Epilog

Jinyoung meletakkan nasi goreng kimchi ketujuh di atas meja. Sudah mendekati jam 8 kenapa member lainnya tak ada yang bangun?. Biasanya jam tujuh saja mereka sudah berkumpul diruang tengah, yah…meskipun agak malas-malasan. Tapi kali ini sudah sejam lewat tak ada tanda-tanda member lain untuk bangun.

Jinyoung baru saja akan mengetuk pintu vocalist line tapi Jaebum sudah lebih dahulu membuka pintunya dari dalam dan hampir saja dia terjerembab ke dalam. "Kenapa baru bangun hyung?", protes JInyoung sambil menoleh ke dalam, tampak Youngjae yang sepertinya masih setengah tersadar duduk di atas kasur mengucek-ucek matanya. "Ini semua gara-gara kau…", Jaebum kembali masuk ke kamarnya, menarik Youngjae untuk bangun,"Aku?", Jinyoung yang masih berdiri di tempatnya bingung. Memangnya dia melakukan apa pada Jaebum?

"Bahkan aku masih bisa mendengar suara Jinyoung-hyung dari kamar Jackson hyung", Yugyeom yang sudah bangun menambah protes yang ditujukan pada JInyoung. "Apa Mark seganas itu?", Jackson menyeringai di samping Yugyeom.

"Sorry…I couldn't control myself last night…its went too rough…", Mark muncul menarik Jinyoung ke dalam pelukkannya, wajahnya sudah merah padam karena otaknya mulai mengerti apa yang dimaksud member yang lain. Sepertinya semalam dia lupa diri.

"Gara-gara jinyoung-hyung sekarang buttku juga sakit", celetuk Youngjae yang membuat semua member menoleh ke arah sang leader. Jaebum membliak,"Jae-mmphhh", Jaebum buru-buru membekap mulut kekasihnya sebelum berlanjut menceritakan kisah mereka semalam. "Hahaha…sebaiknya kita makan…", Jaebum menyeret Youngjae ke meja makan. Sementara member yang lain terkekeh sambil menuju meja makan juga.

(MARKJIN)

Suasana meja makan menjadi ramai dengan Jinyoung menjadi sasaran mereka. "Keumanhae…", Jinyoung merengut setengah malu setengah kesal dijadikan bahan pagi ini. Termasuk Mark yang ikut-ikutan menggodanya, memangnya siapa yang membuatnya berteriak semalam?. "He was hot…", Mark menambahkan lagi yang berhadiah sikutan dari Jinyoung yang duduk di sebelahnya,"Mwo? Benarkan?".

"Hyung!", pekik Jinyoung tertahan. Mark terkekeh lalu merangkul Jinyoung agar lebih dekat dengannya. "It's my way to claim you as mine…", bisik Mark yang membuat pipi Jinyoung merona.

"Ahhh…mereka manis sekali Jaebum hyung…", rengek Youngjae pada sang leader. Tapi Jaebum masih tenang menyantap nasinya. Youngjae mengerucutkan bibirnya kesal karena diacuhkan kekasihnya. Jaebum meminum segelas air setelah nasi di piringnya habis lalu memutar tubuh Youngjae agar menghadap dirinya dan dengan cepat menempelkan bibirnya pada bibir Youngjae.

Youngjae mengerjapkan matanya berkali-kali agak kaget dengan aksi Jaebum yang tiba-tiba. Yugyeom yang duduk di sebelah Youngjae mengumpat karena tersedak nasi yang dimakannya. Jaebum melepas bibir kekasihnya kemudian menatap heran rekan-rekannya yang tampak syok. "Wae? Memangnya aku tak boleh mencium kekasihku?", tanya Jaebum dengan tampang datar sementara Youngjae tersipu-sipu. "As long as you don't rape him in front of us…", ledek Jackson yang menautkan alis Jaebum, dia tak mengerti yang diucapkan Jackson.

"Oh ya, hari ini aku meminjam mobil manager".

"Memangnya kau mau kemana?", Jackson heran, tumben Mark mau keluar.

"Deiteu…",

"EEEEE?", Semua member kompak memekik. Mark yang biasanya tenggelam pada dua gadgetnya sekarang ingin keluar, dan, dan, dan meminjam mobil manager segala. Dan kemana katanya tadi? Date?

"Whoaa…Jinyoung-hyung…kau berhasil membuat snowman kita menjadi santa claus…", Bambam bertepuk tangan girang. Jinyoung sendiri juga agak kaget, ini first datenya dengan Mark, dan Mark mengatakan langsung pada yang lain. Kupu-kupu dalam perutnya seperti makin banyak berterbangan.

"Memangnya tidak boleh? Aku juga ingin punya waktu berdua saja dengan Jinyoung".

"Rasa-rasanya di dorm kalian sering berdua saja", ledek Jackson.

"Kita mau kemana?", Jinyoung tak bisa menyembunyikan bahagianya lagi, dia tak menggubris perkataan Jackson yang membuat pemuda Hongkong itu mendengus. "Rahasia…". Jawab Mark.

"Aishh…", Jinyoung mencebil, paling-paling mereka berakhir di HanGang.

(MARKJIN)

Ternyata pikiran Jinyoung salah, mereka tidak berakhir di Hangang. Mark memarkir mobil di sebuah homestay kecil dekat pantai. Homestay yang tidak besar, letakknya agak tinggi di ujung jalan menyampingi pantai.

