THE DESTROYER

amandaerate

manyeolbae

This Is Chanbaek Story

Main cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol

Support Cast: Oh Sehun, Xi Luhan, Kim Jongdae, Kim Jongin, and others

Genre: Romance, Drama, Humor

Rated: M

Disclaimer: Para tokoh hanya aku pinjam nama saja, keseluruhan karya ini milik aku. Dan juga Chanyeol sama Baekhyun juga punya aku. Lah?

Summary: Chanyeol, Sehun, duo Kim―Jongdae dan Jongin, serta Luhan adalah grup acapella yang menamai grup mereka dengan The Destroyer. Sang Penghancur. Baekhyun , tanpa ia sadari adalah salah satu sosok jalang yang berhasil masuk dari sekumpulan The Destoyer. "Maaf, aku tidak ingin masuk pada grup acapellamu, Sunbae." –Baekhyun. "Masih syukur aku memintamu masuk kegrupku. Daripada lubangmu yang kumasuki?" –Chanyeol.

Warn: YAOI! Dirty talk and typos. Xiumin GS. If you don't like it, don't read. Isn't simple, right?

Enjoy and Review Juseyooooo

.


THE DESTROYER

Bab 5

Chanyeol mood's


.

Pagi menjelang siang hari itu waktu seakan berjalan lamban. Mood Chanyeol benar-benar diambang batas kesabaran. Dan dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.

Latihan semua anggota The Destroyer terjadi sejak pagi. Berbeda halnya dengan latihan pisah, yang dimana hanya satu atau dua anggota saja yang latihan untuk meningkatkan kualitas mereka masing-masing. Ini adalah bulan kedua dimana Taehyun serta Minwoo bergabung dan ini kali pertama mereka latihan dengan serius.

Pasalnya, Taehyun dan Minwoo sama sekali tidak bisa diandalkan. Mereka benar-benar tidak berubah sama sekali dan itu benar-benar diluar prediksi Chanyeol. Hal itulah yang membuat mood nya terbakar.

"Sial! Kenapa kalian tidak ada perubahan sama sekali? Sudah dua bulan ini kami melatih kalian. Kalian pikir ini lelucon?" Chanyeol melempar partitur yang sedang mereka bahas untuk pembagian suara.

Taehyun dan Minwoo yang dimaksud hanya diam. Mereka menunduk, tidak berani menatap Chanyeol yang sedang emosi.

Sehun diujung sofa sedang menonton video acapella dengan menyumpal kedua telinganya menggunakan headset. Disebelahnya, Jongin sedang membaca komik porno, tak jauh jauh dari sana. Jongdae disebelah Jongin sama sekali tidak waras karena sedari tadi hanya senyum-senyum tak jelas menatap benda persegi di tangannya. Mungkin, dia sedang saling mengirim pesan dengan Xiumin atau bisa juga sedang menonton video seks mereka, entahlah. Luhan yang paling normal disini. Dia terlihat sibuk menulis not angka untuk suara tenor.

"Kalau begini ceritanya tak ada yang bisa kulakukan selain mengeluarkan kalian lagi!"

"Chanyeol!" Luhan sudah tidak tahan untuk berpura-pura mengerjakan partitur. Luhan yakin duo Kim dan Sehun pun tetap mendengarkan. Mereka sudah terbiasa melihat Chanyeol dengan segala sikap kekanakannya. Chanyeol yang sedang emosi memang tidak bisa berpikir dengan jernih. Cepat mengambil keputusan. Dan keputusan itu selalu buruk bagi mereka.

"Keluar kalian!"

Tak ada reaksi. Suasana sangat hening. Tak ada yang berani menatap mata mengintimidasi milik Chanyeol.

"KUBILANG KELUAR!" Dan setelahnya Taehyun serta Minwoo yang cepat-cepat keluar tanpa sepatah katapun.

.


DESTROYER


.

"You will duet with Chanyeol?! Are you kidding me?! Oh myyyyyyy god!"

Baekhyun memutar kedua bola matanya dengan malas. "Oh, ayolah Tao. Kau benar-benar berlebihan."

