Feel The Different
Berawal dari kebodohan Park Jimin. Ia harus menanggung kemarahan Princess BTS, Min Suga. Dan kejutan menanti saat Min Suga terjebak dalam tubuh member lain yang notabene adalah namja paling terbully dalam IKON. Bagaimana perubahan hidup keduanya? Bisakah Suga menghadapi kekasih dari tubuh yang ditempatinya sekarang?
.
.
this is an IKON and BTS story with official pair. no need to talk much, happy read. leave coment if you want and don't give blame word. if you don't like there's a cross sign and click then. Dyo Not Own this story, this is KhungDae's story.
.
.
"Maaf karena ketidak jelasan fiction saya ini, saya akan memberi sedikit penerangan :D. saya menyebut nama Jinhwan, berarti yang saya maksud adalah roh Jinhwan. Begitu sebaliknya, bukan pada wujudnya yaa."
Couple Jimin Yoongi, Junhoe Jinhwan. Maaf, yang lain hanya slight.
Selamat menikmati
.
.
YOU READY FOR THIS CHAP? MAKE SURE YOU ARE NOT IN HIGH TENSION OF HORMON/FIRERHYTHMTA/
.
" huu.., sudah setengah jam dan mereka masih saja diam?"
Lagi-lagi leader kita memprotes dua orang di dalam sana. Ia mengucek matanya dan menyeruput kopinya pelan, memutuskan untuk menulis lagi di kertasnya.
" I'll protect you bae.. ok. Apa lagi ya tadi.."
Biarkan leader satu itu bekerja keras malam ini.
.
.
" saranghae.."
Yoongi berkedip terkejut, meski berkali-kali mendengarnya Ia merasa baru kali ini Jimin bersungguh-sungguh mengatakan cinta padanya.
" kenapa wajahmu seperti itu sayang? Hei.."
Jimin mengecup bibir membulat milik kekasihnya, Ia kemudian tersenyum sambil memeluk tubuh Yoongi erat. Menaruh kepalanya di bahu namja cantik itu.
" sekarang katakan, "
Yoongi mengernyit, mengatakan apa?
" kau mencintaiku atau tidak"
Yoongi membulatkan matanya, terkejut dan kebingungan. Jika saja Jimin bisa melihat wajah Yoongi, maka Ia bisa saja kecewa.
Jimin tersenyum mendapati keterdiaman Yoongi, Ia harus menguatkan hatinya saat mendengar apapun jawaban Yoongi nanti.
" Jimin..,"
"…"
" nado saranghae"
Jimin refleks mengangkat wajahnya, memandang paras manis itu lekat.
" aku mencintaimu.., aku mencintaimu Jimin"
Yoongi meneteskan air matanya lagi, Ia merasa sangat lega sekarang. Semua rasa sesaknya menguap, menimbulkan senyum bahagia yang merekah. Mengatakan kalimat itu berulang kali sambil mengangis. Ia sangat merindukan Jimin.
Jimin tersenyum.
" aku mencintaimu Jimin.., sungguh"
.
.
" apakah kita akan diam saja seperti ini?" ungkap Yoongi masih dibawah kungkungan Jimin.
Jimin mengernyit, beberapa detik kemudian bibirnya menarik senyum ringan yang mengerikan.
" lalu.., kita harus apa?" tanya Jimin dengan suara rendahnya.
Pria manis itu tampak menimang, Ia sedikit melirik ke arah mata Jimin dan ini bukan pertanda baik sepertinya. Bukankah sudah cukup mereka berbaikan hari ini, apakah perlu diperjelas? Yoongi pikir tidak.
" tidak. Kita harus istirahat.., manager bilang besok kita ada show"
Yoongi menelan ludahnya, tatapan Jimin seperti menelanjanginya bulat-bulat. Apa-apaan bocah ini?!
" kau…" ucap Jimin, Ia sengaja menggantung kalimatnya agar si gula penasaran.
