Lari, lari dan lari menjadi langkah pertama yang ada di pikiran mereka. Kenapa para sosok-sosok aneh itu terus berdatangan? apalagi, menganggu mereka menuju pintu utama rumah tersebut. Mereka semakin bermunculan menghalangi ke lima member vixx membawa Hakyeon kembali bersama mereka. Ke dunianya yang sebenarnya, bukan dunia ini. Dunia yang akan mereka bangun kembali bersama Hakyeon. Dunia yang akan penuh dengan canda tawa, kasih sayang dan juga perhatian mereka. Bahkan senyuman Hakyeon
Sementara itu seseorang yang menunggu mereka, memasang wajah datarnya. Hakyeon adalah miliknya dan tidak ada yang boleh mengambilnya dari dirinya. Itulah yang dia selalu katakan pada pikiran dan hatinya.
Bukankah mereka sudah tidak menginginkannya?. Untuk apa mereka datang dan membawanya pergi dari Hawoon?. Hawoon, gadis kecil itu dia sangat tidak menyukai mereka memasuki dunianya. Dunia yang hanya dia bangun untuk Hakyeon. Duniannya yang indah bersama Hakyeon. Dunia yang nanti akan menjadi tempat yang bagus dan indah untuk dirinya, Hakyeon dan teman-temannya. Dan sekarang mereka ingin mengambil Hakyeon dari Hawoon. Bukankah mereka egois? Setelah melepaskannya begitu saja, dan sekarang mereka datang dan mengambilnya dari Hawoon. Apakah Hawoon egois jika dia menginginkan Hakyeon hanya untuknya?. Tidak, dia hanya mengambil apa yang sudah di lepaskan dan menjadikannya miliknya. Yah, miliknya semenjak Hakyeon menerima uluran tangannya. Merekalah yang egois setelah melepaskannya dan kini mereka menginginkannya kembali. Sesungguhnya siapa yang egois di antara mereka dan Hawoon?.
"Tidak.. Kalian tidak bisa mengambilnya dariku setelah kalian melepaskannya begitu saja. Aku tidak akan membiarkannya pergi dariku." Ucapnya dengan gumaman yang sangat terasa menyeramkan menatap pintu yang mungkin sebentar lagi akan terbuka.
~Love Me Too~
Derap langkah kaki menurni tangga menuju pintu utama rumah tersebut terdengar hampir keseluruh ruangan. Hakyeon dan ke lima member Vixx lainnya terlihat sangat kelelahan, keringat bercucuran di wajah mereka bahkan baju yang mereka pakai terasa basah sekali. Mereka berharap semua ini akan cepat berakhir saat mereka membuka pintu itu. Pintu yang akan membawa mereka kembali ke dunia mereka. Namun, mereka melupakan satu orang yang tidak muncul selama perjalanan mereka menuju sang pintu. Kuharap mereka bisa melakukannya bersama Hakyeon.
Brak!.
Pintu terbuka dan cahaya putih yang menyilaukan menerpa mereka namun, tidak menyurutkan langkah kaki mereka untuk keluar dari sana hingga pintu tertutup.
"Haah... Haaah..."
Tarikkan napas dari masing-masing member terdengar saling menyapa, begitu juga dengan Hakyeon. Dia mengatur napas-nya baik-baik. Sudah lama sekali dia tidak merasakan yang seperti ini tapi dengan keadaan yang berbeda. Sudah lama sekali mereka tidak berlari bersama seperti ini. Hakyeon sangat menyayangkan ingatannya tentang itu. Di liriknya satu persatu para member yang memegang lututnya sendiri-sendiri itu. Di liriknya kembali dirinya sendiri yang ternyata terpantul di bawah kakinya. Terlihat seperti kaca namun, sangat berbeda.
"Yeonnie Oppa."
Mendengar suara gadis kecil memanggil namanya Hakyeon seketika mengangkat kepalanya. Matanya melebar menatap gadis di hadapannya. Gadis yang di kiranya sudah melepaskannya itu ternyata ada di hadapannya. Gadis yang sudah memberikannya kehangatan yang tidak pernah di rasakannya.
Begitu pun dengan mereka. Mereka menatap tak percaya Hawoon sekarang ada di hadapan mereka. Hawoon, anak kecil yang harus mereka hadapi. Terlebih Taekwoon. Ingat, dia menyukai anak-anak. Namun, apakah kesenangannya dengan anak-anak masih dia pertahankan sekarang dengan situasi seperti?. Sepertinya, tidak karena kilatan kecil di matanya, seperti mengatakan dia tidak akan melepaskan temannya lagi, tidak.. Mungkin lebih tepatnya orang yang di sayanginya, yang terasa berbeda di hatinya sekarang.