"Kau benar-benar beruntung, Baek." Tao menyudahi makannya dengan sekejap. Padahal, baru tadi dia berkata bahwa dia benar-benar lapar. Sekarang perasaan lapar Tao menguap entah kemana.

"Beruntung kau bilang? Daripada dibilang surga, aku menyebutnya neraka..." Baekhyun mengusap wajahnya frustasi.

"Oh, ayolah. Itu hanya Chanyeol." Tao benar-benar tidak bisa merasakan penderitaan Baekhyun.

Baekhyun berdecak sembari mendelik. "Bicaralah seperti itu dengan orang yang sudah di tolak menjadi anggota The Destroyer bahkan dipermalukan semua anggota kelompok!"

Ekpresi wajah Tao berubah. Bibirnya sedikit melengkung kebawah. Tao adalah seseorang yang lemah lembut, dan dia adalah sahabat Baekhyun. Seharusnya, Baekhyun tak lagi menyinggung perbuatan Chanyeol yang keterlaluan terhadapnya. Baekhyun juga tak tahu apakah Chanyeol sudah meminta maaf langsung kepada Tao? Ia rasa itu tak mungkin terjadi, mengingat Chanyeol hanya mempermainkan mereka. Lagipula orang brengsek seperti Chanyeol tak sudi dimaafkan.

"Aku tidak apa-apa, sungguh."

Baekhyun memicing curiga. "Serius Tao, kenapa kau tetap menyukainya padahal dia sudah berani mempermalukanmu?"

"Kau tidak tahu ya istilah 'mencintai apa adanya'?"

Baekhyun lagi-lagi memutar bola matanya malas. "Kau benar-benar sudah tidak waras rupanya."

Tao menyengir dan melanjutkan makannya yang tadi ia tunda. Sekali lapar, tetap saja lapar. "Eh, apakah kau sudah mendengar beritanya? Aku dengar ini dari lorong siswi jurusan seni. Kata mereka, Taehyun dan Minwoo dikeluarkan dari The Destroyer. Tidakkah itu terlalu cepat?"

Satu hal yang perlu diketahui saat Tao makan adalah berantakan. Baekhyun memandang jijik pada Tao yang berbicara sambil tetap mengunyah makanannya yang serpihan makanan yang dia kunyah sedikit menyiprat kedepannya. Sesuatu, bukan?

"Yak! Makanan dari mulutmu itu mengenai makananku. Aku tidak sudi memakannya." Bukannya menanggapi apa yang tadi di bahas oleh Tao, Baekhyun malah lebih memperhatikan makanannya. Itu mahal, tau! Kampus mereka adalah kampus elite, jadi wajar saja.

Walaupun Baekhyun tak menanggapi perkataan Tao tadi, ia masih bisa menangkap maksudnya. Apakah semudah itu dapat keluar masuk grup acapella?

Daripada disebut grup acapella, Baekhyun lebih memilih menyebutkan sekumpulan anak tk.

.


DESTROYER


.

SRAKK! Kertas tebal dilempar sembarang oleh Chanyeol ke arah meja didepan sofa sehingga beberapa kertas menghambur secara acak bahkan ada yang sampai terlipat. Baekhyun tersentak. Dia duduk di sofa yang ada di ruang latihan The Destroyer.

Tadi, setelah selesai kelas Chanyeol langsung menggeretnya menuju ke ruang dimana biasanya Chanyeol berada. Ini kedua kalinya Baekhyun memasuki ruangan mereka, tentu saja acara mengintip waktu itu tidak dihitung. Semua anggota kelompok sedang berada di studio. Sedangkan Chanyeol dan Baekhyun berada di luar studio di dalam ruangan tersebut.

"Ini, aku sudah mencari lagu-lagu yang sekiranya dapat kita nyanyikan. Kupikir, itu cocok untuk dinyanyikan olehmu." Chanyeol duduk di sofa bulat tunggal yang masih satu desain dengan sofa yang Baekhyun duduki. Dia berbicara tanpa memandang Baekhyun. Sibuk memainkan pulpen di atas kertas. Entah sedang membuat apa.

