Chapter 6

KyuMin Fanfiction

A Romantic Story About Sungmin

(Remake dari novel 'A Romantic Story About Serena' karya Santhy Agatha)

.

.

Maincast:

Cho Kyuhyun

Lee Sungmin

.

.

Rate : M

.

.

Warning : DLDR, Genderswitch, Mature Content, Sex Activity

.

.

AUTHOR POV

Jam dua pagi, ketika Kyuhyun terbangun dan menyadari ada tubuh hangat dalam pelukannya. Sungmin berbaring meringkuk di dadanya, tubuhnya begitu mungil hingga Kyuhyun merasa bisa meremukkannya dalam sekejap kalau dia mau.

Kadang kala karena Sungmin begitu mungilnya jika dibandingkan dengan tubuhnya yang tinggi besar, Kyuhyun seperti merasa sedang melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur.

Tanpa sadar tangan Kyuhyun mengelus punggung polos Sungmin, dan dalam tidurnya, Sungmin bergumam tidak jelas, lalu meringkuk makin rapat ke dada Kyuhyun.

Tidak! Mungkin ukuran tubuhnya seperti anak-anak, tapi tubuhnya benar-benar tubuh wanita dewasa. Kyuhyun tidak pernah merasa begitu bergairah sekaligus begitu terpuaskan selain dengan Sungmin. Tubuh mungil itu telah memberikan kepuasan yang sangat dalam bagi Kyuhyun.

"Aku mungkin tak akan pernah melepaskanmu" guman Kyuhyun di kegelapan, "kau milikku Sungmin"

Seolah mendengar ancaman Kyuhyun di alam bawah sadarnya, alis Sungmin berkerut dan menggumam tak jelas.

Kyuhyun tertawa geli melihatnya, lalu dikecupnya dahi Sungmin dengan lembut. Anak kecil ini benar-benar tidak terduga, tidak disangka dia akan menyerah di pelukan gadis seperti ini.

"Dong..hae"

Kyuhyun langsung menoleh secepat kilat ke arah Sungmin. Apa? Tadi gadis itu bilang apa?

"Donghae", kali ini gumaman Sungmin terdengar lebih jelas. Bahkan Kyuhyun melihat ada air mata di sudut matanya.

Rahang Kyuhyun menegang karena marah, siapa lelaki yang disebut Sungmin itu? Kenapa dia tidak pernah mendengarnya? Dia sudah menyelidiki Sungmin bukan? Selama ini Sungmin tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, dia bahkan masih perawan.

Dengan gusar Kyuhyun menghapus air mata di sudut mata Sungmin, lalu mengguncang tubuh Sungmin pelan. Dan mata lebar yang polos itu terbuka menatap Kyuhyun dengan bingung karena dibangunkan tiba-tiba

"Berani-beraninya kau!" desis Kyuhyun dengan tatapan membara, "Berani-beraninya kau menyebut nama lelaki lain dan menangis untuknya di atas ranjangku!"

Sungmin benar-benar tidak siap ketika Kyuhyun menyerangnya dengan cumbuan yang sangat hangat dan menggelora. Kali ini Kyuhyun berbeda dengan biasanya,dia seperti..seperti membara, seolah olah tidak ditahan-tahan lagi, ada apa? Ada apa sebenarnya?

Tapi Sungmin sudah tidak dapat berpikir lagi karena Kyuhyun sudah menenggelamkan kesadarannya dengan cumbuan dan belaian jemarinya yang sangat ahli. Sungguh nikmat...dan Sungmin akhirnya menyerah dalam pelukan Kyuhyun.

~O~

Sungmin terbangun sendirian di ranjang itu. Kyuhyun sudah tidak ada. Yah lelaki itu mungkin sudah pergi pagi-pagi sekali kembali kerumahnya sebelum berangkat ke kantor. Dia kan punya rumah, tidak mungkin kan dia terus-terusan berada di apartement ini?

Tapi entah mengapa Sungmin merasa ada yang kosong, setelah beberapa kali dia terbangun dengan Kyuhyun di sisinya, entah kenapa ada yang kurang saat dia terbangun sendirian sekarang.

