Kai sekali lagi menatap ponselnya, memastikan alamat yang dikirim melalui pesan singkat sesuai dengan lokasi dihadapannya. Berdecak kesal, karena merasa dirinya dibodohi oleh si pengirim pesan. Namjachingunya meminta untuk datang ke suatu tempat namun malah sebuah gudang kosong tak berpenghuni yang didapatinya. Tiba-tiba muncul firasat buruk, sebaiknya gadis itu segera beranjak sebelum sesuatu yang buruk menimpanya.

"well, well, ternyata si berandal cantik sudah datang, huh?"

Kai berbalik mendapati Hyoyeon, gangster dari Hanyang SHS—rival sekolahnya—yang berdiri angkuh dengan tongkat baseball ditangan. Dibelakangnya ada sekitar belasan gadis pengikutnya dengan berbagai macam peralatan seperti tongkat kayu, maupun besi. Kai diam-diam menelan ludah, cukup panic namun berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang.

"tak kusangka Yifan bersekongkol denganmu, huh" Kai berdecak kesal. Tangan kanannya ia masukkan dalam kantong rok dan menekan tombol satu pada keypad ponselnya—panggilan darurat untuk Luhan dan teman temannya yang lain agar segera menyusulnya. Kai berharap mereka masih berada disekitar sekolah. Ia ragu bisa menghadapi mereka semua sendirian, mungkin jika mereka tak membawa senjata akan mudah saja bagi gadis berkulit tan yang jago martial arts itu, namun lain hal jika mereka berkelahi dengan senjata dan menyerang Kai sendirian.

"Wae?" Hyoyeon tertawa kencang—tawa kemenangan sebelum berperang—"kau mengira ia benar benar menyukaimu, huh? Kris, kemari."

Seorang namja berperawakan tinggi berjalan kesamping Hyoyeon dan membiarkan gadis itu mencium bibirnya, wajahnya menatap Kai tanpa ekspresi. "kau terlalu bodoh untuk mengetahui bahwa ia adalah salah satu anggotaku yang kugunakan untuk menghancurkanmu."

"bajingan." Kai mengepalkan tangannya, geram pada Hyoyeon maupun Yifan. Tapi yang lebih utama, ia merasa sangat geram pada dirinya sendiri yang merasa bodoh karena termakan rayuan menjijikkan Yifan. Padahal Jongin sudah berkali kali mengingatkannya untuk menjauhi namja tinggi itu.

"HAHAHAHA" Mendengar Kai mengumpat pelan tawa Hyeoyeon menjadi-jadi.

"apa yang kau inginkan hah? Membalas dendam padaku setelah kurusak dada palsumu?" pancing Kai membuat tawa Hyeoyeon berhenti. Gadis berambut pirang itu berjalan kearah kai dengan geram dan menjambak rambut panjang bewarna keunguan milik Kai kasar.

"sialan kau. Hari ini adalah hari kehancuranmu, Kupastikan itu." Bisik Hyeoyeon sadis ditelinga Kai namun gadis itu hanya menyeringai menatapnya tanpa ekspresi takut.

"Well, aku meragukan itu sebenarnya. Kudengar kau sudah operasi dada lagi. Apa mau kurusak untuk kedua kalinya?" Kai terkekeh pelan namun Hyoyeon menjambak rambutnya semakin kencang.

"lihat saja apakah kau masih bisa tertawa setelah ini." Hyoyeon tersenyum miring, "Kris, bius dia."

Kai membulatkan matanya—kali ini sungguhan panic—Hyoyeon sialan! Gadis itu berencana membiusnya agar ia tidak bisa melawan. Ia berjalan mundur namun anak buah Hyeoyeon sudah memegangi tangannya erat. Kris berjalan pelan kearahnya dengan sebuah jarum ditangan. Siap menyuntikkan bius itu pada lengan Kai.

"Yifan! Kau gila?! Kau bisa membunuhku! Hentikan ini!" Kai memberontak. Berusaha menendang dan menjauh dari kungkungan para anak buah Hyoyeon. Namun tentu saja, ia kalah jumlah dan sangat sulit baginya untuk bisa kabur dari situasi ini. Hyoyeon duduk disalah satu sofa, dan menonton anak buahnya bekerja dengan ekspresi kemenangan.

