SCANDAL bag 7

By : Han Kang Woo

Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Exo Member, etc.

Main Cast : HunHan

Genre : Romance

Warning : BL (Boys Love), NC Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M

DLDR

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

o

o

Luhan terus berlari. Langkahnya berdebam debam di tanah. Air matanya yang baru saja dihapus, menetes lagi. Tes tes. Dia kembali menghapusnya.

"Aku datang Sehun... Aku datang. Maafkan kesalahanku." gumamnya, dengan rasa penyesalan yang dalam.

Dia menoleh sejenak kebelakang, melihat apakah Kyungsoo mengejarnya, tapi ternyata tidak. Namja bermata bulat itu tidak tampak dibelakangnya.

'Maaf Kyungsoo... Aku pergi mendadak.'

Luhan masih terus berlari, dia menuju stasiun kereta api cepat yang akan membawanya ke Kota Seoul. Namja itu berharap mendapatkan jadwal pemberangkatan saat tiba disana. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan Sehun.

Tap tap tap.

o

o

o

o

O...O...O...O

Sepi, sunyi, sendiri. Tiga keadaan itulah yang dirasakan oleh Sehun. Namja itu terbaring lemah diatas ranjang king sizenya. Dahinya berkeringat, suhu tubuhnya masih tinggi. Demamnya belum turun.

"Luhan... Luhan..." dia memanggil nama Luhan, entah untuk keberapa kalinya.

Suara ketukan dan bell apartemennya semua dihiraukan. Dia kesulitan bergerak, lagi pula yang datang hanyalah tamu biasa. Hanya Luhan yang ditunggunya, bukan yang lain.

'Luhan, aku tidak bisa hidup tanpamu... Kau dimana sekarang?' Sehun membatin, dia menutup matanya sambil membayangkan sosok Luhan yang datang memeluknya.

Terbayang lagi saat masa indah mereka berdua. Masa dan moment indah yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Banyak kebersamaan mereka yang terekam dalam memori, terutama adegan seks yang sering terjadi, baik di apartement, di hotel, di mobil, di toilet dan berbagai tempat lainnya. Dan tentu saja semua adegan seks itu tidak pernah terbongkar kepublik.

Sehun masih membayang, dan tiba tiba ponselnya berdering keras. Ponsel itu meraung raung minta diangkat, namun Sehun sama sekali tidak mempedulikannya. Dia masih menutup matanya.

Hening. Deringan ponsel terhenti.

Lalu kali ini tergantikan oleh suara suara yang berasal dari pintu depan. Sehun mendengar suara itu samar samar, suara tersebut seakan terdengar sangat jauh olehnya. Dia tetap menutup matanya, kaos putihnya sudah basah oleh keringat dingin.

Krek tap tap krek.

Suara itu semakin jelas terdengar.

Dan tiba tiba...

"SEHUN AH."

Sebuah seruan bergaung di kamar apartemen Sehun. Suara yang muncul seperti hantu. Deg.

Sehun tersentak kaget, dia membuka matanya. Mata sipitnya mengerjap ngerjap, seperti bermimpi. Seseorang menyerukan namanya.

"Sehun ah... Sehun." ulang suara itu.

"Luhan. Apa itu kau?" Sehun membuka suara, dia membalas seruan itu. Dia merasa sosok Luhan memanggilnya, namun terasa samar. Suara Luhan seperti berasal dari ujung jalan yang sangat jauh.

'Apa aku bermimpi? Aku mendengar Luhan memanggilku?' Sehun membatin.

Lalu...

"Sehun ah. Ini aku... Luhan. Maafkan aku karena meninggalkanmu." ucap suara misterius itu.

"LUHAN."

Entah tenaga dan semangat dari mana, Sehun langsung bangun dari pembaringan. Namja berkulit putih dan tampan itu menoleh kesamping. Dan wajahnya langsung ceria.

Sosok manis Luhan berdiri dengan mata berkaca kaca tepat disamping Sehun. Matanya itu perlahan mengeluarkan cairan bening, dia menangis.

