Cast: Hunhan

Genre: Drama/Romance

Rate: sedikit M

Warn! GS for uke. Typo bertebaran. DLDR!

NO PLAGIARISM - NO BASH!

This is about Hunhan story. If you guys don't like about this story or don't like hunhan just close your tab. Ini sebuah imajinasiku semata, dan aku tidak memaksa kalian untuk tetap membacanya. ^^

.

.

.

.

.

Happy reading^^

.

.

.

.

Chapter 7

"eomma" panggil Luhan pelan

"iya sayang? Apa kau menginginkan sesuatu?" tanya nyonya Oh sembari mencoba berbaring disamping putrinya. Mengelus puncak kepala Luhan dengan sayang.

"Hiks...hiks..." Luhan menangis lagi. Ia tidak menyangka jika keluarganya akan seperti ini. Bukan ini yang ia inginkan. Semenjak 2jam dari kejadian yang lalu, ibunya seperti menahan amarah sekaligus tangis.

"kenapa menangis hm?" Tanya nyonya Oh sambil terus mengelus punggung Luhan yang semakin meringkuk kearah ibunya

"maafkan Lulu , eomma." Lirihnya

"sstt! Eomma sudah memaafkanmu sayang. Berhentilah menangis. Lihat mata cantik ini sudah sangat bengkak" jawabnya nyonya Oh sambil menarik dagu Luhan agar ia bisa melihat wajah anaknya.

"tapi bagaimana dengan hubugan eomma dengan appa? Eomma hanya bercanda kan?" Tanya Luhan sedikit terisak

Nyonya Oh tersenyum, menepuk-nepuk pelah lengan anaknya "Mungkin ini yang terbaik sayang. Kau jangan mengkhawatirkan eomma. Eomma sungguh tidak apa-apa. Yang kau khwatirkan adalah anakmu. Jaga dia, rawat dia. Jangan buat dirimu stress. Dan berhentilah menangis rusa manis" Canda nya

"eomma~~" Rengeknya manja, membuat kekehan keluar dari bibir nyonya Oh.

"Apa ini masih sakit?" Tanya Luhan sembari mengelus pipi ibunya

"Tidak sayang. Kau istirahatlah.. Eomma akan menghangatkan makan malam untuk kita" kata nyonya Oh sambil mendudukkan diri dan mengecup kening luhan.

.

.

.

.

.

Seminggu berlalu, nyonya Oh masih menetap di China sedangkan tuan Oh sudah kembali ke Korea. Hubungan nyonya Oh dengan suaminya masih belum membaik. Tuan Oh yang masih sibuk mengurusi perusahaannya. Dan nyonya Oh yang masih mengurusi putri cantiknya.

Lihatlah sekarang, nyonya Oh sedang menikmati semilir angin sore bersama dengan Luhan. Mereka asik bercerita sambil sesekali menyesap coklat hangat sambil duduk dikursi taman halaman samping rumah mereka.

"hahaha, eomma.. aku tidak secentil itu" sahut Luhan dengan muka memerah menahan malu dengan cerita masa kecilnya.

"kau iya sayang. Kemana Kris pergi, kau selalu mengekorinya. Kadang kris sampai ingin menangis karena tidak ingin kau terus menerus mengikutinya." Terlihat senyuman diwajah nyonya Oh, mengingat masa kecil anaknya.

"kau bahkan selalu menciumi wajah Kris ketika ia sedang tidur di rumah kita." Ucapnya lagi mengelus rambut Luhan

"ah~~eomma~~" rengek Luhan malu.

"karena dulu aku menganggap Kris adalah pangeranku, eomma. Tapi ternyata semakin remaja aku menyadari kalau rasa sayangku ke Kris hanya sebatas rasa sayang seorang adik dan sahabat saja. Aku jadi merindukannya"

"Eomma juga merindukan sahabat kecilmu bersama Yixing itu. Dia dan istrinya sudah bahagia di Kanada. Dan pangeran hati putriku ini sekarang sesosok pria yg berada di korea" canda eommanya

"aku merindukannya" lirih Luhan sambil menyandarkan kepala dipundak eommanya. Nyonya Oh merangkul pundak Luhan.

"Mau eomma hubungi?"

"Jangan eomma"

"Tidak apa-apa. Eomma yang berbicara. Kau cukup mendengarkan suaranya. Eomma rasa, anakmu juga merindukan appanya" Luhan menegakkan tubuhnya menghadap eommanya yang sedang mencoba menghubungi Sehun.

"Hallo..sayang" ucap nyonya Oh pertama kali, ketika Sehun telah mengangkat telpon darinya

"Iya, eomma"

"Sehunie..."ucap Luhan pelan yang hanya terdengar oleh eommanya. Nyonya Oh yang mendengarnya menatap Luhan dengan senyuman.

"Apa kabar sayang?"

"Aku baik-baik saja eomma. Bagaimana dengan eomma dan...Luhan?" Kata Sehun dengan sedikit memberi jeda,

"Eomma baik, Luhan sedang sakit Hun-ah" Luhan meremas tangan nyonya Oh mengingatkan eommanya untuk tidak berbicara yang lain-lain.

"Benarkah? Sakit apa eomma? Apa Luhan sudah dibawa ke Dokter?" Nyonya Oh hanya tersenyum mendengar suara Sehun sarat akan kekhawatiran

"Tenang sayang. Kau tidak perlu khawatir. Luhan sudah diperiksa oleh dokter. Dia hanya sedikit mual saja"

"Aku ingin ke China eomma. Aku merindukannya" Luhan semakin murung mendengar lirihan Sehun.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"

"Aku bisa cuti eomma"

"Lalu bagaimana dengan Irene? Dengan pernikahan kalian?"