Yatuhan, aku akan dibunuh oleh mereka. Kai bergidik ngeri saat merasakan jarum menembus kulitnya. Perlahan-lahan, kakinya terasa lemas untuk menopang tubuhnya. Kai jatuh terduduk dan para anak buah Hyeoyeon melepaskannya.

"ooh lihat! Kasihan sekali gadis cantik ini! Bagaimana ingin melawanku?berdiri saja kau tak sanggup." Hyoyeon berjongkok dihadapannya dan menyeringai namun Kai tidak kehilangan harga dirinya, ia tidak menampakkan raut kesakitan sedikitpun.

"kau terlalu takut untuk melawanku, Hyo. Akuilah itu. Makanya kau membiusku."

PLAK

Hyoyeon menampar pipi kiri Kai telak, kemarahannya telah sampai diubun ubun. Gadis sialan itu tak ada habis habisnya membuat ia kesal. Hyoyeon bersumpah akan membuatnya menyesal.

"semakin banyak kau berbicara, semakin cepat aku menghabisimu. Lebih baik kau diam dan nikmati permainanku." Hyoyeon mundur dan memberikan isyarat pada anak buahnya untuk maju.

BUGH

Kai merasakan hantaman pada punggungnya. Ia meringis pelan, terlalu lemas untuk melawan. Entah bagaimana nasibnya nanti, ia tak berani untuk membayangkan. Diam diam ia berdoa siapapun menemukan dan menolongnya. Setelah ini ia berjanji tidak akan berkelahi lagi dan menuruti ucapan orang tuanya. Ia berharap Luhan ataupun Jongin cepat datang…

.

TWINS

prettyace presents

All Cast belongs to themselves. Story belongs to my imagination

.

Dio menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Melihat sekelilingnya, Dio yakin ia tak pernah ke daerah ini sebelumnya. Heran saja, di Seoul yang begitu hingar bingar masih ada saja daerah kota tua seperti ini. gedung gedung kosong serta jalanan yang lengang. Namja bermata doe itu bergidik sata dirasanya hari mulai gelap. Sebenarnya si Taehyun ini ingin mengajaknya uji nyali atau apa?

"aish..sebenarnya dimana anak itu? Kalau ia tidak muncul dalam 15 menit aku akan pergi." Gumamnya kesal. Dio pun membuka pintu mobilnya dan memutuskan untuk menunggu Taehyun diluar. Angin semilir berhembus kencang. Dio menatap sekeliling penuh waspada. Sebenarnya ia tidak takut jika orang yang keluar—ia cukup pandai berkelahi karena memegang ban hitam karate—namun lain cerita jika yang keluar itu makhluk halus. Karena sesungguhnya Dio sangat tidak ingin bertemu hal-hal seperti itu.

Kembali, semilir angin berhembus ditengkuknya. Dio mulai menatap jam tangannya awas. "kalau tidak muncul juga, aku akan pergi dalam 5 menit."

PRANG

Dio berjengit kaget. Sebuah tong kosong jatuh begitu saja,Well sepertinya ia lebih baik pergi dari sini. Dio berbalik untuk masuk ke mobil namun—

"hyung!"

"ARGH!" Dio sontak berteriak dengan tidak elitnya saat wajah Taehyun muncul begitu saja dihadapannya. Ia reflex memukul kepala hoobaenya itu.

"aish! Appoyo hyung!"

"Micheosseo? Kau membuatku hampir jantungan!" Dio mengelus dadanya kaget.

"hehehe mianhae hyung" Taehyun meringis ngeri, salahnya juga sih. Bisa-bisanya mengagetkan Dio. Untung saja tidak berakhir dihajar namja pendek itu.

"tsk. Sudahlah. Jadi mana barang yang kuminta?"

Taehyun tersenyum miring dan mengeluarkan bungkusan mencurigakan dari dalam tasnya. Dio menatapnya bingung.

"apa itu?"

Taehyun tidak menjawab dan menyerahkannya kepada Dio yang buru-buru membukanya karena penasaran.

"bagaimana hyung? Cukup lengkap kan? Dari Miyabi sampai Miranda Kerr semuanya lengkap! Aku juga punya kualitas terbaik! Hyung tidak akan kecewa, percayalah—Aw!"

"Kau tidak kenal teknologi, huh? Bagaimana aku bias membawa pulang sebanyak ini tanpa diketahui Kyungsoo? Jika ketahuan olehnya, Bisa-bisa aku dipotong-potong dan dijadikan Iga bakar!"

