Suasana di dalam ruangan itu menjadi sangat canggung. Tidak ada yang memulai percakapan selama beberapa menit hingga akhirnya Jongin berdeham dan mulai menyapa tamunya. Ia harus bersikap profesional.
Mereka pun akhirnya memulai percakapan tetang pekerjaan. Luhan mulai menjelaskan jika ia ingin mengundang artis GD entertainment untuk menghadari acara penghargaan yang akan di adakan akhir februari.
"Aku harap GD Entertainment bisa mengikutsertakan beberapa artisnya di acara kami nanti" jelas Luhan setelah ia menjelaskan konsep acaranya.
Jongin mengangguk-anggukan kepalanya "hmm, sebenarnya Amber sedang menyiapkan comebacknya pada bulan februari, Untuk Baekhyun aku rasa belum bisa karena ia sedang sibuk menyiapkan konsernya di beberapa negara. RedVelvet juga sedang menyiapkan Album baru. Sedangkan untuk BTS dan iKON sebenarnya Jiyong Sajangnim sudah memberi perintah untuk memberi mereka waktu liburan setelah mereka bekerja keras di tahun 2015 kemarin, tapi aku akan coba membicarakannya dulu pada mereka semua. Aku akan menghubungi kalian lagi jika mereka setuju untuk ikut serta. Bagaimanapun juga kami harus mendiskusikannya dulu dengan mereka"
"Aku mengerti, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya Kim sajangnim" ucap Luhan.
Setelah selesai membahas tentang pekerjaan Sehun pun kembali memasukan catatannya kedalam ransel dan bersiap untuk pergi. Dalam hati ia berharap bisa bertemu dengan Kyungsoo disana dan sedikit berbincang dengan homematenya itu.
"Sehun-ssi/Sehun-ah" dan harapan Sehun langsung hilang saat Jongin dan Luhan memanggilnya bersamaan.
"ya?" ujar Sehun menatap keduanya bingung.
"Sehun-ah aku ada urusan sebentar dengan Jongin, kau bisa menunggu sebentar diluar?" pinta Luhan.
"ya sunbae-nim" jawab Sehun lalu segera memakai ranselnya untuk segera pergi.
"Sehun-ssi, boleh aku meminta no ponselmu?" Sehun mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan Jongin. "ngg.. Aku akan mengabarimu jika nanti ada artisku yang setuju untuk ikut serta di acara kalian" jelas Jongin beralasan.
"ah ya, tentu" Sehun pun dengan terpaksa memberika no ponselnya pada Jongin karena Jongin memberi alasan yang tidak bisa ditolak olehnya.
Setelah memberikan no ponselnya pada Jongin, Sehunpun segera keluar dari ruangan itu meninggalkan dua orang yang entah akan membahas apa karena Sehun sempat melihat wajah Luhan memerah seolah menahan amarah. Ia pun memutuskan untuk menunggu Luhan di mobilnya saja.
.
.
.
Jongin menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi yang kini ia hadapkan ke arah kaca besar yang menampakan pemandangan kota Seoul. Matanya mengarah pada mobil-mobil yang berlalu lalang dibawah sana. Namun pikirannya tidak disana. Ia sedang memikirkan percakapannya dengan Luhan beberapa saat lalu di ruangan ini.
Luhan marah besar padanya. Sebagai tunangannya jelas saja Luhan marah karena Jongin sama sekali tidak memberi tahunya jika ia bekerja di GD Ent. Bukan hanya itu, Jongin juga tidak pernah menyempatkan diri untuk sekedar menghubunginya sejak ia kembali ke Korea. Bagaiamana Luhan tidak emosi.
"Aku tahu kau tidak mencintaiku, tapi tidak bisakah kau menghargaiku sedikit saja? Bukankah kita sudah berjanji untuk saling menghargai satu sama lain? Suka tidak suka aku tetap tunanganmu Kim Jongin! Kau tidak boleh terus-terusan berprilaku egois tanpa memikirkan apa yang aku dapat jika kau terus berprilaku semaumu. Apa kau pikir aku senang dengan keadaan kita? Tidak Jongin. Tidak!" teriakan Luhan yang hampir membengkakan telinganya tadi masih jelas terngiang sampai saat ini.
