Kenangan Bersamamu

cerita oleh : Ainata Gou

Disclamer

Naruto © Masashi Kishimoto sensei

.

.

.


Cerita sebelumnya:

"Tanpa kau mintapun aku akan merawat mereka bukan. Pokoknya aku tidak mau dengar lagi kalau kau pesimis."

"Baiklah. Arigato ne Kushina-chan."

"Tentu saja, kau bukan hanya sahabatku Haruka, kau sudah seperti saudara, dan kita akan menjadi besan suatu saat nanti."

"Hahahah, kamu serius tentang hal itu ternyata Kushina-chan aku juga berharap bisa seperti itu. Tapi lebih baik kita tidur dulu sekarang, oke?"

"Baiklah, ayo kita tidur."

.

.

.


*Pagi hari*

"Ohayo." Sapa Minato saat melihat istrinya dan istri sahabatnya sudah sibuk di dapur pagi ini.

"Ohayo, anata." Balas Kushina

"Ohayo Minato-san. Apakah tidurmu nyenyak? Maaf membuat kalian tiba-tiba menginap." Jawab Haruko.

"Tenang saja Haruko-chan, Minato itu tipe yang gampang tidur hahahha, asal ada bantal dan kasur."

"Dan ada kamu sayang hehehe." Balas Minato

*Blush*

"Heeh, pagi-pagi sudah menggombal dasar kau ini."

"Hehehe, senang melihat kalian, dan suasanya jadi ramai dan hangat." Tanggap Haruko

"Pagi okasan, apa ada yang bisa Hinata bantu?"

"Oh pagi sayang, kamu bangunkan ayah dan Hanabi saja ya."

"Ayah dan Hanabi sudah bangun kok okasan, ayah sedang di ruang kerjanya sedangkan Hanabi masih di kamar mandi."

"Aaah, kalau begitu Hinata-chan bisakah bantu obasan untuk membangunkan Naruto-kun?" kata Kushina.

"Baiklah obasan."

"Ehm, Hinata-chan mungkin dia akan sulit dibangunkan, kalau dia tidak mau bangun kau siram saja pakai air, oke?"

"Ehh, apa tidak apa-apa obasan?"

"Tidak apa, dia sudah terbiasa."

"Hihihi, baiklah obasan."

*Tok.. Tok.. Tok..*

"N-naruto-kun, bangun obasan memanggilmu untuk sarapan."

'Haah, mungkin suaraku kurang keras seperti biasanya' batin Hinata.

"Naruto-kun." Panggil Hinata kembali sambil mengetuk pintu.

"Naruto-kun, Naruto-kun haah, seperti kata obasan dia susah dibangunkan, apa tidak apa kalau aku masuk ya." Kata Hinata pada dirinya sendiri.

"One-chan, kau berisik sekali pagi-pagi begini."

"Eh, Hanabi-chan apakah kau mendengar suaraku?"

"Tentu saja one-chan, kau berteriak kau tahu?"

"Begitukah?"

"Kau mau membangunkan Naruto nii-san kah? Lebih baik kau masuk saja dan bangunkan secara langsung, aku rasa Naruto nii-san termasuk orang yang tidurnya seperti babi."

"Hanabi, kamu tidak boleh mengatakan hal tidak sopan begitu."

"Yah, tapi itu kenyataan one-chan sudah memanggil begitu keras dia tetap tidak bangun juga."

"Mungkin saja dia hanya kelelahan atau mungkin tidak bisa tidur sampai dini hari kan?"

"Yah terserah one-chan saja, tapi dia harus segera bangun atau kita yang akan terlambat nantinya. Aku ke ruang makan duluan, jaa one-chan." Kata Hanabi sambil melambaikan tangan dan berlalu dari sana.

'Dasar Hanabi.' Batin Hinata.

"Naruto-kun bangun." Teriak Hinata lagi kali ini dengan suara yang lebih keras sambil tetap mengetuk pintu.

"Naruto-kun, permisi aku akan masuk."

"Eh, dia benar-benar masih tidur, mungkin perkataan Hanabi benar, hehehe tapi wajah tidurnya tentu lebih baik dari pada babi."

'Dia manis saat tidur, eh apa yang aku pikirkan, harus segera membangunkannya.'

"Naruto-kun, bangun." Sambil mengguncang badan Naruto.

"Lima menit lagi bu, aku masih ngantuk." Racau Naruto masih setengah tertidur.

"Ayolah Naruto-kun bangun katanya kamu mau mengantarku ke bandara bukan?"

"Heh, bandara ibu kau mau pergi kemana?"

