Entrapped to Hell

Summary: Seorang pemuda mesum, Naruto, mendapati dirinya terjebak perjanjian dengan seorang iblis (yang jauh lebih) mesum setelah sebuah peristiwa yang merenggut nyawanya. Seketika dunia Naruto yang tadinya lurus-lurus saja jadi belok.

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: slash pairings, het pairings, parody, nudity, perverseness, possibly M-rated (?)

Main Pairing: SasuNaru

Posted: 11 Desember 2015

Author's Rambling:

Salam semuanya. Setelah sekian lama jadi hantu dengan akun ini, akhirnya saya post cerita. Semoga bisa menghibur pembaca sekalian. Ini adalah sebuah experiment fic. Sebuah parody dari NarutoX? (silakan ditebak setelah membaca)

Chapter 1

Cinta, menurut Naruto, adalah dada besar, lembut, kenyal, mengkilap, dan seksi milik para gadis.

Hangat…kehangatan itu mendekap dirinya semakin erat. Sebuah suara membisikkan sesuatu padanya. Apa itu? Apa yang suara itu ucapkan? Terdengar lirih dan jauh baginya. Belaian tipis menerpa wajahnya, diikuti dengan sentuhan lembut pada keningnya. Hangat..nyaman… dan kehangatan itu tiba-tiba menghilang.

Dan dia pun terjatuh.


Seorang pemuda berambut pirang kekuningan tiba-tiba terlonjak dari tidurnya. Matanya yang biru sewarna sapphire membelalak, otomatis menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Pemuda itu segera mendudukkan tubuhnya di kasur dan meraih jam weker yang masih berbunyi nyaring. Ditekannya tombol di bagian atas alat berbentuk kodok itu dan diletakkannya kembali ke one-night-stand di sebelah tempat tidurnya. Masih setengah tertidur, pemuda itu menyeka keringat yang membasahi rambut spikynya.

'Mimpi apa itu tadi?' batinnnya dengan alis berkerut. 'Seperti ada sebuah suara..' Ia berusaha mengingat-ingat mimpinya yang sia-sia saja ia lakukan. Semakin ia berusaha mengingat, mimpi itu terasa semakin jauh darinya.

Di tengah lamunannya, sebuah suara memanggilnya, "Narutooo! Kau sudah bangun belum?! Jika sudah, cepatlah bersiap sebelum terlambat lagi!"

Teriakan yang sudah tak asing itu menyadarkannya dari day-dreamingnya. Segeralah ia menengok kembali ke angka yang tertunjuk di jam weker yang tadi hanya setengah hati ia pedulikan.

Jam 07:17.

Tak ayal dia segera meloncat dari tempat tidurnya, selimut yang berwarna oranye sewarna cat dinding kamarnya terlempar ke lantai, dan melaju menuju kamar mandi.

"Segera datang Iruka-nii!" ucap pemuda itu, Naruto, sebelum membasuh wajahnya di wastafel. Dia membasahi wajahnya berkali-kali, berusaha menghilang kesan mengantuk yang masih menempel.

Sembari mengeringkan wajahnya ia menatap lekat-lekat bayangannya di cermin wastafel.

Rambut pirang kekuningan yang sama, mata berwarna biru yang sama, dan tiga buah garis seperti kumis yang sama yang melintang di masing-masing pipinya. Yang terlihat berbeda hanyalah kulit light-tannya yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

Naruto menepuk-nepuk pipinya dengan keras sambil memelototi bayangannya di cermin.

'Ayolah..kau tidak akan se-shock itu hanya gara-gara sebuah mimpi konyol Naruto…' makinya kepada dirinya sendiri sehabis meneliti bayangannya di cermin.

"NARUTO!" teriakan Iruka kembali terdengar dari dapur.

Naruto gelagapan menjawab, hampir menjatuhkan handuk yang masih dipegangnya, "IYA, IRUKA-NII!"

Ia lekas kembali ke kamarnya dan terburu-buru memakai seragam. Diambilnya sebuah celana panjang kain berwarna hitam. Ia melirik jam sekali lagi. Waktu yang tertunjuk membuat Naruto semakin panik sehingga ia terjerembab mencium lantai dan hampir memakai celananya terbalik.