" tidak ingin melanjutkan kegiatan kita yang tertunda beberapa minggu yang lalu, hmm?"
Beberapa minggu yang mana? Ia sudah menghabiskan banyak waktu di iKON, hal itu membuat sebagian ingatannya terkikis bersama dengan kenangan pahitnya.
" aku rasa tidak ada kegiatan apapun. Apa yang kau maksud Jimin-ah?"
Mendapati wajah kebingungan Yoongi, seolah membangkitkan gairah Jimin untuk menguasai pria ini sepanjang malam. Ia bersumpah.
" kau tahu, aku sudah menahannya sejak lama"
Jimin menghirup dalam-dalam aroma tubuh Yoongi, meresapinya hingga mampu membuatnya pusing.
" tapi kau selalu punya cara untuk lari dariku"
Tangannya melepas satu-persatu kancing kemeja yang digunakan kekasihnya. Melakukannya tanpa disadari sedikitpun oleh Yoongi, dengan tetap memaku pandangannya pada sang terkasih.
Yoongi tampak kebingungan, kesempatan bagus untuk menggoda kekasih manisnya itu pikir Jimin. Jimin tersenyum lagi, menempelkan bibirnya pada daun telinga Yoongi lalu berbisik nakal.
" aku sangat menginginkanmu, tapi.. kuberi kesempatan. Kau boleh lari -"
Tanpa berpikir lagi Yoongi bangkit, namun aneh. Tangannya tak mau bergerak.
Srett,
Dan Yoongi baru menyadari bahwa tangannya terikat.
" …kalau kau bisa" final Jimin dengan senyum puasnya.
Yoongi bergerak acak, Ia tiba-tiba saja panik. Senyum Jimin kali ini tampak berbeda, dan Yoongi tahu hari ini adalah akhir hidupnya.
Jimin tertawa serak melihat Yoongi sibuk berusaha melepas ikatan pada kedua tangan kecilnya.
" kau bisa mulai lari dari sekarang sayang.., kenapa masih di sini?"
" Jimin-!"
Yoongi bungkam, bibirnya telah dipaut oleh Jimin. Menyesapnya lembut tak beraturan, menggigitinya gemas tanpa henti.
" uuhhm.."
Tak bisa lagi berontak, Ia mulai menikmati permainan Jimin. Toh Ia juga merindukan Jimin akibat dari perasaan sialannya yang tak bisa Ia bendung lagi.
" lepaskan aku Jimm-mmh~ pallih!" perintah Yoongi tak sabar.
" tidak"
Sial sial sial !
.
.
Jimin menarik celana kain itu perlahan, bersamaan dengan Ia mengecupi setiap jengkal kulit putih Yoongi.
" astaga Jimin.."
Yoongi mengepalkan tangannya, memutarnya percuma karena kemeja yang mengikat tangannya itu hanya akan menyakitinya.
" ashh… lepaskan ikatanmu. Aku tak akan berontak apalagi lari! Kumohon Jimin"
" iya sayang"
Bibir itu menjawab tapi tangannya tak lekas berbuat. Tak tahan dengan rasa sakit dan membakar di kulit tipisnya, tanpa sadar Ia menangis.
Mengalirkan air matanya tanpa suara, memanggil Jimin lagi dan lagi.
" kau tidak melakukannya hanya karena nafsumu kan?"
Jimin berhenti.
Menatap Yoongi dengan mata tajamnya yang menawan.
" pria bodoh mana yang tidak tertarik dengan tubuhmu Min Yoongi.."
Yoongi tersentak mendengar nada itu dari Jimin.
" tidak satupun bae, dan aku adalah satu-satunya pria beruntung yang mendapatkanmu"
Dan sekarang hatinya mencelos kecewa, jadi Jimin hanya menginginkan tubuhnya kan?
" tapi aku tidak bodoh, aku bukan hanya menginginkan tubuhmu tapi juga cintamu, kasih sayangmu..semuanya"
Yoongi tidak mengerti, kenapa tiba-tiba Jimin jadi berkata seperti ini?
