"Err- aku emm bagaimana ya? Tadi saat dari desa, aku langsung pulang, namun sebelum itu aku berkunjung ke agensi milik VIXX, karena saat aku hubungi perusahaan untuk menemui CEO Han, sekeretaris Im bilang CEO Han sedang ada di Jellyfish, jadi aku ke sana. Tapi aku- aku mendengar sesuatu yang mereka bicarakan." kelima hyungnya menatapnya.
"Mwoga?" tanya kelimanya kompak.
"Para CEO itu..."
"ne?"
"...memiliki penawarnya!"
"MWO?!"
.
.
.
Akting Anak-Anak yang Terungkap (bag. 1)
:EXO-VIXX-SVT:
:HunKai-LeoN/Neo-Meanie:
::
EXOVIXXSVT's House
"YA! Serius?!" tanya Hakyeon kaget. Mingyu mengangguk.
"Kau yakin? Kau tak sedang berbohong kan?" tanya Taekwoon.
"Ya Tuhan, hyung! percayalah padaku! Aku tak akan mungkin berbohong dan mengarang cerita masalah seperti ini!" ujar Mingyu yang mau tak mau kesal juga karena hyungdeulnya tak ada yang percaya padanya.
"K-Kami kan terkejut, Mingyu, tidak bermaksud menyalahkanmu, kami butuh kepastian." Ujar Jongin takut juga saat melihat Mingyu yang kesal. Wonwoo mengusap lengan Mingyu.
"Ehem! Jadi, kita luruskan. Kau bilang Kang Jaeoh membuat ramuan sesuai dengan permintaan pelanggan, benar?" Mingyu mengangguki ucapan Sehun.
"Lalu, kau bilang semua ramuan hasil eksperimen Kang-ssi ini ada penawarnya dan ada pada si peminta, benar?" Mingyu mengangguk sekali lagi.
"Dan saat kau hendak pulang, kau singgah sejenak ke Jelpi, ne?" Minggyu mengangguk.
"Saat kau sampai sana, kau melihat hal yang seharusnya tak kau lihat, maksudku, kau melihat ketiga CEO, CEO SM, Jelpi, dan Pledis ada di sana dan membicarakan masalah yang menimpa kita, begitu?" Mingyu mengangguk berkali-kali.
"Nah! Kita bisa tarik kesimpulan sementara, bahwa kejadian ini adalah ulah CEO kita masing-masing, bukankah begitu?" tanya Sehun pada semuanya yang kini terdiam bergelut dengan pikiran masing-masing.
"Kau benar, Hun!" ujar Taekwoon tiba-tiba.
"Aku sejujurnya merasa aneh dengan CEO Hwang sebelum kejadian ini terjadi. Dia sering melihat VIXX dengan senyum emm- aneh? Entah, yang pasti sejenis itu. Dan terkadang manager hyung tertawa-tawa sendiri. Tapi karena aku tak masalah dengan itu, maksudku itu bukan urusanku, mungkin ada sesuatu yang lucu yang tidak aku tahu terjadi pada mereka, jadi aku biarkan saja. Tapi, kalau mendengar Mingyu yang baru saja cerita begitu, mau tak mau aku jadi berpikir, mungkinkah mereka, CEO Hwang dan manager bersekongkol?" simpul Taekwoon.
"Aku rasa bukan hanya manager dan CEOmu saja hyung, milik kita pun kurang lebih sama seperti itu." Ujar Jongin.
"Hei, Gyu! Waktu kau ke sana apa kau melihat botol ramuannya? Maksudku penawarnya?" tanya Hakyeon. Mingyu mengangguk.
"Mereka meletakkan botol itu di atas meja." Jelas Mingyu.
"Aku rasa CEO kita butuh hiburan sampai-sampai anak-anaknya jadi korban." Gerutu Sehun.
"Ha ha ha... mungkin saja begitu." Ujar Wonwoo dengan tawa tak ikhlas, entah kenapa sekarang dia jadi sebal dengan CEOnya. Pantas waktu itu wajah CEOnya tak panik saat melihat anak-anak asuhnya menyusut.
"Lalu? Kang Jaeoh mati karena apa?" tanya Jongin. Mingyu menggeleng.
"Heejung-sshi tak memberitahukan perihal itu hyung." ujarnya.
"Hahhh~ lalu? Kita harus apa sekarang? Memaksa CEO tanpa bukti juga bukan hal bagus." Ujar Taekwoon.
"Kau benar, hyung. Kita tak bisa memaksa mereka, karena mereka pasti menyembunyikan kebenarannya dari kita." Sahut Mingyu.
"Yahh~ jalani saja dulu yang ini, mau bagaimana lagi, hm?" Hakyeon memerosotkan tubuhnya dan bersandar pada dada Taekwoon.
