Tittle : Phone Sex
Cast : Choi Seungcheol, Yoon Junghan, Xu Minghao, Wen Junhui.
Rated : M
Genre : Romance, Drama
WARNING!
SEX-SCENE .. OOC .. YAOI boyXboy!
DLDR!
..
..
..
"Jadi kau akan pergi berapa hari, hyung?" tanya Junghan sambil meletakkan makanan ke meja.
"Mungkin 6 hari. Wae?"
Junghan mendelik kesal, "Kau lebih mementingkan pekerjaanmu daripada aku. Cih! Pergi sana kau!"
Seungcheol terkekeh pelan, wajah kesal Junghan terlihat menggemaskan dimatanya. Jika kekasihnya saat ini sedang tidak dalam mood yang buruk, ia akan langsung 'menyerang' Junghan dan membuatnya tak bisa berjalan esok hari.
Seungcheol mengusap pelan pucuk kepala Junghan dan mengecupnya.
"Aku melakukan ini semua juga demi kau, Junghannie~"
Junghan tidak menjawab, ia masih kesal dengan kekasihnya itu.
"Ayolah, Hannie~ jangan marah begitu, bisa-bisa pesona cantikmu itu hilang, setelah menyelesaikan project itu aku akan membawakanmu oleh-oleh dari sana," bujuk Seungcheol dengan wajah memelasnya.
"Kau pikir aku anak kecil, huh? Ya sudah pergilah. Jaga dirimu baik-baik," ucap Junghan.
Seungcheol menarik tengkuk Junghan dan mempertemukan bibir mereka dalam lumatan-lumatan lembut, "Bagaimana jika melakukan satu ronde sebelum aku pergi?" Wajah Junghan seketika memerah mendengar ucapan Seungcheol tadi.
"Kau bisa ketinggalan pesawat jika tidak segera berangkat, bodoh." ujar namja cantik itu. Seungcheol berdecih pelan, "Jadi kau berniat mengusirku, sayang~"
Kekesalan Junghan yang tadinya sudah mereda kini muncul lagi sebab Seungcheol yang terus-terusan membuatnya ingin membakar hidup-hidup namja dihadapannya tersebut.
Setelah berhasil membuat Junghan jengkel dengan sikapnya, sang pelaku langsung pergi dari sana tak lupa ia memberikan flying-kiss pada Junghan.
"Awas saja kau Choi Seungcheol."
..
..
..
Sejak dari pesawat tadi, Seungcheol tak henti-hentinya memikirkan Junghan. Apa yang ia pikirkan?
Tentu saja.
Wajah memerah Junghan dan matanya yang menatap sayu saat berada dibawah kendalinya, juga erangan dan desahan yang keluar dari bibir tipis nan lembut itu.
Oh! Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat Seungcheol turn on.
"Kenapa bangun disaat tak ada Junghan disini eoh? Dasar," gerutunya entah pada siapa -mungkin dengan Lil' Seungcheol dibawah sana. "Aku yakin Junghan juga tidak akan tahan jika milikku tidak membobol lubangnya beberapa hari."
Seungcheol menyeringai setan.
Junhui -sekretarisnya- melihat itu langsung bergidik ngeri, "Kau baik-baik saja, hyung?" Seungcheol menoleh padanya dan mengangguk senang. Seperti orang idiot.
..
..
..
Sejak dari pesawat tadi, Seungcheol tak henti-hentinya memikirkan Junghan. Apa yang ia pikirkan?
Tentu saja.
Wajah memerah Junghan dan matanya yang menatap sayu saat berada dibawah kendalinya, juga erangan dan desahan yang keluar dari bibir tipis nan lembut itu.
Oh! Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat Seungcheol turn on.
"Kenapa bangun disaat tak ada Junghan disini eoh? Dasar," gerutunya entah pada siapa -mungkin dengan Lil' Seungcheol dibawah sana. "Aku yakin Junghan juga tidak akan tahan jika milikku tidak membobol lubangnya beberapa hari."
Seungcheol menyeringai setan.
Junhui -sekretarisnya- melihat itu langsung bergidik ngeri, "Kau baik-baik saja, hyung?" Seungcheol menoleh padanya dan mengangguk senang. Seperti orang idiot.
..
..
..
"Bosannnn~"
Sudah dua hari, Junghan dirumah sendirian tanpa sang kekasih. Tentu hal itu membuatnya kesepian.
"Ah kenapa tidak terpikirkan sejak kemarin eoh?" Junghan menyambar ponsel dihadapannya dan mengetik sebuah pesan untuk seseorang. Senyum lega terpancar diwajah cantiknya.
Drrtt... Sebuah pesan balasan.
From : Wonu-baby.
"Mian, hyung. Aku tidak bisa berjalan, Mingyu menghajarku habis-habisan kemarin..."
Junghan menghela napas panjang, "Jihoon!" Ia mengirimi pesan kepada namja imut itu.
To : Jihoonie-baby.
"Jihoon-ah, bisakah kau ke apartemenku sekarang. Aku kesepian, Seungcheol sedang perjalanan bisnis di Hongkong."