" aku rela menyerahkan segalanya untukmu, apapun yang kau mau akan kuberikan. Aku mencintaimu" ungkap Jimin dengan senyum hangatnya.
Yoongi meneteskan lagi air matanya, " apa artinya ini semua?"
Jimin menggeleng, tidak bisa menahan kesabarannya lagi.
" dengar sayang. Aku sangat sangat menginginkanmu, sudah sejak lama kau selalu menghindar dariku"
" …dan lagi, rinduku ini sudah sangat- ARGHT!"
Yoongi berjengit kaget kala Jimin berteriak dihadapannya.
" aku tidak bisa menahannya lagi, aku tidak bisa.." bisiknya terburu dengan mata menutup erat.
" aku begitu merindukanmu, sangat. Merindukan semua yang ada pada dirimu.."
" jadi, jangan hentikan aku. Cukup sebut namaku dan biarkan aku menguasaimu malam ini, seperti biasanya"
'Ugh.., selamatkan aku Tuhan'
.
.
Jimin mulai menciumi bibir btipis Yoongi dalam, melumatnya kasar. Memagut dalam-dalam seolah meminta sang pemilik untuk mengeluarkan seluruh rasa manis dari bibirnya.
Telah puas, Jimin menurunkan serangannya pada kulit leher Yoongi. Menghirupnya dalam, Ia suka aroma manisnya yang sudah menjadi candu untuknya.
Tidak terlewat se-inchi pun Jimin meninggalkan jejak bibir dan salivanya di leher itu. Ia berakhir di salah satu titik dan menciptakan ciuman api paling membekas di sana.
" aww.., sakit!"
Mendengar protesan Yoongi membuat Jimin kembali melumat kuat bibir semerah cherry yang Ia sadari telah merekah dan mengkilap cantik.
" hyung ingat.."
Yoongi membuka matanya yang semula tertutup karena malu pada Jimin, kini menatap Jimin penuh perhatian.
" I don't want to hurt you baby, but for work you instead. Got it?"
Yoongi mengangguk mengerti, " don't be afraid to me"
Jimin melanjutkan serangannya, menelusuri dada Yoongi. Menjumpai dua tonjolan kecil berwarna pink seterang kulit pucatnya.
Mencium dan menggigiti nipple itu gemas, sambil memelintir dan menarik-narik sisi satunya.
Yoongi mulai menggelinjang tidak nyaman, Ia terus mendesah lirih. Berusaha meredam suaranya agar tak terdengar sampai luar.
" tenang sayang.. tidak ada seorangpun yang akan mendengarmu kecuali aku malam ini. Keluarkan saja semua desahanmu apapun itu"
Yoongi mengangguk lagi, Ia mengangkat tangannya yang Ia sadari telah lepas dari ikatan Jimin. Bahkan Ia tak ingat kapan sosok yang menindihnya kini melepas ikatan itu.
" Jimin.."
Lengan putih itu memeluk leher yang lebih muda untuk ditariknya mendekat. Mengecup bibir penuhnya lembut dan berujar penuh yakin, " aku mempercayaimu Jimin"
.
.
" ugh.."
Yoongi berdebar saat Jimin mulai membuka kedua kaki kecilnya, mendorongnya hingga tertetuk. Menyeringai dan mendecak kagum, Jimin menunduk lalu menjilat lubang berkedut milik namjanya.
" Jimin-ah.."
Jimin tak menggubris panggilan itu, masih berkonsentrasi membasahi bagian favoritnya.
Yoongi mengerang, nadanya amat sangat sebal. Sekali lagi Ia memanggil kekasih bocahnya itu, dan akhirnya mendapat jawaban.
" ya hyung.., cepat katakan saja" jawabnya tak sabaran.
" kau ingin memakai bathrobe mu terus sampai esok, sementara kau sudah menelanjangiku?!"
Jimin terkekeh, menyadari kelalaian yang Ia buat sehingga namja manisnya menuai protes.