Jongin sebenarnya mengerti ini bukan sepenuhnya salah Luhan. Malah sebenarnya memang ia yang salah saat ini. Ia tahu gadis itu juga tidak mencintainya. Tapi seperti yang Luhan katakan, mereka sudah berjanji untuk saling menghargai satu sama lain setidaknya untuk memperkecil kemungkinan omelan memuakkan yang akan keluar dari mulut orang tua mereka. Luhan juga sama frustasinya dengan ia karena obsesi kedua orang tua mereka yang bersikeras untuk menjodohkan keduanya. Mereka berada di posisi yang sama.
Luhan adalah seorang gadis independen yang tidak membutuhkan cinta dan hanya memikirkan karir dalam hidupnya. Tapi orang tuanya terus menekannya untuk menikah dengan Jongin dan jika Luhan tidak mendapat kabar tentang Jongin maka gadis itu akan terus di omeli dan Jongin tahu itu sangat mengganggunya. Karena ia juga merasakan hal yang sama.
Suara decitan pintu membuatnya sedikit tersentak. Ia pun segera memutar kursinya agar menghadap pada orang-orang yang kini sedang berjalan menuju deretan kursi di depannya.
"Selamat siang Sajangnim" sapa Namjoon leader BTS dengan sopan diikuti para member yang lainnya.
"ah ya selamat siang, duduklah. Kalian kemari untuk menyerahkan revisi dari lagu-lagu yang aku minta waktu itu kan?" tanyanya. Jongin memang seorang yang profesional. Saat di hadapkan dengan pekerjaan, urusan pribadinya langsung ia simpan di tempat semestinya. Urusan tentang Luhan ataupun ibunya yang senang mengomel tidak akan membuat konsentrasi bekerjanya berkurang.
Ia pun mulai membahas beberapa hal tentang lagu-lagu dan persiapan comeback BTS tahun ini. Meski jadwal comeback mereka masih terhitung lama tapi semuanya harus tetap di perhatikan dari sekarang. Mereka membahas semuanya dengan serius. Yoongi dan Namjoon lebih banyak berbicara di banding yang lainnya karena mereka bertanggung jawab atas beberapa lagu.
"Ah ya sebelum kalian pergi aku akan menyampaikan sesuatu pada kalian. Jiyong Hyung berpesan padaku untuk memberi kalian waktu liburan beberapa minggu. Kalian bisa pulang kekampung halaman ataupun refresing kemanapun yang kalian mau"
Penjelasan Jongin barusan tentu saja membuat semua member BTS bersorak senang. Mereka memang membutuhkan liburan setelah bekerja mati-matian selama tahun 2015 kemarin. Tapi ada hal ganjil di ruang itu. Taehyung, bocah alien yang biasanya bersikap abnormal itu hanya diam tanpa memberi respon sedikitpun.
"Jika sudah selesai aku akan keluar" ucap Taehyung tiba-tiba membuat member lain berhenti bersorak.
"eh?" Jongin cukup kaget mendengarnya "ah ya, silakan. Sebenarnya masih ada yang ingin aku bahas tapi biar aku bicarakan dengan namjoon saja nanti"
"Kau mau kemana Taehyung-ah? Buru-buru sekali" tanya Hoseok.
"mencari penyejuk hati" jawab Taehyung dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
"aishh bocah itu" desis Yoongi.
"Apa Taehyung Hyung masih badmood karena kejadian pesta kemarin?" tanya Jungkook membuat Namjoon yang duduk disebelahnya langsung menyiku perutnya pelan.
"Dia badmood karena Jongin Hyung mencium 'Dio Oppa'-nya kkk~" dan Jimin malah memperjelas semuanya membuat semua member minus Jungkook menatapnya tajam.
"ahh masalah itu.. kalian tahu aku sedang mabuk jadi-"
"kami mengerti, Taehyung memang sedikit kekanakan biarkan saja nanti juga ia baik sendiri" sela Yoongi.
"Apa ia sangat dekat dengan Dio?" tanya Jongin hati-hati.
"Dio memang dekat dengan semuanya. Ia telah banyak membantu dan mendukung kami dari kami masih trainee disini. Dia orang yang baik pada siapapun, artis lain dan pekerja disini juga cukup dekat dengannya. Tapi sebenarnya yang sangat dekat dengan Dio adalah Mino dan Yoongi karena mereka berteman cukup lama. Ahh Baekhyun sunbae-nim juga" jelas Jin.
"Taehyung selalu menempelinya seperti lintah jika mereka bertemu" sambung Hoseok.