"Hawoonnie..." Ucap Hakyeon lirih hampir tidak terdengar oleh ke lima membernya, menunduk sedih.
"Oppa... Kau akan selalu bersamaku kan? Kau tidak akan meninggalkanku kan?." Tanya Hawoon dengan mata berbinar, penuh harap.
Hakyeon tidak tahu bagaimana harus menghadapi situasi seperti ini. Dia tidak sanggup meningalkan Hawoon sendirian di sini. Namun, dia juga tidak ingin meninggalkan membernya, keluarga ke duanya. Tapi, dia tidak ada pilihan lagi, memilih antara Hawoon, gadis kecil di hadapannya atau ke lima membernya yang berdiri di sampingnya. Namun, dia yakin mereka tidak apa-apa tanpa dirinya di sisinya. Yah, karena dia yakin, mereka pasti bisa mengerti dan menjalani pilihannya itu dan mungkin ini adalah pilihan yang tepat.
"Hakyeon." Panggil Taekwoon. Namun, Hakyeon tidak mendengarnya, dia terlalu larut dengan pikirannya sendiri.
"Hyung, jangan tinggalkan kami lagi." Kali ini Wonshik yang berbicara namun, lagi-lagi Hakyeon tidak mendengarnya.
Yah, mereka pasti bisa mengerti. Batinnya yakin.
"Hyung, jangan ke sana." Panggil Jaehwan
Dengan mata dan bibir yang terlihat menyungingkan senyuman, Hakyeon menatap Hawoon dan berjalan ke arahnya dengan langkah pelan. Hawoon juga membalas menatapnya dengan senyuman di bibirnya, tangannya terangkat untuk memeluk Hakyeon yang berjalan ke arahnya.
"Aku bersamamu, Hawoon."
"Hyunggie..." Panggil Sanghyuk lirih begitupun yang lainnya menatap tidak percaya dengan pilihan Hakyeon.
~Love Me Too~
2 minggu setelah mereka bangun dari mimpi Hakyeon, tak ada satupun yang berbicara saat ini. Wajah mereka suram dan keceriaan mereka pergi entah kemana. Karena seseorang yang mereka sayangi sekarang memilih tinggal bersama anak kecil itu.
Pilihan yang tidak pernah mereka sangka. Kalau begitu jadinya, untuk apa mereka susah-susah masuk ke sana dan membawanya bersama mereka selama perjalanan kembali kalau pada akhirnya akan seperti itu?.
Ini tidak adil, batin mereka. Kenapa hanya anak itu yang mendapatkan Hakyeon sedangkan mereka tidak. Dan selama 2 minggu itu pula, mereka merasakan perasaan kecewa, sedih dan galau karena Hakyeon. Lagi-lagi Hakyeon yah?.
Apa di dunia ini tidak ada kata adil untuk mereka?. Hey, apakah kalian pernah berpikir seperti yang di rasakan Hakyeon?. Semuanya memang terasa tidak adil. Namun, kesetaraan akan datang belakangan.
Mereka hanya bisa melihatnya tertidur di ruang rawat rumah sakit itu. Tanpa bisa mengunjungi mimpinya lagi. Kesempatan terakhir yang mereka gunakan, ternyata berakhir sia-sia karena Hakyeon memilih anak itu.
'Aku janji, aku akan pulang.' Itulah janji yang di katakan Hakyeon saat mereka kembali ke dunia nyata mereka.
"Haaah..." Helaan nafas terdengar di ruangan itu, saat salah satu member menghela nafasnya.
"Sampai kapan kita akan menunggunya kembali?." Tanya Hongbin.
"Sampai dia terbangun." Jawab Taekwoon, matanya menandakan ketegasan akan keyakinannya.
Karena dia merasa yakin Hakyeon akan menepati janjinya pada mereka. Yah, dia sangat yakin itu. Karena Hakyeon tidak pernah melupakan janjinya.
Saat ini mereka berada di dorm, mereka hanya melamun sekarang tanpa ada niat untuk melakukan apapun.