Ia mengambil blazer berwarna hitam dengan outer liner putih yang tergantung rapi di lemarinya, dipakainya sehingga menutupi kemeja seragamnya yang berwarna putih bergaris-garis hitam vertikal[i].

Dengan persiapannya yang serba terburu-buru Naruto segera keluar dari kamarnya menghampiri kakak angkatnya, satu-satunya keluarganya, di dapur.

Iruka terlihat sudah berpakaian rapi, siap untuk bekerja. Wajah Iruka terlihat tenang, sangat kontras dengan raungan tidak sabar yang ditujukan kepada Naruto sedari tadi. Begitulah jadinya kalau kau sudah terbiasa hidup serumah dengan Naruto.

"Ini sarapanmu, habiskan."

Naruto melirik semangkuk nasi, sup miso, dan ikan hering asap yang disajikan oleh Iruka dengan tidak berminat. Sembari mengambil tempat duduk ia pun menoleh ke arah Iruka yang sudah memulai menyantap sarapannya.

"Tidak ada ramen Iruka-nii?" rengeknya.

Pertanyaannya itu mengundang urat jengkel untuk bertengger di dahi Iruka.

TAK!

Kepala Naruto sukses dijitak Iruka, membuat pemiliknya meringis kesakitan sambil memegangi sisi kepalanya yang menjadi korban jitak.

Si pelaku penjitakan hanya tersenyum puas, "Jangan mengeluh! Ramen terus-menerus tidak baik untuk kesehatanmu Naruto. Kau harus mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, dan lain-lainnya." oceh Iruka.

Naruto hanya bersungut-sungut sambil mulai menghabiskan makanan bagiannya. Iruka terus mengoceh tidak ada hentinya tentang gizi dan makanan yang pasti diabaikan oleh Naruto.

"…protein itu adalah zat pembangun yang penting bagi pertumbuhan tubuh. Begitu pun kalsium pada susu, akan membantumu untuk tumbuh agar kau bisa menarik perhatian gadis-gadis, Naruto!"

Mendengar itu kepala Naruto langsung menoleh kilat, "Iruka-nii, tidak ada yang salah dengan tinggi badanku!" semprotnya jengkel.

Iruka hanya terkekeh, "Narutooo, aku tidak berbicara apapun tentang tinggi badan lho…" Naruto hampir tersedak, menyadari kesalahannya.

"Lagipula para gadis-gadis memang biasanya suka dengan para laki-laki yang terlihat manly. Yah..seperti kakakmu ini…." lanjutnya bangga.

Naruto hanya terbengong. 'Iruka-nii sedang sakit kah? Tidak biasanya se-PD ini..' Dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan liar, mencoba menghapus image tak diinginkan tentang Iruka dari otaknya.

Naruto mendengus ke nasinya, "Asal tau saja ya Nii-san, tidak semua gadis seperti itu! Karena…"

Hening.

"…karena aku yakin pasti ada seorang gadis cantik, seksi, dan berdada besar di luar sana yang menungguku untuk menjadikannya pacarku dattebayo! Huehehehe…" ucap Naruto sambil membuat senyum yang terlampau lebar.

Di kepalanya khayalan tentang gadis-gadis berdada besar berbusana minim bersliweran. Setetes air liur yang tak ada hubungannya dengan makanannya mulai terbit di ujung bibirnya yang berwarna dusty pink.

TAK!

Naruto sukses mendapat jitakan dari Iruka untuk kedua kalinya di pagi hari itu.

"Sudah! Jangan mengkhayal yang jorok-jorok! Kau harus segera sekolah! Lihat sekarang sudah jam berapa!?" Iruka memperlihatkan jam tangannya.

Mata biru Naruto membulat melihat waktu yang tertera di sana. Naruto pun seketika panik, "HAAA! Sudah hampir jam delapan! Aku harus segera berangkat!" Disambarnya segelas susu yang telah disiapkan sebelumnya oleh Iruka dan langsung bangkit dari kursinya menuju pintu.

"Aku pergi dulu Nii-san! Ittekimasu!" ucap Naruto sambil terburu-buru membuka pintu apartemen yang ia tinggali bersama Iruka.

"Hati-hati Naruto! Itterassai!"

