Bagaimana caramu menilai identitas seseorang?
Beberapa orang menilainya melalui penampilannya, sementara yang lainnya menilai dari caranya bersikap.
"Cara itu selalu berhasil," kata mereka.
Tapi kenyataannya, mereka salah.
.
.
.
###
THE IDENTITY
–Prologue–
Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol
Support Casts : Oh Sehun, Cho Kyuhyun, Jessica Jung, Kris Wu
Genre : Romance, Crime/Action, School Life
Rate : M
Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy
###
.
.
.
"Hey, butuh tumpangan?"
Baekhyun mendapati seorang laki-laki berseragam sama dengannya ketika ia menoleh ke samping kanannya, tengah mengendarai mobil dengan kecepatan yang sama dengan langkah Baekhyun dan tersenyum menggoda ke arahnya. Rambut laki-laki itu berwarna pirang norak―menurut Baekhyun, namun anehnya membuat laki-laki itu terlihat seperti seorang anggota boy grup. Dua orang temannya―yang juga laki-laki, duduk di jok belakang, terkekeh bodoh seraya menilik penampilan Baekhyun dari bawah sampai atas. Dilihat dari warna dasi yang mereka kenakan, jelas mereka adalah senior, tapi entah kenapa tidak dengan cara mereka menyapa Baekhyun―benar-benar norak. Baekhyun ingin sekali memutar bola matanya pada ketiga laki-laki itu, tapi ia masih memiliki tata krama, jadi yang ia lakukan adalah tersenyum tipis.
"Tidak, terima kasih. Aku sudah seharian duduk, lebih baik aku jalan kaki sekarang." Baekhyun menolak sopan.
"Oh, ayolah." Si rambut pirang bername-tag Kris Wu pura-pura kecewa. "Ini kesempatan untuk saling mengenal. Kau orang baru disini'kan? Aku akan mengajakmu berkeliling, bagaimana?" tawarnya, kedua temannya mengangguk setuju untuk meyakinkan Baekhyun.
Sebenarnya Baekhyun berpikir si pirang itu tak berhak mengajaknya berkeliling Jinhae –tempat tinggal Baekhyun yang baru– mengingat nama yang terpasang di seragamnya meyakinkan bahwa ia bukanlah orang Korea, tapi well, setidaknya ia berusaha ramah terhadap orang baru dan Baekhyun menghargai itu meski ia akan tetap menolak ajakan itu pada akhirnya. Laki-laki bermata sipit hendak mengatakan penolakan kembali, namun suara Kris mendahuluinya.
"Ini tak akan memakan waktu lama. Aku akan mengantarmu pulang setelahnya." Kris menyeringai. "Aku janji."
Sungguh, tak ada yang bisa Baekhyun percayai dari seringaian itu. Tapi bagaimana mungkin Baekhyun bisa menolaknya lagi jika kedua teman Kris –yang bername-tag Ahn Jaehyo dan Lee Hongki– juga memohon padanya? Ugh, Baekhyun tak bisa menolak niatan baik orang lain.
"Well, kalau sebentar mungkin tak apa." Baekhyun mengambil keputusan, yang mana disambut sorakan gembira dari ketiga laki-laki itu. Kris-pun menghentikan mobilnya sehingga Baekhyun bisa masuk. Laki-laki mungil itu duduk tepat di samping Kris, omong-omong, melihat jok belakang telah terisi oleh dua teman Kris.
Sepanjang perjalanan, ketiga laki-laki itu menanyakan beberapa pertanyaan basa-basi pada Baekhyun, seperti siapa namanya; pindahan dari mana; dan alamatnya dimana. Baekhyun sudah sedikit ini untuk percaya bahwa mereka akan segera mengantarkannya pulang setelah berkeliling selama lima belas menit (bagi Baekhyun, lima belas menit sudah lebih dari cukup untuk berkeliling sekitar kompleks rumahnya), namun ketika mobil itu berhenti di sebuah taman, laki-laki mungil itu merasakan sesuatu yang aneh. Jaehyo dan Hongki turun dari mobil mendahului Kris dan Baekhyun.
"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Baekhyun pada Kris, alisnya bertautan sempurna.
Kris tersenyum penuh makna. "Kau harus melihat tamannya. Orang-orang biasa kemari di akhir pekan."
Baekhyun tidak mengatakan apapun, hanya menghela napas panjang. Mood-nya mulai turun. Dan Kris terlalu acuh untuk menyadarinya, bahkan saat Baekhyun menutup pintu mobil Kris dengan kasar.
"Hey, kau suka berenang?"
Baekhyun merasa janggal akan pertanyaan Kris itu, tapi ia tetap berusaha bersikap sopan dengan menjawab, "Ya."
Kris menyeringai. "Tentu saja." Tangan kanannya terulur ke pipi Baekhyun, mengelusnya perlahan. "Dan aku yakin kulit putihmu akan terlihat semakin indah jika berada di dalam kolam renang."
