Troublemaker

.

.

Cho Kyuhyun, Kim Kibum

.

Kibum is mine. Lullaby Dik too

.

Awalnya, Mr Kim Kibum—Bryan Trevor Kim adalah Tuan Normal yang memiliki istri cantik dan anak yang lucu. Lalu semuanya berubah sejak kedatangan si pembuat onar dalam hidupnya.

.

Yaoi, Yuri dan Straigth. Paket lengkap dalam satu cerita. Gak suka, gak usah baca.

.

Mimijit pelipisnya. Pria paruh baya itu menatap tak percaya surat di tangannya. Istri cantiknya, memilih memijit pundak suaminya, mencoba menenangkannya. "Tenanglah sayang!"—ini bukan perintah, melainkan pujukan. Istrinya terlalu takut jika sang suami akan meledak seperti sebelum sebelumnya.

Lagi.

Dan lagi.

Tapi pria paruh baya—Cho Yunho yang masih betah membaca tiap line surat dari sekolah si bungsu Cho, padahal ia sudah hapal dengan jelas surat yang selalu berada di tangannya. Dia menggeram—marah. Matanya elangnya kini menatap tajam pada si bungsu yang berlutut di kakinya dengan topi yang hamper menutupi sebagian wajahnya.

"CHO KYUHYUN!" teriak Yunho kalap. Mengepalkan kertas di tangannya dan melemparnya ke kepala sang anak.

"ASTAGA ASTAGA!" Kali ini istrinya—Cho Jaejoong menahan tangan Yunho agar tidak kilaf memukul anak kesayangannya. Sedikit kaget dengan teriakan Yunho tiba tiba. Ini serangan mendadak, dia hampir saja kena serangan jantung. "Sayang, kecilkan suaramu!" dia merengek.

"Masuk kamar jika kau tak ingin mendengarku berteriak!" Percayalah, Yunho itu pria yang paling menyayangi istrinya. Ia masih berusaha memberi pengertian bahwa ia akan berteriak lagi untuk seharian ini. Anaknya perlu diberi nasihat dengan suara keras.

"Lalu membiarkan kau membunuh my little Cho?" Jaejoong menatap tajam suaminya. Ia ikut duduk bersimpuh di samping anaknya. "Maafkanlah dia, bear!"

"Manjakanlah dia terus boo! Dia akan terus membuat masalah." Yunho tak bisa menahan amarahnya. Ia menunjuk nunjuk kepala Kyuhyun yang masih tertunduk.

"BEAR!" teriak Jaejoong. Dia sudah hampir menangis.

"Ya! Mama! Kau membuat telingaku sakit" Kyuhyun menjauhkan telinganya. Ia mengangkat topinya, membenarkan tatanan rambutnya. Kedua orang tua itu terdiam ketika Kyuhyun protes tentang telinganya, tentang betapa kejam keduanya membangunkannya dari mimpinya yang indah. Dia menguap sekali, mengeluarkan ponselnya dan mengecek apakah ada kotoran di matanya akibat tertidur menunggu ayahnya yang membaca surat pengeluarannya dari sekolah sekali lagi. "Ah iya—apa sudah selesai papa membaca suratnya? Kurasa aku bisa pindah sekolah ke Jeju, sekalian liburan tiap hari"

Jaejoong menatap suaminya horror, sementara Yunho menggigit bibir bawahnya—mencoba tidak memaki anaknya yang kelewat kurang ajar itu. "A—a—" Yunho bahkan kelu untuk berkata selanjutnya. Ia masih mengatur emosinya.

"Bagaimana papa? Ideku brilian kan?"

"ANAK KURANG AJAR! KEMARI KAU!" teriak Yunho.

"ASTAGA ASTAGA! BEAR BEAR! TENANGLAH!" Jaejoong ikutan panic menahan pinggang suaminya.

Kyuhyun cepat menghindar. "Papa kau kenapa?" Tanya Kyuhyun dengan wajah polos tapi nada yang terdengar songong. Benar benar menaikkan nafsu membunuh Cho Yunho.

"TIDAK ADA TEMPAT LAGI DI KOREA UNTUKMU! AKU SUDAH LELAH MENGURUSMU YANG TIDAK PERNAH BERUBAH! PERGI DARI KOREA!"

