~oOo~ { READ MY BIO FIRST BEFORE YOU READ MY OWN FANFICT } ~oOo~

"Aku tidak ingin membuang-buang waktuku disini. Mendekatlah padaku karena aku ingin sekali menciummu dalam waktu yang cukup lama disini"

Baekhyun membulatkan matanya ketika Chanyeol menarik tengkuknya dan langsung menubrukkan bibir mereka berdua. Bisa ia lihat Chanyeol sudah memejamkan matanya dengan erat dan memiringkan kepalanya guna memperdalam ciuman mereka. Jantung Baekhyun tiba-tiba berdebar dan tangannya reflek meremas ujung pakaian yang Chanyeol kenakan.

Perasaan saat pertama kali ia bertemu dengan Chanyeol kembali muncul di hatinya. Sangat mendebarkan dan ia tidak mengerti kenapa perasaan itu muncul kembali. Apakah ia kembali jatuh cinta pada Chanyeol? Hingga akhirnya Baekhyun memutuskan untuk ikut memejamkan kedua matanya dan menikmati lembutnya ciuman yang di lakukan oleh Chanyeol tersebut.

Hanya kecupan dan lumatan halus yang di lakukan oleh Chanyeol terhadap Baekhyun kali ini. Sama halnya seperti Baekhyun, Chanyeol pun merasakan getaran kuat di hatinya. Jantungnya berdegup dengan keras ketika ia menyesap bibir tipis yang selalu menjadi cantunya ini. Mereka berciuman dengan mesra di temani dengan indahnya suasana kota Venezia yang sangat romantis, di atas sebuah kincir raksasa yang membuat mereka dapat merasakan hembusan angin malam menjadi pelengkap suasana romantis mereka kali ini.

Hingga cukup lama mereka bertautan, akhirnya dengan tidak rela Chanyeol menyudahi ciuman mereka saat ia rasa nafas Baekhyun sedikit terengah. Perlahan Baekhyun membuka matanya dan melihat Chanyeol yang tersenyum kearahnya.

"Terima kasih.." ucap Chanyeol sambil mengusap sudut bibir Baekhyun dengan ibu jarinya.

"Terima kasih karena kau selalu memperjuangkanku" lanjut Chanyeol, kemudian tangannya turun untuk meraih tangan Baekhyun dan ia memandang tangan itu cukup lama.

"Aku tidak ingin tangan ini terluka lagi karena ku. Aku tidak ingin kau mempertaruhkan tanganmu ini hanya karena ku. Aku berjanji akan selalu melindungi tangan ini agar kau bisa selalu melukis dengan indah. Ciptakan lebih banyak lukisan lagi untukku. Aku akan selalu mencintaimu, Baek. Dan aku ingin tangan ini mengusap wajahku dengan lembut dan juga senyuman manis mu yang hanya kau tujukan padaku. Lakukan itu setiap hari. Aku akan melindungimu sekuat tenaga yang aku miliki. Bahkan dengan bertaruh nyawa sekalipun, aku akan tetap melindungimu"

Tes

Airmata Baekhyun menetes begitu saja setelah mendengar perkataan Chanyeol. Dan akhirnya Baekhyun memutuskan untuk kembali memeluk Chanyeol lalu ia menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin.

"Aku akan melakukannya. Untukmu.." gumam Baekhyun dengan isakannya.

"Terima kasih"

Chanyeol membalas pelukan Baekhyun tak kalah erat dan ia mengecupi puncak kepala Baekhyun dengan sayang. Hari yang begitu sempurna di ujung perjuangan yang telah mereka lewati selama ini. Kenangan masa lalu mereka kembali berputar di pikiran masing-masing. Kembali teringat berapa banyak airmata dan rasa penyesalan yang telah mereka rasakan. Sangat banyak dan sepertinya untuk kali ini, Tuhan membayar semua perjuangan yang telah mereka lewati. Hasil manis di penghujung cinta mereka.

'Aku hanya ingin bersamamu hingga akhir'

'Dengan alasan mencintaimu..'

'Tidak ada hari dimana aku tidak mencintaimu'

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

Author:

Yuta CBKSHH

Tittle:

100 SECONDS (CHANBAEK)

Main Cast:

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Support cast:

Kim Jong In a.k.a Kai

Do Kyungsoo a.k.a Kyungsoo

Others cast (EXO's members)

Rating:

M ++

Genre:

Angst, Romance, Drama, Hurt/Comfort

Length:

Chaptered

Disclaimer:

Fanfict yang terinspirasi dari film Taiwan yang berjudul "MARS", tapi untuk beberapa scene dan adegan sangat jauh berbeda dengan film tersebut. Bisa dibilang ini adalah hasil remake dari film tersebut. Yuta bikin ChanBaek versionnya. Di tulis oleh Yuta sendiri dan di bantu oleh overdose6104 (ig : selirnyaparkchanyeol). PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^

Warning:

BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!

Summary:

ChanBaek True Love Story. Perjalanan cinta Chanyeol dan Baekhyun. "Dengan alasan mencintaimu, tidak ada hari dimana aku tidak mencintaimu" (CHANBAEK) Slight Official Pairing! RnR!

Backsong:

Navi ft. Kebee of Eluphant - Incurable Disease

~~ HAPPY READING ~~

.

.

.

"Apa-apaan kau ini? Setidaknya kau harus membelikanku barang bagus yang banyak di jual di Italy"

"Aku tidak berpikir untuk membelikanmu sesuatu, Kai. Dan Baekhyun pun bahkan terus memaksa ingin segera pulang"

Chanyeol tertawa saat Kai tiba-tiba datang ke ruangan ganti saat ia tengah melakukan fitting pakaian.