" baiklah, bukakan untukku..please"
Yoongi tak lagi menggunakan akalnya, Ia hanya menuruti perkataan Jimin. Bergegas melepas kain itu, dan memeluknya manja. Setelah kain itu terlepas, nampaklah kulit tan dengan abs sempurna milik Jimin. Yoongi mencebik melihatnya, membuat Jimin mengernyit.
" kau tak suka?" nadanya mengancam.
Yoongi menggeleng, " bukan begitu.. Jimin, boleh aku meminta sesuatu padamu?"
" tentu sayang, apapun" jawab Jimin cepat.
" aku…, ingin punya abs. Sepertimu" ungkapnya malu setengah mati. Kelihatannya Jimin akan menertawakan keinginannya ini, lihat saja-
" ahahaha! Hyung, kau tidak cocok memiliki abs sepertiku"
Yoongi cemberut, Ia mulai sebal dengan Jimin.
" aku akan membantumu, tapi cukup sampai kau mendapat abs manis sepertimu. Lagipula kau tidak akan bisa mendapatkan yang sepertiku" cemooh Jimin.
" aku mau yang seperti punyamu!"
" sudahlah baby, ini milikmu juga.. jangan mencoba mengalihkanku"
Yoongi masih mencebik, tapi hal itu tak bertahan lama hingga jemari basah Jimin mulai menerobos masuk melonggarkan Yoongi. Namja itu langsung ambruk, melenguh menatap Jimin dengan mata sayunya.
Tak sabaran, Jimin menambahkan tiga jarinya sekaligus. Memasukkannya bersamaan lalu menggerakkannya cepat. Mengacaknya gemas hingga sang pemilik mendesah frustasi.
Oh shit, this bitcy.. batin Jimin. Tangannya terjepit dan seolah ditarik semakin dalam.
Jarinya masih setia menari di dalam daging lembut Yoongi, menekan dan menyeret kukunya dalam-dalam.
" o-ooh! Jimm-mh~ sakit"
Mengerti kekasihnya merengek, Jimin hanya tersenyum. Terus melanjutkan pemanasannya tanpa mau dihentikan. Ia sedikit menarik keluar jarinya hanya untuk melesakkannya semakin dalam dan mempercepat temponya.
" t-tidakh.., AKH! Jimin aku akan-mmph!" erangan Yoongi terhenti akibat ciuman lapar dari Jimin. Menekan bibirnya dan mendorong masuk lidahnya, membuat Yoongi tak bisa berkata apapun lagi. Bahkan otaknya hanya bisa mengumpati Jimin, memuji betapa hebatnya bocah itu saat berusaha membuatnya semakin takhluk.
Jimin menarik tangannya keluar, bersamaan menyudahi ciumannya. Menatap puas pada kekasih putihnya yang kini kulit halusnya bahkan sudah memerah bermandikan keringat.
Yoongi mendesah putus asa, Ia sadar Jimin tiba-tiba menghentikan permainan jemarinya tepat saat Ia akan mencapai orgasm.
Jimin menjilat bibirnya melihat keadaan kekasihnya yang sungguh menyenangkan. Rambut berantakan, kulit memerah dengan keringat dan saliva menempel, juga mata yang masih terpejam dengan bibir membuka kecil.
" tenang Min baby, kau akan mendapatkan yang lebih daripada tadi. Jadi siapkan tenagamu.."
Jimin menatap segelas susu yang mungkin sudah tak terlalu hangat. Ia teringat bahwa Yoongi yang membawa minuman manis itu ke kamarnya tadi.
Ia tersenyum lagi, entah karena terlalu bahagia atau terlampau hard. Ia meraih leher Yoongi, menariknya untuk duduk di hadapannya, mengusap pipinya perlahan. " minum ini sayang.."
Yoongi berkedip bingung saat Jimin mengangkat segelas susu buatannya tadi.
" tapi itu kubuat untukmu Jimin, aku sudah minum tadi. Lagipula kau belum makan kan?"