Bodoh! Apa yang kau pikirkan Sungmin? Kau hanyalah wanita simpanannya, yang dibelinya untuk memuaskan nafsunya! Jangan pernah berpikir macam-macam. Lagipula masih ada Donghae yang harus kau cemaskan.

Sambil membungkus tubuhnya dengan seprai, Sungmin melangkah ke kamar mandi, tubuhnya terasa agak nyeri, karena entah kenapa pagi tadi Kyuhyun bercinta seolah-olah kesetanan dan tidak menahana-nahan diri.

Ketika mengaca dan menurunkan selimutnya Sungmin mengernyit.

Dari leher, buah dada sampai perutnya, semuanya penuh dengan bekas ciuman Kyuhyun. Lelaki itu seolah sengaja meninggalkan jejak di mana-mana. Warnanya merah di sekujur tubuh Sungmin, dan Sungmin yakin tak lama lagi akan berubah menjadi ungu.

Dasar Kyuhyun! Siapapun yang melihat akan tahu kalau ini bekas ciuman, di bagian dada bisa dia sembunyikan, tapi yang di leher?

Sungmin belum pernah mendapatkan bekas ciuman seperti ini di tubuhnya sebelumnya.

Percintaannya dengan Donghae selalu sopan dan tidak pernah sepanas itu sehingga Donghae bisa meninggalkan bekas-bekas ciuman di kulitnya. Tapi Sungmin tahu bekas ciuman seperti ini butuh beberapa hari untuk hilang.

'Dasar Kyuhyun bodoh!' Gerutunya sambil mencari cari turtle neck yang dapat menutupi tubuhnya sampai ke leher lalu memadankannya dengan blazer, Sungmin hanya menyapukan bedak tipis ke mukanya, lalu segera melangkah keluar, jangan sampai dia terlambat ke kantor lagi.

Ketika berdiri di tepi jalan menanti kendaraan umum, Sungmin merasakan sengatan sakit yang tiba-tiba di kepalanya.

Aish! Di saat seperti ini migrainnya kambuh. Tapi tentu saja hal itu terjadi, dia belum sarapan, dan dia kurang tidur gara-gara Kyuhyun hampir tidak pernah membiarkan tidur nyenyak tiap malam.

Dengan memaksakan diri Sungmin naik ke dalam bus menuju kantornya.

"Wajahmu pucat sekali", salah seorang temannya memandang Sungmin dengan cemas ketika Sungmin mendudukkan diri di kursinya. Tadi dia hampir terlambat dan setengah berlari ke mesin absen.

Sungmin memegang pipinya, memang terasa agak panas, apakah dia demam? Dan kepalanya juga pusing sekali. Tapi tetap dipaksakannya tersenyum, "Ehm, gwenchana, mungkin karena belum sarapan, nanti setelah minum teh hangat pasti agak baikan."

Tapi ternyata tidak, rasa pusing itu makin menusuk nusuk di kepalanya terasa nyeri,bahkan untuk menolehkan kepalanya saja terasa sangat sakit, badannya juga sama saja, rasanya nyeri di sekujur tubuh seperti habis dipukuli. Sungmin bertahan dengan tidak bergerak di kursinya, tapi rasa sakitnya makin tak tertahankan,

"Sungmin coba kesini sebentar, lihat draft pemasaran ini bagaimana menurutmu?", salah seorang rekannya memanggilnya.

Dengan mengernyit Sungmin mencoba berdiri, tubuhnya limbung sejenak, tapi dia berdiri dan bertahan sambil berpegangan di tepi meja.

Lalu setelah menarik napas dalam-dalam, dia melangkahkan kaki ke meja rekannya. Tapi tiba-tiba rasa nyeri tak tertahankan menyerang kepalanya dan semuanya menjadi gelap.

~O~

"Pingsan?!"

Kyuhyun setengah berteriak kepada Changmin yang menyampaikan kabar itu padanya, "Kapan?! Dimana?!", Kyuhyun mulai berdiri dari balik meja besarnya.