"HAWAI ! I'M COMING!"

Ika. Zordick

Jadi disinilah seorang Cho Kyuhyun, dengan bahasa inggrisnya yang pas pasan, dengan tampang polos dan otak yang dipenuhi dengan rencana yang tak terbayangkan. Ia melihat ke kiri dan ke kanan, mencari seseorang yang bisa di tanyainya setidaknya. Dia tersenyum cerah ketika menemukan seseorang berwajah oriental di dekatnya.

"Maaf, kau tahu dimana aku harus menelpon?"

Orang itu memiringkan kepalanya—terlihat bingung. "Sumimasen? Anata wa do isashimasoka?"

"Kau bukan orang korea ternyata. Dasar bajingan! Jangan tunjukkan wajah orientalmu itu lagi dihadapanku!" tentu saja dengan bahasa korea dan senyuman di wajah tampannya. Kyuhyun mulai memaki maki orang Jepang di hadapannya dan orang Jepang itu hanya bisa menggaruk kepalanya canggung sambil tersenyum kikuk.

Kyuhyun meninggalkan orang Jepang itu. Meruntuk ayahnya yang tak berprikemanusian menelantarkannya di Los Angeles, bukan di Hawai. Ia akan mati bosan, apalagi harus tinggal dengan kakaknya yang gila kerja itu. Wanita bertabiat busuk yang paling dibenci oleh Kyuhyun.

"Cho Kyuhyun! Cho Kyuhyun! Paman Kyuhyun!" seseorang berteriak. Sepertinya itu namanya, dan terdapat bahasa yang ia mengerti di sana—jika di terjemahkan sebagai paman. Kyuhyun melihat sekelilingnya, mencoba mencari asal suara cempreng yang memanggil namanya. "Dibawah!" Kyuhyun langsung melirik ke bawah. Menatap dengan tatapan meremehkan bocah pendek kecil berambut coklat tua yang tingginya lebih tinggi sedikit dari lututnya.

"Apakah kau pamanku?" bahasa Koreanya terdengar terbata.

Kyuhyun menaikkan alisnya sebelah. Siapa gerangan bocah sok bule yang mampu berbicara bahasa korea ini? "Mana ku tahu" ucap Kyuhyun acuh mengedikkan bahunya. "Apa kau tersesat ya?"

Bocah ini mengerutkan keningnya. Tidak tahu apa arti yang diucapkan Kyuhyun. "Apa kau Kyuhyun?" kali ini bocah itu mengulang kalimatnya dengan suara yang besar. Ia pikir Kyuhyun tidak dapat menangkap kata katanya.

Kyuhyun heran, sejak kapan ia punya kerabat bule. Mengaku ngaku jadi ponakannya pula. "Iya, aku Kyuhyun!" Kyuhyun akhirnya mengaku.

"Finally, I found you. DADDY! UNCLE HERE!" teriak bocah itu melambai lambaikan tangannya yang pendek. Kyuhyun jadi malu punya keponakan yang bodohnya tak terelakkan, mana mungkin dia akan terlihat dengan tubuh pendek itu meski ia melompat dua kali tinggi tubuhnya. Kyuhyun mengangkat tubuh bocah itu, membuatnya terpekik girang. Setidaknya bocah ini akan membuatnya keluar dari gelar 'orang tersesat' hari ini.

Kyuhyun melihat seorang bule yang berjalan ke arahnya. Itukah suami kakaknya, sepertinya Kyuhyun harus mengejek si wanita penyihir itu nanti. Suami kakaknya tidak terlihat tampan, hanya bermodal putih, mata biru dan rambut pirang saja. Tapi Kyuhyun mau tidak mau berpindah focus ketika melihat sesuatu yang bening yang kini bertemu mata dengannya.

Seorang lelaki. Wajahnya tidak terlalu oriental—ada seni western disana. Bola matanya hitam kelam, kulitnya putih dan bibirnya merah, potongan rambutnya sedikit gondrong. Tipe pria yang fashionable tapi tetap terlihat formal. Pria itu berjalan mendekatinya. Kyuhyun jadi kelabakan sendiri. Benarkah, pria itu akan datang padanya, mengulurkan tangannya, kemudian berkata 'Aku abnormal dan kurasa aku tertarik denganmu. Siapa namamu?'

