*Preview
Sehun berjalan perlahan dengan handuk dikepala dan rambut yang basah. Kaos oblong berwarna putih polos dan trening adalah pilihannya. Tak lupa sandal kesayangannya saat didalam rumah. Swalow.

"Kau sudah selesai? "

"hm. "

"duduklah! "

"hm. Terimakasih telah menyiapkan air panasnya. "

"ya.. "

Sehun pun duduk dihadapan istri cantiknya. Mantan kali, ups. Dengan sengaja kdua mata elangnya menatapi setiap jengkal istrinya. Masih cantik sama seperti dulu, pikirnya. Lagi dan lagi Sehun dibuat jatuh cinta pada wanita ini.

"Lu kenapa_"

"sstt.. Diam. Kita akan bicara nanti. Aku akan bertanya dan kau akan menjawab setiap pertanyaanku sampai aku puas dengan jawabanmu. Tanpa ada kebohongan lagi. Dosamu sudah terlalu besar karena berselingkuh dariku. Jadi aku harap kau sadar dan tak membohongiku lagi. Sekarang, makanlah! "

"hm. "

"makanlah.. "

Perlahan Sehun mulai mengambil sumpitnya dan mengapitnya disela jarinya. Menyiduk nasi lalu memakannya. Astaga.. Apakah nasi seenak ini. Mengapa aku baru menyadarinya sekarang, pikirnya. Sumpitnya kembali meraih nasi lebih banyak dan memakannya. Dalam hatinya 'akhirnya, aku bisa makan nasi'. Tiba-tiba sebuah daging panggang dengan sedikit saus ada diatas nasinya. Perlahan kepala hitam itu terangkat menatapi istri cantiknya yang ternyata telah meneteskan air matanya.

"hiks.. Mengapa.. Kau begitu kurus?.. Hiks.. Apa kau hanya makan ramyeon? Hiks.. Ramyeon tak baik untuk kesehatanmu.. Hiks.. Kau harus makan sayur, buah, ikan, dan daging. Kau harus makan yang banyak. "

"..."

Sehun hanya terdiam dan kembali menatapi nasinya. Tangannya mulai mengambil sendok, dan mulai menciduk nasi dan daging yang diberi Luhan. Tangannya mulai bergerak untuk makan. Masakan Luhan sangatlah enak. Ia takkan meninggalkan sedikitpun. Sesekali ia melirik Luhan yang masih mengusap airmatanya. Setelah ini, semua rahasia akan terbongkar. Aku janji, aku akan mengatakannya. Karena sekarang semua masalah telah selesai. Tapi, bisakah aku mengharapkanmu lagi?. Hati Sehun begitu ingin merangkul wanita cantik ini. Namun apadaya siapa dia. Apakah Luhan masih mengamggapnya suami?.

.

.
.

*LOVE U*

Secangkir coklat panas, kue coklat yang masihlah hangat, sofa yang empuk, karpet berbulu halus, berbagai hiasan dan foto keluarga, juga TV lebar melengkung merk samsons adalah pelengkap ruang TV yang juga meringkup ruang keluarga milik Tuan Oh kita ini. Ruangan yang dulu terasa hangat karena tawa dua anak kecil yang begitu senang karena acara kartun kesukaannya tertampang di TV super megah yang di beli sang papa. Kini ruangan tersebut hanyalah sebuah tempat penuh kenangan yang tak akan ada lagi. Sepi, berdebu, penuh botol dan kaleng minuman beralkohol semua tertumpuk di meja ruang keluarga tersebut. Namun setelah salah satu dari tulang rusuknya telah kembali, tempat yang bagaikan gudang itu kembali bersih bagai di terpa angin topan. Semua terlihat bersih dan licin tanpa debu. Semua itu karna Mantan Nyonya Oh kita.

Kembali pada dua insan yang setia pada keterdiamannya. Nyonya Oh kita masih sabar menunggu dengan sabar kata demi kata yang akan dikatakan oleh mantan suaminya tersebut. Oh, ayolah sudah lebih dari sepuluh menit Tuan Oh kita terdiam tanpa mengatakan apapun. Wanita mana yang mau bersabar kecuali Nyonya Oh.

Hahh...

Helaan napas mulai Nyonya Oh kita berikan, hal itu menandakan ia terlalu letih menunggu mantan suaminya itu berbicara. Oh ayolah Oh Sehun katakan sesuatu.

"hm.. Maaf, aku bingung hendak mulai dari mana pembicaraan kita. Apakah kau bisa berikan aku pertanyaan saja? "

"astagaa.. Mengapa kau tak mengatakannya sedari tadi? Dasar Oh Sehun bodoh! " Luhan dengan kesal memukul kepala Sehun dengan Keras

"Aww.. hei! Aku ranking satu dalam satu sekolah."