Baekhyun menilik kertas tebal yang tadi sempat berceceran. "Se..Sebanyak ini?!"

"Ya, kau bisa memilihnya satu. Keberatan?" Kali ini dia menatap Baekhyun.

"Ahhh, tidak." Baekhyun sedikit gugup karena bertatapan dengan mata elang Chanyeol.

"Baiklah. Kira-kira berapa oktaf yang kau miliki?"

Yaampun. Chanyeol saat ini dan Chanyeol saat memohon padanya untuk bergabung di grup, apakah ia adalah orang yang sama? Kepribadian mereka benar-benar berbeda. Saat ini, Chanyeol jauh dari kata mesum, petakilan, dan kekanakan. Dia lebih bersikap dingin dan bersikap layaknya seorang musisi profesional. Tidak ada nada main-main dalam suaranya. Dan semua yang ia bicarakan adalah mutlak. Tidak bisa diganggu gugat oleh suatu apapun. Dan, hal itu yang semakin membuat dirinya semakin…Hmm. Tampan?

"Hmmm...Lima?"

"Benarkah?!" Chanyeol seakan tak percaya.

"Apa maksud dari pertanyaan, Sunbae?" Baekhyun memicing curiga. Mungkin Chanyeol telah banyak meremehkan dirinya? Nada suaranya mencerminkan bahwa yang Baekhyun bilang adalah mustahil.

Chanyeol tersenyum manis sehingga lesung pipi sebelah kanannya tampak. Itu benar-benar manis menurut Baekhyun. Tuhan, sepertinya Baekhyun sudah terserang virus Tao.

"Kalau begitu, kau jelas bisa diandalkan. Kupikir, lagu Hyorin dan Jooyoung dengan judul erase tak menyusahkanmu, bukan?"

"Tentu saja!" Hell, berani sekali sunbaenya ini meremehkan Baekhyun.

Chanyeol mengusap dagunya, seperti teringat sesuatu. "Jika kita memilih lagu ini, kupikir aku tidak akan bermain gitar dan kau juga tidak mungkin bermain piano, kan?. Sebagai gantinya, kita akan menari. Berdua."

"APA?!" Menari...Berdua…Dengan Chanyeol?!

Kalian tahu? Hyorin dan Jooyoung, keduanya adalah artis yang memiliki chemistry kuat. Mereka menari dengan intim, dengan perasaan yang benar-benar seduktif. Bagaimana dirinya dan Chanyeol bisa menari seperti itu? Itu berarti dia dan Chanyeol benar-benar akan melakukan sesuatu yang intim? Astagaaaa. Memikirkannya saja sudah membuat Baekhyun keringat dingin.

Dari awal, Chanyeol melihat dengan detail setiap ekspresi Baekhyun. Dimulai sejak ia mengerutkan dahi, memicing matanya, bahkan saat Baekhyun menatap dirinya semuanya tak luput dari perhatian Chanyeol. Chanyeol dapat menebak reaksi seperti inilah yang Baekhyun keluarkan. Chanyeol pun tak habis pikir darimana dia memiliki ide yang sama sekali bukan gayanya?

Yang sempat menjadi pemikiran dirinya tadi adalah ia akan mempromosikan lagu ciptaan temannya yang sama-sama acapelis, Jung Yonghwa. Chanyeol berkenalan dengan Yonghwa saat kompetisi acapella tahun kemarin. Keduanya memiliki minat dan bakat yang sama. Tetapi, grup Yonghwa hanya sampai semifinal. Berbeda dengan grup The Destroyer yang sampai final. Chanyeol pikir tak ada salahnya dia membantu mempromosikan lagu berjudul 'One Find Day' milik Yonghwa. Tetapi melihat ekspresi Baekhyun yang menggemaskan, Chanyeol jadi hilang fokus dan berbicara melantur. Dia pikir, tak ada salahnya untuk menjahili Baekhyun. Toh, Baekhyun pun tak akan tahu dirinya sedang dijahili.

Tapi menari? Serius? Itu benar-benar diluar alam bawah sadarnya. Pemikiran itu begitu saja keluar dari mulutnya tanpa mudah dicerna oleh otak Chanyeol.