"Aku kakak iparmu, anak itu berat kau boleh menurunkannya"

Eh?

Apa? Kyuhyun kurang menangkap maksud perkataan pria tampan yang kini di hadapannya. Pria itu—kakak ipar Kyuhyun sedikit bingung dengan tingkah sang adik iparnya. Ia mengambil alih sang bocah dari gendongan Kyuhyun, gentian menggendong bocah itu. "Si—siapa kau tadi?"

"Aku kakak iparmu, Cho Kyuhyun" lelaki itu kembali menjawab.

Kyuhyun berdecih. Kakaknya memang benar benar penyihir kegelapan. Bagaimana bisa ia mendapatkan lelaki sempurna dan sangat sesuai dengan kriteria hidupnya itu? Dia kalah langkah dan dia rasa ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria itu.

"Senang berkenalan denganmu" Kyuhyun membungkukkan tubuhnya.

"Di sini Amerika, jangan terlalu formal. Ayo kita pulang!" bahkan senyumannya—Kyuhyun bisa gila. Dia sudah mendapat head shoot di serangan pertama.

Ika. Zordick

"Krystal akan pulang tiga hari lagi. Dia ada pemotretan di prancis" kakak ipar tampan Kyuhyun menstarter mobilnya. "Namaku Bryan Trevor. Kau bisa panggil aku Kibum"

Kyuhyun tersenyum saja. Dia sedang patah hati saat ini. Dia menoleh ke belakang, menemukan si bocah bule yang terlihat sangat gembira memandanginya. "Danny, introduce your self, dear~"

Bocah dengan mata besar, berambut coklat tua itu tersenyum—semakin terlihat tampan. "I'm Daniel Hyunoo Lachapelle. Call me Danny, Kyuhyun!"

Kyuhyun memang tidak tahu apa yang dikatakan bocah itu secara pasti. Yang Kyuhyun tahu kalau bocah itu bernama Danibla blab la dan dipanggil Danny. "Oke Danny, nice to meet you"

"So do I"

Kibum terkekeh pelan. "Berapa usianya?"

"Lima tahun" Kibum menjawab seperlunya. Ia masih focus dengan jalanan.

"Bukankah kalian menikah tiga tahun lalu? Dia anakmu atau anak kakakku?"

"Dia anak kami berdua Kyuhyun. Aku menikahi Krystal setelah Danny berusia dua tahun dan aku sudah mendapatkan pekerjaan tetap."

Kyuhyun juga tahu kalau kakaknya itu mata duitan. Mana mau dia dinikahi oleh seorang pengangguran. Kyuhyun kembali melihat bocah bernama Danny itu, terlihat sangat Amerika seperti ayahnya sih. Sepertinya Danny memang berasal dari sperma orang yang duduk di sampingnya itu. "Kau orang Amerika asli?"

"Ibuku Korea. Aku lahir dan besar di sini"

"Los Angeles memiliki banyak wanita cantik kenapa kau malah bersama kakakku?" Kyuhyun tidak terima. Akan sulit untuk merebut sesuatu dari kakaknya. 'kenapa harus bersama si penyihir itu?'

Kibum tersenyum simpul. Kembali Kyuhyun mendapat head shoot. "Dia wanita pertama yang berhasil ku hamili"—dan sepertinya lelaki ini terlalu tangguh untuk membelot dari pernikahan, apa lagi karena Kyuhyun. Lelaki itu bisa di belokkan tapi jika yang bisa membelokkannya adalah dengan cara hamil. Sepertinya Kyuhyun harus memutar otaknya lebih keras.

Ika. Zordick

Kyuhyun menguap lebar, dia melirik jam dinding. Masih pukul tujuh malam dan dia sudah merasa sangat mengantuk. Mungkin ini efek perbedaan waktu Amerika dan Korea. Ia harus segera beradaptasi, apalagi untuk bahasa. Ia tak ingin diolok olok teman barunya di sekolah barunya nanti karena ia tak tahu berbahasa Inggris.

Memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Kyuhyun baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk sepertinya cukup menghilangkan rasa bosannya. Ia juga lapar, dia perlu asupan makanan. Satu satunya jalan keluar adalah memasak ramen, bukankah tidak ada pelayan rumah tangga dan kakaknya di rumah ini. Tidak akan ada yang memasak.