"rangking satumu tidak akan berguna saat kau berbicara dengan wanita"

"tunggu.. Apa? " Oke, Sehun mulai tak mengerti maksud dari perkataan istri cantiknya.

"aisshh.. Sudahlah.. Cepat katakan saja Oh Sehun"

"...beri aku pertanyaan"

"hahh... Baiklah, aku tau yang membuatmu berubah itu Si Wanita Ular itu, tapi yang tak aku mengerti. Mengapa ibu mengatakan kau melakukan itu untuk menghancurkan perusahaan Wu Fan. Aku tak mengerti"

"Lu, jangan panggil dia dengan nama itu. Kau seperti mengakuinya sebagai manusia. Aku tak menyukainya" Katakan jika kau merasa cemburu wahai tuan Oh

"Tuan Oh ku yang pintar nan cerdas.. Dia memanglah seonggok manusia"

"Tapi bagiku dia adalah seekor naga berbulu licin"

"-_-... Hentikan dan katakan padaku kisahnya. "

"baiklah... Perusahaan ayah dan ayah Kris adalah musuh bebuyutan sejak dulu. Dan sejak dulu perusahaan mereka berusaha menghancurkan perusahaan kita dengan cara apapun. Tapi mereka berjanji walau mereka bersaing dan melawan satu sama lain, mereka tidak akan menggunakan cara licik seperti menyentuh keluarga musuh untuk kemenangan. Namun faktanya, keluarga mereka tetaplah masih kalah dengan perusahaan kita. Tak lama kemudian kekuasaan perusahaan turun ke tangan Kris dan juga Aku. Perusahaan mereka memang mulai berkembang pesat, namun tetap kalah dengan perusahaan kita. Karena ia tak terima akhirnya ia mencari informasi akan kelemahanku. Tapi ia tak pernah menemukannya. Dan dengan liciknya ia melanggar janji dengan menyentuh keluargaku"

"tunggu, bisa aku bertanya. Mengapa perusahaan Oh turun ke tanganmu dan bukan pada Chanyeol "

"karena sejak awal Chanyeol menolak untuk memegangnya. Ia memilih bebas dibandingkan di kekang didalam suatu ruangan bernama kantor. Chanyeol sangat menyukai kebebasan. Memang tak berjalan mulus memang, tapi ia diterima setelah aku bersedia untuk menjadi penerus Ayah menjaga dan memajukan perusahaan."

"Tadi kau mengatakan WuFan menyentuh keluarga kita itu, maksudmu saat penculikan Haowen itu? "

"Ya, salah satunya itu. Namun yang aku sangat tak terima saat ia menculik kalian berdua dari sisiku. Saat mereka menculik Haowen, untung saja aku yang menjemputnya saat itu. Setidaknya aku sempat menghajarnya. Tapi saat mereka menculikmu dan juga Haowen, aku benar-benar marah dan berniat membunuh WuFan pada saat itu juga. Bukan hanya menculik mereka juga menyakiti kalian. Mereka yang menyebabkan Haowen harus membunuh orang dan menyebabkan dia trauma dan hampir menjadi seorang psikopat jika kita tak menghentikannya sejak awal. Melihat Haowen yang terlihat begitu tersiksa untuk mencoba menahan nafsu membunuhnya, membuatku juga merasa tersiksa melihatnya. Aku membuang benda-benda tajam darinya dan memeluknya erat, ia melawan dirinya dengan mengigit bahuku dan mencoba untuk menyadarkan dirinya. Setelah ia tersadar, ia akan jatuh lemas dan dia harus meminum obatnya agar ia bisa dapat lebih tenang. Itulah sebab mengapa aku mehalangimu untuk membawa serta Haowen bersamamu. Aku tak dapat membayangkan bagaimana cara kau menghentikannya."

"Kau tahu Haowen seperti itu, lalu mengapa kau menyiksanya?"