Chanyeol pikir, tak ada salahnya dengan menari. Apalagi ini berdua dengan Baekhyun. Dia bisa mencari kesempatan dalam kesempitan.

Baekhyun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Kalau begitu, ganti lagu saja."

Dalam hati Chanyeol terkekeh. Lihatlah Baekhyun yang menjadi gugup seperti itu? Chanyeol jadi tidak ingin berhenti menjahilinya. Dia ingin lebih dari ini.

Chanyeol berdiri dan melangkah mendekati sofa tempat Baekhyun duduk. Chanyeol duduk disebelah Baekhyun. Mata sipit Baekhyun mengikuti pergerakan Chanyeol. Chanyeol mendekati Baekhyun dengan menyejajarkan wajahnya. Baekhyun yang terkejut refleks mundur dan tidak sadar sampai Chanyeol sukses mengukungnya. Posisi mereka terlihat ambigu dengan Chanyeol yang menindih Baekhyun.

Chanyeol semakin terkekeh saat melihat Baekhyun mengerjapkan matanya.

"Memangnya kenapa? Bukankah akan terlihat serasi jika menari intim seperti ini?" Jarak keduanya bisa dibilang intim. Chanyeol memiringkan kepalangnya. Sehingga bibir Baekhyun benar-benar berada di depan bibir Chanyeol. Napas keduanya terasa begitu panas. Pantulan napas Chanyeol yang mengenai bibir Baekhyun membuat diri Baekhyun lupa akan segalanya.

"Apalagi melihat dirimu yang menari seduktif didepanku. Aku tak tahu apa aku akan memakanmu saat kau ada didepanku?"

Awalnya, Chanyeol bermaksud untuk menggoda Baekhyun. Tetapi Chanyeol menjilat lidahnya sendiri. Dia merasa menginginkan bibir Baekhyun di bibirnya.

"Seperti sekarang, misalnya." Bisikan Chanyeol bagaikan sihir bagi Baekhyun. Mata Baekhyun mulai sayu. Yang ada dimata Chanyeol hanyalah bibir ranum milik Baekhyun. Chanyeol bersumpah dia ingin sekali mencicipinya. Seperti apa rasanya?

Satu detik lagi hingga bibir Chanyeol menyentuh bibir Baekhyun.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?"

Chanyeol bersumpah akan membunuh suara orang yang mengagalkan aksinya.

.


DESTROYER


.

Di dalam studio ruang latihan mereka, Luhan, Sehun dan duo Kim berdiskusi tanpa Chanyeol. Biarlah mereka merasakan emosi Chanyeol yang bahkan akan lebih dashyat dari ini. Jika mereka mengajaknya diskusi bersama, mereka yakin jalan keluar yang akan mereka ambil berantakan. Seperti layaknya mengeluarkan anggota baru yang bahkan masih seumur jagung. Mungkin kedepannya Chanyeol tidak segan-segan untuk mengeluarkan salah satu dari mereka. Percayalah, mood Chanyeol adalah sesuatu yang berbahaya bagi kehidulan mereka.

"Bagaimana ini? Kita jelas-jelas kekurangan anggota. Bayangkan kita akan di panggil sekumpulan grup vokal daripada dibilang grup acapella. Aku tak mau itu terjadi." Luhan tau, memiliki banyak anggota bagaikan memiliki senjata untuk siap bertempur. Grup acapella dengan banyak anggota adalah yang terbaik. Mereka akan berusaha lebih harmonis dibandingkan anggota yang hanya terdiri dari lima orang. Lagipula, syarat mengikuti kompetisi adalah minimal 7 orang.

"Sia-sia kita membuka audisi saat itu." Sehun menghela napas lelah. Menyenderkan kepalanya, bertumpu pada tangannya yang dia letakkan dibelakang kepala.

"Jika kita membuka audisi lagi, tak ada waktu lagi."

"Benar, Sehun. Tak ada cara lain selain kita yang memilih. Berapa orang target yang akan kita ambil?" Jongdae yang sedang memainkan tuts-tuts piano membelakangi mereka.