"dia terjebak dalam hubungan 'Noona Romance'" tambah pria bername stage RapMonster yang berhasil membuat Jongin membelalakan matanya.
"Noona? Tapi bukankah..."
Member BTS tiba-tiba tertawa saat melihat wajah bingung Jongin. Bukannya kurang ajar tapi wajah shock Jongin benar-benar sangat lucu berbeda sekali dengan sosoknya yang serius saat membahas pekerjaan.
"Apa Hyung mengira Dio itu lelaki? Dia wanita Hyung.. nama aslinya Kyungsoo, Do Kyungsoo. dia kakak perempuan Hanbin tapi ia memang lebih akrab disapa Dio"
Penjelasan dari Yoongi tadi membuat Jongin semakin shock. Jadi Dio itu... Kyungsoo-nya? Orang yang selama ini ia cari ternyata ada di sekitarnya, bahkan sangat dekat. Bagaimana bisa ia tidak menyadarinya. Oke ia sempat menyadari tapi, perubahan penampilan Kyungsoo benar-benar mampu menipunya. Jongin kembali memutar memorinya, bahkan orang pertama yang ia lihat di perusahaan ini adalah Kyungsoo. Kyungsoo yang keluar dari range rover putihnya dengan gaya berpakaian seperti pria. Dan astagaaa... pantas saja saat pertama kali ia melihat Hanbin ia jadi teringat Kyungsoo, Hanbin adalah adik dari gadis itu.
"tunggu... jika selama ini hyung menganggap Kyungsoo Noona lelaki kenapa saat pesta hyung menciumnya? Taehyung juga pernah bilang jika hyung sering memperhatikan Kyungsoo Noona dan Hanbin. apa jangan-jangan.. aaakkkhh" Jimin mengeram sakit karena Jin baru saja menginjak kakinya. Memperingati salah satu adiknya itu untuk tidak berbicara macam-macam. Namun keterdiaman Jongin malah semakin membuat mereka menjadi memikirkan apa yang akan Jimin ucapkan tadi 'apa Jongin Hyung penyuka sesama jenis?'
.
.
.
Setelah membiacarakan tentang tawaran Luhan pada Namjoon selaku leader BTS Jongin pun segera kembali ke ruangannya. Ia tidak meminta Namjoon untuk langsung menjawab, ia memberi waktu selama 3 hari pada pria itu untuk mendiskusikannya dahulu dengan member lain. Ia tahu pihak Luhan juga tidak bisa menunggu lama. Jongin juga menyampaikan hal itu pada artis lain dan manager-managernya.
Sekarang sudah saatnya jam makan siang. Jongdae sudah mengajak Jongin ke cafetaria di lantai bawah tapi Jongin menolaknya dengan halus. Sejujurnya ia tidak punya nafsu makan sama sekali hari ini. Ia masih saja memikirkan tentang percakapannya dengan member BTS satu jam yang lalu. Tentang Dio yang ternyata Kyungsoo.
Jongin menghela nafas berat. Ia kesal pada dirinya sendiri. Setelah ia tahu kenyataannya, ia malah tidak bisa berbuat apapun. Ia bingung apa yang harus ia lakukan agar ia dapat bicara dengan Kyungsoo dan meminta maaf padanya. Ia yakin itu tidak akan mudah.
Ia bangkit dari kursi kerjanya lalu pergi meninggalkan ruangan. ia butuh toilet untuk mencuci mukanya agar nampak lebih segar. Ia benar-benar sedang pusing.
Saat berjalan di koridor menuju toilet ia melihat Dio ah tidak, Kyungsoo-nya baru saja masuk kedalam toilet wanita. perasaan hangat langsung menjalar keseluruh tubuhnya. Jantungnya berdebar dengan kencang. Ia bingung harus melakukan apa. ia bahkan melupakan tujuannya untuk masuk ke toilet pria dan malah berdiri di dekat toilet wanita hingga beberapa menit berlalu dan Kyungsoo akhirnya keluar dari sana. Kyungsoo tidak melihatnya karena ia langsung berjalan ke arah kanan sedangkan Jongin berada di arah kiri pintu.
Jongin merasa lidahnya tiba-tiba kelu. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi itu terasa sangat sulit seolah ada batu yang mengganjal tenggorokannya. Ia menarik nafas panjang dengan susah payah. Tidak ada kesempatan lagi, Jongin enggan menunda. Ia harus melakukannya hari ini.