Changmin hanya duduk santai di sofa kulit hitam di ruangan kantor Kyuhyun, "Tadi dalam perjalanan ke sini aku kan mengambil arsip di sebelah klinik, ada keributan di luar, gadis itu sedang digendong salah seorang rekannya ke klinik dan di antar beberapa rekannya yang lain juga, dalam kondisi pingsan, dia pucat sekali seperti kelelahan", tambah Changmin penuh arti.

"Digendong?", kali ini wajah Kyuhyun menegang karena marah, "laki-laki?"

Changmin tiba-tiba saja tidak bisa menahan tawanya, "Simpananmu pingsan dan kau meributkan siapa yang menggendongnya?"

Tawa Changmin kembali terdengar tak peduli pada wajah Kyuhyun yang marah,"Tentu saja laki-laki, mana mungkin perempuan?"

Kyuhyun mendengus marah dan hendak melangkah keluar ruangan, tapi Changmin berdiri dan menahannya, "Kau pikir kau mau kemana Kyuhyun?"

Kyuhyun menatap tangan Changmin yang menahan lengannya dengan marah, "Tentu saja melihat Sungmin!"

"Dan membuat kehebohan di luar? Seorang CEO perusahaan yang jarang terlihat saking sibuknya, yang bahkan untuk berkonsultasi dengannya harus melalui perjanjian temu yang sulit, tiba-tiba saja turun menjenguk seorang staff biasa? Ku ulangi, seorang staff biasa, yang tidak ada hubungan apapun dengannya"

Changmin menatap Kyuhyun tajam, "dan bahkan dengan wajah pucat pasi lebih pucat dari yang pingsan kalau boleh kutambahkan", Changmin mulai terkekeh geli.

Kyuhyun melotot marah padanya, tapi kemudian menarik napas dan tersenyum skeptis, "Kau benar, aku tak bisa", dengan pelan dia melangkah dan duduk di sofa.

Changmin menuangkan minuman untuknya dari meja bar kecil dan memberikan kepada Kyuhyun yang langsung menyesapnya.

"Kau tak pernah begitu sebelumnya Kyuhyun, dan tak kusangka kau sebegitu perhatiannya kepada gadis kecil ini, kukira kau hanya menganggapnya tubuh yang sudah kau beli?"

Kyuhyun meletakkan gelasnya, lalu menatap tajam Changmin

"Dan tubuh yang kau katakan itu yang sekarang terbaring pingsan."

Changmin tersenyum dan duduk di sebelah Kyuhyun, "Kemarin aku baru saja bilang kalau gadis itu membuatmu lelah dan tidak berkonsentrasi, ternyata kau berbuat lebih parah padanya", Changmin tak dapat menahan diri untuk tersenyum lebar, "Kau apakan saja gadis kecil itu Kyuhyun?"

Kyuhyun mengacak rambutnya bingung, "Aku juga tidak menyangka bisa jadi begitu terobsesi kepadanya, kau tahu..rasanya tidak ingin berhenti, aku ingin terus menerus menyentuhnya, ingin terus menerus merasakannya..jadi tiap malam aku-aku.."

"Kau bermaksud bilang tiap malam kau hampir tidak pernah membiarkannya tidur?", kali ini alis Changmin berkerut.

Kyuhyun menghindari tatapan Changmin, "Aku baru beberapa hari bersamanya, aku masih belum merasa puas", gumamnya tak jelas.

Changmin menarik napas dalam, "Kyuhyun, aku tahu kau terbiasa dengan wanita dewasa yang berpengalaman, yang mungkin akan melayani marathon seksmu dengan senang hati kalau kau mau. Tapi ini, seorang perawan, seorang gadis kecil tak berpengalaman, seharusnya kau lebih menahan dirimu."

"Aku tahu!", Kyuhyun menyela dengan keras, frustasi kepada dirinya sendiri, "tapi...ah, kau tidak tahu rasanya Changmin-ah..."