~Love Me Too~
Sementara itu, awan putih yang semakin lama berubah menjadi gelap itu menurunkan airnya. Petir menyambar ke mana-mana. Seakan memberitahukan bahwa kejadian nas sedang terjadi. Ke lima member VIXX hanya menatap datar tanpa tertarik lebih lanjut untuk melihat hujan dan petir yang menyambar tersebut. Mereka hanya memfokuskan pikiran mereka hanya untuk melamunkan permintaan dan janji Hakyeon membuat mereka mengingat kembali hal itu.
[FlashBack]
"Aku bersamamu, Hawoon." Ucap Hakyeon memeluk gadis itu, yang tersenyum kemenangan seakan mengejek ke lima VIXX member.
"Hyunggie..." Panggil Sanghyuk lirih begitupun yang lainnya menatap tidak percaya dengan pilihan Hakyeon.
"Hyung, apa maksudmu? Jangan bermain-main, kita harus kembali hyung." Ucap Jaehwan
"Benar hyung, ayo, pulang bersama kami." ucap Hongbin
"Apa aku terlihat bermain-main?." Tanya Hakyeon
"Hyung akan tinggal di sini. Jadi, kalian kembalilah." Lanjut Hakyeon masih memeluk Hawoon.
"Hakyeon-ah, ayo, kita kembali." Kali ini Taekwoon membuka suaranya.
"Tidak Taekwoon-ah, aku akan di sini bersamanya." Ucap Hakyeon berbalik memberikan senyuman terbaiknya.
"Kembalilah duluan. aku janji, aku akan pulang." Ucap Hakyeon
Setelah Hakyeon mengatakannya mereka terbangun dengan perasaan yang hampa karena mereka tidak berhasil membawa Hakyeon bersama mereka. Kesempatan yang terasa sia-sia bagi mereka.
[End Of FlashBack]
"Haaahhh..." Kembali helaan nafas terdengar, sudah hampir batasnya mereka bersabar. Hujan membuat ruangan yang mereka tempati terasa gelap tanpa ada cahaya selain cahaya dari petir. Kehampaan terus menyelimuti ruangan tersebut.
Dan saking asiknya dengan pikiran masing-masing bunyi petir menyambar di dekat mereka membuat mereka sedikit berpaling ke arah cahaya tersebut. Seperti melihat sesuatu mereka mengucek mata mereka saat sesaat tadi melihat bayangan seseorang di ujung ruangan mereka. Apakah itu hantu?.
"Hey, kenapa wajah kalian begitu? Suram sekali sih." Ucap seseorang tersebut mempoutkan bibirnya dan berdiri di ujung dorm, seolah terlihat seperti hantu.
"Ceria sedikit dong. Kalian terlihat seperti mayat hidup yang tidak di beri makan setahun saja." Ucapnya lagi,
"Dan... Apa kalian tidak merindukanku yah?." Lanjutnya dengan nada yang menandakan kesedihan. Hampir 5 menit tidak ada respon dari mereka membuat seseorang itu mununduk menghela nafasnya dan berbalik bermaksud untuk pergi dari sana.
"JANGAN PERGI!."
~Love Me Too~
Putih, itu adalah warna langit yang di lihatnya sekarang. Tidak ada warna lain selain putih di atas langit-langitnya. Kecuali di bawahnya, banyak bunga berwarna warni sangat indah tumbuh hampir mengelilingi rumah tersebut. namun, bunga saja tidak cukup, karena dia merindukan mereka.
Hakyeon, namja itu membaringkan dirinya di bawah sebuah pohon rindang karena hanya tempat itu yang di sukainya. Dia banyak melamun dan sedikit mengabaikan Hawoon, gadis kecil yang mengajaknya bermain bersama teman-temannya yang lain. Bukan hanya sedikit saja Hakyeon mengabaikan Hawoon karena lamunannya tapi, sangat sering. Entah kenapa Hakyeon merindukan mereka, padahal baru 8 hari mereka berpisah dan Hakyeon merasa sangat merindukan mereka.
Hawoon yang melihat dari kejauhan menunduk sedih. Apakah Hakyeon tidak bahagia bersamanya?. Apakah Hakyeon tidak menyukainya lagi? Apakah Hakyeon tidak bisa melupakan mereka? Apakah Hakyeon sebegitunya ingin kembali bersama mereka? Hawoon merasa sedih dengan pemikirannya sendiri.