"Sehun ah, aku merindukanmu." sosok itu memang Luhan, bukan halusinasi. Dia memeluk Sehun dengan pelukan yang sangat erat.

"Lu.. Luhan. Ternyata memang kau. Aku juga merindukanmu." timpal Sehun, dia membalas pelukan Luhan. Dua insan berkelamin sama itu menumpahkan kerinduan yang sudah membuncah.

Yaa, Luhan beberapa menit yang lalu datang dan langsung masuk kedalam kamar apartement Sehun. Dia bisa masuk karena Sehun belum mengganti password bersama mereka. Password kamar yang merupakan kombinasi angka tanggal dan bulan 'jadian' mereka sebulan lebih yang lalu.

Pelukan mereka berdua seakan tidak mau terlepas. Luhan terus saja melinangkan air matanya sembari terisak isak kecil, sedangkan Sehun mengusap punggung Luhan dengan usapan lembut dan penuh kasih. Dan entah keajaiban dari mana, suhu tubuh Sehun yang awalnya tinggi perlahan lahan menurun dan normal.

"Kau sakit apa Sehun ah?" tanya Luhan, dengan sangat pelan. Dia belum melepaskan pelukannya.

"Aku tidak sakit apa apa. Kau lihat sendirikan." jawab Sehun, bersemangat. Gairah hidupnya sudah full seratus persen.

"Tapi kata seseorang kau sakit?"

"Aku memang sakit. Tapi langsung sembuh karena kedatanganmu." jawab Sehun, dia masih sedikit tidak percaya bisa melihat wajah imut Luhan lagi.

Hampir sepuluh menit lamanya Sehun dan Luhan saling mendekap dalam ikatan kasih, lalu akhirnya pelukan cinta itu terlepas juga. Mereka saling pandang, dengan jarak wajah sangat dekat.

"Kenapa kau meninggalkanku Luhan? Kenapa?" tanya Sehun, lembut. Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir tipisnya.

"Maaf Sehun ah. Aku pergi karena...karena...hm...aku punya alasan sendiri." jawab Luhan, dengan terbata bata. Wajahnya merona merah.

"Alasan apa? Katakan padaku." Sehun sedikit memaksa, dia ingin jawaban itu langsung dari mulut Luhan.

Luhan diam sejenak, kedua tangan Sehun perlahan memegang kedua pipinya, lembut. Dia menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya pelan.

"Aku tidak ingin menghancurkan karirmu dengan hubungan kita Sehun ah. Aku ingin melihatmu bahagia." jelas Luhan, dengan nada sangat pelan.

"Hubungan kita tidak akan menghacurkan karirku. Lagipula kebahagiaan sejatiku adalah bersamamu. Kau disisiku Luhan." Sehun berujar cepat.

"Tapi..."

"Kau harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu Luhan. Aku tidak bisa hidup tanpamu." potong Sehun, dia tidak akan membahas mengenai karirnya lagi, karir yang sepertinya sudah merosot pelan pelan.

"Tapi, aku pernah datang ke rumahmu dan..."

"Kau datang ke rumahku?" Sehun memotong kalimat Luhan lagi.

"Y..ya, aku sempat datang dan...aku...hm..." Luhan tidak melanjutkan kalimatnya, dia ragu untuk jujur.

"Katakan...katakan kau bertemu siapa?" paksa Sehun.

Luhan menarik nafas dalam, dan akhirnya mengatakan semuanya. Dia jujur bahwa hari itu dia datang dan bertemu dengan kakak tiri Sehun, Park Bom. Pertemuan singkat itu menghasilkan keputusan buat Luhan untuk meninggalkan Sehun.

"Aku tidak ingin skandal kita terbongkar Sehun ah. Skandal kita bisa menghancurkan karirmu... Kau sudah susah payah membangunnya, ommamu sakit dan..."

"Cukup Luhan. Jangan bicarakan karir lagi. Dan ommaku memang sakit, tapi omma sudah semakin baik. Jangan khawatir dengannya. Aku tidak menyangka jika noonaku tidak jujur padaku tentang kedatanganmu waktu itu." Sehun berujar dengan gelengan kecil, dia kecewa dengan ketidakjujuran Park Bom.