"Kyuhyun!" suara cempreng itu membuat Kyuhyun mendelik malas. Rumah Krystal di Amerika ini besar—tapi kenapa ia harus bertemu dengan keponakan sialannya itu lagi. Kyuhyun kan tidak suka anak kecil.

"Ya ya ya. Apa maumu bocah?" Danny nyengir. Ia setidaknya mengerti bahasa Korea karena diajarkan oleh ayah dan ibunya. Bocah itu turun dari sofa yang tengah di dudukinya, ia berlari kea rah Kyuhyun. "Ayo makan malam!" ajaknya.

Kyuhyun tersenyum cerah. Akhirnya.

Mereka berjalan ke dapur. Menemukan pria tampan yang tengah menggunakan apron terlihat serius mengaduk aduk sesuatu di dalam panci. "Kau memasak?" Kyuhyun kagum. Pria itu serba bisa. Bisa menjadi pembantu rumah tangga juga sepertinya.

Kibum, dia menoleh. Menjilat permukaan lidahnya yang ia rasa kering dan Kyuhyun berpikir pria dewasa itu sedang menggodanya. Bibir merah itu seakan memanggilnya. "Begitulah" Kibum menjawab—sekaligus menyadarkan Kyuhyun dari fantasi liarnya.

"Danny, sit on your seat!" Danny menarik kursinya dan memanjat naik. Kyuhyun mau tidak mau membantu bocah itu untuk duduk di kursinya. Kasihan juga kalau dia terjatuh kemudian kepalanya berdarah.

"Yes, Daddy!" Kibum mematikan kompor, mulai menghidangkan makanan di atas meja dan terakhir melepas apronnya. Ia duduk di kursinya setelah menyelesaikan semuanya.

"Kelihatannya enak" Kyuhyun harus memuji masakan Kibum. Mereka terlihat berbinar di mata laparnya

"Let's pray!" Kibum mulai memejamkan matanya. Danny mengikuti sang ayah dan Kyuhyun mau tak mau harus mengikutinya juga. Seumur umur baru kali ini ia berdoa sebelum makan. Kyuhyun mengintip dari ujung matanya, takut takut Kibum menyelesaikan doanya terlebih dahulu. "Finish! Silahkan Kyuhyun!"

"Ini sangat enak" Kyuhyun mencicipi Lasagnanya. Dia langsung menyukainya. Kibum hanya tersenyum ketika Kyuhyun sungguh seperti orang kelaparan menghabiskan makanannya.

"Daddy, kenapa kita harus berdoa dulu sebelum kita makan?" Danny menatap penasaran pada ayahnya. Anak seusianya memang sangat suka bertanya dan sebagai orang tua yang baik Kibum akan selalu menjawabnya.

"Karena setan yang akan menghabiskan makanan yang kau makan itu jika kau tidak berdoa" Kyuhyun menatap wajah Kibum yang hangat ketika menjelaskan tentang setan dan doa. Kyuhyun ikut tersenyum ketika melihat Danny yang mengangguk angguk mengerti.

"Ayo kita kerjai setannya!" Kyuhyun mengeluarkan ide sintingnya.

"Bagaimana caranya?" Danny penasaran.

"Saat makan kau tidak usah berdoa tapi ketika sebelum minum kau berdoa. Setannya akan tersedak karena tidak minum"

Kibum tertawa. "Jangan percaya uncle mu, dia hanya bercanda"

"Kau mengerjaiku, Kyuhyun!" dan Kyuhyun ikut tertawa melihat bibir mengerucut lucu yang ditunjukkan oleh Danny.

Ika. Zordick

Ini sekolah yang—

Luar biasa.

Tidak ada seragam.

Kyuhyun suka ini dan ia rasa sepertinya ia memang terlahir di Amerika seharusnya. Hidupnya yang bebas dan jauh dari aturan sangat sesuai dengan budaya disini. Dia tampak ragu untuk turun dari mobil Kibum, bukan karena tidak suka dengan sekolah barunya. Apalagi jika harus dikatakan "gugup"

Ingatlah! Kyuhyun sudah lebih dari dua puluh kali berganti sekolah. Lingkungan yang baru bukan masalah baginya. Tidak ada dalam kamusnya ia harus beradaptasi tapi lingkunganlah yang harus beradaptasi atas keberadaannya. Kyuhyun hanya masih betah untuk memandangi wajah tampan kakak iparnya yang membuat malas untuk beranjak dari mobil.