"Betul aku tidak tahu, karena itulah aku tidak mengerti, kalau memang nafsumu sebegitu besarnya, kenapa kau tidak mencari wanita lain sebagai pelampiasan? Wanita lain yang lebih bisa mengimbangimu? Jadi kau tetap bisa menjaga kondisi tubuh gadis itu, tubuh yang kau beli seharga 300 juta", Changmin mengingatkannya.

"Ah ya..ya, bisakah kau jangan menyebutnya sebagai 'gadis itu' atau 'tubuh itu'? Dia punya nama Changmin, namanya Sungmin."

"Baiklah, Sungmin ini, kalau kau tidak mau menyakitinya, seharusnya kau mencari wanita lain untuk mengimbangimu."

Kyuhyun mengernyit, wanita lain? Sepertinya itu ide yang bagus, kalau hasratnya membuat tubuh Sungmin lemah, dia seharusnya menyalurkannya kepada wanita lain, tapi. Kyuhyun tidak bisa membayangkan wanita manapun, dia mau Sungmin, hanya Sungmin yang membuat tubuhnya berhasrat sampai seperti ini.

"Tidak bisa kalau bukan dia Changmin, kau tahu aku bukan maniak seks, bercinta selama ini menjadi kebutuhan nomor duaku, bahkan aku selalu mementingkan pekerjaan dibandingkan janji temuku dengan wanita-wanita itu, tapi Sungmin... Dia, seperti ada magnet dalam tubuhnya yang mengubahku menjadi seperti ini"

Changmin menarik napas, "Kalau begitu, kau harus belajar menahan diri Kyuhyun dan lebih peka, kalau dia terlihat lelah, jangan memaksakan kehendakmu."

~O~

"Apa yang kau lakukan padanya?", gumam dokter Kibum, janda berusia 33 tahun yang cantik, yang kebetulan adalah sahabat Kyuhyun juga. Ketika melihat Kyuhyun masuk ke ruangan klinik itu, suasana sudah sepi dan dokter Kibum sudah mengusir rekan-rekan kerja Sungmin dari klinik itu.

Kyuhyun mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Kibum, "Kenapa kau langsung menuduhku seperti itu?", gumamnya pura-pura tersinggung.

Kibum melirik ke arah Sungmin yang tertidur pulas, tadi Sungmin sempat bangun dan Kibum sengaja memberinya obat yang membuatnya mengantuk agar gadis itu bisa beristirahat.

"Seorang staff rendahan pingsan dan beberapa waktu kemudian sang CEO perusahaan yang tidak pernah menginjakkan kakinya di klinik ini tiba-tiba datang? Kau pikir ini kebetulan?"

Kyuhyun tersenyum miring, "Setidaknya kecerdasanmu tidak berubah Kibum-ah"

Kibum terkekeh pelan, "Tentu saja aku sama sekali tidak menduga kalau gadis itu ada hubungannya denganmu, waktu memeriksa tubuhnya aku melihat bekas-bekas ciuman dari leher sampai ke perut, lalu aku berfikir, lelaki brengsek mana yang membiarkannya sampai pingsan kelelahan begitu"

Kibum mengangkat alisnya, "Dan tiba-tiba saja lelaki brengsek itu muncul."

Kyuhyun mengerutkan alisnya lalu terkekeh, "Sayangnya kata-kata tajammu juga tidak berubah, yah aku memang lelaki brengsek itu", Kyuhyun mengangkat bahu, lalu menatap ke arah Sungmin yang terbaring pucat di ranjang klinik itu, "bagaimana kondisinya?", wajahnya berubah serius.

Kibum menarik napas, "Aku tak mau bertanya apapun itu kehidupan pribadimu", Kibum menatap tajam ke arah Kyuhyun,"gadis itu kelelahan, kurang tidur dan tekanan darahnya rendah sekali, kondisi tubuhnya lemah dan karena itu dia demam, sepertinya gejala flu."

Kyuhyun mengernyitkan allisnya, menerima tatapan tajam Kibum.

"Baik, baik semua salahku. Changmin sudah mengatakannya padaku, sekarang bisakah kau meninggalkan kami sendirian sebentar?"