"Kyungsoo-ya" panggilnya pelan dengan susah payah. Nada bicaranya pun terdengar bergetar.
Tapi gadis mungil itu tidak mendengarnya. Suara Jongin terlalu pelan. Dan Jongin pun berusaha mengeraskan suaranya meski itu terasa sulit untuknya. Emosi seolah telah memotong fungsi otaknya untuk bicara dengan benar.
"Kyungsoo-ya" panggilnya sekali lagi
Dan ia berhasil, Kyungsoo membalikan badannya. Gadis itu nampak sangat terkejut saat mengetahui orang yang memanggil nama aslinya adalah Jongin. Namun ia tetap berusaha mengontrol ekspresinya sebaik mungkin.
"ya, sajangnim?" sahut Kyungsoo yang malah membuat hati Jongin terasa tertusuk ribuan jarum. Kyungsoo memperlakukannya dengan sopan selayaknya bawahan pada atasan. Ia melihat Kyungsoo biasa saja meski gadis itu nampak kaget. Tidak kah Kyungsoo merasakan apa yang ia rasakan selama ini? Merindukannya seperti orang gila? Jongin langsung ingin menertawakan pikirannya sendiri. mana mungkin Kyungsoo merindukannya. Yang ada Kyungsoo pasti membencinya.
"Kyungsoo-ya... bisa kita bicara sebentar?" Jongin pun kini berusaha tidak terlihat berlebihan. Ia mencoba untuk tenang meski jantungnya sulit sekali di atur.
"ya, bicaralah"
"tidak. maksudku.. ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan. Tapi tidak disini."
Kyungsoo tidak langsung menjawab. Ia memandang Jongin datar.
"Hanya sebentar Soo, Please~" ujar Jongin saat Kyungsoo tak kunjung menjawabnya.
Gadis itu pun melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya "Aku hanya punya sedikit waktu karena aku sudah ada janji dengan Taehyung"
"Aku janji hanya sebentar"
"Oke, kita bicara di studio" ucap Kyungsoo yang langsung berbalik arah menuju studio musik dan Jongin menghela nafas lega lalu mengikutinya dari belakang.
.
.
.
Susana di salah satu studio musik itu terasa sangat canggung. Ini adalah ruangan dimana Kyungsoo menghasilkan karya-karyanya. Kyungsoo duduk di kursi kerjanya yang ia arahkan pada sofa yang diduduki Jongin dengan wajah tegangnya. Keadaan keduanya memang cukup berbeda, Kyungsoo terlihat lebih santai dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sedangkan Jongin duduk tegap di hadapannya.
"Jadi.. apa yang ingin sajangnim bahas? Tentang comeback Amber?" Kyungsoo langsung membalikan posisi kursinya menjadi menghadap kearah meja tempatnya membuat karya musik. Ia hendak menyalakan laptopnya "Albumnya sudah selesai 80% tinggal mengaransemen beberapa lag-"
"Kyungsoo-ya bisakah kita tidak membahas pekerjaan dulu?" sela Jongin. Ia pikir Kyungsoo mengerti maksudnya. "ini jam istirahat, aku ingin berbicara sebagai Kim Jongin pada Do Kyungsoo. Bukan sebagai Wakil CEO kepada produser. Kau mengerti maksudku kan?" tanyanya hati-hati.
Kyungsoo menghela nafas panjang. Ia memang tidak bisa terus-terusan menghindar. Ini saatnya ia menghadapi Jongin. Dan setelah memejamkan mata beberapa saat, mengatur semua ekspresi dalam dirinya agar tetap terlihat tenang Kyungsoo kembali berbalik kearah Jongin.
"Oke, apa yang ingin kau katakan. Jongin-ssi?"
Jongin merasa hatinya lebih sakit ketika mendengar Kyungsoo memanggilnya seperti itu. Bukan terkesan hormat, Jongin malah menangkap Kyungsoo memanggilnya seperti itu karena Kyungsoo ingin menunjukan jika Jongin kini hanya orang asing baginya. Jongin terlalu banyak bermimpi untuk mendengar Kyungsoo kembali memanggilnya 'Jonginnie' atau 'Jongin Oppa' dengan lembut seperti dulu. Kyungsoo di depannya bukan lagi Kyungsoo yang ia kenal. Bukan Kyungsoo yang manis, lembut, rapuh, dan akan memaafkan semua kesalahannya dengan mudah. Kyungsoo di depannya seakan sudah menjadi sosok lain yang Jongin tidak kenal. Dia terlalu dingin, kuat dan sangat sulit untuk diraih. Seolah dirinya sengaja memasang benteng kokoh di sekitarnya hingga Jongin tidak bisa menembusnya. Namun bagaimanapun perasaannya pada Kyungsoo tidak akan pernah bisa berubah.