Ya, sesaat lagi adalah saat pernikahan Chanyeol dan Baekhyun di selenggarakan. Chanyeol terlihat tengah memperhatikan penampilannya di sebuah ruangan khusus rias pengantin agar dirinya terlihat sempurna di hari bahagianya ini. Tetapi Kai tiba-tiba datang dan memintanya oleh-oleh dari Italy. Sungguh tidak sopan kkk~

"Aku tau kau menghabiskan banyak waktu bersama Baekhyun sehingga kau melupakan semuanya" gerutu Kai yang juga nampak sudah rapih dengan tuxedo hitamnya.

"Aku merasa saat itu hanyalah milikku dan Baekhyun. Rasanya aku ingin menciumnya setiap saat" ucap Chanyeol sambil tertawa kecil memandang ke arah cermin dan mengagumi betapa tampannya ia saat ini.

Mengenakan tuxedo dan celana panjang berwarna putih, lengkap dengan dasi berwarna merah dan juga jangan lupakan dahinya yang ia biarkan terekspose begitu saja karena poninya ia naikkan ke atas. Seperti seorang pangeran yang tengah menantikan kedatangan seorang putri yang akan dinikahinya.

"Bagaimana keadaan Kyungsoo? Aku sudah cukup lama tidak bertemu dengannya. Apakah dia sedang mengandung anakmu saat ini?" tanya Chanyeol sambil menghampiri Kai, dan mereka mulai melangkahkan kaki keluar dari ruangan tersebut.

"Ya, dia sudah hamil 4 bulan dan dia sangat manja. Aku tidak tau jika ia akan semanja itu. Dan bagaimana dengan Baekhyun? Aku sangat yakin jika ia sedang mengandung anakmu juga" ujar Kai dengan melemparkan tawanya.

"Aku kecewa. Dia sudah hamil 3 bulan"

"Kecewa? Bukankah seharusnya kau bahagia?"

"Aku kecewa karena nyatanya aku kalah start darimu. Kau ternyata lebih dulu melakukannya bersama Kyungsoo, ketimbang aku dan Baekhyun"

Kai tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Chanyeol. Itu sangatlah lucu dan tidak seharusnya di ributkan. Chanyeol terkadang memang aneh.

"Ya, aku menang darimu, Park"

Chanyeol hanya berdecih tidak berminat untuk berkata lagi, dan ia lebih memilih untuk kembali memperhatikan penampilannya karena ia sudah tiba di pintu yang mana akan mengantarkannya pada sebuah tempat dimana ia dapat mengikat Baekhyun dengan janji suci di hadapan Tuhan.

"Lebih baik kau duduk tenang di kursimu dan saksikan aku mencium sahabatmu tepat di depan matamu"

"Cih! Kau sombong sekali Park"

Kai akhirnya berjalan menuju kursinya menghampiri Kyungsoo yang ternyata sudah menunggunya disana sedari tadi. Kai tersenyum menatap sang istri dan menepuk paha Kyungsoo pelan.

"Mereka akan menyusul kita" bisik Kai dekat telinga sang istri.

"Ne" singkat Kyungsoo sambil membalas senyuman Kai.

Di sisi lain, terlihat Baekhyun sedang tersenyum di depan cerminnya sambil duduk seorang diri. Kemudian ia menundukkan kepalanya karena tak kuasa menahan degupan di jantungnya yang begitu keras. Bagaimana tidak? Sesaat lagi ia akan menikah dengan Chanyeol dan resmi menjadi istri dari Chanyeol. Lelaki yang amat sangat ia cintai dan sangat ia perjuangkan selama ini.

Ia tatap lengan tuxedo berwarna putihnya dan sedikit meremasnya untuk menetralisir rasa gugupnya. Hingga tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya pelan.

"Umma sangat bahagia melihatmu seperti ini"

Baekhyun segera menolehkan kepalanya pada orang itu yang ternyata adalah Ummanya sendiri. Baekhyun lalu bangkit dari duduknya dan memeluk erat tubuh sang Umma.

"Terima kasih Umma.." gumam Baekhyun yang siap meneteskan airmatanya. Sungguh tenggorokannya terasa amat sakit karena menahan airmatanya sedari tadi. Ia ingin sekali menangis sekeras-kerasnya tetapi ia tidak ingin menghancurkan dandanan yang sudah sempurna ini. Ia ingin terlihat baik di mata Chanyeol dan di hadapan semua orang. Maka dari itu, ia tidak boleh menangis saat ini.

"Berjanjilah kau harus hidup bahagia bersama Chanyeol nanti. Umma sangat mempercayai Chanyeol" ucap sang Umma dengan lembut.

"Ne. Tentu Umma. Terima kasih telah merawatku dengan kasih sayang hingga saat ini. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk membalasnya"

"Impian semua orangtua adalah melihat anaknya bahagia. Melihat kau hidup bahagia bersama lelaki yang kau cintai, sudah cukup bagi Umma. Itu bertanda jika Umma berhasil menjadi Ibu yang baik untukmu"

Baekhyun mengangguk karena ia tidak mampu bersuara lagi. Tenggorokkannya terasa tercekat dan tidak beberapa lama kemdian, sang Umma melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Baekhyun.

"Jangan menangis. Kau tidak ingin terlihat jelek di hadapan calon suamimu bukan?"

Lagi-lagi Baekhyun mengangguk dengan cepat. Ia sangat terharu masih tidak mempercayai jika hari bahagia ini telah tiba. Akankah ia mampu menjadi seorang istri yang baik untuk Chanyeol? Jika pun ia tidak mampu, ia akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi Chanyeol. Dengan segenap cinta yang ia miliki, ia benar-benar ingin menjadi penyempurna di hidup Chanyeol.