Sent.
Setelah beberapa menit menunggu, pesan balasan masuk dari Jihoon. Ia takut-takut membukanya, bagaimana jika Jihoon tidak menemaninya disini? Begitulah pikirnya.
From : Jihoonie-baby.
"Aku sedang di Busan bersama Soonyoung. Kau lupa, hyung?"
Ia baru ingat akan hal itu. Lalu bagaimana ini?
Ini menekan tombol call pada kontak Seungkwan.
"Yeoboseyo, Seungkwan-ah,"
"Ahh Wa-waeyo, hyung Ughh..." Junghan heran dengan suara Seungkwan yang terdengar aneh itu.
"Kau baik-baik saja, Kwan? Bisakah kau ke apartemen ku?"
"Sangat baik. Aku ohh ti-tidak bi- ARGGHH HANSOL PELAN-PELAN AHHH," Junghan langsung memutuskan sambungan telepon dengan Seungkwan. Ia tidak habis pikir dengan pemuda bule itu, bisa-bisa ia melakukan 'itu' saat matahari bahkan belum sampai tepat diatas kepala. Dasar.
Seharusnya kau melihat dirimu sendiri, Junghan. Kau bahkan pernah melakukannya dengan Seungcheol seharian penuh.
"Aku suruh saja Chan kesini, eh dia kan masih disekolah." Ia bingung. Sangat bingung.
Bingo!
Dari semua sahabatnya hanya Minghao yang masih 'waras'. Junghan segera menghubungi Minghao.
"Dia pasti mau menemaniku, toh Jun juga sedang bersama Seungcheol saat ini."
Junghan mendesah lega.
"Ada apa, hyung?"
"Datanglah ke apartemenku,"
"Baiklah." Ia tersenyum lebar sampai eye smile-nya terlihat.
..
..
..
Setelah satu jam menunggu.
TING TONG...
Buru-buru Junghan membukakan pintu, "Pasti Minghao,"
Senyumnya mengembang saat melihat namja manis nan imut dihadapannya itu, "Masuklah." Minghao hanya mengangguk, begitulah ia seorang yang irit bicara.
"Aku harus apa, hyung?" tanya Minghao to the point. Junghan menatapnya sekilas.
"Tentu saja menemaniku yang kesepian, kurasa kau juga seperti itu, kan?" tanyanya memastikan.
"Saat kau menelponku tadi, aku sedang memainkan game terbaruku tadi," Junhan terkesiap. 'Pantas saja bocah ini tenang-tenang saja ditinggalkan kekasih-nya itu' batinnya.
"Anggap saja rumah sendiri," Minghao mengangguk, 'Biasanya kan juga seperti itu'
Minghao berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin.
Junghan menghampiri Minghao perlahan, ia sebenarnya ingin menanyakan sesuatu namun ia malu jika harus mengatakannya pada dongsaeng imut-nya itu.
"Minghao-ya," panggilnya. Minghao menoleh kearahnya.
"Apa yang kau lakukan saat Jun tidak bersamamu seperti saat ini, ketika ia sedang melakukan perjalanan bisnis?"
Minghao berpikir sejenak, "Umm- menunggunya mungkin,"
"Lalu jika kau -umm merindukan sentuhannya?" Seketika wajah Minghao memerah. Blushing.
"A-apa maksudmu, hyung?" Sergahnya, ia enggan menanggapi pertanyaan hyung cantiknya itu.
"YAK! Aku tahu Jun tidak akan tahan melihat wajah aegyo-mu dan aku pikir kau sudah tidak polos lagi mengingat seme-mu itu sangat mesum," ujar Junghan dengan seringai licik penuh kemenangan.
Minghao menunduk dalam-dalam, menyembunyikan seluruh wajah yang merona sampai telinga.
"Cepat jawab aku, Minghao-ya!" perintahnya. Junghan hyung tidak sabaran sekali. Begitulah batin Minghao.
"Arra arra," Minghao menarik napas panjang, Junghan dengan excited mendengarkan cerita Minghao sebentar lagi.
"Junhui-ge mengajakku melakukan 'sesuatu' jika ia sedang berada jauh dariku dan saat kami saling merindukan kehangatan satu sama lain," ia berhenti sejenak.
"Jadi~ apa 'sesuatu'-nya?" tanya Junghan penasaran.
"Kami melakukan phone sex," Junghan mengerutkan dahinya, bingung.
"Apa itu?" Minghao terkejut mendengarnya, bagaimana tidak terkejut?! Ia yakin Seungcheol-hyung sudah berkali-kali membobol lubang Junghan-hyung, namun apa cuma begitu-begitu saja cara mereka melakukan sex. Huhh, ia tak habis fikir.
"Jadi kau tidak tahu itu, hyung?" Junghan menggeleng.
"Sebaiknya kau tanyakan saja pada Seungcheol-hyung, arra,"
Setelah percakapan absurd mereka yang tidak pantas didengar oleh anak-anak dibawah umur itu. Kegiatan mereka berdua hanya menonton tv, memasak bersama dan berbaring santai di karpet. Hingga hari menjelang malam, Minghao meminta izin pada Junghan hyung untuk pulang, dengan tidak rela ia membiarkan Minghao pulang. Dan berterimakasih padanya karena sudah menemaninya seharian.