Kibum melirik ke arah pintu, "Changmin ada di luar? Bagaimana jika nanti ada karyawan yang kebetulan ke klinik?"

"Itulah gunanya Changmin di luar, tapi kalau sampai terjadipun aku akan bilang kalau aku sedang mencarimu meminta resep."

Kibum mengangguk, "Aku akan bergabung dengan Changmin di luar, jangan berbuat macam-macam ya!"

Kyuhyun tersenyum mendengar ancaman Kibum. Wanita itu adalah istri dari sahabatnya, dan merekapun akhirnya bersahabat. Sayangnya suami Kibum—Choi Siwon meninggal dalam kecelakaan tragis beberapa tahun lalu, sejak itu Kibum membentengi diri dengan mulut tajam dan sifatnya yang ketus, padahal sebenarnya dia adalah wanita penyayang, sikap ketusnya itu tidak mempan pada Kyuhyun dan Changmin, Kyuhyun melirik keluar, seandainya saja Kibum bisa melirik Changmin, bagus sekali kalau sahabat-sahabatnya itu bersatu.

Dengan langkah pelan Kyuhyun melangkah ke tepi ranjang berdiri di samping Sungmin yang tertidur pulas, Benar, wajahnya pucat sekali, kenapa Kyuhyun tidak menyadarinya dari semalam?

Tangan Kyuhyun menyentuh dahi Sungmin, gadis ini demam. Badannya panas sekali.

"Jadi kau ingin mengantar pulang Sungmin?", Kibum tiba-tiba bersuara di pintu dengan agak keras, sengaja memberi peringatan kepada Kyuhyun.

Kyuhyun langsung menjauh dan berdiri di depan meja kerja Kibum. Pintu terbuka dan salah seorang laki-laki, rekan kerja Sungmin tapi Kyuhyun lupa namanya, masuk membawa tas Sungmin yang tertinggal di ruangannya, disusul oleh Kibum dan Changmin di belakangnya.

Rekan kerja Sungmin itu tampak sangat kaget mengetahui Kyuhyun, CEO perusahaan yang hanya pernah dia lihat dari foto, sekarang berdiri langsung di depannya, wajahnya langsung pucat pasi.

"A-anda..", lelaki itu bahkan tak sanggup berkata-kata karena kagetnya, Kyuhyun menatap sekilas seolah tak peduli, "Ya, Saya memang benar Cho Kyuhyun", dipasangnya ekspresi paling dingin.

"Saya ada urusan dengan dokter Kibum, tapi silahkan selesaikan urusan anda dulu, saya bisa menunggu."

"Key hanya ingin menjemput rekannya yang pingsan dan mengantarkannya pulang Kyuhyun", Changmin menyela di belakang Kibum tapi matanya menatap Kyuhyun penuh peringatan.

'Pulang?' Kyuhyun mengernyit, tapi Sungmin kan sekarang tinggal di apartement mewah yang dia belikan, tidak mungkin dia membiarkan Key mengantar Sungmin pulang!

"Sa-saya hanya sebentar, saya akan mengangkat Sungmin dan mengantar pulang, kebetulan saya ada janji temu dengan kilen di dekat flatnya jadi sekalian, mohon maaf, silahkan dokter jika ada urusan dengan Tuan Cho Kyuhyun."

Key cepat-cepat membalikkan tubuh tak tahan menghadapi tatapan tajam Kyuhyun, memang benar gosip yang beredar, Tuan Cho Kyuhyun CEO mereka ini terkenal sangat dingin dan tidak berperasaan, bahkan aslinya lebih menakutkan, wajahnya sangat rupawan tapi aura membunuh disekelilingnya sangat kental.

Kyuhyun masih terpaku di situ, 'flatnya? Si bodoh ini pasti masih mengira Sungmin masih tinggal di flatnya yang lama. Dan apa yang dilakukan lelaki itu? Dia menyentuh tubuh Sungmin?!'