Hingga tak beberapa lama kemudian, Umma Baekhyun meraih tangan sang putra untuk segera memasuki gereja mewah itu. Mengantarkan putra satu-satunya itu menghadap pada sang calon menantu yang sangat ia percayai. Ia pun merasa bahagia akhirnya Baekhyun mampu hidup lebih baik bersama Chanyeol.

"Berjalanlah bersama Tuan Park, dan datangi Chanyeol yang sudah menunggu di atas altar" bisik sang Umma pada Baekhyun. Sekali lagi, Baekhyun peluk tubuh sang Umma dan kemudian ia mendekati Tuan Park yang siap mengiringinya untuk menghampiri Chanyeol.

"Appa.."

"Kau terlihat sangat manis, Baek. Chanyeol pasti akan langsung menciummu disana" bisik Tuan Park sambil terkekeh menggandeng tangan Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol. Sedangkan Baekhyun hanya menunjukkan ekspresi sedikit merajuknya namun senyuman tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

[ Chanyeol POV ]

Hingga pada akhirnya aku mampu melihat seseorang yang aku cintai tengah berjalan menghampiriku. Dia begitu manis dan sangat cantik. Ia begitu bersinar di mataku dengan senyumannya. Dan taukah ia jika jantungku berdegup dengan sangat keras ketika mata indahnya mulai memandang ke arahku?

Terlebih saat ia kini sudah berdiri tepat di sampingku dengan sebuah rangkaian bunga yang ia genggam di jemari cantiknya. Sungguh aku ingin berteriak dan mengatakan pada semua orang yang berada di sini jika aku amat sangat mencintainya hingga mati. Aku ingin semua orang tau bahwa dia tidak akan pernah tergantikan di hatiku. Hatiku sudah begitu terpikat oleh sosoknya yang lembut dan perasaan tulusnya yang mencintaiku selama ini.

Aku sama sekali tidak menyesali pertemuan pertamaku dengannya pada saat itu. Aku masih sangat mengingatnya. Saat pertama kali mataku menangkap sosok mungil yang tengah berjalan disamping seorang pria dengan sebuah kanvas di tangannya. Wajahnya yang terlihat lugu itu membuat perasaanku tidak menentu. Membuatku sangat penasaran akan dirinya yang sebenarnya. Tiba-tiba hatiku terasa kosong dan entah perasaan dari mana, sebagian hati kecilku menyiapkan tempat untuknya.

Dan aku semakin yakin dengan perasaanku ini saat ia memandangku dengan wajah ketakutannya ketika aku tiba-tiba mendatanginya.

Sikapnya yang begitu menunjukkan wajah takut, seolah mendorongku untuk melindunginya dan menjaganya. Melihatnya menangis membuat perasaanku menjadi hancur dan membuatku merasa amat menyesal. Dengan sekuat tenaga aku melindunginya dan nyatanya perjuanganku berhasil. Kini aku bisa bersanding dengannya meskipun beberapa kali aku menyakitinya dengan sikap bodohku.

Aku terdiam menatap wajah cantiknya yang tengah menatap ke arahku. Perlahan ia kembali mengembangkan senyumannya ketika pastur mulai mengikat kami berdua dengan janji suci. Terlontar begitu saja janji ku untuk menerima apapun kondisinya dan terus menjaganya hingga aku mati, dan ia meneteskan airmatanya ketika ternyata aku sudah benar-benar mengikatnya sebagai pendamping hidupku.

Tanpa menunggu lama lagi, aku segera menarik wajahnya dan menyatukan bibir kami berdua di hadapan semua orang yang menyaksikan pernikahan kami. Bisa aku rasakan ia sedikit terisak di sela ciuman kami, tetapi aku tetap melanjutkan ciuman ini karena aku sangat yakin ia pun menginginkan ciuman ini.

Kami berciuman dengan sangat lembut disana. Ciuman pertama yang disaksikan oleh orang banyak setelah kami resmi menjadi sepasang suami istri.

Namun tak lama kemudian, dengan tidak rela aku melepaskan ciuman kami dan aku lebih memilih untuk memeluk tubuh istri baru ku ini.

"Aku sangat mencintaimu Park Baekhyun" bisikku.

Kemudian aku genggam tangannya dan menatap semua orang yang berada disana. Inilah satu kalimat yang sangat ingin aku ucapkan pada mereka. Dan kurasa inilah saat yang sangat tepat untukku mengatakannya.

"Aku siap menjalani kehidupan baruku bersamanya.."

Ucapku dengan keras sambil mengeratkan genggaman tanganku pada tangannya.

[ Chanyeol POV End ]

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

Terlihat sosok laki-laki tengah berdiri di depan sebuah gereja dengan pandangan kosongnya. Sudah seharusnya ia berada di dalam sana, tetapi yang ada justru dirinya hanya berdiri seorang diri disini. Mungkin ia telah menyadari kesalahan yang selama ini telah di perbuatnya, tetapi tidak seharusnya mereka mengabaikan dirinya seperti ini. Bagaimanapun juga, ia pernah menjadi bagian dari mereka.

Ia berdecih dan matanya tiba-tiba langsung terfokus pada sosok lain yang baru saja keluar dari belakang gereja itu. Ia langsung menyembunyikan tubuhnya di balik sebuah pohon dan mengikuti lelaki itu dari belakang.

Entah kenapa pikirannya kali ini menjadi buruk. Perasaannya tiba-tiba menjadi kacau seolah tak rela jika lelaki itu merebut kebahagiaannya, dan nyatanya memang seperti itu..

Chanyeol telah menikahi Baekhyun dan merebut Baekhyun dari sisinya.