"Noonamu benar Sehun... Hubungan kita memang harus diakhiri karena..."

"Cukup Luhan. Aku tidak ingin mendengar itu lagi. Aku hanya ingin bersamamu. Hanya itu."

Setelah mengucapkan kalimatnya, dengan gerakan cepat, Sehun mencium bibir Luhan. Dia menenggelamkan bibirnya itu ke bibir Luhan.

"Hmmfff."

Luhan tentu saja kaget, namun perlahan serangan mendadak Sehun itu bisa diterimanya. Dia membalas ciuman maut Sehun dengan isapan isapan kecil, menyedot.

Dua insan yang saling mencintai itu larut dalam hot kiss yang sangat menggairahkan. Lidah mereka saling berlomba masuk kedalam mulut masing masing. Deru nafas mereka memburu, tersengal sengal. Hingga pada akhirnya ciuman itu harus lepas karena mereka betul betul kehabisan oksigen.

"Aku akan memenuhi permintaanmu Luhan. Aku akan menikahimu dan publik tahu." gumam Sehun, ketika ciuman itu sudah lepas.

"Tidak Sehun ah. Itu perbuatan bodoh. Aku tidak menginginkan hal itu lagi." timpal Luhan, pelan.

"Kenapa?"

"Karena karirmu bisa hancur dan..."

"Jangan bahas karir lagi. Aku sudah tidak peduli dengan karirku.

"Tapi Sehun ah..."

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi dan menghancurkan hubungan kita. Kita harus terus bersama, apapun yang terjadi." Sehun meyakinkan Luhan, tangannya bergerak pelan dan menggenggam kedua tangan Luhan. Dia tidak ingin Luhan membahas mengenai karir atau sejenisnya.

Luhan mengangguk dengan senyuman menghiasi wajahnya. Dia tentu saja sangat bahagia, rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Seharusnya sejak awal dia tidak bertindak bodoh dengan menginggalkan Sehun, sang kekasih hatinya.

Hening.

Waktu terus berlalu.

Mereka berdua saling tatap, agak lama. Baik Sehun maupun Luhan 'merasakan sesuatu', rasa yang pernah muncul saat mereka baru pertama kali bertemu. Jantung mereka berdetak cepat, dada bergemuruh.

"Kau siap melakukannya lagi?" tanya Sehun, kali ini raut wajahnya berubah, hm sedikit mesum.

"Aku siap Sehun ah. Sangat siap." jawab Luhan, mantap. Wajah imutnya merona merah lagi. Terlebih karena sejak tadi kedua tangannya ternyata berada di selangkangan Sehun, dia tidak sadar bahwa Sehun membawa tangannya 'kesana'.

Dan singkatnya, mereka berdua menanggalkan pakaian dengan sangat cepat. Kedua anak manusia itu berbugil ria, mempertontonkan dan saling memperhatikan tubuh polos masing masing.

Luhan merebahkan diri keatas ranjang, sedangkan Sehun berposisi duduk. Luhan dengan pelan mengangkat kedua pahanya, wajahnya masih memerah hebat. Dia malu sendiri, padahal selama sebulan ini dia sering 'melakukannya' bersama Sehun.

Posisi enak sudah siap. Sehun memberikan isyarat mata, tanpa mengucapkan apa apa. Dia mengocok pelan penisnya yang sudah full ereksi, siap dimasukkan kedalam sangkar langganan.

Lalu...

Tusuk. Joss.

"Arghh... Ashhh..." jeritan Luhan terdengar, dia membungkam mulutnya dengan bantal yang ada disampingnya. Holenya perih, baru saja kejantanan Sehun mencoblosnya.

"Ahhh. Yeaahh...ahhh..." Sehun mendesah, sembari memajumundurkan kejantanannya. Seksi. Wow.

Akhirnya seks yang entah keberapa kalinya itu terjadi lagi. Luhan dan Sehun lagi lagi tenggelam dalam kenikmatan birahi dan surga dunia yang memabukkan.