"Sudahlah, ini juga sudah malam, ayo istirahat!" ajak Jongin, mereka mengangguk dan segera pergi ke kamar masing-masing.
.
.
EXOVIXXSVT's Kinderganten
Para anak ini sedang menjalani kegiatan sekolah mereka bersama Yoon saem yang sabar meski sudah dibuat pusing tujuh keliling karena ulah para bocah yang tidak bisa diam, baik saat dewasa atau saat menyusut sekalipun. para appadeul dan eommadeul sedang menunggu di luar.
"Kami pergi beli minum dulu, kalian tunggu saja di sini!" ujar dan titah Hakyeon yang diangguki para seme.
"Taekwoon hyung, Mingyu, kalian ingat kalau sebenarnya anak-anak itu tak lupa ingatan?" tanya Sehun tiba-tiba memecah keheningan. Taekwoon yang nyaris lelap langsung terbuka matanya.
"Ahh iya, aku sampai lupa soal itu." Ujarnya.
"Mau memberitahu Jongin hyung, Hakyeon hyung, dan Wonwoo hyung?" tanya Mingyu yang dijawab gelengan kepala oleh dua lainnya.
"Lalu mau hyung apa?" tanya Mingyu penasaran.
"Biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau, sampai nanti terbongkar sendiri, aku yakin akting mereka tak bertahan lama." Ujar Sehun.
"Kau yakin sekali, Hun? Aku bahkan tak terpikirkan sampai sana." Ujar Taekwoon.
"Atau jangan-jangan, hyung menyukai peran "appa" ini, ya?!" tuding Mingyu yang dijawab tawa ambigu oleh Sehun.
"Kalau iya? Hitung-hitung belajar merawat anakku dengan Jongin esok." Taekwoon dan Mingyu hanya memasang wajah datar.
'Sudah kuduga.' Batin keduanya.
"Kalian membicarakan apa?" tanya Jongin yang kembali bersama Hakyeon dan Wonwoo.
"Bukan sesuatu yang penting, urusan para appa." Jawab Sehun. Jongin hanya memutar bola matanya malas. Mereka pun kembali menunggu hingga para anak selesai dengan sekolahnya.
.
.
.
SM Ent.
"Sajangnim, apa Anda akan tetap diam saja? Maksudku tidak memberikan penawar itu?" tanya sang sekretaris. CEO Lee terdiam dan menggeleng.
"Biarkan saja, toh mereka baik-baik saja sampai sekarang." Jawab sang CEO dengan santainya.
"Anda yakin? Para fans sudah menanyakan perihal absennya member EXO." CEO Lee menatap Sekretarisnya malas.
"Kau tahu tidak kalau kau itu menganggu?" sinis sang CEO sebelum beranjak dari tempatnya menuju ke ruang latihan melihat progress anak-anak yang lain.
.
.
.
Pledis Ent.
"Anda yakin membiarkan ini begitu saja, sajangnim?" Jonghyun, sang leader Nuest menanyakan kepastian keputusan sang CEO. Masalahnya dia terlibat dalam hal ini secara tak langsung. Gara-gara pertanyaan sang CEO dan jawaban asalnya.
Flashback
Jonghyun saat ini sedang berdua dengan Aron karena sang hyung yang meminta diajari menari. Yah~ mereka memang underrated, tapi berusaha tak ada salahnya kan?
"Hyung, setelah ini kau harus berpu- Sajangnim?" perkataan Jonghyun terputus saat melihat sosok sang CEO berdiri di ambang pintu ruang latihan. Aron menghentikan latihannya dan berbalik menyapa sang CEO bersama Leadernya.
"Ada apa, sajangnim?" tanya Jonghyun. Aron pamit pergi ke cafetaria di bawah, menemui member Seventeen sekalian.
"Jong, kau tahu cara mencari hiburan untuk CEO tidak?" tanya CEO Han tiba-tiba. Jonghyun mengernyit.
'Tumben ini orang cari hiburan? Biasanya juga nggak.' Batin Jonghyun heran.
"Ada apa memangnya, sajangnim?" tanya Jonghyun.
"Jawaba saja, Jong!" desak sang CEO. Jonghyun diam-diam mendengus kesal. Dengan asal dia menjawab-
"Rubah saja anak Seventeen jadi bocah, kan lucu, lumayan jadi hiburan." Ujarnya dengan nada malas dan terdengar sekali jika itu sangat ngasal. Ya mana mungkin ada cara merubah manusia dewasa menjadi bocah?
"Hmmm~ oke aku pergi dulu, lanjutkan latihanmu!" sang CEO pergi dengan begitu santainya, meninggalkan Jonghyun yang terbengong di tempatnya.