"Choi Seunghoon, habisi lelaki keparat itu. Habisi lelaki yang telah menjebloskanmu kedalam penjara, dan membuatmu tersiksa karena di kurung di dalam jeruji dingin itu" gumamnya dalam hati.

"Hei Park Chanyeol" panggil Seunghoon kala Chanyeol baru saja meraih gagang pintu mobilnya, terlihat seperti ingin mengambil sesuatu.

Yang di panggilpun terkejut bukan main, Chanyeol langsung membulatkan matanya karena sama sekali tidak menyangka jika lelaki sialan ini akan muncul di kehidupannya lagi.

"Kenapa kau bisa-"

"Kau terkejut? Aku datang kesini hanya untuk memberikanmu pelajaran karena telah lancang menikahi putraku" Seunghoon perlahan berjalan mendekati Chanyeol yang masih berdiri di samping mobilnya.

Chanyeol tertawa.

"Sayangnya Baekhyun lebih memilihku daripada lelaki keparat tak tau diri sepertimu"

"Wow kau sombong sekali anak muda. Tetapi nyatanya aku sudah lebih dulu merasakan nikmatnya anak manis itu"

Chanyeol geram. Ia meremas tangannya sendiri untuk menyembunyikan emosinya. Ia tidak ingin hari bahagianya hancur begitu saja karena lelaki tak tau diri ini.

"Aku sama sekali tidak mempermasalahkan soal itu. Baekhyun sudah menjadi milikku dan aku sudah berjanji untuk selalu menjaganya dari lelaki keparat sepertimu"

Chanyeol terus membalas perkataan Seunghoon dan ia bahkan tidak mengetahui jika diam-diam Seunghoon mengeluarkan sebuah pisau lipat di balik tubuhnya.

Ya, Seunghoon ingin membunuh Chanyeol saat ini juga.

"Aku bukanlah lelaki keparat, aku adalah Ayah Baekhyun dan akulah yang lebih berhak menjaganya ketimbang dirimu"

Chanyeol berdecih dan ia justru melangkahkan dirinya mendekati Seunghoon. Dan ketika Chanyeol baru saja ingin meninju wajah Seunghoon, tangannya terhenti di udara karena Seunghoon lebih dulu menancapkan pisaunya tepat di perut Chanyeol.

Crek!

Slaph!

"Argh!"

"Kau bisa merasakannya? Kau bisa merasakan sakitnya? Sama seperti sakit yang aku rasakan ketika melihat kau menikahi Baekhyun anakku" ucap Seunghoon dengan tatapan puas melihat Chanyeol sudah mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Kau fikir dengan membunuhku, bisa membuat Baekhyun menjadi milikmu?" ucap Chanyeol sekuat tenaga menahan rasa sakit di perutnya yang tersobek oleh pisau.

Crekk!

Slaph!

Sekali lagi, Seunghoon menusuk perut Chanyeol untuk yang kedua kalinya. Ia benar-benar kesal karena Chanyeol meremehkannya.

Brukk!

Chanyeol ambruk seketika dan ia terbatuk-batuk. Tusukan kedua di tempat yang sama benar-benar begitu menyakitkan untuknya. Namun Chanyeol justru menatap Seunghoon dan ia masih bisa menunjukkan senyumannya.

Seunghoon perlahan mundur beberapa langkah kebelakang menjauhi Chanyeol yang mulai sekarat. Tidak ada satu kalimatpun yang mampu ia lontarkan saat ini.

"Baekhyun akan menjadi milikku selamanya. Dia hanya mencintaiku uhukk uhukk!"

Chanyeol mulai merasa kedinginan dan pandangannya menjadi kabur. Ia tidak mampu menahan rasa sakit ini lagi, dan ia benar-benar ambruk disana dengan darah segar yang terus mengucur keluar dari perutnya.

"Chanyeol!"

Seunghoon menolehkan kepalanya kebelakang ketika ia melihat ada seorang lelaki lain yang tiba-tiba muncul meneriakkan nama Chanyeol. Bukankah ia adalah Kai?

"Paman? Apa yang kau lakukan terhadap Chanyeol?!"

Kai berlari mendekati Chanyeol dan mendorong tubuh Seunghoon dengan keras. Ia segera membopong tubuh Chanyeol dan mengabaikan Seunghoon yang masih terdiam terpaku disana.

Ya, Kai merasakan ada sesuatu perasaan yang tidak enak ketika Chanyeol pamit kepadanya untuk mengambil sesuatu di dalam mobilnya. Dan benar, setelah ia menunggu beberapa Chanyeol tak kunjung kembali, ia memutuskan untuk menghampiri Chanyeol ke mobilnya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat ada Ayah tiri Baekhyun disana. Terlebih ketika melihat sebuah pisau penuh darah yang ternyata telah di gunakan untuk menusuk Chanyeol.

Ingin sekali rasanya Kai memberi pelajaran pada Seunghoon, tetapi kondisi Chanyeol tidak memungkinkan untuk di biarkan lebih lama lagi. Chanyeol harus segera mendapatkan pertolongan medis secepatnya.

"Kau bodoh sekali, Park. Membiarkan dirimu terluka dan tidak memikirkan bagaimana perasaan Baekhyun jika melihatmu seperti ini. Aku membantumu untuk yang kesekian kali, kau berhutang banyak padaku" gumam Kai sambil menatap Chanyeol yang sudah tidak sadarkan diri di kursi samping mobilnya. Ia harus segera membawa Chanyeol ke Rumah Sakit dan mengabarkan nanti pada semua orang setelah Chanyeol mendapatkan pertolongan pertama.