Baekhyun terdiam. Mata sipitnya melirik bagaimana tangan Kris masih mengelus pipinya, kemudian merambat ke mata Kris.
"Ayolah, cantik. Kita akan bersenang-senang~"
Memuakkan –pikirnya.
Hell, Baekhyun tentu sudah paham kemana perginya perbincangan Kris. Ini bukan tentang berenang bersama teman-teman atau sekedar duduk di taman untuk menikmati bunga sakura yang berguguran. Itu kegiatan yang terlalu naif untuk dilakukan laki-laki macam Kris Wu. Si pirang itu pasti ingin mengajak Baekhyun untuk bersenang-senang dalam artian lain, lihat saja lirikan genit si pirang itu. Untuk hal ini, Baekhyun sudah memiliki jawabannya sendiri. Laki-laki bermata sipit itu kemudian tersenyum tipis pada Kris, sempat menanamkan sejumput harapan dalam diri Kris. Tapi tak lama setelahnya, Kris menautkan alisnya ketika melihat Baekhyun berbalik ke arah mobil dan kembali ke hadapan Kris dengan sebuah tongkat baseball yang tadi Baekhyun ambil di jok belakang mobil.
"Apa yang kau–"
BUK!
Kris belum sempat bertanya, Baekhyun sudah memukulnya telak tepat di wajahnya dengan tongkat baseball itu. Sontak itu membuat Jaehyo dan Hongki –yang berdiri tak jauh dari tempat Kris dan Baekhyun berada– melotot, rahang mereka bahkan jatuh saking tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Baekhyun―laki-laki mungil itu tengah memukuli Kris –laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya– dengan sangat keras. Memukulinya tepat di lengan, kaki, wajah, bahkan sekali mengenai di kemaluannya. Ya, itu benar-benar terjadi. Untuk menarik napas barang sedetik saja, Baekhyun tak membiarkan Kris melakukannya. Sementara laki-laki mungil itu terus memukuli Kris, Jaehyo dan Hongki tetap bergeming di tempat mereka―tak berani untuk menolong Kris. Laki-laki berambut pirang itu akhirnya harus berusaha melindungi dirinya sendiri (terutama kepalanya) dengan meringkukkan tubuhnya. Sekitar tiga puluh detik Baekhyun memukuli Kris, setelahnya ia mengakhiri aksi brutalnya dengan menginjak wajah Kris seraya menatap Jaehyo dan Hongki yang masih bergeming di tempatnya. Terlihat jelas wajah pucat pasi mereka ketika mata coklat Baekhyun menatap mereka datar.
"Hey, kalian!" seru Baekhyun seraya menetralkan napasnya yang sedikit memburu. "Jika begini cara kalian mendekati laki-laki, maka kalian tidak akan berhasil. Bahkan laki-laki bukan mainan yang bisa dicabuli seenaknya di taman. Kalian sudah jelas tidak suka perempuan, jadi bersikap baiklah pada laki-laki karena kalau mereka tidak mau dengan kalian, aku jamin penis kalian akan ereksi seumur hidup."
Baekhyun kemudian pergi dari sana dengan membawa mobil Kris bersamanya, tidak peduli mobil itu bukan miliknya. Biar saja ketiga siswa itu mengambilnya di depan rumahnya nanti, toh mereka sudah tahu alamat Baekhyun. Mood-nya sudah terlanjur kacau dan yang ia inginkan hanyalah pulang ke rumahnya sesegera mungkin.
.
.
.
Apa yang terlihat tak selalu sama dengan hal yang sebenarnya.
.
.
–Prologue End–
.
.
.
FF baluuuu! *masang kembang api sama ChanBaek* Seperti yang kalian lihat, genre FF saya kali ini adalah crime/action, ya agak beda dari biasanya. Anyway, ini pertama kalinya saya bikin FF ber-genre crime/action dengan latar school-life, rated M pula (nekat banget ya gue?). Rated M disini bukan berarti akan selalu ada NC, tapi karena ada beberapa kata dewasa yang wajib sensor. NC insya Allah ada, tapi kayaknya masih lama (ngetiknya juga belum kelar).
FF ini terinspirasi dari film Malavita (ada yang tahu film ini?), tapi alurnya tetap ciptaan saya. Well, sebenarnya ide untuk bikin FF ini sudah ada sejak lama, tapi baru mateng sekarang-sekarang (terima kasih untuk Hyurien92 yang sudah menyumbangkan ide). Tadinya juga saya berniat publish FF ini tahun depan, tapi karena ditagih mulu sama seseorang *lirik Hyurien92*, jadi yah..
ANYHOO, berminatkah kalian membaca FF ini? Ketikan pendapat kalian di kotak review ya! Gomawooo~