Penis Sehun maju mundur, menubrukkannya keras dan jantan. Peluhnya menetes seksi. Demamnya betul betul sudah hilang.

"Ahhh... Ohh..." desah Sehun.

"Ashh.. Ouch.. Akhh... Sehun ahh..." racau Luhan, keenakan. Dia mengalungkan kedua tangannnya ke leher Sehun. Lagi lagi dia menikmati bagaimana maskulin dan jantannya seorang Oh Sehun ketika di ranjang. Beruntungnya dia.

"Ohh... Ahh...ahh..."

"Oshh...ehh.. Ahhh... Ukhh..."

Desahan kenikmatan mengiringi seks yang terjadi di kamar apartement milik Sehun. Luhan mencoba meraih bibir Sehun, dia ingin berciuman sambil melakukan seks. Sehun sadar akan hal itu, namja cadel itu memajukan tubuhnya, hingga akhirnya bibirnya bisa digapai oleh Luhan. Mereka berciuman lagi, saling berpagut dan menukar saliva.

Yeah.

"Ahhh... Aku..mau keluar Luhan ahh..." lolong Sehun, disela sela genjotan dahsyatnya. Penisnya berkedut hebat, memerah.

"Keluarkan saja...ahhh..." balas Luhan, yang sudah terbiasa 'ditumpahi' oleh sang pujaan hati.

Plok plok plok.

Lalu...

Croot croot crooot.

Sperma kental dan sehat Sehun menembak dan memuncrati hole sempit Luhan. Benih anak itu tumpah ruah dan melengketi semua yang ada disekitarnya.

"Ah...ahhh..."

Sehun tidak mengeluarkan penisnya, dia masih menggenjot dan mencoba menegangkan lagi kejantanannya itu. Dia masih ingin seks itu berlanjut. Namja tampan tersebut meraih Luhan dan mendekapnya. Mereka melakukan seks dalam posisi duduk sekarang.

Hot.

Sperma Sehun yang baru saja keluar menambah sensasi licin yang mempermudah penisnya masuk dan keluar di hole ketat Luhan.

"Ah... Ak..aku mencintaimu Sehun ah.. Ahhh..."

"Aku...aku juga mencintaimu Luhan... Ohhh...ahh.."

Namun tanpa terduga dan tiba tiba, mendadak terdengar suara ribut dari arah depan. Pintu kamar Sehun membuka dengan cepat. Beberapa orang muncul dengan membawa kamera. Kilatan cahaya yang menyilaukan membuat Sehun dan Luhan kaget bukan main.

Deg.

Mereka berdua ketahuan.

Para awak media dan paparazzi mengabadikan moment seks Luhan dan Sehun. No sensor.

Luhan dan Sehun terperanjat, wajah mereka pucap pasi. Sehun dengan cepat menghentikan aksinya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Luhan dan tubuhnya.

"Kalian masuk kamarku tanpa izin." teriak Sehun, dia berusaha mendapatkan suaranya yang hampir hilang.

Para paparazzi yang berjumlah sekitar delapan orang tidak ada yang menjawab teriakan Sehun. Mereka asyik mengabadikan gambar Sehun dan Luhan. Berita besar dan menghebohkan dunia entertainment sebentar lagi menghiasi headline redaksi mereka.

"Ma..aaf Sehun ah. Aku lupa mengunci pintumu. Aku tadi terburu buru. Ma..maafkan aku." gumam Luhan, dalam pelukan Sehun. Dia terisak isak, wajahnya masih pucat.

"Tidak apa apa Luhan. Jangan menangis. Kita akan menghadapi ini bersama sama. Tenanglah." Sehun menimpali, mencoba tersenyum. Dia tidak menyalahkan kesalahan fatal yang dilakukan Luhan dengan tidak mengunci pintu apartement.

Jepret jepret.

Skandal seks Luhan dan Sehun akhirnya terbongkar juga. Dan sepertinya mereka berdua harus menghadapi babak baru yang tidak menyenangkan.