Jimin menggeleng, " benar. Tapi aku sangat tahu kau lebih membutuhkan ini, jadi minumlah" ungkap Jimin lalu mendorong segelas susu itu menempel pada bibir bengkak kekasihnya.
Yoongi masih menatap ragu gelas itu dan Jimin bergantian, namun pada akhirnya Ia mau menenggak cairan itu perlahan hingga habis. Jimin tersenyum puas, " good boy, berbaringlah sekarang"
Yoongi hanya diam menatap Jimin yang sedang menaruh gelas itu di sudut meja paling jauh dari ranjang. Bukannya tak mau menurut, Yoongi hanya ingin menunggu Jimin.
" sekarang kau tak akan bisa lari, Min Yoongi" ungkap Jimin dengan aura maskulinnya.
" aku berjanji. Aku tidak akan pernah lari darimu lagi"
Ia kembali meraih bibir merah Yoongi untuk Ia pagut dalam. Menyesap dan melumatnya kacau, membuat namjanya kewalahan mengimbanginya.
Kedua lengan Yoongi terkulai di leher Jimin, menarik pemudanya mendekat dengan lembut. Yoongi membuang nafas pendek-pendeknya kasar, sedari tadi berusaha memagut dan melumat bibir Jimin tapi rasanya sulit sekali. Lidahnya bahkan sangat licin dan gesit, membuat sang pemilik bibir sexy itu menarik senyum remeh.
" menciumku saja tidak bisa, hmm? Min Yoongi?"
" just fuck me, lil brat! Berhenti bermain-main denganku!" desak Yoongi tak sabaran.
Tatapan Jimin berubah menjadi serius dalam sekejap. Yoongi jadi berpikir apakah Ia salah bicara lagi?
" baiklah jika itu maumu, just take it cool. Let me finish you"
" AKHH!"
.
.
Manager Sejin sedang menyetir mobilnya saat tiba-tiba handphonenya menyuarakan nada sambung yang Ia khususkan untuk produser mereka, Bang SiHyuk.
" yeoboseyo.. sajangnim?"
" apakah besok anak-anak ada jadwal?"
" ya, konser di kota. Kenapa sajangnim?"
" aah.." desahan kecewa muncul dari bibir si penelpon.
" kita harus batalkan konser mereka, Jimin jatuh sakit dan Ia baru saja tiba di dorm. Namjoon menghubungiku barusan"
" apa? Baiklah sajangnim, aku akan urus sekalian mengunjungi mereka sekarang"
.
.
Yoongi bersumpah Ia tak mampu menggerakkan tubuhnya sesentipun dari dekapan Jimin. Pemuda itu tengah serius membuat kissmark menyala di kulit bahunya. Tidak bosankah Ia sedari tadi hanya menandainya?
" Jimmh? Sesakk.." ucap Yoongi susah payah.
Jimin segera melepas cengkeramannya dari Yoongi, beralih menyusuri paha dalam sang kekasih. Meniupnya perlahan, bibirnya menyisir kulit sensitif itu dengan lidahnya. Meninggalkan jejak ciuman basah yang membuat Yoongi merinding.
" bangun, sayang.."
Yoongi menurut, mengikuti lengan Jimin yang mendudukkannya di atas karpet kamar. Tangan itu mengusap sayang rambutnya lalu memainkan jarinya di dalam mulut hangat Yoongi. Menggelitik langit-langit mulutnya dengan lamban dan menariknya keluar dengan cepat, mengakibatkan salivanya mengaliri dagunya.
" suck mine bae, hurry up!"
Yoongi menelan ludahnya gugup, Ia menatap ragu pada kekasih bocahnya yang masih berdiri di hadapannya sembari menyodorkan miliknya yang terlalu pointed upward.
" now, baby!"
Yoongi memejamkan matanya, menolak untuk melihat milik Jimin yang sungguh membuatnya kalah telak. Tangan kecilnya meraih benda itu, memijatnya perlahan dengan gemetar.