Usahanya untuk membuat Hakyeon tersenyum, merasakan kehangatan yang tidak pernah dia dapatkan dan membuatnya bisa terus bersama Hawoon ternyata semua itu tidaklah cukup. Dia harus bagaimana?. Hawoon tidak ingin kehilangan Hakyeon. Karena Hawoon menyukai senyuman Hakyeon. Dia ingin Hakyeon selamanya di sampingnya melupakan kehidupannya yang ada dan tinggal bersama Hawoon di sini. Haruskah dia merelakannya pergi bersama mereka? Hawoon merasa sangat sedih hanya memikirkannya saja.
Puk
"Hawoon." Merasa namanya di panggil Hawoon menolehkan kepalanya ke samping kanannya sesaat setelah seseorang menepuk bahunya.
"Biarkan dia pergi." Ucap seseorang di sampingnya menatap ke depan. Tepatnya ke arah Hakyeon.
"Tapi, Sinnie.."
"Dia mempunyai kehidupan pribadinya. Kalaupun dia pergi, ingatlah kau masih memiliki kami di sini." Ucap Sinnie atau nama lengkapnya Yoo Hwangsin tersenyum hangat padanya.
"Walaupun satu orang pergi darimu bukan berarti kami juga akan pergi." Ucap Hyeonnie atau Lee Nahyeon berdiri di samping kirinya.
"Tetaplah ingat, kami akan selalu ada untukmu di sini. Kapanpun akan selalu bersamamu." Ucap Joongie atau Kim Kijoong tersenyum sangat manis padanya.
"Heum!." Hawoon mengangguk bersemangat setelah mendengar ucapan Hwangsin, Nahyeon, dan Ki Jun.
Senyum lebar terpatri di wajahnya dengan semangat dia berlari mendekati Hakyeon yang langsung menoleh saat mendengat langkah kaki mendekatinya. Hakyeon langsung mendudukkan dirinya dan tersenyum pada Hawoon.
"Oppa, kau merindukan mereka?." Tanya Hawoon.
"Ya, aku merindukan mereka." Jawab Hakyeon kembali menatap langit.
"Kalau begitu pulanglah, kembalilah bersama mereka. Aku melepaskanmu pergi kepada mereka." Ucap Hawoon senyum lebarnya masih terlihat. Mendengar ucapan Hawoon seketika Hakyeon menoleh pada gadis kecil di sampingnya.
"Eh? Kau yakin Woonnie?." Tanya Hakyeon pada Hawoon.
"Ne, aku yakin. Karena aku masih memiliki mereka." Ucap Hawoon saat ke lima orang yang bersamanya selama ini berdiri di belakangnya.
"Pergilah, oppa. Aku tidak apa-apa." Ucap Hawoon. Hakyeon menatap tidak percaya Hawoon dan menoleh pada ke lima orang lainnya. Apakah dia sedang berimanjinasi atau sedang sedang melamun?.
"Pergilah, Hakyeon." Ucap ke lima orang itu.
"Ba-baiklah." Jawab Hakyeon berdiri.
"Terimakasih, Hawoon, yeorebeun." Ucap Hakyeon.
"Ne, pergilah. Sebelum aku berubah pikiran oppa." Ucap Hawoon.
Hakyeon mengangguk dan berlari menjauh dari sana, seakan mengingat sesuatu Hakyeon berhenti dan menoleh.
"Kau juga. Kau juga harus berreinkarnasi Hawoon. Kau gadis kecil yang baik. Aku menyukaimu." Ucap Hakyeon sedikit berteriak dan melambaikan tangannya kemudian kembali berlari.
"A-apa aku... Bisa bereinkarnasi?." Tanya Hawoon dengan wajah yang sedikit memerah karena kata-kata Hakyeon yang terakhir. Dia memegang pipinya yang memerah tersebut.
"Tentu saja kau bisa Woonnie, karena kau adalah gadis kecil kami yang baik." Jawab Hwangsin tersenyum padanya.
"Ne!." Ucapnya bersemangat.
~Love Me Too~
1 tahun kemudian.
Kota Seoul, Pukul 09. 15 AM
"Hyung, Hyung, Hyung..." Panggil Wonshik mengikuti Hakyeon yang berjalan ke arah dapur mengambil air.
"apa, Shikkie?." Tanya Hakyeon setelah meletakkan gelasnya.
"Aku menyayangimu." Ucap Wonshik di sampingnya memeluknya tiba-tiba.