"Kita akan membutuhkan 3 tenor, 3 bass dan selebihnya akan dibagi ke dalam melodi. Kupikir, aku bisa membaginya dan itu cukup. Sekiranya, kita butuh 3 orang lagi. Ah ya, aku membutuhkan perempuan. Kurasa lebih dari satu lebih baik."

"Ini akan sulit." Jongin mendecak kesal.

"Bagaimana dengan Eunji?" Jongdae memberi usul. Jongdae dan Eunji, keduanya mengambil kelas yang sama di pelajaran bahasa.

Luhan mengerutkan keningnya. "Siapa itu Eunji?"

Jongdae terkekeh pelan, "Ahh ya ya ya, tentu saja kalian tidak mengenalnya. Dia memang tidak populer. Tetapi aku bisa merekomendasikannya."

Luhan terlihat sedang berpikir.

"Bagaimana jika masing-masing dari kita membawa satu orang untuk direkomendasikan? Kupikir itu lebih baik. Kita akan menambah empat orang." Sehun memberi ide.

"Aku setuju." Jongin mengangkat tanganya tinggi-tinggi.

Mereka telah sepakat.

"Luhan, bagaimana kalau kau mencari orang bernama Eunji itu? Aku akan merekomendasikan orang lain." Jongdae memberikan pilihan pada Luhan. Sehun di ujung sana mendelik tajam menatap keduanya.

"Baiklah." Luhan setuju. Itu artinya, dia tidak susah-susah mencari orang yang akan dia rekomendasikan. Mata Sehun membulat sempurna.

Jongdae terkekeh.

"Baiklah, kalian bisa membawa orang yang kalian rekomendasikan secepatnya. Ingat! Jangan yang terlalu terobsesi dengan Chanyeol. Dia akan mengeluarkan taringnya." Luhan memperingati. Mereka semua berdiri. Dan bersiap keluar ruangan studio. Berbeda dengan ruangan studio yang difasilitasi ac, sedangkan diluar ruang studio tidak ada ac. Satu-satunya ventilasi diluar ruang studio adalah jendela yang dibiarkan terbuka.

"Kita semua sudah tau, Luhaniee."

Luhan mendelik tajam ke arah Sehun. Demi tuhan, Sehun tidak pantas mengeluarkan nada selembut itu.

Jongin membuka ruang studio yang langsung mengarah kearah sofa di tengah ruangan.

Mata mereka melotot. Hell, siapapun yang melihat kedua anak adam di atas sofa dengan Chanyeol yang berada di atas Baekhyun. Apalagi, bibir keduanya benar-benar akan menyentuh. Siapapun pasti akan salah paham.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?"

Seakan beberapa detik tadi Baekhyun serasa di hipnotis, dirinya yang membulatkan matanya seakan baru menyadari hal beberapa detik yang lalu. Berbeda dengan tadi saat Baekhyun dengan tidak sadar menyayukan matanya. Tangannya dengan sigap mendorong Chanyeol. Menyebabkan seseorang yang terdorong itu terjungkal hebat sampai menyentuh lantai. Bokongnya terasa nyeri. Tenaga Baekhyun yang terkejut ternyata lebih kuat daripada Baekhyun yang sadar.

"Uuhh!" Chanyeol mengaduh dengan mengelus bokongnya.

Menyembunyikan rona merah yang sejak tadi bersarang diwajahnya bahkan sampai menjalar ke telinganya, Baekhyun dengan tergesa-gesa mengambil kertas partitur tebal yang saat itu tergeletak diatas meja. Dia tidak berani menatap mata Chanyeol bahkan tanpa pamit langsung melangkah keluar ruangan. Tentunya masih dengan pipi yang merona hebat.

Diruangan yang tersisa mereka, suasana seketika hening. Tetapi beberapa menit kemudian Chanyeol terbahak-bahak sembari memegang perutnya.

Luhan, Sehun dan duo Kim tentu merasa heran. Apakah otak Chanyeol itu telah bergeser karena Baekhyun?