Taehyun seketika menatapnya dengan pandangan yang-benar-saja-hyung. "baiklah hyung, aku akan memberikan dalam bentuk flashdisk. Tapi dengan yaah sedikit tambahan..you know" Taehyun memberikan gesture uang dengan jari tangannya. Dio berdecak sebal.

"Arra! Sekarang berikan padaku!" Dio merampas flashdisk dari tangan Taehyun dan tersenyum miring.

"kujamin hyung takkan kecewa. Pokoknya recommended deh hyung!" Taehyun memberikan dua jempolnya pada Dio yang segera memasukkan flashdisk kedalam kantung jeansnya.

"omong omong, mengapa kau mengajakku bertemu ditempat seperti ini? Kau ingin bertransaksi atau mencari hantu, hm?" Tanya Dio.

T-tolong..

Tiba-tiba terdengar suara bisikan lemah perempuan ntah dari mana. Dio dan Taehyun yang—sepertinya—hanya berdua disana saling memandang satu sama lain dengan kaget.

"K-kau tidak membuat suara dengan hidungmu kan?" Tanya Dio ngaco sekaligus takut.

"kuharap itu aku hyung, tapi bukan." Taehyun pun tak berbeda dengan Dio, malahan keringat dingin sudah mengalir di dahinya.

T-Tolong…

"Hyung, sih. Mengatai aku ingin mencari hantu segala. Sekarang malah datang, kan?"

"aish molla! Sekarang kita pulang saja!" Dio berbalik cepat ingin masuk ke mobilnya, namun Taehyun menghentikannya.

"Wae?"

"apa hyung tidak penasaran?"

"Michonnabwa? Kau ingin mencari masalah, hm? Lebih baik kita pergi sebelum dibunuh oleh hantu i—"

"ckck, tak kusangka seorang Do Dio si Pemegang sabuk hitam takut dengan hantu. Memprihatinkan sekali." Omongan Taehyun saja yang seperti itu, padahal sebenarnya ia takut juga—walau penasaran.

"Baiklah. Ayo kita cari asal suara itu."

Tibalah dua lelaki penggemar Miyabi itu disebuah gang kecil yang sekiranya merupakan asal suara misterius tersebut. Tampak Taehyun yang sedari tadi memprovokator Dio sekarang malah bersembunyi dibalik badan Dio—walau sia sia saja, karena ia lebih tinggi dari sunbaenya itu—Dio mengentikan langkahnya saat melihat sesuatu yang mencurigakan.

"Hyun, kurasa dia bukan hantu." Ucap Dio curiga. Karena yang didapati bukannya hantu yang biasanya terlihat menyeramkan. Melainkan tubuh seorang gadis cantik yang terluka parah.

"wow, kau benar hyung. Tidak ada hantu yang se-HOT dia." Dio memilih untuk mendekati gadis itu daripada memukul Taehyun dan perkataan kurang berpendidikan miliknya—walau sebenarnya Dio sangat setuju kalau gadis ini HOT.

"agasshi, gwenchana?" Dio menunduk dan mengguncang bahu gadis berambut keunguan tersebut. Namun tak ada respon berarti yang didapatkannya. Dia pingsan. Dio meringis pelan melihat banyak darah yang mengalir di tubuh gadis itu.

"apakah menurutmu dia habis dirampok, hyung?"

"molla. Aku akan membawanya ke klinik. Tolong bukakan pintu mobilku." Dio menyerahkan kunci mobilnya pada Taehyun.

Dio menggendong gadis itu dan ala bridal style dan menyingkirkan rambut keunguan yang menghalangi wajah gadis itu.

Dan saat menatap wajahnya…

Dio terkesima.

.

TWINS

Dio and Kai

To be Contiuned

.

well, selamat malam penghuni FFN yang dicintai biasnya masing-masing LMAO

I'm back with another story and penname (it's ltmsjh guys)

maaf karena menganggurkan ff milik saya untuk sekian lama dikarenakan kesibukan yang tidak seharusnya dijelaskan kkk

berhubung mulai tanggal 24 ini saya akan mulai libur kuliah akhir tahun, saya akan melanjutkan ff yang tertunda. dan semoga kalian semua menyukai cerita ini.

peace!

-prettyace