"Whoaaa…", Jinyoung tak menyembunyikan rasa kagumnya begitu memasuki kamar homestay yang tidak begitu besar tapi melihat pemandangan dari balkonnya membuatnya jadi begitu indah. "Bagaimana kau menemukan tempat ini?", Jinyoung menoleh pada Mark yang memperhatikan Jinyoung sedaritadi. "I have my own way baby…", Mark bergabung dengan Jinyoung di balkon. Jinyoung memeluk Mark sambil bergumam terimakasih.

Jinyoung menyesap the dari cangkirnya sore itu, laut di depannya sedang memerah karena matahari hampir tenggelam. Jinyoung menoleh pada Mark yang sedaritadi sibuk dengan ponselnya,"You look more beautiful with sunset behind you…look…", Mark memperlihatkan gambar yang berhasil diambilnya. "Sejak kapan kau memotretku?", Jinyoung duduk di sebelah Mark yang bersama-sama melihat hasil jepretan Mark. Dia kira Mark hanya sibuk browsing daritadi, Mark memotretnya ternyata. "Sejak aku tahu ada seorang Park Jin Young yang menyelinap dalam hidupku".

"Kau pikir aku pencuri? Kau sendiri yang memberikan hatimu padaku. Kau sudah mematahkan hatiku sebelumnya". Jinyoung menelusuri ponsel kekasihnya lebih jauh, ada beberapa photo mereka beberapa tahun yang lalu. Eh? Bahkan ada photonya saat masih training. Sebelum sempat mengomentari lebih lanjut tubuhnya tiba-tiba dipeluk oleh Mark.

"Ne…a thief who make me willingly gave my heart…", Mark menempelkan dahi mereka. Jinyoung tersenyum hingga crinkles di matanya terlihat. Mereka kemudian tertawa bersama.

Jinyoung, masih memainkan ponsel Mark, duduk di pangkuan kekasihnya. "Yi En Hyung…kapan schedule WGM-mu?", Jinyoung melihat photo-photo Mark dan keluarganya.

"Memangnya aku ikut WGM?".

"Eh?", Jinyoung tersentak mengalihkan perhatiannya dari ponsel pada kekasihnya sekarang,"Kau sendiri yang bilang,kan?".

"Just a little revenge for my naughty boy…" Mark mengedipkan mata kanannya.

"Maksudnya?", Jinyoung merasa ada yang janggal", Itu berita bohongan?". Mark hanya tersenyum jahil. "Yi En hyung!", pekik Jinyoung. Tawa Mark pecah melihat ekspresi Jinyoung. "nappeunom!". Jinyoung memukul lengan Mark yang memeluknya.

"I only gonna mary with you...".

"Hh!", Jinyoung memalingkan wajahnya. "Jinyoung-ah…", tak ada sahutan,"Babe…baby…", Kali ini Jinyoung malah bangkit dari pangkuan Mark. "Eh?", Mark kaget,"Tuan Jinyoung-Ani-Tuan Jinnie…".

"Mwo? Nugu? Jinnie? ", Jinyoung yang bersandar pada pagar balkon mendelik, Mark bangkit dari kursinya kemudian memanggul Jinyoung di bahunya. Jinyoung memekik tak terima",Mwoanya? Yah! Put Me Down!", Jinyoung meronta di bahu Mark. "Tenang,Jinie-ah…nanti jatuuh…".

"Turunkan aku dulu…", rengek Jinyoung tak terima diperlakukan seperti karung beras. "I'll put you down…".

Tubuh Jinyoung terhempas di atas kasur,"On our bed…", bisik Mark yang kini mengurungnya di bawah tubuhnya. "Yah…", Jinyoung masih mencoba berontak. "Pervert….", Jinyoung mendorong Mark lagi. Mark kemudian menyingkir dari atas Jinyoung sambil tertawa. "Kau pikir itu lucu?", rengut Jinyoung memukul Mark dengan bantal guling berkali-kali. Mark yang menghalangi pukulan Jinyoung dengan tangannya masih tertawa melihat tingkah gemas kekasihnya jika sedang marah.

Hup! Mark menarik bantal guling itu sehingga Jinyoung jatuh di atas tubuhnya. Jinyoung mengerjapkan matanya, pipinya lagi-lagi merona karena wajah mereka hanya berjarak beberapa cm. Jantungnya masih berdebar dengan gila meski Mark sudah melakukan hal yang lebih jauh dari ini.

"hajima…", Jinyoung bangkit dari tubuh Mark enggan menatap Mark.

"Mwo?", Mark mendekati Jinyoung.

"Berhenti membuat jantungku berdebar dengan gila…".

Mark terkekeh, menarik Jinyoung ke dalam pelukkannya,"That's a prove that you love me, your body react for me…", Mark menarik dagu Jinyoung, menatap kedua mata sayu Jinyoung.

"Saranghae Tuan Yi En…Yi En Oppa".

"I love you too…and always be…Tuan Jinyoung", Mark menyatukan bibir mereka sementara Jinyoung memejamkan matanya, perlahan lengannya bergerak mengalung di leher Mark.

Meski hari ini hanya sejenak, mereka ingin menghabiskan waktu ini dengan indah. Besok mungkin mereka masih bersama tapi saat-saat seperti ini tak bisa mereka nikmati setiap hari. Meski begitu, selama waktu masih setia berputar, Mark akan menemani Jinyoung begitu juga sebaliknya.

Selesaiiiiiii…..

Kkeutt….

END…

mianheeeeee updatenya telat T.T

Thanks reviewnya…

Doakan aku menemukan ide lagi untuk Markjin Couple yang unyu2 ini….