Namun segera Ia memajukan wajahnya, membuka mulut sempitnya untuk melahap benda itu pelan pelan. Merasa sulit memang karena Ia tak bisa melebarkan mulutnya lebih dari ini.
Jimin mendesah ringan, menarik kepala Yoongi mendekat untuk menelan miliknya lebih dalam. Yoongi menggeleng pertanda Ia tak bisa memasukkannya lebih lagi. Menatap Jimin dengan mata sayu andalannya.
" baiklah.., tapi kau harus melakukannya dengan baik" tuntut Jimin.
Yoongi mulai memaju mundurkan kepalanya, menghisapnya sekuat mungkin lalu menjilat ujungnya. Melakukannya berulang kali dengan tempo cepat, lalu melambat. Ia mencoba membuat Jimin frustasi, sama seperti yang namja itu perbuat padanya tadi.
Tapi hingga bibirnya pegal pun Jimin masih tak menunjukkan reaksi apapun. Pemuda itu tetap mendesah keenakan sambil sesekali meremas rambut Yoongi hingga berantakan.
Rahang Yoongi yang mulai ngilu memaksanya berhenti untuk mengambil nafas. Sialan sekali bocah ini.
" biar aku yang melakukannya, kau tampak kepayahan sayang.." ungkap Jimin yang sialnya adalah kenyataan.
Ia meraih kepala Yoongi dan memeganginya erat. Mulai menarik juniornya keluar dan melesakkannya lagi ke dalam mulut Yoongi. Namja kecil itu tersedak, kesakitan karena bibirnya dipaksa terbuka hingga milik Jimin menabrak teggorokkannya.
Jimin mempercepat gerakkan pinggulnya. Membiarkan Yoongi terus membuka mulutnya sambil berulang kali tersedak batuknya sendiri. Ia menatap Jimin dengan sudut mata berair miliknya. Memaku pandangannya pada wajah puas Jimin yang sedang melakukan mouth fucking untuknya.
" urrmhh!" gumam Yoongi tak jelas, rahangnya mulai kelu dan Ia berusaha mengeluarkan milik Jimin dari mulutnya. Hal itu menarik perhatian Jimin hingga Ia juga membalas tatapan sayu kekasih putihnya. Jimin menggeram rendah, beralih mencengkeram rahang kekasihnya lalu menghentakkan miliknya dengan kecepatan luar biasa.
Yoongi memejamkan matanya erat, ' terkutuk kau Park!' umpatnya dalam hati. Menahan keram yang membuat pipinya berdenyut sakit.
" nnggg! Kkh..-ngg!" teriak Yoongi teredam. Ia rasa sebentar lagi Jimin akan keluar, tampak saat pemuda itu mulai bernafas tersengal. ' cepatlah Jimin!'
" ARGHT! Aahh.. ahh" desah Jimin nikmat, Ia lalu menarik keluar miliknya untuk melihat wajah Yoongi. Memastikan namjanya baik-baik saja.
Yoongi membuang nafas lega, Ia tak perduli sperma Jimin yang menyiram area mulutnya. Lagi lagi Jimin menawan bibir Yoongi, meminta maaf atas perbuatannya tadi. Mungkin.
Yoongi hanya berpikir untuk menyeimbangkan diri dalam pelukan Jimin yang mendorongnya mundur dengan tergesa.
Brug!
Tubuh mereka kembali terhempas di ranjang. Jimin masih mencumbu bibir itu dengan lembut, memberikan kecupan hangat yang menenangkan.
Kembali Yoongi merasa kedua kakinya tertekuk hingga memperlihatkan lubangnya dengan sempurna. Jimin menatapnya takjub, dan Yoongi mulai merona lagi.
" aku mencintaimu.. Min Yoongi"
Tangannya bergerak gusar menggapai apapun yang bisa Ia raih. Melampiaskan gelenyar panas dan rasa sakit yang dalam hitungan detik menguasainya.