Kuatkah mereka?

o

o

o

o

O...O...O...O

Riuh, rusuh. Luhan dan Sehun duduk di kursi yang saling berdekatan. Mereka saling berpegangan tangan, kedua tangan mereka itu diletakkan dibawah meja. Mereka bungkam, yang terlihat hanya lirikan mereka yang saling menguatkan satu sama lainnya.

"Konferensi pers akan segera dimulai. Semua harap tenang." itu adalah suara Park Jin Young, si pemilik agensi ternama yang menaungi Sehun.

Yap, hanya dalam tempo dua jam sejak dipergokinya skandal seks Luhan dan Sehun, Jinyoung langsung bergerak cepat dengan mengadakan konferensi pers mendadak. Kabar tidak mengenakkan yang menerpa Sehun itu diperolehnya dari wartawan sendiri yang mencoba menghubungi agensi miliknya.

Selain Luhan, Sehun, manager Sehun dan Jinyoung. Suzy juga hadir disana. Yeoja yang sudah menjadi istri muda Jinyoung itu juga duduk disamping suaminya dengan kipas cantik ditangan kanannya. Dia sudah menduga jika Sehun memang terlibat skandal dengan penyanyi China yang bernama Luhan.

Jinyoung berdeham, baru saja ingin mengeluarkan suara, namun tiba tiba seorang paparazzi mengajukan pertanyaan yang membuatnya seperti sapi yang terkena serangan jantung kronis.

"Selain skandal Sehun. Bagaimana pendapat tuan mengenai skandal istri tuan sendiri?" tanya paparazzi berkaca mata, pertanyaan yang diajukan dengan sangat berapi api.

"Skandal istriku?" Jinyoung balik bertanya. Dia gagal paham. Dahinya mengernyit.

"Ya, skandal seks istri tuan sendiri."

"Apa yang kau bicarakan? Jangan main main denganku." Jinyoung naik pitam seketika, nadanya meninggi.

"Aku tidak main main tuan. Ini buktinya." si paparazzi memperlihatkan beberapa lembar foto kepada Jinyoung, dia sangat antusias.

Dilain pihak, Suzy yang mendengar perihal dirinya disebut sebut mendadak pucat pasi, dia duduk dengan tidak tenang. Matanya memandang takut takut. Menunduk.

Jinyoung melihat bukti foto yang diberikan padanya. Sontak saja matanya membeliak kaget, dia seperti tidak percaya dengan penglihatannya. Di foto itu terpampang nyata istrinya sedang melakukan treesome seks dengan dua namja muda. Namja trainer baru yang baru dua bulan menjadi calon idol di agensi miliknya.
Amarah Jinyoung muncul, wajahnya merah padam. Dia hampir saja merobek foto ditangannya.

"Suzy... Jelaskan semua ini... Suzy... Hei, kau mau kemana?" geram Jinyoung. Dia melihat istri mudanya yang kabur dan keluar dari ruangan konferensi pers.

Tap tap tap.

"Suzy... Kembali. AKU AKAN SEGERA MENCERAIKANMU!" seruan Jinyoung membahana.

Ternyata skandal Suzy juga terbongkar oleh ulah paparazzi. Suzy yang selama ini melakukan seks dengan banyak namja muda, yang rata rata adalah trainer baru di agensi suami tuanya. Skandal seks yang terbongkar karena paparazzi yang menyimpan kamera tersembunyi disebuah kamar hotel tempat Suzy pernah menginap. Dan sekarang Suzy tidak bisa melakukan apa apa lagi. Semuanya sudah terbongkar. Perceraian dan kehancuran sudah didepan mata.

Konfrensi pers gagal dilanjutkan. Para paparazzi berganti menanyai Sehun dan Luhan yang seharusnya memberikan penjelasan dan klarifikasi langsung dihadapan media. Namun klarifikasi itu digagalkan oleh skandal Suzy yang juga ketahuan dengan demikian cepat.

Sehun dan Luhan berdiri dari duduknya. Sehun masih memegang tangan Luhan dan menuntun kekasihnya itu keluar ruangan. Dia berusaha keras melewati paparazzi yang ngotot.

"Sehun, apa rencanamu selanjutnya?"