Ia langsung melesat keluar, dengan sepatunya masih belum terpasang dengan sempurna, meninggalkan Iruka yang hanya tersenyum geli melihat kelakuan adik angkat yang disayanginya itu.


Naruto berlari sepanjang jalan menuju sekolahnya. Letak sekolahnya itu di pinggir kota Konoha, namun tak begitu jauh dari apartemennya. Walau begitu, ia tetap berlari karena tiga puluh menit itu bukan waktu yang cukup lama untuk jalan santai ke sekolahnya.

Tempat Naruto bersekolah, Konoha Gakuen adalah sekolah elit berstandar tinggi yang menempati pinggiran kota Konoha. Awalnya adalah sekolah khusus putri, sejak dekade lalu diakuisisi oleh pihak swasta, Konoha Gakuen berubah menjadi sekolah umum yang menerima baik siswa laki-laki maupun perempuan.

Menduduki peringkat satu selama beberapa tahun terakhir ini sebagai sekolah terbaik dan terfavorit, Konoha Gakuen sudah tidak bisa diragukan lagi kualitasnya. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang potensi siswa-siswinya, sekolah itu berlokasi di lahan yang sangat besar yang mencakup area seluas sekitar 400 hektar.

Hanya 20 persen dari area tersebut yang dibangun, meninggalkan area yang masih berupa hutan mengitari bagian samping dan belakang sekolah.

Gedung Konoha Gakuen beraksitektur campuran antara Roman dan Gothic style. Gedung utama berbentuk letter U dengan tiga lantai.

Di lantai dasar bagian center U terdapat kantor administrasi yang berfungsi menjalankan urusan kesiswaan, di sayap kanan terdapat perpustakaan dan reading room, sedang di sayap kiri terdapat basecamp dan ruang kepengurusan Dewan Murid (red: OSIS) dan klub lengkap dengan ruang rapat.

Di lantai dua, bangunan depan berupa lounge untuk siswa, sayap kanan berisi kantor dan lounge guru, dan sayap kiri dipakai sebagai kafetaria.

Di lantai teratas terdapat ruang kepala sekolah dan ruang pertemuan eksklusif.

Gedung tempat pembelajaran terletak di belakang gedung utama. Keberadaan mereka dipisah oleh sebuah taman dan dihubungkan oleh sebuah lorong yang memanjang dari bagian belakang center U menuju gedung pembelajaran yang berbentuk persegi panjang.

Sesuai namanya, gedung pembelajaran adalah geudng tempat proses belajar mengajar berlangsung. Gedung tersebut berisi kelas-kelas dari kelas 1-1 sampai 3-5 dan fasilitas penunjang proses belajar seperti laboratorium, ruang keterampilan, dan ruang musik.

Di belakang gedung pembelajaran terdapat sebuah lapangan beserta track lari yang langsung bersinggungan dengan hutan.

Tiga buah gym dengan berbeda spesifikasi tersebar di sekitar lapangan tersebut. Gym ketiga terspesifikasi untuk olahraga air, berbeda dengan gym pertama dan kedua yang dipergunakan untuk olahraga biasa.

Di bagian tepi hutan, terdapat sebuah mansion tua yang fungsinya masih misterius. Untuk mencapainya, jalan setapak dari batu disediakan.

Konoha Gakuen pun menyediakan asrama bagi siswa yang tidak berasal dari daerah lokal. Lokasi asrama itu terpisah dari kompleks sekolah dan terpaut jarak sekitar 1.5 km untuk memberikan privasi bagi murid-murid yang tinggal di sana dan ketenangan bagi yang belajar.

Sekian profil dan deskripsi dari Konoha Gakuen[ii].

Sebagai sekolah yang mendapatkan rating tinggi, tak sembarang orang dapat memasukinya. Dengan seleksi yang ketat, ribuan mendaftar dan ribuan ditolak. Hanyalah para orang-orang terpilih, baik di bidang akademis, non-akademis, dan atau kaum borjuis saja yang dapat menempati bangku sekolah ini.

Naruto sendiri merupakan salah satu dari murid yang beruntung. Entah mengapa, dengan kekurangannya di bidang akademis dan sedikit kelebihannya di bidang olahraga, dia berhasil terdaftar sebagai murid Konoha Gakuen.