" AKKH! A-akh..Jimiinnn~" rintihnya.
Dengan sigap pemuda itu memeluk tubuh bergetar Yoongi, meraih juniornya dan memainkannya lembut. Mencoba mengalihkan rasa sakit kekasihnya.
" a'aku tak apa Jimin.., l-lanjutkan saja"
.
.
" aaahh! Aakh..b-bisakah awh! Pelan-pelan, Jimiinn! Ini sakit!"
Jimin seperti tidak tahu hari esok dan lebih memilih menyelesaikan urursannya daripada mendengar omong kosong namja manisnya. Ia tahu dengan baik Yoongi menyukai apa yang kini Ia lakukan.
" kau bilang tak suka bermain-main denganku kan sayang? Aku sangat serius terhadapmu"
Yoongi menghempaskan wajahnya kesamping, menekan kuat kepalanya pada bedcover. Ia sungguh pening menerima kenikmatan yang dengan keterlaluannya Jimin lemparkan semua pada tubuhnya.
Tubuhnya gila, Ia berpikir akan menghentikan Jimin usai namja itu selesai mengeluarkan sperma di dalam tubuhnya. Tapi apa?
Ia bahkan hanya bisa mendesah kelelahan dan pasrah menuruti semua kemauan pria tampannya itu.
" a-Akh! Eung-akh.., yaah! Lagi Jimin, neehhh.."
Jimin menarik salah satu kaki Yoongi, meluruskannya ke atas. Ia melanjutkan lagi hentakannya sembari menciumi kaki kecil yang mulus itu.
" aahh.., hyung. Kau sungguh- ermh! Nikmat~"
" anggg.., yess! AKH! Aaah~"
Bosan, Jimin membalik paksa tubuh Yoongi dan langsung mendorong miliknya. Mempercepat hujamannya hingga Yoongi menjerit, bergerak tak teratur menahan kenikmatan yang menyiksanya.
" Oohh.., akk! Aahh..!"
Tubuh Yoongi bergetar, menahan berat tubuhnya juga hentakan yang Jimin ciptakan di tubuhnya.
Jimin menatap puas pada Yoongi yang menungging lemah dengan cengkramannya. Prianya kini hanya bisa menggeleng kuat dengan merengek pasrah. Jimin rasa Ia harus bangga, karena hanya Ia yang bisa membuat Yoongi menjadi sekacau ini.
Thrust! Thrust!
" aaah! Kenapah-akh.. kau belummh, puass! Nyah-aaaahhh!"
Jimin meremas belahan pantat bulat milik Yoongi. Melebarkan keduanya, menarik pinggul Yoongi semakin tinggi agar tusukannya lebih dalam.
" aku sedang berusaha baby.. tenanglah!"
Yoongi menggigit bantal Jimin kuat, memejamkan mata berkabutnya. Ia hanya tidak bisa bertahan lebih lama, meski masih berlanjut 4 jam. Ia tahu Ia lemah dan cepat lelah, tidak segila Park Jimin yang masih semangat memperkuat dorongan pinggulnya.
" Jimin.., kakiku-hh sakit! Akh-akk.."
Jimin memutar lagi tubuh Yoongi hingga kembali terlentang, menggeram merasakan sensasi diremas memutar oleh lubang ketat namjanya.
" maaf sayang.." titah Jimin dengan sorot mata menggelap.
Yoongi membalas pelukan erat Jimin yang memenjarakan tubuhnya. Sebelah lengan Jimin menahan kaki kecil Yoongi agar terus mengangkang. Menghujamkan lagi miliknya dengan tergesa-gesa sebelum Yoongi jatuh pingsan di ranjangnya.
" uuhh! Jimiiinnhhh~ aah.."
Desahan Yoongi membangkitkan gairah Jimin, oh tidak. Ia tak boleh semakin bernafsu lebih dari ini.