"Bagaimana tanggapanmu? Berapa lama kau pacaran dengan Xi Luhan?"

"Berapa kali kalian melakukan seks?" pertanyaan bodoh dari para awak media terus meluncur dan membuat riuh. Silih berganti.

"Aku mengundurkan diri dari agensi, hari ini juga." hanya itu yang diucapkan oleh Sehun, keputusan pahit itu sudah bulat. Dia memutuskan akan meninggalkan dunia entertainment yang sudah membesarkan namanya.

"Kau ingin mengundurkan diri?" tanya Luhan, disamping Sehun.

"Ya. Aku hanya ingin bersamamu." angguk Sehun, mantap. Dia langsung merangkul Luhan dan membawa namja China itu kabur keluar ruangan.

Tap tap.

o

o

o

o

O...O...O...O

Lega. Itu yang dirasakan oleh Sehun. Namja tampan bersuara cadel itu merasakan kelegaan yang sangat lapang. Karirnya sudah berakhir, namun dia sama sekali tidak peduli. Yang ada dipikirannya hanyalah Luhan.

"Aku hanya ingin bersamamu Luhan. Aku tidak menginginkan yang lain." kata Sehun, ketika berhasil lolos dari kerumunan paparazzi yang menyebalkan.

"Apa kau tidak menyesal dengan keputusan itu Sehun ah?" tanya Luhan, seperti bergumam. Dia terharu dengan keputusan yang diambil oleh kekasihnya itu. Sang kekasih lebih memilih dirinya ketimbang karir yang mapan.

"Sama sekali tidak. Aku tahu ini akan terjadi."

"Maafkan aku. Gara gara aku, skandal..."

"Jangan meminta maaf. Kau sama sekali tidak salah." Sehun berkata seraya memegang kedua pipi Luhan. Posisi mereka sekarang berada tepat didepan gedung apartement Sehun. Mereka tidak peduli dengan orang yang lalu lalang dan memperhatikan mereka.

"Tapi, karena aku..."

"Ssstt... Kau tidak salah. Aku yang seharusnya minta maaf, seharusnya sejak awal aku memenuhi permintaanmu untuk menikahimu." gumam Sehun.

"Aku juga sadar Sehun ah, pernikahan yang kuimpikan itu tidak mudah dilaksanakan... Aku tidak akan meminta itu lagi. Yang aku harapkan, cukup kau ada disampingku dan aku selalu bersamamu... Hanya itu." Luhan berucap, dengan sesekali menarik nafas dalam dalam.

Sehun tersenyum tampan,

"Jadi kau tetap akan hidup bersamaku kan? Dalam suka dan duka?" tanya Sehun, dengan sangat lembut dan syahdu.

"Ya. Dalam susah dan senang. Selamanya." jawab Luhan, sama lembutnya.

Dan kemudian, Sehun kembali mencium bibir Luhan. Namun kali ini agak lembut dan tidak terburu buru. Mereka berciuman di tempat umum, dengan banyak orang yang bisa menyaksikan ciuman kasih mereka itu.

Soft kiss.

Akhirnya, semua rintangan dan halangan bisa dihadapi serta dilewati oleh Sehun dan Luhan. Walau memang tidak semuanya berakhir indah. Namun yang pasti kisah dan kasih mereka akan terus berlanjut hingga ajal menjemput mereka.

Selamanya.

o

o

o

o

o

o

o

END

O...O...O...O...O...O...O

Ending deh, hufff. Maaf ya jika klimaks ff ini hanya sampai di chap ini. Aku tidak ingin ceritanya kemana mana dan malah tidak nyambung, heheheeee...

Terima kasih untuk kesekian kalinya kepada pembaca yang sudi meninggalkan jejaknya dengan memberikan beberapa kata Review. Jejak dan review itulah yang membuat ff ini terus lanjut hingga end. Gomawoo.

Baiklah, aku tahu jika ending ff ini tidak bisa menyenangkan semua pembaca, tapi aku sudah berusaha, hehehee.. Jadi sekali lagi maaf jika jelek.

Masih ada dua ffku yang belum end.

Review again ya.

Salam

Han Kang Woo