"Aku tidak mencintainya eomma. Eomma pun tahu itu. Aku hanya mencintai putrimu." Suara sehun terdengar sedikit bergetar "Aku benar-benar mencintai putrimu eomma. Aku ingin terlepas dari ini semua. Aku.. aku ingin meninggalkan Korea. Melanjutkan hidupku dengan Luhan dengan bahagia" lanjutnya

"Hiksss..." Luhan mulai terisak mendengar penuturan Sehun

"Lu..Kaukah itu? eomma, kau bersama dengan Lulu ku?" Tanya Sehun tidak sabar. Nyonya Oh tidak menjawab pertanyaan Sehun, lebih memberikan ponselnya kepada Luhan. Karena ia tau putrinya sudah mati-matian menahan rindunya kepada Sehun.

"Sehunie..hiks..." ucap Luhan tanpa menghentikan isakannya

"Oh astaga sayang. Aku begitu merindukanmu sayang..sampai disini rasanya sakit sekali" kata Sehun meremas dadanya.

"A..aku juga Hunie..hiksss"

"Jangan menangis sayang. Maafkan aku..telah bersikap seperti itu. Aku punya alasannya sayang."

"Aku percaya padamu Hunie. Maafkan aku juga. Aku mencintaimu"

"Aku lebih mencintaimu sayang. Tunggulah..sebentar lagi kita akan bertemu. Dan menceritakan semuanya kepadamu"

"Aku mencitaimu Oh Luhan"

"Aku juga Hunie"

Setelah memutuskan sambungan telpon, Luhan pun mengembalikan ponsel eommanya. Memegangi mukanya yang memerah karena perasaan malu. Nyonya Oh terkekeh melihat putrinya.

"Bagaimana?" Tanya Nyonya Oh

"terimakasih eomma" jawab Luhan tulus sambil memeluk eommanya.

"Eomma harap Sehun segera menemuimu dan mengetahui kalau ia akan menjadi seorang ayah"

"Tapi aku takut eomma. Takut jika Sehun tidak menerima anak ini seperti appa" wajah Luhan terlihat sedih kembali.

"Tidak akan, sayang. Eomma yakin, Sehun akan bahagia mendengar berita ini"

"Iya, semoga eomma"

.

.

.

.

.

"Kau kenapa senyum-senyum seperti itu? Apa Irene yang membuatmu seperti ini?" Sehun hanya menatap Jongin dengan tajam.

"Jangan membicarakan wanita itu. Aku muak mendenagar namanya"

"Jangan dengarkan kkamjong, Hun" kata Kyungsoo sambil menyeruput jus mangganya. Jongin mengerucutkan bibirnya mendengar kekasihnya memanggilnya dengan sebutan kkamjong.

"Kau tidak pantas mengerucutkan bibirmu seperti itu Jongin ! Terlihat menyeramkan" Kyungsoo tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Sehun.

"Yak!" teriak Jongin tidak terima

"Aku akan menemui Luhan" perkataan Sehun membuat Jongin dan Kyungsoo langsung terdiam dan menatapnya.

"Kemarin aku berbicara melalui telpon dengannya. Aku sangat bahagia sekali mengetahui ia berbicara kepadaku. Mengatakan jika ia masih merindukanku,mencintaiku" terlihat binar bahagia diwajah Sehun. Membuat Jongin maupun Kyungsoo ikut tersenyum.

"Bagaimana keadaan Lulu?" tanya Kyungsoo

"Kata eomma, ia sakit. Merasa mual. Tapi ia sudah diperiksa oleh dokter"

"Oh syukurlah.." ucap Jongin dan Kyungsoo bersama.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu? Liburpun masih sangat lama Hun, kau tak mungkin menunggu masa liburan kan?" Tanya Jongin lagi

"Aku akan cuti"

"Bagaimana dengan..em.."

"dari awal aku tidak mencintainya, Kyung. Aku akan meninggalkannya. Terserah dia akan menikah dengan siapa saja. Yang terpenting bukan denganku. Aku akan memulai hidup dengan Luhan"

"Ayahmu?" Tanya Kyungsoo lagi

"dialah satu-satunya orang yang membuatku seperti ini. Aku akan meninggalkannya. Tidak peduli dengan fasilitas yang telah kudapatkan. Aku akan kembalikan. Yang terpenting aku bisa bersama dengan Luhan." Jelas Sehun penuh dengan keyakinan.

"Aku mendukungmu, Hun !" ujar Jongin menepuk pundak sahabatnya

"Aku juga mendukungmu Hun. Bahagiakanlah sahabatku, jangan pernah sakiti dia lagi" kata Kyungsoo tersenyum melihat Sehun yang terlihat yakin dengan apa yang akan dilakukan.

"terimakasih. Kalian memang sahabatku" Balas Sehun tulus

.

.

.

.

.

TBC

AN : Huweeee T_T maafkan aku lama update, dan chapter ini sangat pendek. Maaf maaf...

Aku inginnya cepet update, tapi real life ku sedang berliku-liku (?) T_T

Jadi readers tersayangku mohong pengertiannya yah..hiks...sumpah real life ku ga semulus ff, ff ada yang hurt-angst. Nah real life ku lebih dari itu semua T_T

Tapi aku bakal tetep lanjutin ff ini kok..tapi gabisa fast update. Ada yang masih minat baca? Ada yang masih inget sama ff ini? Aku kangen readerssss semuaaa huhuuu T_T

Maaf kalo ada typo(s), soalnya ini ngetiknya langsung diupdate aja tanpa ngecek dulu heheehe. Love you all...

Mind to review?