"Tidak, itu bukanlah aku. Haowen pernah mengatakannya padaku. Krystal memberiku minuman ataupun makan yang berisi cairan aneh yang membuatku hilang kendali dan hanya dapat mendengar apa yang dia katakan. Tiap hal itu terjadi aku memang tak mengetahui apa-apa. Tapi setelah aku tersadar, aku melihat banyaknya luka pada tubuh Haowen karenaku. Disitu Aku tak dapat menahan amarah dan tangisku atas sikapku saat ia terus berkata 'tak apa ayah, aku adalah pria yang kuat, aku takkan merasakan sakit hanya karena ini, jadi janganlah meneteskan air matamu karena tak ada pria yang menangis ayah'. Bagaimana ia masih tetap bisa besabar disampingku walaupun perlakuanku seperti sampah dihadapannya. "

Luhan dapat melihat perasaan terluka yang begitu dalam saat Sehun menceritakan Haowen. Memang Haowen adalah korban serta saksi utama dari kejadi selama ini. Tapi selain Haowen, Sehun juga menderita. Sedangkan dia? Dia hanya dapat membenci dan salah paham akan sifatnya.

"Kau tahu, Haowen pernah mengatakan ini padaku 'Aku tak apa jika harus terluka, asalkan aku masih bisa menjaga Ayah, Ibu dan Ziyu. Aku harus bertambah kuat untuk kalian. Aku yakin Ayah menyayangiku dan Ziyu, jadi aku takkan menyerah untuk menyatukan keluarga kita'. Itu yang dia katakan padaku. "

"Aish.. Anak itu" Terlihat setitik airmata pada mata sipitnya. Dengan kaku ia menutupi wajahnya dengan tangannya dan mengusap wajahnya kasar.

"Boleh aku bertanya lagi? " Luhan yang melihat Sehun mulai terombang ambing emosinya, mulai masuk lagi kedalam dirinya.

"Katakan! "

"Kenapa kau membenci Ziyu dan mengusirku dari rumah? "

Untuk sejenak Sehun terkesiap mendengar pertanyaan Luhan. Ia terlihat terdiam sejenak dengan pandangan berpikir. Luhan masih tetap menatapi ekspresi demi ekspresi yang Sehun keluarkan.

"Aku sama sekali tak pernah ada rasa untuk membenci kelahiran Ziyu. Aku menyayngi kedua anakku, aku bersyukur memiliki seorang anak lelaki dan perempuan yang tampan dan cantik. Dan aku takkan menyesali hal itu. Yang membuatku harus menyembunyikan identitas Ziyu adalah karena, aku lemah padamu dan anak perempuan kita. Kalian berdua adalah kelemahanku, jika kalian terluka aku juga akan terluka. Aku tak ada cara lain selain menyatakan Ziyu seorang lekaki agar Kris tak menyentuhnya. Karena aku tahu betapa liciknya seorang pria pada wanita. Dan aku terpaksa melakukannya. Maafkan aku, aku pasti menyakiti perasaanmu juga Ziyu. Tapi aku tak ada cara lain lagi, aku tak bisa meminta bantuan pada Ayah untuk masalah ini karena aku tak ingin menambah pikirannya. Tapi Ayah jauh lebih cepat tentang masalah ini dan menyuruhku untuk mengantarkanmu dan kedua anak-anak kita padanya. Karena Kris itu takkan pernah berani menyentuh Ayahku. Namun aku memilih cara kasar untuk mengantarkanmu, maafkan aku. "

"Astaga.. Mengapa.. Mengapa kau menahan semua sendirian? Apakah aku tak kau anggap sebagai istrimu? Apakah kau tahu untuk apa kau membentuk keluarga? Aku ada untukmu menceritakan keluh kesahmu. Bukan sebagai pajangan yang hanya bisa kau lihat dan kau jaga. Aku ada untuk menemanimu memecahkan masalahmu. Mengapa kau tak mengatakan apapun padaku. Hiks.. Kau tahu.. Aku merasa seperti orang bodoh. Hiks... Aku tak tahu apa-apa tentangmu dan apapun yang terjadi pada keluarga kita. Ke-kenapa kau begitu kejam. "

"Maafkan aku.."

DUK DUK

Luhan dengan kesal memukul dan mendorong kedua bahu suaminya itu. Ia kesal, ia marah, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Ia tak bisa membantu apapun untuk menyelesaikan masalahnya. Ia sama sekali tak berguna.

"Apakah aku tak terlihat dimata sipitmu itu, hah!? Apakah pernikahan kita selama ini tak ada artinya untukmu!?"

"Maafkan aku"

"Berhenti mengatakan maaf dan katakan padaku!"