"Aku..." Jongin kembali merutuki dirinya yang bahkan tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk memulai perbincangan mereka "hmm.. Lama tidak bertemu denganmu. Kyungsoo-ya"
Kyungsoo tersenyum tipis seolah pernyataan Jongin barusan adalah sebuah kekonyolan. "ya.. sangat lama" ucapnya sambil mengangguk-anggukan kepala.
"aku- aku.. mau meminta maaf atas kesalahanku dimasa lalu"
"Apa kita harus membahasnya? Aku rasa semuanya sudah selesai. Kenapa harus dibahas lagi? kita bahkan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Aku sudah tidak mempermasalahkannya jadi aku pikir tidak ada gunanya membahas masa lalu" ucap Kyungsoo setenang mungkin.
"Sebenarnya ada beberapa hal yang belum aku jelaskan waktu itu karena kau tiba-tiba menghilang. Aku hanya ingin mengatakan apa yang tidak sempat aku katakan saat itu" balas Jongin. Ia merasa perlu menjelaskan tentang maksud Kyungsoo yang mengatakan jika mereka telah memiliki kehidupan masing-masing.
"Aku sudah tidak membutuhkannya.. sungguh" Kyungsoo terlihat lebih serius "Aku tipe orang yang akan melupakan sesuatu dengan mudah jika aku membencinya"
Jongin sempat kaget mendengar ucapan Kyungsoo. "Aku tipe orang yang akan melupakan sesuatu dengan mudah jika aku membencinya" Ia mengulang ucapan Kyungsoo dalam hati. Ia harusnya sadar diri. Kyungsoo tidak mungkin mengingatnya seperti bagaimana ia sendiri mengingat Kyungsoo sepanjang hari. Kyungsoo membencinya. Gadis itu sudah mengisyaratkannya dengan jelas.
"Aku baik-baik saja jika memang itu yang ingin kau tanyakan" ucap Kyungsoo saat Jongin belum juga mengeluarkan suaranya "Aku bahkan bisa bernafas dengan lebih leluasa setelah kita berpisah"
"Yaa- aku mengerti. hanya saja aku merasa harus meluruskan sesuatu agar-"
"Bisakah kau membiarkanku melanjutkan hidup tanpa perlu mengungkit masa lalu? Aku sudah sangat nyaman dengan kehidupanku saat ini dan sangat keberatan jika kau mau aku untuk sekedar kembali menoleh ke masa lalu. Aku sangat berterima kasih jika kau mau melakukan hal yang sama denganku- mari kita lupakan masa lalu dan jalani hidup saat ini dengan saling mengabaikan satu sama lain"
Kyungsoo terlihat begitu tenang saat mengatakannya. Ia berhasil membuat Jongin merasa jantungnya di renggut secara paksa, hingga ia bingung bagaimana caranya hidup kembali. Jongin pikir Kyungsoo akan marah dan melampiaskan semua emosinya dengan mencaci maki atau memukulnya sekalipun. Tapi nyatanya kenyataan lebih menyakitkan. Selama ini Kyungsoo lebih memilih mengabaikan keberadaan Jongin, atau menganggapnya tidak ada. Jika boleh jujur, Jongin merasa lebih baik di benci dari pada diabaikan.
"Kyungsoo-ya"
"Aku bukan lagi Do Kyungsoo yang dulu, gadis polos, bodoh, lemah, cengeng dan hanya mengemis cinta dari satu orang. Yang ada di depanmu kini Dio- gadis kuat yang dicintai banyak orang. tidak dapat dipungkiri tapi mungkin kau salah satu orang yang membuatku seperti sekarang. Kau yang membuatku sadar jika selama ini aku telah membuang waktu dengan hanya memikirkan cinta. Aku bahkan tidak sadar telah mematikan lampu sorotku sehingga tidak ada satu orang pun yang mampu melihat bakat bahkan keberadaanku. Tapi sekarang, aku kembali menyalakan lampu sorot itu. semuanya bisa melihat jika Do Kyungsoo adalah gadis kuat dengan berbagai talenta yang ia miliki"
"Aku berterima kasih padamu atas itu"
Lagi-lagi Kyungsoo membuatnya kaget dengan semua kata yang keluar dari mulutnya. Gadis itu benar. Dia bukan Do Kyungsoo yang dulu. Dia sudah berubah, sangat berubah. Tapi sialnya kenapa Jongin malah merasa perasaannya pada Kyungsoo semakin kuat.