"Padahal dia dirumah juga sendirian, kenapa tidak menginap disini saja sekalian. Dasar bocah itu,"
Junghan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. "Kurasa mandi air hangat dibawah guyuran shower bisa menghilangkan penat,"
Ia melucuti satu persatu pakaiannya dan berdiri dibawah shower yang mengucurkan butir-butir air hangat yang membuatnya rileks.
Tanpa ia sadari, pada gantungan pakaian di kamar mandinya terdapat kamera tersembunyi. Seseorang disebrang sana terlihat resah dengan keringat dingin perlahan turun dari dahinya.
..
..
..
Keringat dingin perlahan menuruni dahi pemuda berbibir sexy itu saat matanya tanpa berkedip menonton sesuatu dari layar laptopnya.
Terdengar bunyi guyuran air dari laptop tersebut. Ternyata, ia tengah menonton kekasihnya yang tengah mandi.
Maniak sekali. Sebegitu rindukah ia jika sehari saja tidak bertemu Junghan, sampai-sampai ia memasang benda nista itu di kamar mandinya. Atau mungkin juga ada ditempat lain. Entahlah siapa yang tau isi kepala Seungcheol, kurasa hanya pikiran-pikiran kotornya tentang Junghan yang memenuhi kepalanya itu.
"ARGGH! Junghannie, aku merindukanmu," geramnya frustasi sambil mengelus gundukan yang terlihat besar diselangkangannya, "Bagaimana ini?"
Dilihatnya sekali lagi layar laptopnya, ternyata sang malaikat telah selesai mandi. Ia langsung mematikan laptopnya dan meraih ponsel untuk menghubungi namja cantiknya itu.
"Yeoboseyo, Junghannie,"
"Yeoboseyo, hyungie,"
"Kau sedang apa?"
"Baru saja selesai mandi, hyung,"
Mendengar jawaban dari Junghan tersebut membuatnya semakin turn on, mengingat hal tadi.
"Hyung, kau masih disitu?"
"Junghannie, kau tidak merindukanku ya?" pertanyaan Seungcheol tersebut hanya untuk menggoda Junghan. Tentu saja ia tahu jika Junghan saat ini tengah merindukannya, dan mungkin juga 'little Seungcheol' dibawah sana.
"Hyung~ aku sangat merindukanmu, kapan kau pulang?"
"Mungkin 4 hari lagi, bersabarlah sebentar chagiya,"
"Aku bisa saja bersabar, hyung. Tapi- bagaimana denganmu, hum?" Terdengar dari nada bicaranya yang rendah. 'Apa ia sedang mencoba menggodaku?' Batin Seungcheol gelisah.
Bagian bawahnya sudah tegang ditambah dengan suara menggoda Junghan membuatnya sangat tegang. Seungcheol pasti sangat tersiksa.
Seungcheol membuka celana panjangnya dan menyisakan boxer-nya agar 'si kecil' tidak semakin kesakitan.
"Kumohon, jangan menggodaku, Junghannie." ujar Seungcheol.
Suara kekehan Junghan dari seberang ponsel terdengar jelas. Junghan membayangkan wajah Seungcheol yang tersiksa karena hasratnya tidak dituntaskan. Itu salahnya sendiri.
Tiba-tiba Junghan teringat ucapan Minghao tadi siang. 'Mungkin aku harus menanyakannya pada Seungcheol hyung'
"Umm... Seungcheol hyung, bisa aku bertanya sesuatu?"
Seungcheol mengeryit heran, tidak biasanya Junghan meminta izin untuk bertanya.
"Apa yang ingin kau tanyakan,"
"Phonesex itu apa, hyung?" tanya Junghan polos. Junghan tahu arti dari kata itu, namun ia benar-benar tidak tahu istilah semacam apa itu.
Seungcheol berusaha agar juniornya tidak semakin tegang, bisa-bisa ia ejakulasi dini tanpa disentuh sekalipun.
Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan yang agak sensitive jika ditelinganya.
"Ju-junghannie, da-darimana k-kau belajar kata itu?"
"Minghao. Tapi, dia tidak memberi tahuku caranya,"
Seungcheol menggeram tertahan. Anak se-imut Minghao bisa-bisanya tahu hal-hal semacam itu. Begitu pikirnya.
Seungcheol meraih ponselnya yang biasanya digunakan untuk bisnis. Ia mengirimi Junhui pesan singkat, senyum nakal menghias wajahnya.
..
..
TBC
..
..
..
A/N.
Ini ff Sebeuntin pertama gue... Maaf kalo jelek dan gak H.O.T! Gue udah berusaha... Kasian tu Babeh Seungcheol nanggung banget...
Next chap! Gue gak tau mau bikin JunHao NC'an ato gak...?
Sebenernya gue gak tega bikin Minghao yang udah kaga polos gitu...
BYE~~ Review juseyo....