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

Di Rumah Sakit, Baekhyun menangis sambil berlari mendatangi kamar dimana Chanyeol dirawat. Ia terus menangis sepanjang perjalanan, dan ia masih tidak menyangka jika ini bisa terjadi. Ia tidak percaya jika ini adalah kenyataan. Ini adalah hari bahagianya bersama Chanyeol, tetapi kenapa Chanyeol terluka seperti ini?

Tubuh Baekhyun langsung ambruk ketika ia baru saja di kabari oleh Kyungsoo jika Chanyeol baru saja di larikan ke Rumah Sakit oleh Kai karena Chanyeol terluka. Baekhyun tidak mempercayainya, tetapi setelah ia mendengar sirine mobil polisi dan melihat sang Ayah tiri berlari ke arahnya, ia baru menyadari jika sang Ayah tirinya lah yang berbuat hal keji seperti itu.

Tangan sang Ayah penuh darah dan itu adalah darah Chanyeol. Baekhyun langsung menampar keras pipi sang Ayah dan berlari meninggalkan gereja itu. Ia biarkan polisi membawa Ayahnya kembali ke penjara. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Chanyeol.

Ia tidak ingin kehilangan Chanyeol secepat ini.

Grep

Baekhyun baru saja ingin memasuki ruang operasi itu tetapi Kyungsoo lebih dulu menahan tubuhnya dan berakhir dengannya yang menangis meraung-raung di pelukan Kyungsoo. Kyungsoo pun menangis melihat kondisi Baekhyun yang terlihat berantakan masih mengenakan pakaian pernikahannya. Disana ada Kai yang tidak mampu melakukan apapun selain berdo'a agar Chanyeol terselamatkan karena ia tidak ingin melihat Baekhyun terpuruk lagi.

Cukup lama akhirnya Baekhyun berhenti menangis dan mulai tenang. Nampak sekali Baekhyun benar-benar kelelahan. Kondisinya sungguh membuat siapa saja yang melihatnya pasti merasa berempati. Ikut merasakan apa yang di rasakan oleh Baekhyun.

Hingga akhirnya semua orang yang berada disana memutuskan untuk duduk di ruang tunggu sembari menunggu operasi Chanyeol selesai. Baekhyun nampak tertidur di samping tubuh Kyungsoo. Kai pun sudah tertidur di samping Kyungsoo, namun tanpa disadari mata Baekhyun mulai terbuka ketika ia melihat ada sesosok cahaya yang keluar dari ruang operasi Chanyeol.

Baekhyun pun langsung tersentak dan bangkit berdiri untuk menghampiri pintu operasi itu, namun betapa terkejutnya ia karena Chanyeol keluar dari ruangan itu. Baru saja Baekhyun ingin mengeluarkan suaranya, tetapi Chanyeol justru terus berjalan melewatinya tanpa menghiraukannya.

Kaki Baekhyun terasa lemas karena Chanyeol mengabaikannya dan ia tidak bisa mengeluarkan suaranya karena Rumah Sakit ini begitu gelap. Semua orang masih tertidur di tempat semula dan Baekhyun tidak tau harus melakukan apa selain mengikuti arah langkah Chanyeol yang ternyata menuju ke atap Rumah Sakit.

'Chanyeol kumohon..' teriak Baekhyun dalam hati karena Chanyeol terus mengabaikannya.

Baekhyun kembali meneteskan airmatanya saat ia melihat sosok putih yang sedari tadi mendampingi Chanyeol kini berubah wujud menjadi sesosok lelaki yang mirip dengan Chanyeol. Ia ingat betul dan ia yakin jika lelaki itu adalah..

Chanyoung.

"Untuk apa kau datang menemui Chanyeol? Kumohon jangan jemput Chanyeol! Hiks"

Akhirnya Baekhyun mampu mengeluarkan suaranya setelah ia sudah tiba di atap Rumah Sakit. Ia melihat Chanyeol terus berjalan mendekati tepi pembatas pagar. Dan ia semakin terkejut ketika Chnayoung justru tertawa dan melompat dari atap Rumah Sakit itu.

"Chanyeol tidak!"

Baekhyun kembali berteriak untuk mencegah Chanyeol mengikuti sang kakak untuk lompat dari atap Rumah Sakit itu juga. Kaki Baekhyun benar-benar terasa kaku hanya sekedar untuk melangkah menahan Chanyeol. Jadilah ia hanya berteriak seperti ini.

Tangan Chanyoung terulur hendak menggapai tangan Chanyeol dari bawah. Chanyeol hanya menatap datar saudara kembarnya itu dan mulai mengangkat tangannya untuk meraih tangan Chanyoung.

'Ikutlah bersamaku Chanyeol..'

"Chanyeol kumohon! Hiks!"

Akhirnya dengan sekuat tenaga yang Baekhyun miliki, akhirnya Baekhyun mampu berlari mendekati Chanyeol, dan menahan tubuh Chanyeol dengan cara memeluknya dari belakang.

Baekhyun memeluk tubuh Chanyeol dengan sangat erat.

"Chanyeol aku sangat mencintaimu. Jangan tinggalkan aku, kumohon. Hiks!"

"Maafkan aku hyung" singkat Chanyeol sambil melepaskan tangan Chanyoung.

Chanyeol langsung membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh Baekhyun dengan saat erat. Mendengarkan isakan Baekhyun yang begitu dalam menangisinya. Dan sedetik kemudian, Chanyeol tersadar dari semuanya.

"Baekhyun.."

"Chanyeol, kau sudah sadar?"

Chanyeol membuka matanya dan mendapati Baekhyun tengah memandangnya dengan raut wajah yang sangat khawatir.