"Apa kau gugup?"

Kyuhyun hanya mengangguk saja. Biar dia terlihat normal.

"Aku sedikit takut dengan bahasa Inggrisku. Itu buruk" Kibum tersenyum. Ia mengacak rambut Kyuhyun.

"Tidak usah khawatir, kau akan berada di kelas khusus dengan bahasa pengantar Korea" Kyuhyun mengangguk lagi untuk menyetujuinya. "Ngomong ngomong kau tidak bermasalah dengan pakaian itu?"

Kyuhyun melihat dirinya di cermin dashboard. Setelan semi formal, dengan blazer hitam bagian luar. Kyuhyun rasa ia terlihat tampan dengan itu. "Aku rasa ini keren"

"Ah… yeah" Kibum tersenyum aneh. "Ayo turun!"

Kibum mengantarnya hingga di depan pintu gedung sekolah barunya. "Telpon aku jika kau ingin di jemput!"

Kyuhyun menghela nafas. Baiklah, ini hidup barunya. Dia baru saja menikmati sarapan barunya, di rumah baru dan di Negara baru. Hebatnya lagi dia diantar oleh calon kekasih barunya. Kyuhyun menatap gedung sekolah barunya. Dia menyeringai ketika orang orang terlihat tidak suka dengan keberadaannya—menghalangi jalan.

"Excuse me? Do you know headmaster room?" Ini kata kata yang diajarkan oleh Danny semalam. Meski begitu ia merasa keponakannya itu masih tidak berguna.

"Oh Look!" seorang pria berkulit putih pirang dan bertubuh gempal menatapnya jijik. "Someone like a new teacher here" dia sedang mengejek Kyuhyun dengan tampilan semi formal itu. Semua orang di sini mengenakan pakaian casual dan ia terlihat aneh sendiri.

"Lancang sekali si brengsek ini mengataiku! Lihat saja nanti" gumamnya. Kyuhyun melangkahkan kakinya, mencoba mencari sendiri kantor yang bertulisan 'chairman' atau setidaknya 'headmaster' di sekitarnya.

Ika. Zordick

"Aku dengar kau sudah sampai di rumahku?" Kyuhyun memajukan bibirnya saat mendengar deretan kata yang diucapkan sang kakak dari seberang sana. Enak sekali memang si nenek sihir—dalam kamus Kyuhyun itu. Dia bahkan tidak tahu adik manisnya yang tampan sudah berada di sekolah dalam kondisi mengenaskan.

Mengenaskan karena Kyuhyun persis seperti mahluk terbully yang tak tahu apapun—tandai kalau Kyuhyun payah dalam bahasa Inggris. Dia ingin sekali mengutuk kakaknya yang jelek—seorang model yang sekarang sedang bercatwalk ria di Paris—yang kini sedang menelponnya. Menanyakan kabar—sekedar basa basi.

"Tentu saja sudah" Kyuhyun melirik jam tangannya. Dia sudah mendengar bel masuk. Matanya tak sengaja melihat si pria gempal bule yang tadi meledeknya ketika ia mencari ruang kepala sekolah.

"Hei! Jangan merepotkan suamiku dan membuat masalah di sana!" Kyuhyun sudah sering dengar peringatan seperti ini dan ia tidak terlalu tertarik untuk mematuhi kakaknya itu. Dia benci si nenek sihir. Tapi lain cerita kalau suami kakaknya—calon kekasihnya yang ia claim sendiri.

"Aku tahu! Berhentilah mengoceh! Aku sibuk. Sudah dulu ya. Bye!" ujar Kyuhyun santai, menutup telponnya. Tak memperdulikan kakaknya yang terpekik di ujung line sana. Mengatainya tidak sopan dan merutuki menjadi kakak seibu seayah dari seseorang kurang ajar seperti jenis Kyuhyun. Peduli setan. Kyuhyun saja jika bisa ingin mengajukan protes kenapa kakaknya itu harus jadi kakaknya.