Yoongi mendongak, melesakkan kepalanya dalam. Ia terisak menahan gempuran hebat Jimin. Otaknya bingung harus menjawab, apakah sakit atau nikmat. Di sisi lain, Ia tak mungkin tega menghentikan Jimin. Bocah tampan ini membuatnya selalu lemah.
" agh! Sebentar lagi hyungh, saranghae-hh!"
Yoongi hanya bisa pasrah, tubuh mereka menempel erat hingga membuatnya sesak. Tapi Ia justru menarik Jimin supaya lebih menindihnya, karena hal itu membuatnya sedikit lebih tenang.
" NGG! AAKHH..! YOONGI-arrh.. ahh"
" akhh… Jim-minn!" desahnya putus-putus, tenggorokkannya begitu kering karena terlalu lama meneriakkan nama Jmin.
Yoongi memejamkan matanya erat, mendesis lega saat sperma Jimin memenuhinya hingga menetes keluar. Sementara miliknya sendiri pasti mengotori abs Jimin.
" gomawoyo, hah.. Saranghae Yoongi-yah.."
Jimin mengecupi seluruh wajah Yoongi, Ia sangat khawatir melihat wajah kesakitan Yoongi tadi. Apakah Ia terlalu kasar?
" na-doh.., saranghae" sahut Yoongi terbata ketika kesadarannya mulai hilang.
Jimin masih dengan nafas terengahnya setia mengelus surai basah Yoongi. Memeluknya hangat, mengantarkannya menuju alam mimpi.
" jaljayo.. ne sarang"
TBC
N.B : sorry for the typo and give review please, see you next chapter.
Thanks to : GithaAC, Hantu Just In, ranrann, Trb . bangtanboys, zewail licht, Reny246, minyoonlovers, parkminky94, SugaRin2109, XiayuweLiu, Laily591, syub0393, Dessy574, ChimChins, park soohee, imnobody95, Indriswagirl412 (mian kalo kemarin kamu nggak kecantum ya, admin lagi ngantuk hahaha), StarChan27, regina citra ramadani, yoonmintrash, bures, Anonymous.
YATCHAAA! Akhirnya setelah beberapa hari aku bisa update! #hmm..beberapa hari aja kan?#smirk, naikturuninalis.
Cuma…#ngitungpakejari 15 hari mungkin? haha! #digorok readers, ceburin empang
Iyakan Jim?! Cuma 15 ha- #dibakar Jimin
Aku ingin minta maaf atas semua kekecewaan kalian, dari yang tidak saya sebutkan jasa commentnya, tidak saya turuti keinginannya, dan juga yang minta Junhwan moments. Saya tidak bisa karena belum saatnya mereka muncul, ini bukan waktu yang tepat. Dua chapter lagi mungkin kalian akan menemui Junhwan dan kawanannya. yang penasaran itu handycam buat apa, tanya sama pemiliknya*read:Junhoe. at last, happy read and LET'S GET DUMB.
Mini dialogue..
Jm : hyung,, kau baik?
Me : kau yang membuatnya pingsan, bedebah!
Jm : sejak kapan kau di sana author gila?! #nunjuk pojokan kamar
Me : kau apakan gula-ku?! Menyingkir dari sana!
Jimin lempar korek api sampe author mimisan. Author pundung di pojokan, nangis beling.
Jm : kau telah membuatku tidak bisa menyentuh gulaku selama 12 chapter, dan kau menggantungkanku selama berminggu-minggu bocah sial! Tanggung jawab-
Me : kabur diam-diam
Jm : woy jan kabur lo! Kelamaan bikin gua sengsara, harusnya adegan ranjang gua dipanjangin lagi woy! Sampai Yoong-
Tiba-tiba gula terbangun dan mukulin anunya Jimin.
Jm : ampun Yoongi hyung! Jimin gak niat menyiksamu, tapi kaan…
Dan Jimin hanya bisa menangis melindungi anunya.
Sekian.
mian gak bisa balas satu satu, intinya makasih udah review, favs dan follow. review kalian membuatku semnagat sekaligus terbahak jangan kapok yaa.