Chanyeol terdiam sejenak untuk menyadari semua yang baru saja terjadi hanyalah sebuah mimpi. Ia tidak berada di atap Rumah Sakit, melainkan berada di ruangan rawatnya dengan Baekhyun yang berada disampingnya.

Dengan sekuat tenaga, Chanyeol bangkit dari posisi berbaringnya meskipun luka di perut masih terasa amat sakit. Ia ingin sekali memeluk tubuh istrinya ini dan berbisik agar Baekhyun jangan menangis lagi.

"Maafkan aku" gumam Chanyeol yang ternyata sudah membawa tubuh Baekhyun ke dalam pelukannya.

"Chanyeol hiks.. aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu. Maaf telah membuatmu khawatir"

Chanyeol melepaskan pelukannya dan mengembangkan senyumannya sambil menatap wajah cantik Baekhyun yang penuh dengan airmata. Ia usap airmata itu dengan perlahan dan ia mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Baekhyun.

"Jangan menangis lagi"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Chanyeol menempelkan bibirnya pada bibir Baekhyun. Menyalurkan perasaan cintanya yang begitu besar pada Baekhyun sekaligus mengucapkan terima kasih karena telah setia selama ini menemaninya disampingnya.

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

Cklek

Chanyeol yang sedari tadi tengah melamun, seketika menolehkan kepalanya saat melihat seseorang masuk ke ruang rawatnya. Ia hanya memandang datar menatap orang itu yang ternyata adalah Ayahnya sendiri.

"Bagaimana keadaanmu?" ucap Tuan Park sambil mendudukkan dirinya di samping ranjang Chanyeol. Namun Chanyeol masih enggan untuk mengeluarkan suaranya karena entah kenapa tiba-tiba ia teringat dengan perkataan sang Ayah saat dirinya baru saja akan berangkat ke Italy.

"Maafkan Appa.." ucap Tuan Park lagi karena Chanyeol tidak menjawab pertanyaannya yang pertama.

"Tidak ada yang perlu di sesali. Aku hanya ingin Appa mengerti bagaimana kondisiku. Aku sangat mencintai dunia balap dan aku harap Appa tidak mengingatkanku akan kematian Ayah kandungku" ucap Chanyeol dengan datar.

Baekhyun menghentikan gerakannya yang ingin meraih kenop pintu kamar rawat Chanyeol, karena tak sengaja ia mendengar percakapan Chanyeol dengan Tuan Park. Awalnya Baekhyun ingin mengantarkan makanan pada Chanyeol, tetapi mendengar sepertinya mereka tengah membicarakan hal yang penting, Baekhyun mengurungkan niatnya dan membiarkan Ayah dan anak itu memperbaiki hubungan mereka.

"Maka dari itu Appa minta maaf atas kesalahan yang telah Appa lakukan terhadapmu selama ini. Saat ini hanya kau yang Appa miliki, dan Appa tidak ingin kehilangan anak Appa untuk yang kedua kalinya" Tuan Park nampak ingin meneteskan airmatanya, dan membuat Chanyeol terpaksa memeluk tubuh sang Appa dengan sangat erat.

"Akupun hanya memiliki satu Appa, dan aku ingin sekali membuat Appa bangga akan hobbyku ini"

"Appa sangat bangga padamu, Chanyeol. Mulai saat ini, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Appa juga"

"Ne. Aku mengerti itu Appa. Maafkan aku"

Baekhyun mengembangkan senyumannya ketika melihat Chanyeol dan Tuan Park berpelukan. Nampaknya hubungan mereka sudah mulai membaik. Meskipun kondisi Chanyeol seperti ini, tetapi ia bersyukur setidaknya tidak ada lagi perasaan yang masih mengganjal di antara keduanya.

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

Tak terasa pernikahan Chanyeol dan Baekhyun sudah berjalan selama setahun. Baekhyun telah melahirkan seorang anak laki-laki yang begitu manis. Mereka memberi nama anak mereka dengan nama Jesper. Dan Chanyeol terus saja memaksa Baekhyun jika ia ingin Jesper menjadi pembalap sepertinya. Meskipun Baekhyun merasa keberatan, tetapi ia tidak mungkin menghalangi bakat anaknya sendiri yang bisa saja keturunan dari Ayahnya.

Saat ini mereka tinggal di rumah mereka sendiri yang terletak tidak jauh dari rumah orangtua Chanyeol. Dengan alasan, akan memudahkan mereka jika terjadi sesuatu nanti. Kadang Jesper di titipkan oleh sang kakek, jika saja Chanyeol dan Baekhyun ingin pergi keluar hanya untuk sekedar makan malam berdua saja. Mereka memang harus sering menghabiskan waktu mereka berdua saja untuk mempertahankan keromantisan hubungan mereka.

Seperti saat ini, Baekhyun memilih sebuah tempat yang sedikit berbeda dari acara kencan mereka yang sebelumnya. Baekhyun memaksa Chanyeol untuk mendatangi sebuah taman karena Baekhyun ingin sekali melukis di tempat yang indah itu. Tentu Chanyeol tidak keberatan, hingga akhirnya disinilah mereka berada.

Berdua di taman yang sepi sambil menikmati sore hari yang indah.

Baekhyun mengaku ia sudah jarang melukis kembali selama ia menikah dengan Chanyeol, dan juga terlalu sibuk mengurusi perusahaan mereka. Mungkin di kesempatan kali ini, Baekhyun bisa kembali menyalurkan perasaannya melalui sebuah lukisan.

Ia duduk di sebuah kursi yang telah ia persiapkan sebelumnya, lengkap dengan peralatan melukis lainnya. Sedangkan Chanyeol berdiri tepat di samping Baekhyun sambil memperhatikan istrinya yang cantik itu mulai melukis.