Dia memasukkan ponselnya secara buru buru ke dalam tas selempangnya. Ia merapikan sedikit blazer hitamnya—mengecek apakah ketombe ada di sana. Dia berdehem kemudian masuk ke dalam kelas yang dimasuki oleh si gempal. Dengan seringaian tampan yang tercetak di wajah mempesona khas asianya.

Membuka pintu itu dan kemudian menutupnya kembali.

Ia langsung di sambut dengan tatapan tidak suka para manusia berkewarganegaraan di luar Asia di sana. "Oho! Our new teacher" mereka mengoloknya. Tentu saja si gempal itulah yang memulainya. Kyuhyun sepertinya tahu siapa yang harus menjadi korban bullian pertamanya di sekolah ini. Tentu saja seseorang yang bertindak ingin membullinya. Banyak orang yang salah paham dengan wajah bayinya.

"Ok, Can we start our class, right now?" Kyuhyun berdehem dan berbicara dengan bahasa Inggris berlogat korea khasnnya dengan lantang. Membuat seluruh kelas terdiam. "Sit on your seat, mr—"

Si gempal terdiam.

"What's your name?" Kyuhyun mulai dengan nada mengejeknya.

"Leo, Leo Harner, Sir" terlihat sekali dia mulai ketakutan. Siapa sangka seseorang yang dia ejek dan katai sebagai guru baru sungguh sungguh gurunya.

"Mr. Leo. Kurasa kau harusnya tahu bahwa aku adalah guru pengganti untuk kelas bahasa Korea di sini" Kyuhyun menggunakan bahasa ibunya—berusaha mengucapkannya dengan pelan agar terkesan menggurui dan bocah bule dengan pengetahuan bahasa korea yang lumayan dapat menangkap apa yang ia maksud.

"Sorry, sir"

"Kita mulai kelasnya. Silahkan buka buku kalian dan baca dengan lantang"—Kyuhyun bahkan tak tahu buku wajib sekolah ini. Masa bodoh. Dia sudah kepalang basah mengerjai si bule gempal. Setidaknya ia harus bersyukur memakai setelah semi formal yang dikatai kuno di hari pertama sekolahnya.

"Ini akan menyenangkan" gumamnya.

TBC

"DECEMBER CERIA KIHYUN"
Berhubungan karena akan adanya Kibum itu urutan ke 12 di SJ dan Kyuhyun urutan ke 13 (diurutkan usia) maka para author Kihyun dan beberapa Kihyun shipper beranggapan kalau itu "KiHyun Days" (13 Desember). Kita segenap keluarga besar penggemar imajinasi yang dirangkum dalam bentuk tulisan bernama FanFiction maka marilah kita membuat event itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. "Kibum & Kyuhyun paradise FF in December".
Baiklah baiklah, cara gampangnya berpartisipasi adalah sebagai berikut :
Author :
- Menulis FF di akunnya masing masing dalam situs FFn
- Genre dan lainnya bebas
- GS / BL (diperbolehkan)
- Brothership / Romance / Family (No problem)
- Mencantumkan kata "DECEMBER CERIA KIHYUN)" ketika di summary.
- Di posting mulai tanggal 13 Desember sampai akhir bulan Desember.
- One shoot / Chapteran dibebaskan
- Harus bernafaskan Kihyun. Kibum (Super junior) dan Kyuhyun (Super Junior)
- Jangan harapkan ada pemenang (karena cuma buat ceria doang)
- Bersedia di kritik dan di berikan saran, untuk kemajuan seluruh author dan partisipan xD
Reader :
- Membaca FF yang telah di publish
- Diperbolehkan kritik membangun (tidak dalam bentuk bashing)
- Diperbolehkan menulis saran dan pujian (dengan kata yang sopan)
- Diwajibkan meriview yang sudah di baca walaupun tidak sesuai kata hati.
- Langsung di kotak review'an bukan di PM
- Tidak diperbolehkan menagih FF lain dan Out Of Topic
Nah.. kita sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan dan etika dalam penulisan. baik sebagai reader maupun author. Harap diperhatikan.
Nb : JANGAN LUPA MEMBUAT DECEMBER CERIA KIHYUN DI SUMMARY
^^ Terima kasih
Sign
Istri Kibum xD
(Copas dari tahun lalu - parah ya ane)
Harap undangan ini di copy di setiap FF dan PM para author Kihyun agar eventnya semakin besar