Ponsel Kyungsoo berdering nyaring memecah keheningan di dalam studio. Kyungsoo meraih ponsel di saku celananya lalu segera menerima panggilan masuknya.
"Hallo"
"..."
"sedang di studio"
"..."
Jongin masih terdiam seperti orang bodoh di depan Kyungsoo. Ia terus memperhatikan Kyungsoo yang kini sedang berbicara dengan seseorang disebrang sana.
"Ah maaf, Aku ada urusan sebentar Taehyung-ah. Aku kesana sekarang, tolong pesankan saja makanan seperti biasa" ucap Kyungsoo hangat.
"..."
"Tidak tidak. Mino tidak akan ikut, dia sudah pergi bersama Hanbin dan Bobby tadi. Aku sudah bilang padanya jika Aku akan makan siang denganmu dan tidak mau diganggu" jelas Kyungsoo sambil terkekeh. Sepertinya Taehyung sedang merengek si sebrang sana.
"Ya, Aku akan sampai dalam waktu 10 menit"
Kyungsoo mengakhiri panggilannya lalu kembali beralih pada Jongin. "Aku harus pergi sekarang, Taehyung sudah menungguku. Permisi, Jongin-ssi" dan Gadis itu pun pergi tanpa merasa perlu jawaban dari Jongin.
Jongin masih tetap terdiam, ia tidak bisa berbuat apapun. Ia bahkan tidak memiliki hak untuk mencegah Kyungsoo pergi bersama pria lain. Kyungsoo pergi meninggalkannya dengan begitu tenang. Jongin hanya mampu melihat tubuh mungil itu pergi dan kemudian menghilang di balik pintu studio yang kembali tertutup rapat. Meninggalkannya dalam kesendirian. Jongin harus sadar jika kisahnya dengan Kyungsoo sudah benar-benar selesai. Sekeras apapun ia bertahan sendiri, itu hanya akan berakhir percuma. Kyungsoo sudah terlalu bahagia dengan kehidupannya sekarang. Ia sudah dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.
Dalam sekejap, sudut matanya digenangi oleh air mata tanpa bisa di tahan. Kyungsoo terlalu mengenang di hatinya. Bahkan setiap kali bernafas, Kyungsoo selalu ada di ingatannya. Mungkin cinta Kyungsoo padanya hanya seperti bunga sakura yang mudah mekar dan layu. Tapi Jongin tidak, cintanya pada Kyungsoo tidak pernah layu.
Fakta bahwa Kyungsoo menarik kesimpulan sendiri tentang kisah mereka dimasa lalu yang tidak sepenuhnya benar membuat Jongin merasa banyak kehilangan. Kehangatan dari tatapan, ucapan bahkan sentuhanya yang lebih hangat dari daerah equator sudah lenyap entah kemana.
Kyungsoo tanpa sadar telah mengambil bintang-bintang di langit malam dan matahari di langit siangnya. Hingga yang tersisa dalam kehidupan Jongin hanyalah langit yang gelap dan berawan. Setiap orang setidaknya pasti pernah merasa kehilangan satu cinta dalam hidupnya. Dan Jongin sudah merasakannya. Jongin sebenarnya ingin sekali menyangkal fakta yang mengatakan jika ada awal pasti ada akhir. Ia yakin kisahnya dengan Kyungsoo tidak akan berakhir, atau setidaknya belum berakhir.
TBC
Maaf karena jarang bgt update.. dunia nyata semakin keras guys wkwk derita mahasiswa semester akhir. Mohon pengertiannya yah :')
pokoknya makasih banyak sebanyak banyaknya buat readers kesayanganku semua wkwk aku baca semua reviewnya makasiiiiih banget :*
jangan lupa tinggalkan komentar dan saran kalian di kotak review. Atau ada yang mau kasih ide, masukan atau apapun boleh banget soalnya aku lupa lupa inget sama kerangka cerita ini wkwk jadi kalau punya saran jangan ragu langsung kasih tau aku aja yah :*
- Alkey PCY -