Kyuhyun hampir menyeberangi ruangan untuk menepiskan tangan Key yang mencoba menggendong Sungmin ketika Suara Kibum menyela dengan cepat, menyadari gawatnya situasi yang terjadi.

"Jangan Key-ssi!", perintahnya membuat Key meletakkan tubuh Sungmin kembali dan menatap Kibum penuh tanda tanya, "aku memberi obat tidur untuknya supaya dia bisa beristirahat, kalau kau pulangkan dia ke flatnya dalam kondisi seperti itu, siapa yang akan menjaganya nanti? Lebih baik biarkan dia beristirahat dan tidur di sini dulu"

Key menyadari kebenaran perkataan dokter Kibum dan cepat-cepat menyetujuinya. Lagipula dia ingin cepat-cepat keluar dari ruangan ini. Sang CEO hanya berdiri membatu di sudut ruangan tapi tatapan matanya mengerikan, seperti akan membunuhnya dengan tangan kosong! Ah, mungkin dia hanya sedang tidak enak badan, Key berusaha menenangkan dirinya, lalu mengangguk.

"Baiklah saya akan meninggalkannya dulu, nanti kalau dia sadar saya akan menjemputnya lagi" gumamnya sambil meletakkan tas Sungmin di kursi dan hampir melonjak kaget ketika Kyuhyun berseru dalam bahasa Jerman yang tidak dimengertinya.

Kibum agak menahan senyum karena dia tahu arti kata-kata Kyuhyun, 'Langkahi dulu mayatku', itu artinya.

"Tidak usah Key, biar aku yang mengantarnya sekalian pulang nanti"

Key mengangguk, sebenarnya dia ingin membantah, dia ingin mengantar Sungmin, sebenarnya sejak dulu dia sudah suka pada Sungmin tetapi belum berani mengungkapkannya karena Sungmin terlihat begitu tertutup, kejadian ini dianggapnya sebagai kesempatan mendekati Sungmin, tapi mengingat aura tak nyaman di ruangan ini, Key memutuskan menyerah, mungkin lain kali, putusnya. Lalu melangkah ke luar setelah mengangguk pada semuanya, tak bisa menahan untuk mempercepat langkahnya keluar dari situ.

"Aku yang akan membawanya pulang", Kyuhyun bergumam memecah keheningan.

"Kau ada rapat satu jam lagi Kyuhyun", sela Changmin tajam.

"Batalkan, mereka akan menyesuaikan jadwalnya denganku"

Kibum dan Changmin hanya bisa berpandangan, lalu mengangkat bahu.

~O~

Ketika Sungmin membuka mata dia sudah ada di ranjangnya, mengenakan salah satu piyama milik Kyuhyun, lelaki itu sedang duduk di ranjang di sebelahnya, bersila dengan menghadap notebooknya, wajahnya serius sekali. Sungmin merasa pusingnya sudah hilang, tapi rasa nyeri di tubuhnya belum hilang juga, sepertinya dia masih demam.

Seolah merasakan gerakan Sungmin, Kyuhyun menoleh, dan tersenyum.

"Tadi aku mencari piyama untukmu, ternyata kau tak punya piyama ataupun gaun tidur ya? Aku tidak tahu sebelumnya karena aku selalu menelanjangimu sebelum tidur"

Wajah Sungmin memerah, bisa bisanya Kyuhyun memilih kata-kata itu sebagai kalimat sapaan pembukanya.

"Kenapa aku tiba-tiba sudah di rumah? Jam berapa ini?"

Kyuhyun mengangkat alisnya, "Kau tidak tahu? Tadi pagi kau pingsan lalu dokter Kibum menyuntikmu dengan obat yang membuatmu tidur, tapi aku harus mengajukan komplain karena sepertinya dosisnya terlalu besar, kau tertidur hampir sepuluh jam. Sekarang sudah jam delapan malam"

Sungmin terperangah, "Jam delapan malam?"

Kyuhyun tersenyum, "Besok-besok kalau kau merasa tidak enak badan jangan memaksakan diri untuk masuk, kau sangat merepotkanku, aku terpaksa pulang setengah hari untuk menjagamu"

Wajah Sungmin memucat, dia telah mengganggu kesibukan Kyuhyun. Padahal lelaki itu punya jadwal yang sangat padat dan terpaksa meninggalkannya hanya gara-gara dia pingsan.