"Kali ini apa yang ingin kau lukis?" tanya Chanyeol sambil terus memperhatikan wajah Baekhyun yang nampak fokus dengan kanvasnya.

"Masa depan kita" jawab Baekhyun dengan cepat.

Chanyeol sedikit tidak mengerti apa maksud dari Baekhyun, namun ia enggan bertanya kembali dan lebih memilih untuk terus memperhatikan Baekhyun.

Di atas kanvas yang putih polos itu, Baekhyun mulai menggoreskan cat airnya membentuk sebuah lukisan abstrak seperti keahliannya. Namun lukisan yang awalnya abstrak itu semakin lama semakin indah dan membentuk sebuah pemandangan yang indah. Chanyeol bahkan sampai takjub melihat kelincahan jemari Baekhyun dalam melukis, hingga tak sadar Baekhyun ternyata sudah menyelesaikan lukisannya hanya dalam beberapa puluh menit saja.

"Masa depan kita?" tanya Chanyeol mengulang perkataan Baekhyun yang tadi.

Baekhyun mengangguk dan menarik tangan Chanyeol agar semakin mendekat ke arahnya.

"Kau seharusnya bisa membedakan apa yang menjadi ciri khas lukisanku. Aku sedikit kecewa karena ternyata kau masih tidak mengerti apa maksudku melukis gambar ini"

Chanyeol kembali mengamati lukisan Baekhyun dan perlahan ia mengembangkan senyumannya mulai menangkap apa maksud Baekhyun melukis lukisan ini.

"Kupu-kupu?" ucap Chanyeol.

Baekhyun langsung menoleh pada Chanyeol dan memandang Chanyeol dengan pandangan terkejutnya.

"Aku sangat mencintaimu, dan itu berarti aku juga mencintai apa yang menjadi karyamu. Aku selalu memperhatikan lukisan-lukisan indahmu di ruang seni dan aku memang selalu takjub kepadamu"

Baekhyun sedikit tersipu, namun ia kembali terkejut kala Chanyeol mengecup lembut bibirnya dengan tiba-tiba.

"Kau selalu menggambar sepasang kupu-kupu dan kali ini kau menggambar banyak kupu-kupu. Apakah kupu-kupu yang lain itu adalah anak-anak kita?" ucap Chanyeol.

Baekhyun tertawa kecil dan ia mengusap wajah Chanyeol.

"Kupu-kupu itu banyak sekali. Bukan hanya anak kita, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitar kita. Banyak orang yang telah berperan penting untuk hubungan kita, Chanyeol"

Chanyeol mengangguk paham.

"Seperti kami misalnya?"

Chanyeol dan Baekhyun sontak menolehkan kepalanya pada kedua orang yang baru saja tiba di sana. Mereka hanya tertawa ketika mendapati wajah terkejut yang di tunjukkan oleh Chanyeol dan Baekhyun.

"Sehun?/ Luhan?" ucap Chanyeol dan Baekhyun berbarengan.

"Kau.."

"Kami sudah menikah. Bagaimana kabarmu Chanyeol?" ucap Luhan dengan senyuman manisnya. Jangan lupakan Sehun yang juga tersenyum sambil memeluk pinggang Luhan dengan posesif.

"Seperti yang kau lihat, aku sangat bahagia bersama Baekhyunku" Chanyeol yang tak mau kalah, langsung memeluk pinggang Baekhyun dengan posesif sama seperti yang Sehun lakukan.

"Hei aku tidak akan melukai Baekhyun lagi, apakah bunga dan kartu ucapan maaf yang aku kirimkan ke kantormu setiap hari tidaklah cukup untuk menebus kesalahanku?" ucap Sehun.

"Jadi, kau yang mengirim bunga-bunga itu?" ucap Baekhyun tidak percaya.

"Aku kira kau sudah menduga dari awal jika akulah si pengirim bunga itu" Sehun melepaskan pelukannya dari Luhan dan menjulurkan tangannya pada Chanyeol.

"Maafkan aku atas kesalahanku di masa lalu. Aku benar-benar menyesal"

Chanyeol terlihat berpikir dan ia terdiam sejenak. Apakah ia bisa memaafkan lelaki brengsek ini? Tetapi dilihat dari raut wajah Luhan, Luhan nampak bahagia sekali jika sedang bersama dengan Sehun. Sepertinya ia tidak memiliki pilihan lain selain melupakan masa lalu dan memaafkan semuanya.

Chanyeol meraih jabatan tangan Sehun dan tersenyum.

"Aku memaafkanmu"

"Dan Luhan.. Apakah kau benar-benar bahagia telah menjadi istri dari Sehun?" lanjut Chanyeol.

Luhan hanya tersenyum dan ia meraih tangan Baekhyun yang sedari tadi diam disamping Chanyeol memperhatikan mereka.

"Sama bahagianya seperti kau berhasil memiliki Baekhyun" jawab Luhan dengan yakin. Baekhyun tersenyum dan memeluk Luhan dengan tiba-tiba.

"Maafkan aku Baekhyun. Dan aku yakin Chanyeol tidak akan menyakitimu lagi"

"Um"

Baekhyun hanya mengangguk sebagai jawaban Luhan. Sungguh ia merasa sangat bahagia karena semuanya telah membaik. Tidak ada yang mengganjal lagi dan itu benar-benar membuatnya merasa tenang.

Sebenarnya aku merasa sedikit khawatir tentang..

Apakah aku bisa melakukannya sendirian atau tidak

Aku tidak tau, dan aku tidak pernah mengetahuinya

Aku mulai melemah

Sayangku..