"A-aku.. Aku melakukannya untuk kebaikanmu"

"Untuk kebaikanku kau bilang? Apakah melihat suamiku tersiksa dan terluka sendirian selama ini, aku baik-baik saja? Kau justru jauh lebih menyakitiku, kau tahu itu! "

"Maafkan aku. Tapi aku hanya terlalu mencintaimu hingga aku tak sanggup untuk membuatmu ikut campur dalam masalahku ini"

"Eumm.. Huaaa"

Luhan pun kehilangan kata-katanya. Hatinya terasa panas, ia kesal tapi ia begitu tersanjung dengan perbuatannya. Ia hanya dapat menangis dengan keras dihadapan Sehun. Sehun yang mendengan tangis pilu Luhan, langsung memeluk istri tercintanya itu. Ini dia, ini adalah kelemahan Sehun selama ini, tangis Luhan. Ia takkan pernah bisa melihat istri cantiknya menangis. Kedua tangan besarnya melingkari tubuh istrinya dan menepuk pundaknya pelan untuk menenangkannya. Mengapa ia selalu menyakiti orang lain. Maafkanlah Oh Sehun yang tak pernah bisa sempurna. Apakah dengan adanya Luhan, ia bisa menjadi pria yang sempurna?

.

.

.

.

.

*Di Sebuah taman yang tak jauh dari Rumah sakit

"Mas.. Mas.. Tunggu"

Sebuah suara terlihat sedang memanggil Chanyeol yang tengaj berlari mencari istrinya. Oh demi apa, istrinya sedang hamil besar tapi mengapa larinya tetap cepat seperti tupai terbang.

"Ada apa mas? Saya sedang sibuk ini" Chanyeol menyahut dengan kesal. Mau apa dia dipanggil oleh tukang eksrim.

"Tunggu mas saya dapet pesan dari istri mas"

"Hahh?! Apa? Chanyeol benar-benar syok mendengar perkataan Tukang eskrim tersebut. Bagaimana dia tahu istrinya. Apakah ia menculiknya?

* Sesaat Sebelumnya

"Bang.. Eskrimnya satu" ini dia Bumil Cantik kita. Maklumlah capek, panas-panas lari. Ngidam eskrim lagi.

"mau yang rasa apa neng? "

"Stroberi aja, tapi kalau ada banana milk, mau bang"

"oh ya ada dong neng, bentar abang ambilin"

"cepet ya bang, udah kepingin dari tadi. " Baekhyun menarik kursi yang dipakai si abang duduj awalnya dan langaung ia duduki.

"ini neng, adalagi? " si abang memberi eskrim pesenan nyonya Baek

"nggak bang, udah ini aja"

"totalnya 5 ribu doang neng"

"okey, nanti kalau ada cowo tinggi pakai jaket warna hitam lagi lari atas nama Oh Chanyeol langsung tarik aja biayanya ke dia. Titipin salam juga, 'belikan es krim yang aku beli ini dua buah lagi, lalu akan ku pikirkan ulang tentang permintaan maafmu' dari istrimu. Makasih bang saya pergi dulu"

"loh neng.. " si abang antara percaya dan tidak percaya. Tapi jika bukan rezeki yah mau apa.. Gak papa deh.. Berbagi rezeki untuk bumil

* Dan si Suami pun lewat

"Astaga.. Jadi berapa semua? " Chanyeol yang syok langsung mengeluarkan dompet dan mengambil 2 eskrim pesanan istri nya.

-SKIP-

"Baekk! " Chanyeol masuk ke dalam rumah dengan brutal mencari istrinya

"..." hening tak ada suara

"Baek? "

-Syur-

Tercium bau harus dari arah dapur. Apakah Nyonya Oh Baek sedang memasak?. Lambung nan Usus halus milik pria tampan kita satu ini mulai bergetar hebat karena terjadi kerja peristaltik tanpa adanya isi. Dengan kedua kaki panjangnya, iapun berjalan cepat menuju dapur.

Kedua mata bulatnya terlihat semakin bersinar saat melihat wanitanya sedang memasak dengan menggunakan apron bergambar tupai berwarna coklat. Demi apa, wanita yang sedang memasak adalah oandangan yang paling indah.

"Baek.. Aku membawakan apa yang kau mau"

"hmm.. Bersihkan dulu dirimu, lalu baru kau boleh makan"

"hmm"

Chanyeol berjalan perlahan kearah tubuh Baekhyun uang bergoyang kesana kemari untuk memasak. Dengan perlahan bak dorama, kedua lengannya merengkuh pinggang lebar istrinya. Ia hanya meletakkannya diatas perut istrinya itu, ia takut jika ia terlalu kuat memeluk istrinya ia akan menyakiti anak dan istrinya.

"Lepaskan, kau membuatku tak nyaman memasak"

"hm? Bukankah kau senang saat aku memelukmu karena kau tak kuat terhadap udara dingin? Suhu tubuhku sedang naik saat ini"

"heh.. Omong kosong apa itu? "

"Jujurlah saja, aku akan memelukmu kapanpun kau mau"

Hening sesaat

"Chan.. "

"hm? "

"Aku tak bisa memungkiri, jika aku senang karena perlakuanmu. Tapi asalkan kau tahu, hatiku masih tak bisa menerima perasaanmu yang secara tiba-tiba itu. Aku masih meragukan perasanmu"

"apa yang membuatmu ragu akan perasaanku?"