" Jo-joesonghabnida", suara Sungmin terdengar lemah, penuh penyesalan. Kyuhyun menoleh mendengar nada suara Sungmin, lalu menutup notebooknya dan meletakkannya di meja samping ranjang.

"Aku tidak memarahimu, lagipula sudah lama aku tidak mengambil cuti", dengan lembut Kyuhyun meletakkan tangannya di dahi Sungmin, "sudah mendingan, tadi kau panas sekali tahu, aku sampai mengkompresmu dengan air es"

Sungmin memejamkan matanya merasakan tangan Kyuhyun yang sejuk di dahinya, kenapa lelaki ini begitu lembut dan penuh perhatian? Sudah lama sekali rasanya sejak ada yang memperhatikan dirinya. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Sungmin selalu berjuang sendirian, tidak pernah sama sekali mengijinkan dirinya menjadi lemah. Sekarang, perhatian yang begitu lembut dari Kyuhyun entah kenapa membuat dadanya sesak.

"Kau sudah bisa minum obatnya? Dokter Kibum membawakan obat untuk kau minum, tunggu sebentar", Kyuhyun bangkit dari ranjang dan melangkah keluar kamar, tak lama kemudian dia kembali membawa nampan, meletakkannya di meja samping ranjang dan membantu Sungmin duduk.

"Kau harus makan dulu sebelum minum obat", Aroma kuah yang sangat menggoda itu benar benar membuat air liur menetes, Sungmin menoleh ke atas nampan yang diletakkan di pangkuannya, semangkuk sup daging yang masih panas dengan aroma yang sangat enak.

"Itu bukan bubur ayam, jadi kuharap kau tidak memuntahkannya", ada nada geli dalam suara Kyuhyun, Mau tak mau Sungmin tersenyum karena ternyata Kyuhyun masih teringat percakapan mereka kemarin.

Dengan pelan dia berusaha mengangkat sendok sup itu, tapi Kyuhyun menahannya, "Aku suapi", gumamnya sambil mengambil sendok itu.

Wajah Sungmin memerah canggung, tapi ketika Kyuhyun mengarahkan sendok itu ke mulutnya ahkirnya dia membuka mulutnya pelan. Dengan tenang Kyuhyun menyuapi Sungmin, setelah selesai dia meletakkan mangkuk kosong itu ke sebelah ranjang,

"Ada yang menempel di bibirmu", tanpa disangka Kyuhyun mendekatkan wajahnya, lalu menjilat sudut bibir Sungmin dengan lembut, "sekarang sudah bersih", Kyuhyun terkekeh melihat wajah Sungmin yang merah padam.

"Te-terimakasih" gumam Sungmin terbata-bata.

Tiba-tiba saja Kyuhyun meraih pundak Sungmin dan menciumnya, ciuman yang sangat dalam dan membakar, seolah-olah ingin melumat bibir Sungmin sampai habis, lama sekali Kyuhyun mencium Sungmin, sampai napas mereka berdua terengah-engah ketika Kyuhyun melepaskan ciumannya, "Sama-sama", gumam Kyuhyun dengan parau kemudian, "kalau begitu minum obatmu, setelah itu kau harus tidur lagi."

Dengan patuh Sungmin berbaring lagi di ranjang dan membiarkan Kyuhyun menyelimutinya. Lelaki itu lalu duduk di ranjang di samping Sungmin dan menyalakan notebooknya lagi, lalu mulai tenggelam dalam pekerjaannya.

Sungmin termenung agak lama, Kyuhyun tidak menyentuhnya malam ini, tetapi lelaki ini tetap bermalam di apartement ini untuk merawatnya. Ternyata di balik sikap kejam dan arogannya, Masih ada sisi baik di jiwanya. Dengan pemikiran seperti itu, Sungmin kembali tertidur lelap.

.

.

TBC/END?