Aku adalah orang yang dicintaimu lebih dari yang lain

Tidak seperti yang sebelumnya

Semuanya berubah saat aku tidak menyadarinya

Aku tidak akan jatuh cinta lagi

Aku hanya akan jatuh cinta padamu

Kau adalah yang terakhir yang paling sempurna untukku

Menemaniku di akhir bahagiaku..

.

.

.


~oOo~ 100 SECONDS ~oOo~


.

.

.

"Kau kedinginan?"

"Tidak"

"Maka dari itu aku tidak akan membiarkanmu kedinginan"

Chanyeol memakaikan Baekhyun jaket yang ia kenakan, tidak perduli jika saat ini justru ialah yang akan kedinginan nantinya. Tetapi itu bukanlah hal yang harus di permasalahkan, karena ia sama sekali tidak ingin melihat Baekhyun sakit sedikitpun.

Setelah memakaikan jaket tebal di tubuh mungil Baekhyun, Chanyeol mendekap erat tubuh itu dan hingga tubuh mereka benar-benar dekat tanpa jarak.

"Terima kasih" gumam Baekhyun dengan pipi yang merona. Pasalnya, ia masih saja merasa takjub dengan sikap Chanyeol yang selalu saja memperlakukannya dengan baik dan romantis seperti saat ini.

"Aku sudah berjanji pada Tuhan untuk melakukan hal itu, Baek" jawab Chanyeol.

Kemudian Baekhyun menautkan jemari mereka dan menyandarkan kepalanya pada bahu Chanyeol. Menatap hamparan ribuan bintang yang bersinar di langit yang cerah, sambil terduduk di atas tikar yang telah ia gelar tepat di samping mobil mereka.

Mereka masih di taman dan nampaknya mereka masih ingin menikmati waktu mereka berdua saat ini.

"Chanyeol.."

"Ne?"

"Apakah kau mempercayai hari akhir?"

Baekhyun masih menatap ke arah bintang dengan senyuman tipisnya, tidak menghiraukan Chanyeol yang memandangnya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu?" bukannya menjawab, Chanyeol justru bertanya balik.

Baekhyun menolehkan kepalanya untuk menatap Chanyeol dan ia kembali menunjukkan senyumannya.

"Bagaimanapun juga, kita pasti akan berakhir dan berpisah.." jawab Baekhyun.

Chanyeol semakin tidak mengerti dengan apa yang Baekhyun maksud, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mendekatkan wajahnya dan kembali menyesap bibir tipis lelaki cantik yang selalu ia cintai itu. Ia pejamkan matanya untuk menikmati waktu yang masih ia miliki bersama Baekhyun. Ia lumat dengan lembut bibir Baekhyun dan Baekhyun pun memejamkan kedua matanya.

Tidak berlangsung lama ciuman itu berlangsung, akhirnya Chanyeol melepaskan ciumannya dan menangkup wajah Baekhyun. Menatap jauh ke dalam mata indah itu, seolah ia ingin menyampaikan sesuatu pada Baekhyun melalui matanya.

"Kita harus tetap menjalani hidup kita bersama, dan kumohon padamu dengan sangat untuk terus menemaniku sampai hari itu tiba. Sampai kita berakhir dan berpisah"

Baekhyun meneteskan airmatanya mendengar jawaban Chanyeol dan ia langsung memeluk tubuh Chanyeol dengan erat.

"Tentu, aku berjanji"

Aku mencintaimu, terima kasih banyak

Tolong peluk aku dengan hangat seperti ini

Sehingga aku bisa hidup dalam cinta ini

Aku tidak bisa hidup tanpamu

Bukankah cinta adalah seperti ini?

Tidak peduli apa yang kau katakan

Aku merasa hanya kau yang bisa memenuhi hatiku

Bisakah kau mendengar hatiku?

Jika kita kembali mengulang semuanya

Akankah kita mampu bertahan lagi?

Itu adalah waktu yang sangat sulit

Sangat sulit jika itu tanpamu

Kini aku bisa melihatmu setiap hari sesukaku

Memandang matamu dan menikmati

Indahnya getaran di jantungku

Aku mencintaimu

Jangan tinggalkan aku

Aku bisa melihat masa depan kita

Maukah kau mempercayaiku

Bahwa kaulah segalanya bagiku

Aku ingin mencintaimu selamanya

Aku ingin dicintai olehmu selamanya

Karena dengan alasan mencintaimu..

Tidak ada hari dimana aku tidak mencintaimu..

.

.

.

100 SECONDS

.

.

.

END/FIN.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah Happy Ending. Akhirnya Yuta bisa tamatin FF ini dari sekian FF Yuta yang udah berhasil Yuta tamatin.

Gimana tanggapan kalian tentang FF ini? Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan, Yuta mohon maaf yang sebesar-besar kalo Yuta masih belum sempurna dalam menulis FF ini. Dan Yuta juga mau ucapin terima kasih buat Kak Cha a.k.a overdose6104 yang udah ngasih plot FF ini, meskipun banyak banget yang Yuta remake wkwkwk

Ok, semua cast yang ada disini udah bahagia ya..

Dan apa masih ada yang mengganjal? Atau masih ada yang mau di tanyain?

Silahkan kasih komentar atau pertanyaan di kotak review.

Review terakhir untuk FF ini.

Terima kasih juga untuk readers yang udah luangin waktunya untuk baca FF ini. Yuta minta maaf karena gabisa sebutin satu persatu, tapi ga ngurangin rasa terima kasih Yuta ke kalian *eeaa

Semoga Yuta bisa menulis FF yang lebih baik lagi dari ini. Dan jangan bosen-bosen baca FF Yuta yaa~ terima kasih *cium basah .g

OK, LAST!

TANGGAPAN ENDING FF INI JUSEYO~/?

YUTA TUNGGU~

SARANGHAE BBUING~!