"Ahahahhaha! Tidakkah kau lihat wajahnya tadi? Dia terlihat sangat bodoh apalagi dengan rona pipi di wajahnya. Aigoooo. Bahkan diaa..." Sedetik dia terbahak, sedetik itu pula dia berhenti.

Terlihat sangat menggemaskan. Tentu saja itu suara hati Chanyeol. Dia tersadar bahwa dirinya bertingkah konyol didepan semua anggotanya.

"Kau sudah tidak waras, ya?" Ini suara Luhan.

"Apakah Baekhyun telah berhasil mengubah mood mu?" Jongdae menambahkan, bermaksud untuk menggoda Chanyeol.

"Kau benar-benar tidak waras." Sehun.

"Apakah kau sempat mencium bibir Baekhyun tadi?"

Oh yaampun, jangan tanyakan pertanyaan siapa itu. Tentu saja si mesum Jongin.

"Apa-apaaan kalian!" Chanyeol melangkah menjauh, memasuki ruang studio dengan menutup pintu dengan kencang.

Kalau saja mereka tahu bahwa dengan diam dan berpura-pura tidak mengetahui apa-apa akan lebih baik daripada mereka berbicara dan mengeluarkan pertanyaan bisa dengan mudah merubah mood Chanyeol. Seharusnya mereka mengutuk mulut mereka yang tidak bisa diajak kompromi.

"Aku akan berbicara dengannya." Sehun melangkah mengikuti jejak Chanyeol menuju ruang studio.

Mereka semua mengangguk dan membiarkan Sehun berbicara dengan Chanyeol. Diantara mereka, Sehun lah yang lebih dekat dengan Chanyeol. Mereka pikir dengan mengajak berbicara Chanyeol secara baik-baik akan memecahkan permasalahan yang ada.

.


DESTROYER


.

Sudah dua hari berlalu sejak kejadian kemarin. Hari itu saat Baekhyun kabur dari ruang latihan, dia menemui Tao dirumahnya. Tao berkata Baekhyun bagaikan jiwa yang kehilangan roh. Mukanya pucat pasi, masih dengan sisa-sisa rona merah dipipinya. Bibirnya mengerucut sebal. Dan Baekhyun tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Tao tentang perihal sebenarnya. Dia yakin, Tao akan lebih histeris saat tahu bahwa Chanyeol hampir saja mencium bibirnya. Dan, biarlah Baekhyun simpan sendiri cerita Chanyeol yang bertingkah seenak jidat pada dirinya.

Dan sampai hari ini, Baekhyun tidak berani menemui Chanyeol. Dirinya terkesan menghindari. Chanyeol pun tak peduli dan tak berusaha mencari Baekhyun.

Hari ini juga adalah target Luhan, Sehun dan duo Kim membawa anggota yang akan mereka rekomendasikan. Untunglah, Chanyeol ada kelas dan ruang latihan akan bisa digunakan oleh keempat dari mereka.

Jongin terlihat sedang menggeret Kyungsoo, hyungnya ke ruang latihan. Jongin pikir, Kyungsoo memiliki bakat acapella yang terpendam. Kyungsoo juga memiliki suara yang bagus. Siapapun yang mendengar Kyungsoo bernyanyi pasti akan merasa nyaman. Berbeda dengan Baekhyun yang memiliki suara khas nya tersendiri, Kyungsoo pun bersuara lembut. Benar-benar lembut.

"Sebenarnya apa yang akan kita lakukan, Jongin?" Kyungsoo merengut jengkel. Jongin benar-benar memaksa dirinya. Dia bagaikan kambing yang diseret untuk dieksekusi mati.

"Tunggu saja, hyung." Jongin tersenyum tampan. Itu salah satu sikap manis yang bisa dilakukannya. Jongin terlalu percaya diri menganggap dirinya manis saat tersenyum.

Luhan memasuki ruangan dengan seorang gadis berambut sebahu. "Eoh? Kau membawa hyungmu, Kai?" Kai adalah nama panggilan Jongin. Tapi nama panggilan itu jarang dipakai. Jongin menyengir.

