Obrolan geblek antara dua Otosaka saat malam hari.


Charlotte (c) Jun Maeda

Homo (c) Kagayaku Hoshina

Warning: AU, AR, OOC (sengaja), typo, dll.

DON'T LIKE, DON'T READ!

(Btw... Di sini mereka normal, ga punya kekuatan macem-macem gitu. Shun juga gak kehilangan penglihatan, lho...)


Iris violet milik Shun sengaja bersembunyi di balik kelopak sejak kira-kira satu jam lalu. Sayang sang pemilik iris belum juga pergi ke alam mimpi.

Mendesah pelan―HEI, YANG SEDANG MEMBACA! JANGAN BERPIKIR ANEH-ANEH DULU!―Shun bangkit dan duduk di ranjangnya. Kelihatannya dia tidak akan tidur dalam beberapa jam ini.

Pintu kamarnya mendadak di buka. Sementara sosok tamvan adiknya sedikit mengintip keadaan kamar Shun.

"Nii-san? Sudah tidur belum?"

"Belum. Masuk saja." seenak jidat, Yuu langsung masuk ke kamar dan duduk ala preman di sebelah Shun.

"Kok lo belom tidur, bang?" nah. Keluar, deh, bahasa premannya.

"Belom ngantuk."

"Oh..." Yuu emang adik durhaka. Buktinya, dia sekarang udah main tidur-tiduran aja di kasur Shun sementara Shun sendiri duduk di pinggir kasur. Semoga aja Yuu gak 'di serang'. Maap. Ini harapan author.

"Gue tidur ama lo, ya, bang?"

"Iya." Shun ikut merebahkan diri di samping Yuu.

"Anjrit! Kasur lo sempit amat bang." keluh Yuu.

"Ya iyalah. Kasur single malah kita tempatin berdua. Balik ke kamar lo, sono!" usir Shun.

"Gua males balik ke kamar." Yuu membenamkan wajahnya yang setampan Eyang Bubur ke bantal Shun.

"Lo, mah, orangnya pemales banget, sih, dek." gerutu sang pemilik helai biru-keunguan.

"Emang." Yuu ngaku ternyata.

Menghela napas, Shun membiarkan mereka bersesak-sesakan dalam kasur.

Lalu tiba-tiba, ada sebuah lampu imajiner menyala di atas kepala Shun.

"Lo mau tahu ga, dek, gimana cara biar kita gak sempit-sempitan?" Shun senyum ganteng ke arah Yuu. Membuat Yuu ingin muntah.

"Caranya?" Yuu ngernyit jijik ngeliat Shun yang senyum ganteng.

"Lo gua peluk aja. Gimana?"

Yuu pengen muntah beneran.

"Lu homo, ya, bang?" kernyitan jijik masih terpampang di wajah Yuu.

"Gua homo ke elo, doang, dek. Harusnya lo bersyukur."

NGAPAIN BERSYUKUR?!

"Najis... Pantes elo jomblo, bang..."

"Gua jomblo tapi banyak yang ngejar." Shun masang senyum ganteng lagi.

"Pasti ga ada yang mau ngejar elo kalo lo ketahuan homo, bang."

"Bacot, lu, dek. Sini elo gua peluk, dek." Shun seenak jidat meluk Yuu. Tapi Yuu biarkan. Toh, tahunya pelukan Shun hangat juga.

"Woi, bang. Lo beneran suka sama gua?"

"Iya. Kenapa emang? Lo juga demen ama gua, kan?" Shun keseringan senyum ganteng ternyata.

"Najis. Udah, ah! Gua ngantuk. Gua pengen tidur!" Yuu memejamkan mata. Jangan lupakan. Dia masih dalam pelukan Shun.

"Semerdeka elo, dah, dek~ Gua juga pengen tidur, ah." Shun ikut memejamkan mata. Pelukannya pada Yuu mengerat.

"... Oyasumi, nii-san."

"Oyasumi, Yuu~"

Fin?


SHEEEEERRRRR! MAAPIN AKU, SHER KARENA BARU PUBLISH SEKARANG. HUHUHUHU- /diem

UDAH DI PUBLISHNYA LAMA, ANCUR LAGI JADINYA! /sungkem

Udah, ah. Aku mau merenungi fic ancur ini di gua dulu. Bai /pergi

Review? /sodorin mangkok