"Hah? EH?! Seriusan?!" kagetnya kemudian saat sadar bahwa kemungkinan besar sang CEO melakukan perkataan asalnya.
Beberapa hari kemudian-
"Jonghyun! Aku dapat ramuannya dan mereka sudah meminumnya!"
"APA?!"
Flashback end
"Wae? tentu saja aku yakin, toh sudah berubah juga kok merekanya." Jawab sang CEO tanpa beban sama sekali. Jonghyun hanya bisa menghela nafas dan mengangguk.
"Terserah Anda, sajangnim." Ujar Jonghyun.
'Yang kuat ya Mingyu, Wonwoo!'
.
.
.
Jellyfish Ent.
Brian, In guk, Si-kyung dan Hyoshin duduk di hadapang sang CEO dengan helaan nafas berat.
"Sajangnim, fans sudah menanyakan mereka, Anda yakin dengan ini?" tanya Brian. Laki-laki kelahiran Amerika itu sedikitnya merasa kasihan juga dengan hoobaenya yang menjadi sasaran keusilan sang CEO.
"Tentu saja, mereka juga sudah berubah kok." Jawab sang CEO dengan santainya. Empat senior VIXX ini hanya bisa menghela nafas pasrah. Jika CEO mereka sudah berkata, mau bagaimana lagi? Kasihan sebenarnya pada VIXX.
"Anda yakin mereka baik-baik saja, sajangnim?" tanya Hyoshin.
"Ne, Hakyeon dan Taekwoon tidak memberi kabar apapun, jadi mereka baik, begitu kesimpulanku." Jawab CEO Hwang tanpa melihat artisnya. Hening melanda mereka, dan akhirnya keempatnya pamit undur diri.
Di luar ruangan sang CEO, mereka berempat diam berpikir.
"Aku tak tahu kalau CEO sedang ingin usil, anak asuhnya yang jadi sasaran." Ujar In guk.
"Masalahnya bukan dibagian itunya, kenapa harus pakai cara menyusutkan mereka? Tak ada cara lain untuk usil? Yang bermanfaat sedikit?" tanya Si-kyung.
"Sejak kapan usil bermanfaat?" gumam In guk lelah.
"Atau mungkin CEO kita sedang bertukar jiwa dengan Hyuk yang usil?" terka Hyoshin dengan bodohnya.
'Ini lebih bodoh lagi!' batin In guk.
"Mungkin kau yang tertukar jiwanya dengan orang lain." Sahut Brian dengan wajah datar.
"Sudahlah, kita sudah berusaha membujuk. Biarkan saja, toh sepertinya Hakyeon dan Taekwoon menikmati peran mereka." Ujar In guk.
"Bukan menikmati, merka berdua memang sudah terbiasa." Sahut Si-kyung.
"Ah benar!" gumam tiga lainnya.
.
.
.
EXOVIXXSVT's House
Para bocah yang baru saja pulang sekolah itu, kini telah lelap setelah makan siang dan berganti pakaian. Para orang tua sedang bermain dengan tiga bayi yang tidak mau tidur siang seperti hyungdeulnya.
"Aku mengantuk sekali~" keluh Sehun.
"Tidurlah, mereka biar aku yang urus." Ujar Jongin. Sehun mengangguk dan beranjak dari tempatnya. Dia mencium kening Jongin sekilas lalu pergi ke kamar.
"Sehun sepertinya kurang tidur akhir-akhir ini." Ujar Hakyeon. Jongin mengangguk.
"Dia bilang dia selalu dapat mimpi buruk belakangan ini hyung." jawab Jongin. Dia memangku Seungkwan dan yang sedang memainkan bola mainan.
"Dia memang sering bangun tengah malam, lalu kembali setelah pukul empat pagi." Jawab Taekwoon.
"Kau tak tidur jam segitu? Tumben tahu orang bangun atau tidak." Ujar dan ejek Hakyeon, yang tahu benar kalau 'suami'nya itu sangat pemalas, dan bisa dikatanya sangat kebo.
"Yeon!" ingat Taekwoon, Hakyeon acuh saja.
'Minta dihukum memang!' batin Taekwoon.
"Ne hyung, dia datang ke kamarku dan memintaku menemaninya di sofa beberapa saat hingga akhirnya dia kembali ke kamar lalu tidur lagi." Jelas Jongin.
"Memang dia mimpi apa sih, hyung?" tanya Mingyu penasaran.
"Entah, katanya dia mimpi aku menikah dengan orang lain, atau mimpi dia menyusut jadi anak-anak, atau bermimpi para bocah tak mengakuinya sebagai appa, atau-"
"Sudah! Jangan diteruskan mimpi tak beralasan Sehun!" ujar Hakyeon menghentikan penjabaran Jongin soal mimpi Sehun.