"Hey! Jangan memonopoli hyung sendirian." Ucap Sanghyuk magnae yang tidak mau kalah dengan yang lain berdiri di seberang mereka dengan wajah yang di tekuk.
"Iya, betul itu. Bukan hanya kau yang menyayanginya. Kami juga." Ucap Jaehwan yang entah dari mana dia datang menuju meja makan mengambil sepotong roti tawar di meja dengan handuk kecil tersampirkan di lehernya.
"Betul itu, kau jangan memonopolinya sendirian Ravi-ah." Ucap Hongbin.
"Ada apa ribut-ribut?." Tanya Taekwoon dengan wajah yang masih mengantuk tetap menampilkan wajah datarnya
"Itu Wonshik hyung, memonopoli Hakyeon hyung sendirian." Aduh sang magnae menjulurkan lidahnya ke arah Wonshik sedangkan yang di julurin lidah hanya menatap malas Sanghyuk kemudian melepaskan pelukkannya pada Hakyeon.
Hakyeon, dia bingung dengan mereka semua. Kenapa mereka sebegitu sangat sayang padanya. Dan apa tadi? Monopoli? Siapa? Dirinya? Hey! Dia bukan mainan monopoli yang di permainkan di atas kertas. Dia manusia normal!. Negative thingking? Always Hakyeon.
Hakyeon hanya menatap malas pertingkaian kecil yang sering terjadi sudah setahun ini. Sedangkan Taekwoon yang selalu pendiam itu juga ikutan-ikutan bergabung dengan mereka. Dia sudah bosan mendengarnya. Sangat bosan. Dia hanya berharap hari ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Saat ini matanya menatap Taekwoon yang berjalan ke arahnya yang berdiri di samping Wonshik. Dia menatap bingung teman satu line-nya itu karena sekarang sudah berdiri di hadapannya dan memegang tangannya.
"Dia milikku, titik." Ucap Taekwoon menarik Hakyeon keluar dari sana. Ke empat member lainnya terdiam memikirkan maksud dari kata-kata Taekwoon tadi termaksud Hakyeon juga memikirkan maksud dari kata-kata Taekwoon tadi.
"YAK! HYUNG!" Teriak mereka bersamaan.
Kompakkan mereka sekarang? (Anjungin jempol)
~Love Me Too~
4 tahun kemudian...
Kota Seoul, 22 Maret 2016. Jam 23. 25 PM)
Seseorang yang kita kenal sebagai N itu berjalan memasuki sebuah supermarket 24 jam mencari sekotak banana milk kesukaannya. Setelah menemukannya dia berjalan ke arah kasir dan membayarnya, berjalan ke luar dari sana dan tanpa di sadarinya seorang anak kecil menabraknya. Membuatnya kaget dan anak kecil itu jatuh dengan segera Hakyeon berjongkok mensejajari anak kecil yang jatuh tersebut membantunya berdiri.
"Kau tidak apa-apa?." Tanya Hakyeon
"Ne, aku tidak apa-apa, oppa." Jawab anak kecil itu.
"Kau mau susu?." Tawar Hakyeon
"Ne, aku mau." Jawab anak kecil itu lagi.
"Ini, lain kali hati-hati yah." Ucap Hakyeon setelah memberikan susu kesukaannya ke anak kecil tersebut.
"Gamshahamnida, oppa." Ucap anak kecil itu.
Chu
Anak kecil itu mengecup bibir Hakyeon sekilas sebelum berlari menjauhinya dan Hakyeon yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari seorang anak kecil itu hanya mengedipkan matanya beberapa kali sebelum suara Taekwoon menyadarkannya.
'Dia mengingatkanku pada Hawoon.' Batin Hakyeon sedikit ragu.
"Ada apa?." Tanya Taekwoon
"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa bertemu Hawoon tadi." Jawab Hakyeon
"Benarkah?." Tanyanya lagi. Saat ini mereka berjalan beriringan untuk kembali ke dorm mereka.
"Ne, aku merasa begitu." Jawab Hakyeon menganggukkan kepalanya, dalam perjalanan mereka yang singkat mereka bergandengan tangan selama sisa waktu yang ada, sebelum anak-anak mereka (ke empat member vixx) menganggu kegiatan kecil mereka ini.
~Love Me Too Ending~
Achieee... Yang ending. Okay, ini ending dan saya rasa endingnya sudah pas untuk beberapa kali pemikiran yang menurut saya kelamaan. Okay, bye yah... See you in next update NNC! Kkkk...
~Key~