"Ini, Eunji mahasiswi jurusan seni musik. Dia seangkatan dengan kita." Luhan memperkenalkan gadis yang berada disampingnya. Eunji membungkuk sopan dan menyalami mereka.

"Ya, aku tahu."

"Mana Sehun dan Jongdae?"

Jongin membuat gestur bahwa dia tidak tahu. Setelahnya dia berbisik kearah Luhan. "Apakah ini akan baik-baik saja? Kita sama sekali belum memberitahu Chanyeol."

"Tidak apa-apa."

Seperti panjang umur, Sehun memasuki ruangan dengan seorang pria berkulit putih. Dia sangat tampan.

"Ini, Kyuhyun. Jurusan arsitektur. Dia satu tingkat diatas kita." Ruangan itu menjadi ajang berkenalan satu sama lain.

Sementara Kyungsoo tetap tak mengerti mengapa dirinya berada disini.

Sudah 10 menit berlalu tetapi Jongdae belum juga datang. Luhan, Sehun dan Jongin sepakat untuk mengadakan audisi dadakan. Tentu saja mereka tidak asal pilih dan harus menyanyi sebelum fix masuk kedalam anggota.

"Apa ini, Jongin? Mengapa aku disuruh bernyanyi?"

"Just sing a song that you want to sing." Jongin tersenyum tampan, lagi.

Suasana dibuat seperti audisi sebelumnya. Jongin, Sehun dan Luhan duduk di sofa panjang. Sedangkan Eunji, Kyuhyun dan Kyungsoo berdiri menghadap mereka.

"Oke. Aku akan bernyanyi." Kyungsoo berdeham pelan. Dia mungkin sudah mengerti mengapa ia disuruh bernyanyi. Jongin adalah acapelis. Itu sudah pasti, Jongin merekomendasikan dirinya.

Yeah~~ Yeah~~ Yeah~~ Yeah~~

Play another slow jam

This is my property

Tell me what is love

Nareul saranghaji anheun

Neoreul ijeun-chae

Hago sipeottdeon modeun-geol hago sarado

Moeritseoge neon

Jeoldae jiwojijiga anha dodaeche

Neoreul ilhgodo

Saraganeun naega neomu shiljiman

Eonjen-ganeun irago baraenda

Tell me what is love

Tell me what is love~~

Kyungsoo menyanyikan lagu tersebut dengan khidmat. Semua yang ada disana tersenyum puas. Jongin kali ini menyengir lebar, menampakkan gigi-gigi putihnya. Jongin dengan genit mengedipkan satu matanya ke arah Kyungsoo yang nampak acuh tak acuh.

"Aku sih yes! Apa ini? Kalian memulai tanpa diriku?" Jongdae memasuki ruangan dengan rusuh sembari bertepuk tangan. Dia tadi ikut mendengarkan Kyungsoo bernyanyi.

Semua menoleh kearah Jongdae. Merasa heran karena Jongdae datang sendiri. "Kau belum mendapat orang yang kau rekomendasikan?"

Jongdae tersenyum misterius semakin membuat bibir bebeknya itu terbentuk. "Tentu saja ada." Mimik wajahnya aneh. "Mari masuk sayang…" Jongdae berteriak kearah pintu. Setelahnya seseorang dengan gerakan pelan membuka pintu. Terpampanglah wajah gadis tersebut. Dan semua yang berada didalam terkejut. Bagaimana mungkin?

"Xiumin?"

"Yapp! Dia Xiumin, kekasihku. Mantan anggota The Strangle, dan sekarang akan menjadi bagian The Destroyer." Sembari merangkul Xiumin dengan erat.

.

.


~TBC~


.

.

Haiiiii, sudah lama ya tidak berjumpaaaa. Aku ngaret-ngaret banget ngeupdatenya. Huhu~ jangan bencii aku ya muehehehe.

Ini sudah dilanjut. Bagaimana menurutmu chapter ini? Kurang greget ya? Feel nya kurang dapet ya?;((((

Aku tau ini alurnya lambat banget wkwk. Tapi gapapa yaaa?

So, mind to review?

Thankyouuu for read and review in my ff;)))

See you soon^^^

Love youuuu❤❤❤❤