"Perasanmu itu.. Apakah benar kau suka padaku.. Atau hanya sekedar rasa kasihan? " setelah mengatakan hal itu Baekhyun tertunduk dalam. Ia takut akan jawaban yang diberikan Chanyeol padanya.

"Baek.. Mungkin dulu aku sempat memiliki rasa itu padamu, tapi sekarang aku meyakini diriku sendiri bahwa hatiku benar-benar milikmu. Aku tak bisa dan tak akan pernah melepasmu lagi. Maafkan aku selama ini tak pernah menyadari kehadiranmu lebih awal. Maafkan aku yang terlambat untuk menyelamatkanmu saat itu. Maafkan aku yang dulu"

"apakah ini mimpi? "

CHU~

"Apakah masih terasa seperti mimpi? "

"Ya ini mimpi"

CTEK

Chanyeol mematikan kompor dan membawa Baekhyun pada meja makan mereka. Secara tiba-tiba Chanyeol mengangkat Baekhyun dan mendudukannya diatas meja tersebut dan kembali mencium istrinya. Ia ingin membuktikan bahwa hal yang sedang terjadi ini bukanlah mimpi.

Ciuman mereka semakin-dan semakin dalam. Baekhyun mulai terbuai merasakan kelembutan perlakuan Chanyeol padanya. Tanpa sadar air matanya terjatuh perlahan. Dan tiba-tiba ia merangkulkan kedua tangannya diatas bahu Chanyeol dan menarik suaminya mendwkat dengan mengunci kesua kakinya pada paha belakang Chanyeol.

"Hah.. Jangan memancingku. "

"Aku tak memancingmu. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu"

"Hm? "

"Katanya berhubungan disaat hamil itu menyenangkan"

"Ohh Ayolah Baek... "

CHU~

.

.

.

.

Disuatu Tempat yang disebut rumah keluarga Kim

"Selamat Ulang Tahun istriku sayang"

"Selamat Ulang Tahun juga suamiku sayang"

"akhirnya kita bisa menghabiskan waktu berdua malam ini"

"jelas saja bisa, kau telah memakasa anakku untuk pergi kerumah Haowen. Dasar pria mesum"

"Tapi aku yakin kau mencintai pria mesum ini. "

"Tentu saja. Hatiku hanya untukmu sayang. "

"hei.. "

"hm? "

"aku dapat firasat, jika Kedua sahabat kita telah berbaikan. "

"hm? Aku juga merasa begitu. "

"aku turut senang jika mereka senang. Aku bahagia jika mereka bahagia. Aku ingim kita semua bahagia seperti saat kita dulu. "

"Kita pasti akan bahagia bersama-sama. "

"Kyung~ kenapa kau terlihat begith cantik dan seksi sekali malam ini?

"Apa!? Bisa-bisanya kau menghinaku seperti itu. Aku yang dalam keadaan hamil besar ini seksi katamu? Bahkan aku menghabiskan waktu 2 jam hanya untuk memilih baju untuk acara kita malam ini. Aku tak bisa mendapat baju yang sesuai karena perut besarku ini. Dan dengan mudahnya kau mengatakan aku seksi. Dasar pria mesum menyebalkan. "

Kyungsoo pun pergi meninggalkan Jongin yang sedang mlongo karena kaget akan jawaban Kyungsoo. Oh.. Ayolah Kyung, suamimu hanya ingin memulai pendekatan yang lebih dalam, mengapa kau justru tersinggung hanya karena bentuk tubuhmu.

BRAKK

"KIM JONGIN! MALAM INI KAU TIDUR DI SOFA"

"TIDAKKKK! "

.

.

.

.

.

.

.

END

Terimakasih banyak untuk seluruh readers yang membaca cerita aneh dari Bom ini. Maafkeun jika Bom selama ini selalu menggantung kalian. Terimakasih banyak yang masih setia menunggu kelanjutan cerita Bom padahal belum tentu Bom update selalu. Dan di INO Chapter 10 ini Bom ada beberapa revisi eakk..

Oh ya.. Ada yg dikasih sequel nggak?

Kalo Bom asli sih gk bikin, tapi kalo kalian mau Bom ada kerangkanya dikepala... 😂

Voting terbanyak mengatakan : NO

Oke No Sequel 😂

Bye bye