Waktu mendapat surat penerimaan dari Konoha Gakuen, Iruka dan Naruto girang bukan kepalang. Mana mungkin Naruto menolak kesempatan untuk masuk ke sekolah yang dominan murid wanitanya?

Perlu diingatkan, karena dulunya merupakan sekolah khusus putri bergengsi, rating dan prestise bagi para siswa perempuan juga tidak berubah. Jumlah siswa perempuan lebih banyak dibanding jumlah siswa laki-laki.

'Banyak siswa perempuan berarti banyak cewek seksi!' begitu pikir Naruto sewaktu memutuskan untuk memasuki Konoha Gakuen. Sampai sekarang, kalimat itu tetap menjadi yel-yel penyemangat untuknya walau ia tetap tidak mendapatkan seorang pun kekasih.

Masih kelas 1. Masih banyak waktu untuk mencari pacar. Begitu pikir Naruto.

Dan motto itu pun berlaku sekarang. Naruto mempercepat langkahnya begitu gerbang Konoha Gakuen terlihat. Begitu memasuki gerbang, Naruto kemudian celingukan. Matanya tertuju pada salah satu semak yang lumayan tinggi dan diam-diam ia mengendap ke semak itu untuk bersembunyi.

Untungnya dia memang tidak dikaruniai dengan tubuh yang gempal, ramping langsing malahan, sehingga ia dengan mudah menyembunyikan dirinya di balik semak itu. Ia merogoh sebuah smartphone dari tasnya. Diliriknya waktu yang ditunjukkan layar hpnya itu.

"Masih ada waktu 15 menit," gumamnya.

Jalan di dalam dan di luar gerbang Konoha Gakuen dirimbuni oleh berbagai macam pepohonan, menimbulkan kesan segar di pagi hari. Konoha Gakuen memang dikelilingi oleh hutan kecil guna mencegah pembolosan dilakukan oleh siswanya. Sayangnya, semaknya yang terlampau tinggi itu terkadang dimanfaatkan oleh orang iseng seperti Naruto yang sedang sibuk mengintipi para siswa perempuan yang berlari-lari menuju gerbang karena takut terlambat.

Naruto duduk bersila, pandangannya tertuju pada seorang siswi yang tengah berlari. Gadis itu memakai seragam standar Konoha Gakuen dengan rok merah dengan outer lining berwarna putih, kemeja putih bergaris-garis hitam vertikal, short shoulder cape hitam, dan vest berbentuk korset dengan warna yang sama. Itu semua dipermanis dengan pita hitam yang disematkan di ujung kerah seragam[iii].

Mata Naruto melekat pada dua buah objek berbentuk bulat yang bertengger di dada gadis itu. Dua buah objek yang bergerak naik turun karena goncangan lebih tepatnya. Inilah yang diincar Naruto.

"Huehehehehe…" cengir Naruto mesum. 'Inilah surga duniaaaaa!' pikirnya bahagia.

Seragam siswi perempuan Konoha Gakuen mengambil model dari seragam asli sekolah khusus putri. Naruto diam-diam gembira karena keberadaan vest berbentuk korset pada seragam yang makin mencetak jelas bentuk tubuh para siswa perempuan, terutama dadanya.

Seorang siswi lain berlari bersama temannya. Naruto berganti memandang mereka, matanya kembali berpusat pada dada kedua gadis itu yang bergoncang-goncang karena berlari. Dua siswi ini bahkan tidak memakai shoulder cape, membuat goncangan kedua melonnya semakin terlihat jelas.

"Boing…boing…" Naruto makin menggumam tidak jelas.

Ia kemudian membayangkan kedua gadis itu berlari hanya dengan menggunakan g-string dan bra. Dalam bayangan Naruto, dada mereka meloncat-loncat keluar dari bra dan memperlihatkan titik-titik berwarna merah muda di pusatnya.

Cengiran cabulnya melebar, "Dobel hehe... Jackpot!"

Cengiran itu terhenti ketika sebuah mobil mewah melaju pelan memasuki gerbang sekolah. Kedatangan mobil berjenis Rolls Royce Phantom[iv] berwarna hitam itu disambut dengan pekikan beberapa gadis-gadis yang kebetulan melintas.