"Sudahlah hyung, mungkin gara-gara ini Sehun hyung jadi kepikiran banyak hal." Ujar Wonwoo dengan tenang.
"Ya Wonie, aku tahu kok. Soalnya aku juga terkadang memimpikan hal yang sama." Ujar Jongin.
"Sepertinya masalah ini punya efek yang besar juga pada kita." Perkataan Taekwoon diangguki yang lain.
"Hoahhm~" mulut kecil Hansol menguap, menandakan bayi mungil itu mengantuk. Mingyu segera menggendongnya dan membawanya ke kamar para bayi sekaligus kamar para eommadeul.
"Ayo Channie~ Seungkwannie~ waktunya istirahat!" Jongin dan Hakyeon dengan segera menggendong keduanya dan menina bobokkannya.
.
.
EXOVIXXSVT's House
Sore hari di rumah besar ini, seorang Minseok dan Jaehwan bangun dan mengendap di dapur. Mereka ingin makan kue yang dibeli eommadeul tadi.
"Ukh~ Jae~ aku tak cukup tinggi untuk melaih ini!" keluh Minseok yang berusaha sampai berjinjit-jinjit.
"Hyung bodoh! Ini ada kulci kecil kenapa nggak dipakai?" cerca Jaehwan. Minseok yang melihatnya nyengir. Jaehwan geleng kepala dan menaiki kursi lalu mengambil toples kue itu.
"Hyung, tak apa nih? Hakyeon hyung dan Taekwoon hyung bica malah loh!" ingat Jaehwan.
"Bodo amat dengan mereka beldua, Jae. Mau aku dengan Hakyeon dan Taekwoon juga tetap masih tua aku. Nanti tinggal buat alacan aja meleka juga luluh kok!" santai Minseok.
"Hyung! kita kan cedang akting dicini, duh!" keluh Jaehwan.
"Iya tahu kok, Jae, makanya nanti tinggal cali alacan." Ujar Minseok.
"By the way hyung, Taekwoon hyung tak bica ditipu loh~" ingat Jaehwan. Minseok seketika terdiam.
"Jae Jae! Kau tahu tidak?" Jaehwan menggeleng.
"Taekwoon, Cehun, dan Mingyu, aku laca meleka cadal kita cedang belakting." Jaehwan menatap horor.
"Hyung jangan belcanda deh! Aku takut menghadapi Taekwoon hyung~" rengek Jaehwan. Dia paling tak senang jika Taekwoon menghukumnya. Baik saat jadi bocah atau saat dewasa.
"Ini macih kecimpulanku Jae, habic meleka ceolah-olah teluc mengawaci kita dan cepeltinya Cehun punya lencana cendili. Duh! Cucah amat cih ngomong "ec"!" ujar dan kesal Minseok karena cadel.
"Ciyee~ hyung cadel hyung cadel!" ejek Jaehwan.
"Heh bocah! Citu juga cadel!" balas Minseok.
"Oh iya! Hahaha~" tawa Jaehwan dengan polosnya. Minseok menepuk keningnya sendiri dengan tangan mungilnya.
"Hyung, ayo makan kuenya!" ajak Jaehwan.
"Bukannya kau tadi tak mau dan takut kena malah Taekwoon?" tanya Minseok.
"Lapal hyung! udah kepingin! Udah ah! Ayo dimakan!" belum sempat kedua tangan mungil itu mengambil kue dalam toples, suara deheman berat seseorang menghentikan mereka.
"EHEM!"
"!"
Takut-takut Jaehwan dan Minseok menoleh ke belakang, hanya untuk mendapati sosok Taekwoon, Sehun, dan Mingyu berdiri dengan tangan bersidekap di dada.
"Selain jadi pencuri, kau jadi tukang bohong ya, MIN-SEOK HYU-NG?" tanya Sehun dengan nada penuh penekanan.
"Eh?!"
"Jadi?"
"HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
.
.
.
TBC/END
Huhuhuhu~ maafkan Hime yang telat update sangat lama. Sudah kena WB, ide nge-stuck, dan dikejar banyak tugas. Maafkan maafkan. Masih mau dilanjut kah? Atau sudahan? Dan maaf yang request di akun Hime Park atau di akun Hime Karuru, Hime belum bisa membuatkan. Dan jika ada ide atau mungkin video-video yang membantu pengembangan cerita, bisa kasih tahu ke Hime. Maafkan dan terima kasih. Jangan lupa read, review, and fav juga follow. Kalau ada salah kata atau bagaimana, mohon maklum, ini sekali ketik tanpa pengeditan.