"Hari ini kan kepergian keluargaku ke Eropa."

"Hem, keluargaku? Ke Eropa?" masih linglung dengan keadaannya Naruto mulai bangun untuk duduk di atas ranjang sambil menggaruk bagian perut dan mengucek matanya.

"Aku tidak ingat kalau akan pergi ke Eropa, kau tidak pernah mengatakannya bu."

"Tentu saja karena yang akan ke Eropa kan aku Naruto-kun, kau bilang mau mengatar kami ke bandara, jadi cepat mandi dan kita sarapan bersama."

"Eh, Hinata-chan? Aah, aku baru ingat kalau semalam aku menginap." Sambil menepuk pelan dahinya.

"Lalu kenapa kau disini Hinata-chan?" tanya Naruto dengan tatapan polos khas anak kecil sekali.

"E-eeh, ehmm membangunkan Naruto-kun tentu saja, maaf kalau aku masuk ke kamarmu tapi aku bangunkan dari luar Naruto sama sekali tidak mendengarnya aku rasa." Sambil menunduk sedikit malu karena masuk ke kamar Naruto, walaupun itu masih lingkungan rumahnya tetap saja, masuk ke kamar anak laki-laki sedikit membuatnya malu.

"Pasti ibuku yang menyuruhmu, ibu itu benar-benar membuatku malu saja harus tampil berantakan begini di depan Hinata-chan."

"Hehehe, tidak apa Naruto-kun kamu masih tetap manis. Ups! E-ehhm a-ano maaf m-maksudku." Sedikit gelagapan jawab Hinata.

"Hahaha, tidak apa Hinata-chan aku memang selalu manis ternyata meski baru bangun tidur."

"Ah, iya kau harus cepat Naruto-kun atau kita akan terlambat. Aku tunggu di ruang makan oke. E-ehhm, aku duluan, jaa Naruto-kun." Sambil berjalan cepat untuk keluar kamar.

.

.

.


Setelah mandi dan rapi-rapi Naruto ikut bergabung di ruang makan dengan keluarganya dan keluarga Hyuga ada beberapa orang yang belum pernah ia lihat sebelumnya juga ada disana.

"Ohayo minna-san"

"Kau terlambat Naruto-kun, jadi kita sudah mulai makan duluan."

"Tidak apa bu hehehe sudah biasa."

"Dasar, ah kenalkan ini Hizashi Hyuga ojisan, dia adalah kembaran Hiashi Hyuga ojisan yang lahir beberapa menti setelah Hiashi ojisan, dan yang itu adalah anaknya Neji Hyuga."

"Salam kenal, Namikaze Naruto desu, yoroshiku."

"Hyuga Neji, yoroshiku." Ucap Neji sambil menundukkan kepala sedangkan Hizashi hanya mengangguk.

"Naruto, ayo cepat sarapan dan kita akan bersiap untuk pergi ke bandara."

"Ha'i."

.

.

.


*Skip time, sampai di bandara.*

"Ne, Hinata-chan, kau sampai kapan akan di Eropa?"

"Ehmm, aku tidak tahu Naruto-kun tapi sepertinya akan lama, karena aku juga Hanabi-chan juga Neji Niisan, akan melanjutkan sekolah kami disana juga."

"Eh, Neji juga ikutkah?"

"Iya, aku juga akan ikut, apa kau keberatan?" jawab Neji protektif.

"Ehmm, bukan begitu. Jadi bisa titip Hinata-chan tolong jaga dia ya Neji-san."

"Tanpa kau mintapun aku pasti menjaganyakan."

*Waktu Keberangkatan*

"Hinata-chan, aku akan menunggumu kembali ke Jepang, maka segeralah kembali. Ingat kau masih hutang janji di tiket itu." Teriak Naruto di depan pintu keberangkatan.

Hinata yang mendengarnya membalikkan badan dan tersenyum sambil mengangguk keras.

.

.

.

(TBC)


Ainata Gou's Note:

Holla minna-san, Ai kembali lagi meneruskan kisah "Kenangan bersamamu"

Gak banyak yang mau Ai bilang kali ini, hanya bisa bilang terimakasih buat para reviewers sekalian. Semoga fiction ini bisa segera terselesaikan, karena sudah ada beberapa ide lain yang mau dikerjakan, walau masih bingung di beberapa poin terutama dalam hal pengembangan karakternya. Mohon reviewnya dari para readers sekalian, semoga Ai bisa membuat fiction yang lebih baik lagi kedepannya.

Arigatooo!

.

.

.

REVIEW