Mata Naruto mengikuti mobil itu hingga akhirnya ia berhenti tepat di pintu masuk bangunan Konoha Gakuen. Seorang chauffeur[v] segera turun membukakan pintu belakang, mempersilahkan penumpangnya untuk turun. Sebuah kaki jenjang dilapisi sepatu kulit mahal menjejak keluar dari mobil itu, diikuti sosok seorang pemuda tampan berambut gelap berjuluk The Ice Prince – Sang Pangeran Es, Uchiha Sasuke.

Naruto mendengus kesal waktu melihat sosok itulah yang keluar dari mobil mewah tersebut. 'Kupikir seorang Ojou-sama yang seksi.' pikirnya jengkel.

Sosok sang Uchiha yang menjulang dan atletis tersebut mengundang kikikan dan bisik-bisik dari para penghuni sekolah yang melihat adegan itu. Sepasang mata kelam sewarna onyx memandang tajam sekitarnya, membuat beberapa siswa perempuan terkikik malu, merasa masuk dalam perhatian Sang Pangeran walau hanya sesaat, sebelum ia mengambil tas sekolahnya yang disodorkan oleh chauffeurnya. Sosoknya yang tinggi tegap melangkah dengan angkuh namun elegan memasuki gedung sekolah.

Blazernya sedikit berkibar tertiup angin. Pekikan memanggil namanya makin terdengar keras dengan adegan itu.

Naruto yang sempat tertegun melihat adegan itu tiba-tiba dikejutkan oleh suara bel sekolah yang menandakan waktu masuk.

Naruto bergumam kecewa, "Yaah, padahal baru sebentar… "

Sambil bersungut-sungut ia mengambil tasnya yang tadinya ia lemparkan seenaknya waktu bersembunyi. Dengan masih setengah termenung, ia pun mulai berjalan menuju pintu masuk gedung.

'Cowok tadi itu…apa bagusnya sih?!' pikirnya sebal. 'Kenapa para gadis-gadis itu menyukai orang seperti dia?'

Alisnya mengerut jengkel, tanpa sadar ia mengerucutkan bibirnya, membuat pipinya terlihat menggembung.

Sama sekali tidak manly Naru-chan…

'Eh, kenapa aku memikirkan cowok aneh sok keren tadi? Tidak penting! Dia bahkan bukan cewek seksi!' sanggah Naruto pada dirinya sendiri. Menyadari dirinya dikejar waktu, lekaslah Naruto membatalkan lamunannya dan bergegas lari memasuki gedung sekolah.

Naruto tidak sadar, jika sejak mobil itu melaju masuk ke sekolah melewatinya tadi sewaktu ia masih bersembunyi di semak, sepasang mata onyx terus tertuju padanya.

Naruto hanya belum menyadarinya.


[i] Bentuk seragam siswa laki-laki merujuk pada seragam dari anime yang diparodikan fiksi ini. Bisa dilihat di http: . / highschooldxd/ images/9/9c/ Kuoh_Academy_ /revision/latest?cb=20140419064307 (spasi dihapus, tanda titik)

[ii] Deskripsi Konoha Gakuen terinspirasi dari manga dan anime Angel Beats!, Ouran High School Host Club, Seikon no Qwaser, dan sebuah universitas yang pernah saya hadiri.

[iii] Bentuk seragam siswa perempuan juga merujuk pada referensi yang sama dengan seragam siswa laki-laki. Bisa dilihat di http: . / highschooldxd/ images/9/9c/ Kuoh_Academy_ /revision/latest?cb=20140419064307 (spasi dihapus, tanda titik)

[iv] Rolls Royce Phantom – mobil produksi UK, dikenal sebagai mobil kalangan jet set. Tahun produksi mobilnya saya serahkan pada pembaca, saya pribadi suka sama yang tahun-tahun lama, tapi sayangnya kurang mutakhir

[v] Chauffeur: someone whose job is to drive a car for a rich or important person - semacam sopir atau pelayan dalam hal transportasi


Author's Rambling: Silakan ditebak, ini parodi atau fusion dari anime apa? Review, kritik, saran, pertanyaan, atau sekedar say hello dipersilahkan (asal bukan hate speech).

Terima kasih sudah membaca.